Seorang Badboy dengan sifat bengisnya itu jatuh cinta dengan seorang gadis manis yang punya pribadi lembut .
Dengan sifat dingin yang dimiliki Badboy itu justru membuat gadis itu menghindarinya , meski Badboy itu sudah memiliki pacar dia terus berusaha mendapatkan hati gadis itu .
Akankah Badboy itu bisa mendapatkannya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ssnjaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25
Tubuh tegap itu melenguh , meregangkan setiap ototnya yang terasa kaku , dia mengerjap pelan berusaha menetralkan cahaya yang masuk di netra hitamnya .
Daffa melirik ponsel yang ada di atas nakas saat ini , jam menunjukkan pukul enam pagi , segera dia bersiap untuk berangkat ke sekolah dan bertemu Hana .
Membayangkan wajah Hana saja mampu membuat Daffa tersenyum malu-malu .
" wow perfect , masa seganteng ini Hana gak bakal tertarik sih " gumamnya sembari bercermin .
Sudah puas memuji dirinya sendiri , Daffa segera keluar dari kamarnya dan berjalan turun ke meja makan .
" pagi ma pa ! " .
" pagi sayang ! " sahut mamanya riang .
Daffa mengernyit heran kenapa mamanya ini , hari ini terlihat bahagia sekali pikirnya .
" tumben ? " cibir Daffa .
" kamu tuh aneh deh daf , mama happy kamu katain , mama ngomel kamu menggerutu , mau kamu apa sih ? " .
" hehe maaf mama sayang " sahut Daffa dengan cengiran lebarnya itu .
Daffa selesai dengan sarapannya , dia pun segera berangkat ke sekolah .
Pemuda itu menaiki motor sport hitamnya yang dia beri nama Juki , motor itu sudah menemani Daffa sejak dia kelas tiga SMP .
Daffa sengaja pelan , sambil menikmati suasana pagi , saat di tengah jalan seperti biasa dia melihat bapak Hana sedang menata dagangannya .
Daffa pun menepikan motornya dan menghampiri bapak Hana itu .
" sebagai calon menantu yang baik , gak ada salahnya bantu ngelarisin dagangannya" gumam Daffa pelan sambil cekikikan sendiri .
Daffa membuka helm fullfacenya itu dan menenteng di tangannya .
Pria paruh baya itu tersenyum ramah menatap Daffa yang dia kenal sebagai pemuda baik hati .
" pagi nak " sapanya ramah .
" pagi pak , biasa ya " sahut Daffa dan beralih duduk .
Sembari duduk Daffa membayangkan jika nanti ia sudah menjalin hubungan dengan Hana , bagaimana kira-kira respon bapaknya itu .
" ini nak " .
" makasih ya pak " ucap Daffa sambil menyodorkan uang warna merah itu .
" sebentar ! " .
" eh gak usah pak , anggap saja rezeki bapak " .
" terimakasih ya nak , semoga jodoh kamu gadis baik-baik " .
Daffa mengangguk riang , di dalam hatinya dia berharap jika jodohnya adalah Hana anak bapak penjual itu .
" astaga kok bisa telat sih ini ! " gerutu Hana yang baru saja turun dari angkutan umum .
Dia terus berlari dari halte menuju ke sekolahnya , yang jaraknya lumayan jauh itu .
Tadi dia bangun kesiangan , Karna semalam tidak bisa tidur membayangkan wajah Daffa , entahlah sepertinya Hana benar-benar sudah memberikan sebagian hatinya untuk pemuda berandalan itu .
Saat di tengah jalan , dia mendengar suara motor yang tidak asing masuk ke indera pendengarannya .
Hana mencoba mengabaikannya , dia tidak ingin ada gosip yang beredar .
Tapi naas motor itu justru berhenti di samping Hana yang berjalan dengan tergesa-gesa itu .
Degh
Mata cantik itu membola sempurna kala melihat Daffa yang tersenyum di balik helm fullfacenya itu .
" ayo bareng han " ucap Daffa lembut .
" g-gak usah ! ucap Hana terbata .
Dia celingukan kesana kemari takut jika ada yang melihat dia berinteraksi dengan Daffa sang most wanted itu , bisa-bisa akan ada gosip yang tidak diinginkan .
" loh kenapa ? " tanya Daffa yang masih kekeh mengajak Hana .
Hana semakin panik , dia reflek terus berlari dan tidak mempedulikan Daffa yang kini menatapnya aneh .
" ck...susah emang kalo deketin cewek kayak dia ! " gumam Daffa lirih .
