NovelToon NovelToon
Gadis Amnesia Jatuh Cinta

Gadis Amnesia Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / cintamanis / Gadis Amnesia
Popularitas:605.2k
Nilai: 4.9
Nama Author: Pa'tam

Kecelakaan pesawat yang menewaskan lebih dari dua ratus orang, menyisakan duka mendalam bagi keluarga Henderson.
Bagaimana tidak? Salah satu dari penumpang pesawat tersebut adalah nona muda keluarga Henderson itu sendiri.
Kayvira, anak dari pasangan Raffa dan Prita mengalami kecelakaan pesawat tersebut.
Bagaimana nasibnya? Berhasilkah mereka menemukan Kayvira. Sementara mereka kehilangan petunjuk dan tidak menemukan jasad gadis itu. Mereka tidak tahu sama ada Kayvira masih hidup atau sudah mati?
Sementara Kayvira sendiri diselamatkan oleh nelayan yang bernama Dylan. Dari pertemuan mereka itu, timbul bibit cinta diantara keduanya. apakah mereka bisa bersama? sementara Kayvira sendiri dalam keadaan amnesia. dan bagaimana kelanjutan hubungan mereka jika Kayvira sudah ingat siapa dirinya?
Penasaran? baca yuk!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pa'tam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 31

Keesokan harinya, Kayden, Dylan dan Kayvira kembali mendatangi Marcel. