NovelToon NovelToon
Mengejar Cinta Asri

Mengejar Cinta Asri

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Poligami
Popularitas:7.6k
Nilai: 5
Nama Author: Arya wijaya

Mengambil sebuah keputusan membuat cinta terpisah antara Sam dan Asri, adalah suatu kesalahan besar yang di lakukan Sam, saat sudah tak ada beban dalam hidupnya kini Sam berusaha mengejar cinta sejatinya, begitu banyak rintangan yang di lalui tak lupa juga saingan besar untuk memperoleh kembali cinta Asri yang sempat hilang 6 bulan lamanya

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Arya wijaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

PEMAKAMAN

Setelah kepergian sang ibu, Sam melamun duduk di kursi tunggu pasien, lalu dokter Arya dokter yang menangani Bu Fatma berkata,

"Pak Sam...Saya turut berdukacita atas meninggalnya Bu Fatma, sungguh kami sudah melakukan yang terbaik untuk beliau namun Tuhan berkehendak lain"

Sam menoleh dan mengatakan terimakasih kepada dokter Arya, Sam memang bersedih kehilangan sang ibu, namun Sam akan menerima semua takdir dalam hidupnya.

"Aku mengerti Dokter, Aku sudah ikhlas melepaskan ibu, mungkin ini yang terbaik"

Dokter menepuk-nepuk pundak Sam sebagai tanda Sam harus kuat dalam menjalani kehidupannya.

Kemudian jenazah Bu Fatma akan segera di bawa pulang ke rumah, di sepanjang jalan Sam terus memandangi wajah Bu Fatma, Ia mengingat ucapan Bu Fatma yang menyuruh nya untuk mencari Asri dan mengejar cinta Asri lagi.

"Tapi apa Dia mau menerima Aku lagi Bu"

Ucap dalam hati Sam dengan suara terenyuh, tak terasa air mata Sam terus menetes hingga suaranya mendengung dan matanya sembab.

Suara sirine ambulan menggemparkan seluruh isi kampung, orang-orang bertanya siapa yang sudah meninggal, mobil pun sampai di depan kediaman rumah Fatma Wati, dan beliau di angkat menggunakan tandu di taruhlah beliau di bawah lantai ruang tamu di rumah Sam.

Tini terkejut melihat kedatangan para medis yang membawa Bu Fatma dalam keadaan sudah tak bernyawa.

"Apa ibu sudah meninggal"

Tanya nya dalam hati Tini.

Sam datang berjalan dengan lesu lemah tak berdaya, dia terus mengusap-usap hidungnya dan mengelap air matanya, setalah selesai tugas para medis, mereka pun pergi dari rumah Sam, dan Sam masih terus memandang wajah Ibunya sambil duduk di samping sang ibu.

"Sam tidak menyangka ibu sudah tidak ada sekarang"

Ucap ungkapan hati Sam berkata dalam hatinya.

Tini pun mendekati Sam, lalu Ia bertanya apa yang sudah terjadi, namun Sam diam bungkam tak menjawab pertanyaan Tini, membuat Tini merasa kesal dengan sikap Sam yang seperti ini.

"Kamu kenapa sih Sam, setiap Aku tanya setiap Aku bicara pada Kamu, kamu tidak pernah memperdulikan Aku"

Tak banyak ingin bicara dengan Tini, dengan suara lantang Sam mengucapkan talak kepada Tini hingga 3 kali.

"Aku talak kamu, Aku ceraikan Kamu, Kamu bukan lagi istri Ku"

Tini terkejut dengan perkataan Sam, matanya terbelalak lebar tak mengerti apa yang sedang terjadi saat ini.

"Apa maksud Kamu Sam, jaga bicara Kamu!!"

Tini berkata dengan nada meninggi, kemudian Sam mengatakan soal handphone yang berada di tangan Fahmi.

"Apa... Handphone Aku, Fahmi mengatakan apa Sam"

"Cukup Tini... Cukup....!!!"

Sam merasa muak dan marah dengan tingkah Tini yang seolah-olah tidak tahu apa-apa.