Daffa menyusul langkah Hana , dia berjalan pelan sambil menjaga Hana yang tampak menjauh itu .
Hana akhirnya sampai di kelasnya dengan nafasnya yang ngos-ngosan , untung saja guru belum datang pikirnya .
Sedangkan Daffa pemuda itu justru pergi ke rooftop , hari ini dia akan bolos saja .
" hah " ucap Daffa saat baru saja duduk .
" duh ileh , perasaaan anak orang kaya , gak usah kerja pun hidup terjamin , tapi kayaknya beban hidupnya berat banget ya ! " cibir Reza .
" kenapa Lo ? " tanya Ares penasaran .
" Hana ? " sahut Reza ikut menimpali.
" menurut kalian gue kurang apa sih ? " tanya Daffa penasaran .
Kedua temannya itu menatap tak percaya ke arah Daffa yang tampak masih menanti jawaban itu .
" Lo gak salah tanya gitu ? " .
" ck...menurut Lo ? " .
" daf , Lo bayangin aja cewek mana sih yang gak terpesona sama Lo ? Bahkan nih ya dari kelas sepuluh eh enggak dari kita SMP Lo yang paling menonjol di antara kita berdua , dan sekarang Lo nanya kurang Lo apa ? " ucap Reza panjang lebar .
" Hana kayaknya gak suka deh sama gue ! " sahut Daffa sendu .
" astaga Res , nih temen kita bukan sih ? " .
Ares mengendikkan bahunya acuh , dia juga heran baru kali ini melihat Daffa yang tampak pesimis itu .
" auh ah kalian gak asik ! " gerutu Daffa .
Daffa memilih pergi , dan merebahkan tubuhnya di atas sofa yang ada di rooftop itu yang sengaja Daffa beli untuk dia dan temannya bolos .
Hatinya benar-benar tak menentu saat ini , penolakan Hana tadi benar-benar berpengaruh dengan hatinya .
Sekuat itu impact seorang Hana untuk Daffa .
" bro ! gimana keadaan Lo ? " tanya Bara pada Angga salah satu temannya yang paling dekat .
Dia hampir saja meregang nyawa kemarin , karna Daffa yang terus menghajarnya tanpa ampun , hingga dia harus di larikan ke rumah sakit .
" ya gini nih ! " .
" brngsek emang si Daffa , kayaknya dia sengaja mau bikin Lo mati kemaren ! " .
" gue mikirnya juga gitu sih ! " .
" lo tenang aja ngga , gue bakal balas dendam sama dia ! " .
" Bar , Lo gak capek ? " .
" maksud Lo ? " .
" gue aja capek Bar , berantem terus sama geng Daffa ! " .
" ngga lo_____
" Bar , gue harap ini bukan karna cewek itu ! " .
Bara terdiam tak mampu menjawab , salah satu penyebab dirinya membenci Daffa memang itu , tapi di samping itu ada lagi masalah yang tidak bisa Bara katakan .
Bara pun akhirnya pamit pulang saja , mengingat kejadian beberapa tahun silam membuat dadanya terasa sesak .
Motor merah itu berhenti di sebuah pemakaman umum , Bara dengan seragam sekolahnya , berhenti di salah satu makam .
" bang gue dateng ! " ucap Bara dengan nada bergetar .
Bara pemuda itu selama ini selalu menutupi dirinya yang sebenarnya rapuh itu , hanya Hana temannya saat itu .
Mengingat nama Hana membuat Bara tersenyum miris , gadis itu secara terang-terangan menolak untuk kembali pada Bara .
" bang , Lo inget Farhana ? gadis kecil anaknya bi Asih , dia udah gede sekarang bang , cantik banget tapi kayaknya gue udah gak bisa memiliki dia ! " ucap Bara dengan mata yang berkabut .
Bara terisak mengingat satu demi satu kilasan masa lalu yang menyakitinya itu .
" gue pulang dulu bang ! " ucap Bara dan langsung pergi dari pemakaman itu dengan langkahnya yang gontai .
Hana melihat sekeliling , dia pun akhirnya masuk ke perpustakaan , saat ini dia ingin membaca buku di tempat paling pojok .
Hana berjalan ke arah bangku yang paling pojok dan tidak terlalu terlihat itu .
" Hana " ucap sebuah suara yang ia kenali itu .
" Daffa ? " .
Daffa pemuda itu duduk di samping Hana , mereka saling menatap saat ini , tatapan yang dalam dengan sorot mata teduh itu mampu membuat Hana tersipu malu .
" Lo cantik Han " ucap Daffa lembut .
doubel up kak
nanti di bully Bella. susah lagi hidup hana