Bintang Antariksa Kurniawan, seorang mahasiswa yang terkenal sangat tampan dan diinginkan Oleh kaum wanita.
Dia juga merupakan anak konglomerat yang memiliki perusahaan yang cabangnya dimana-mana.
Namun ada satu mahasiswi yang begitu membencinya, karena Bintang yang dianggapnya suka tebar pesona.
Akankah permusuhan itu bisa berakhir,dan berubah menjadi Cinta.
Simak ceritanya sampai selesai ya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ain Izza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Gara-gara Kinan !
Jam sudah menunjukkan pukul 15.00. Hari ini terasa begitu terik tatkala Bintang yang memboncengkan Eva melihat sebuah kedai es kelapa muda yang ada di pinggir jalan.
"Mau es kelapa muda gak yang?" tanya Bintang.
"Hm... Boleh deh." jawab Eva yang sebenarnya juga merasa sedikit haus.
Bintang pun menghentikan motornya dan memarkirkannya di sebelah deretan motor-motor pengunjung kedai itu.
Dia melepas helm full face nya, dan melepaskan pengait helm Eva.
Biasanya Kinan yang suruh buka in pengait helm nya...
Batin Bintang hingga tak sadar seulas senyum terbit di bibirnya.
Eva pun tersipu karena perlakuan manis Bintang, tanpa tahu kalau Bintang sedang melamunkan cewek lain.
Bintang menggelengkan kepalanya pelan menghalau Kinan yang berseliweran di otaknya.
"Yuk...!" Bintang menautkan jemarinya dengan jemari milik Eva.
"Pak es kelapa nya dua ya !" seru Bintang kepada si penjual, dan si penjual pun mengacungkan jempol nya.
"Duduk di sana aja." tunjuk Eva ke sebuah lesehan yang disediakan oleh si pemilik kedai.
Lesehan itu hanya di alasi sebuah tikar yang cukup tebal, dengan tanpa aling-aling disamping kanan kirinya, serta sebuah terpal yang membentang di bagian atasnya.
Sehingga bisa langsung melihat pemandangan jalan raya yang cukup ramai di jam-jam sore seperti ini.
"Gimana tadi kuliahnya, lancar kan ?" tanya Bintang sembari menatap Eva.
"Iya lancar-lancar aja, kalau kamu?" Eva balik bertanya.
"Aku juga kok." jawab Bintang diakhiri senyumannya.
"Besok sabtu ini, papa ku dinas luar kota, kamu main ya ke rumah." pinta Eva dengan mata yang penuh harap.
Selama ini, papa nya memang melarang siapa pun teman Eva bahkan Bintang yang merupakan pacarnya, untuk sekedar main ke rumah nya.
Papa Eva ingin anaknya itu fokus dalam mengejar kuliah kedokterannya, dan tidak ingin fokus nya terganggu.
Dan bisa dibilang, hubungannya dengan Bintang saat ini backstreet dari papa nya.
Mumpung papa nya akan keluar kota, Eva ingin sekali memanfaatkan momen ini supaya Bintang main ke rumahnya.
"Hm... Sabtu ya... Kayaknya gak bisa deh yang, soalnya ortu ku mau jengukin aku kesini, gimana kalau minggu aja."
"Minggu ya...Hm...Ya udah deh, tapi pagi aja ya, soalnya siang menjelang sore papa ku udah balik biasanya." jawab Eva akhirnya.
Bintang mengangguk mengiyakan sambil tersenyum.
Pesanan mereka pun sampai, dan mereka segera meminum es kelapa yang sangat segar itu.
"Wih seger banget kan !" ucap Bintang dan Eva juga mengangguk mengiyakan.
"Tapi jangan keseringan minum es kayak gini pas cuaca lagi terik, gak bagus buat kesehatan." ucap Eva menasihati.
"Siap bu dokter !!" Bintang memberi hormat ke arah Eva, membuat Eva terkekeh.
Sedangkan di tempat lain, Kinan, Nala, dan Dara baru saja menaiki gocar yang baru saja Kinan pesan.
Mereka bertiga kompak tidak minta dijemput karena ingin pergi ke mall dulu.
Kinan duduk di sebelah sopir, sedang Nala dan Dara duduk bersebelahan di kursi belakang.
"Nanti kita juga nonton film yuk, puas-puasin sekalian... Jarang-jarang kan kita hang out bareng disaat tugas lagi banyak-banyak nya." ucap Kinan sembari menoleh ke belakang.
"Iya Kin setuju !!" ucap Dara, dan Nala juga mengacungkan jempolnya.
Saat di lampu merah, tak sengaja mata Nala menangkap sosok Bintang yang sedang menikmati es kelapa bersama Eva di lesehan pinggir jalan.
