Kiara seorang putri manja yang hidup penuh kemewahan, tiba-tiba terbangun di sebuah gubuk dengan seorang pria di samping nya.
"Mau minum istriku?" tanya pria itu membuat Kiara terdiam.
Siapa sangka, dirinya berpindah tubuh menjadi seorang istri yang memiliki suami miskin di desa kecil.
Tidak bisa hidup dengan kesusahan, Kiara akan merubah kehidupan barunya dengan pengetahuan kehidupan sebelumnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Nilam Sari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sebuah Kejutan
Manik Viola bergantian menetap suaminya serta toko yang dilihatnya. Wanita itu terdiam sambil berpikir bagaimana caranya ke toko itu. Terlihat ramai, dan begitu juga dengan yang lainnya, semuanya tampak ramai. Sepertinya jam-jam seperti ini menjadi jam momentum para toko untuk dikunjungi.
Karena keasyikan berpikir, es krim hijau itu jadi tumbang dan mengalir melewati jari-jari nya. "Astaga!" Viola langsung menghentikan aliran es krim yang sudah meleleh dan mennjiil@@tinya segera.
"Hati-hati, Vio." Ivan merogoh saku yang ada di celana nya, dan terlihat sebungkus tisu. Dengan segera, Ivan membersihkan dan memberikan alas untuk viola menikmati es krim nya.
"Terimakasih." Ucap viola, matanya kembali menatap Ivan yang telaten membersihkan jari-jari nya dari noda es krim.
"Sudah, apa kau mau yang lain?" Tanya Ivan.
"Iya, tadi aku melihat ada jajanan Korea. Sepertinya enak, aku baru ingin sekarang. Bisakah kau belikan? Aku mau kue dengan rasa kacang merah." Pinta viola membuat Ivan mengangguk setuju.
"Baiklah, tunggu disini." Viola menahan tangan suaminya sejenak.
"Aku mau lihat-lihat ke seberang sana. Tidak lama. Aku akan kembali secepat nya." Ucap Viola yang artinya meminta izin.
Ivan terlihat ragu dengan ucapan istrinya. Pria itu kembali duduk dan membuat viola mengerutkan keningnya. "Kenapa?" Tanya viola.
"Kau yakin? Kau bisa?" Tanya Ivan memastikan.
"Iya, aku yakin. Lagipula tidak jauh, dan juga ramai. Aku akan baik-baik saja, hanya sebentar. Aku mau kesana saja, tidak pergi kemanapun. Aku janji!" Sepertinya Ivan mengkhawatirkan dirinya, dia senang akan itu, tapi dia harus tetap mendapatkan apa yang ada di toko itu. Tanpa diketahui oleh Ivan, itu akan jadi kejutan kecil untuk suaminya.
"Sungguh? Yakin?" Tanya Ivan sekali lagi memastikan.
Viola mengangguk cepat dan mengelus lembut tangan suaminya. "Iya, aku yakin. Tidak akan ada yang terjadi."
"Baiklah, aku akan segera kembali." Viola mengangguk kecil, dan Ivan segera berlalu dari sana. Setelah memastikan suaminya pergi, Viola langsung mengambil langkah seribu menuju toko yang ia inginkan.
Tampak ramai, dan terlihat ada yang diskon. Hal itu membuat viola semakin senang. Untuk sekian kalinya, kulitnya kembali di terpa AC, kaki nya segera berkeliling menuju barang yang ia cari.
Sebelum tiba disini, Viola sudah mengincar barang yang ia inginkan. Dan benar saja, berkeliling sedikit. Akhirnya senyum Viola terbit, dia langsung mengambil barang yang sudah ada di depannya dan kanvas menuju kasir.
"Ini mbak." Ucap viola yang langsung disambut ramah oleh sang kasir.
"Ada kartu member nya kak?" Tanya kasir itu yang membuat viola langsung menggeleng.
"Tidak." Ucap viola.
"Baiklah, totalnya...." Viola kanvas memberikan uang dan segera berlalu dari sana. Dia kembali melirik tempat duduk sebelumnya, dan terlihat Ivan belum kembali.
Viola merasa lega karena dia lebih dulu datang, dan langsung duduk manis dengan tentengan nya. Hasil pembelian dari toko manik-manik tadi akan diantarkan ke desa, tentunya dengan bayaran tambahan.
"Lihat? Aku sampai dan tidak terjadi apapun pada ku." Ucapan viola setelah melihat kedatangan Ivan dengan makanan yang ia inginkan.
Ivan tersenyum leher bercampur hangat, dan segera memberikan sekotak kue yang diinginkan oleh istrinya itu. "Ini."
"Terimakasih! Kita makan bersama! Buka mulut mu." Viola memberikan suapan pertama untuk Ivan, pria itu menurut saja.
"Enak tidak?" Tanya viola yang ikut menikmati kue khas Korea itu.
"Enak, manis nya pas."
"Kalau kelebihan?" Tanya viola.
"Itu dirimu." Ucap Ivan membuat Viola tersenyum lebar dan tidak mengatakan apapun lagi. Hal itu membuat Ivan hanya bisa mengulum bibir nya melihat reaksi dari istrinya.
Keduanya menikmati perjalanan merupakan di kota itu. Meskipun mereka belum membeli ponsel, barang utama yang ingin dibeli.
"Ponselnya besok saja, ini sudah malam." Ucapan viola.
"Yakin?" Tanya Ivan.
"Iya, aku sudah lelah, kau juga lelah. Kita istirahat saja lagi. Besok masih bisa." Ucap Viola sambil melepas ikat rambutnya.
"Mau mandi dulu?" Tawar Viola membuat Ivan melirik istrinya.
"Kau duluan, aku akan lihat makan malam untuk kita." Ucap Ivan yang membuat viola langsung menuju kamar mandi, tapi sebelum itu dia mengambil barang dari tentengan tadi.
"Kau beli apa tadi?" Tanya Ivan yang melihat nya.
"Pakaian." Ucap Viola dan Ivan mengangguk saja.
"Baiklah, aku akan ke bawah dulu." Ivan melenggang pergi, viola menghela nafasnya. Untung saja Ivan tidak bertanya lebih. Dirinya segera mandi dan tak sabar merencanakan kejutan nya.
**********
Beberapa saat kemudian....
Dari cermin yang memantul itu, viola tampak berdiri di sana, menatap dirinya sendiri. Dengan pakaian yang dibeli nya, beberapa kali wanita cantik itu berputar melihat dirinya sendiri.
"Apa ini bagus?" Tanya nya sendiri.
"Warnanya cocok dengan kulit ku. Apa ini tidak berlebihan?" Viola jadi pusing sendiri, entah berapa lama dia berkaca. Dan benar saja tak lama terdengar suara Ivan yang memanggil nya.
"Vio, ayo makan. Kalau sudah selesai?" Ucap Ivan.
"Iya! Aku sudah selesai." Ucap Viola, sekali lagi dia menatap cermin dan mengambil napas panjang.
"Ayo Viola! Kau bisa!" Viola membuka pintu perlahan, terlihat Ivan menata makanan di meja yang tersedia.
"Pas sekali, kau selesai mandi dan ma...." Ivan tidak melanjutkan kata-katanya, karena melakukan Viola di hadapan nya.
Bersambung....