"Cukup Kamu bersandiwara, Aku sudah tahu semuanya, anak itu bukan anak Aku, Kamu menjebak Saya waktu malam itu, dan Kamu juga yang membuat ibu ku Anfal, Aku sudah tahu Tini..!!"

Sam berbicara dengan nada meninggi di hadapan wajah Tini, Tini syok, kaget, dan takut dalam hatinya, ketika tahu bahwa Sam mengetahui semua kejahatannya itu.

"Tapi Aku lakukan itu semua karena kamu Sam, Aku tidak ingin kehilangan Kamu, Sam Aku di perkosa Sam, oleh Fahmi... Apa hal itu tidak membuat kamu marah, kenapa Kamu malah menyalahkan Aku"

Sam semakin muak mendengar kata-kata itu dari Tini, padahal sudah jelas apa yang di katakan Fahmi kejadian itu bermula dari rencana Tini yang ingin memberi Sam obat perangsang.

"Kamu jangan memutar balikkan fakta, itu semua terjadi karena kesalahan Kamu sendiri, aku tahu semuanya Tini, obat perangsang yang kmu rencanakan hingga, obat tidur yang kamu berikan kepada ku waktu itu, Aku tahu"

Tini semakin terpojok dengan paa yang di ucapkan Sam, sekarang Ia tak dapat mengelak.

"Sam.. jangan ceraikan Aku, aku tidak bisa hidup begini, anak ini butuh ayah Sam"

"Kenapa Kamu tidak meminta pertanggung jawaban Fahmi atas anak itu, dia kan bapak dari anak yang Kamu kandung"

Jelas Tini menolak, karena Tini tak pernah mencintai Fahmi, bahkan Tini membenci Fahmi karena sudah menghancurkan rencananya.

Lalu Sam memperlihatkan handphone Tini yang pernah ada pada Fahmi.

"Kamu tahu di dalam ini ada apa saja, Aku akan tuntut pak Herman karena telah merencanakan kebakaran dan merusak alat produksi pada perusahaan Pak Faris"

Tini semakin terkejut mendengar ucapan Sam.

"Tidak.. Kamu tidak bisa menuntut papah Aku"

"Semuanya ada disini bukti-bukti chat Kamu dan papah Kamu, bahkan Aku tahu Papah Kamu yang merencanakan perampokan terhadap Aku waktu itu, hingga aku harus memilih kembali bersama Kamu dan membebaskan Kamu dari penjara"

Tini tak tahu lagi harus berkata apa, Tini sudah sangat terpojok sekarang tak ada lagi pembelaan yang harus dikatakan.

Tak lama ada beberapa tamu yang datang ingin berbelasungkawa atas kematian Bu Fatma.

"Mas Sam.. kami turut berdukacita ya, Kamu yang Sabar"

"Iya Bu...makasih ibu-ibu semua sudah mau melayat kesini"

"Adik kamu mana sudah di beritahu?"

"Belum Bu, sebentar lagi aku akan menghubungi Arif"

Sam segera memberitahu kabar duka ini kepada Arif, Arif yang sebentar lagi sampai di bandung kini memutar arah balik pulang ke rumah melihat ibunya untuk yang terakhir kalinya.

"Mas Sam.. Kalau sudah beres pengajiannya, baiknya Kita segera memakamkan Bu Fatma agar tidak kesorean"

"Sebentar Pak, Saya menunggu Adik Saya kasihan dia pasti mau melihat ibu untuk yang terakhir kali"

Arif membawa mobil dengan kecepatan penuh, begitu sampai di rumahnya, Ia mendapati telepon dari dokter Rozi.

"Halo Dokter Arif maaf kenapa jam segini anda belum datang?"