"Liat deh tu, pasangan bucin lagi nongkrong di pinggir jalan !" ucap Nala.
"Mana?" Dara dan Kinan pun mencari sosok yang dimaksud Nala.
Mereka pun akhirnya melihat Bintang yang sedang bercanda gurau dengan sang kekasih.
"Biar gue kerja in habis ini !" ucap Kinan sembari tersenyum miring.
"Lo mau ngapain Kin !" tanya Dara yang seolah mengerti tingkah Kinan yang suka konyol jika sudah menyangkut masalah Bintang.
"Liat aja habis ini !"
Saat lampu sudah berganti hijau, Kinan menurunkan jendela mobil nya dan berteriak.
"Bintang !!!" panggil nya dengan suara yang cukup keras.
Membuat beberapa pengunjung kedai es kelapa itu menoleh, termasuk Bintang dan Eva.
Kinan menampilkan senyum termanisnya. Kemudian mengarahkan kiss bye ke arah Bintang, kemudian memberikannya finger love.
Seketika mata Bintang mendelik melihat tingkah konyol Kinan, dia tahu Kinan berniat memancing kecemburuan Eva.
Sedangkan Eva, jangan ditanya bagaimana ekspresinya.
Sejak mobil yang ditumpangi Kinan cs berlalu pergi, Eva menundukkan kepalanya dengan bibir yang terkatup rapat.
Apalagi saat melihat mata Bintang yang mengikuti arah mobil Kinan hingga mobil Kinan menghilang di balik belokan jalan, rasa cemburu nya semakin berkobar.
Bintang sedikit terkekeh mengingat tingkah Kinan barusan, namun sedetik kemudian dia tersadar akan Eva yang duduk disampingnya.
"Eh... Sayang... M-maafin kejadian barusan ya... Dia emang suka-..."
"Suka apa, hah ...!" Eva memotong ucapan Bintang.
Bintang melirik ke samping kanan kirinya sembari tersenyum canggung ke arah pengunjung lain karena suara Eva yang cukup keras.
Bintang mengambil tangan Eva dan menggenggamnya.
"Dia itu suka isengin aku yang... Beneran !" bisik Bintang berusaha menjelaskan namun Eva sudah terlanjur kesal.
Eva tidak peduli atas semua omongan Bintang yang berkata bahwa Kinan hanya iseng kepadanya.
Yang jelas Eva merasa, hubungan antara Bintang dan Kinan pasti sudah terlalu jauh, sampai-sampai Kinan dapat melakukan hal itu kepada kekasihnya ini.
"Aku mau pulang !" ucap Eva sembari menahan laju air matanya.
"Bentar dong sayang... Ini di habis in dulu !" seru Bintang namun sudah tidak di gubris oleh Eva.
Eva memasukkan ponselnya ke dalam tas, dan beranjak dari duduknya dengan kasar.
"Sayang... Tunggu !!" teriak Bintang.
Bintang meletakkan selembar uang 100 ribuan, dan segera mengejar Eva yang sudah berlari kecil menyusuri jalan raya.
"E-eh... Kembali nya dek ...!" teriak si penjual.
"Buat bapak aja !" seru Bintang sambil memakai helm nya dengan kasar, dan melajukan motornya.
Dia mengejar Eva yang sudah mulai menjauh.
"Sayang jangan kaya gitu, ayo naik... Aku anter pulang." ucap Bintang tapi Eva masih tetap berjalan.
Bintang yang tak sabar pun menuruni motornya dan memegang tangan Eva.
"Please denger in aku... Izinin aku anter kamu balik, memastikan kamu aman sampai rumah... Habis itu terserah kamu mau marah sama aku atau benci sama aku !!"
Bintang memakai kan helm ke kepala Eva dan menariknya untuk naik ke motor.
"Ayo naik !" pinta Bintang.
Eva yang benar-benar masih marah pun hanya diam, dan dengan terpaksa menaiki motor Bintang.
Selama perjalanan, baik Eva maupun Bintang sama-sama diam tidak ada yang bersuara.
Bintang juga tidak ingin menjadi seorang pengecut yang mengemis kata maaf dari seorang perempuan, apalagi dia ini belum menjadi istrinya masih dalam status pacar.
Baginya, jika dia sudah berusaha meminta maaf dan menjelaskan apa adanya, namun Eva tidak mau memaafkannya, Bintang akan berhenti.
Tidak akan mengemis cinta nya lagi.
Terkecuali pada perempuan yang menjadi istri nya kelak. Harus ada kata maaf yang diperjuangkan.
semangat Thor,,,💪 aku suka ceritanya kok,,,