"Maaf Dokter Rozi, tadi Aku hampir sampai di rumah sakit, tapi Aku dapat kabar Ibu Aku meninggal dunia hari ini, jadi Aku putar balik pulang ingin melihat ibu ku yang terakhir kali"

"Oh begitu Dokter, ya ampun...Saya turut berdukacita ya"

"Iya Dokter tidak apa-apa kan sebentar saja mungkin hanya satu jam saya disini"

"Ya silahkan dokter anda selesaikan dulu urusan di rumah, setelah itu kembali lagi kesini, karena pasien yang akan Dokter tangani, masih lemah kondisinya"

"Iya Dokter pokoknya setelah selesai pemakaman ibu saya, saya akan segera kesana"

Panggilan pun dia akhiri, Arif langsung berlari masuk ke dalam rumah, dan betapa sedihnya Ia melihat sang ibu sudah berbungkus kain kafan.

"Ibu... "

Arif berkata dengan suara bergetar, air matanya tak dapat di bendung lagi, Arif pun menangis lalu memeluk sang kakak.

"Mas.. Ibu beneran sudah pergi"

Sam mengedipkan mata menahan air mata, sambil menganggukkan kepalanya.

"Apa yang terjadi Mas, tadi Ibu sehat-sehat saja"

"Nanti Mas ceritakan, sekarang lebih baik Kita kuburkan ibu, lagi pula Kamu harus putar balik, menggangu pekerjaan Kamu kan?"

"Tidak Mas.. Untuk ibu, apapun Aku pasti lakukan"

Lalu Arif mendekati sang ibu, dan bicara sambil mengelus-elus kepala Bu Fatma.

"Ibu yang tenang di alam sana Arif sangat mencintai Ibu"

Arif berkata sambil mencium kening Bu Fatma. Setelah itu di angkatlah Bu Fatma oleh beberapa orang untuk di bawa ke tempat pemakaman.

"Lailahaillallah... Lailahaillallah.."

Seluruh warga mengucap tahlil sepanjang perjalanan, begitu juga dengan Sam dan Arif mereka turut membawa keranda yang berisi Bu Fatma sampai di kuburan.

Kemudian dimasukkan Bu Fatma ke liang lahat oleh kedua anak Bu Fatma, Sam tak dapat menahan air matanya saat melepaskan tali kain kafan.

"Ibu Aku janji Aku akan mencari Asri, Aku akan menikahinya dan membawanya ke makam ibu"

Setelah selesai acara pemakaman Sam masih terus memandangi papan nisan Bu Fatma, Ia masih tak percaya bahwa kini ibunya telah tiada.

"Mas.... Istighfar ikhlas Mas.."

Arif memegang pundak sang kakak, Sam menoleh kemudian mengelap air matanya.

"Perjuangan Mas sudah berakhir sekarang, Mas harus penuhi permintaan ibu saat ini"

"Apa yang ibu minta Mas?"

"Asri.. Mencari Asri dan mengejar cinta Asri"

Arif tak ingin banyak bertanya pada kakaknya, Ia percaya apa yang akan dilakukan oleh kakaknya itu yang terbaik bagi hidupnya.

"Aku percaya Mas, Aku tidak akan bertanya mengapa ibu meninggal, Mas harus kuat, kabulkan permintaan Ibu Mas"

Sam kini bersemangat untuk melakukan suatu tindakan atas kejahatan yang di lakukan oleh Pak Herman, sehabis dari pemakaman Sam berniat untuk menemui Pak Faris lagi.

Arif melihat jam tangannya Ia rasa sudah waktunya untuk dirinya berangkat lagi ke Bandung.

"Mas.. Aku harus berangkat ke Bandung, Aku tidak enak dengan Dokter Rozi, Dia juga harus pergi ke Jakarta"

"Ya sudah.. Kamu hati-hati di jalan, ingat ya Arif jika Kamu tahu kabar Asri, beritahu Mas secepatnya"

Arif mengerti dengan ucapan kakaknya, lalu Arif pergi meninggalkan Sam yang masih berada di pemakaman.

1
Alang Sari
konflik di dalam cerita cukup rumit namun salut bagi penulis bisa menjabarkan dengan detail, dan tersusun rapih
Alang Sari
ceritanya menarik, semakin penasaran
Nur Yawati
lnjut
Arya wijaya: Thank you Kaka atas like nya di setiap episode.. terimakasih banyak sudah mampir terus.. 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!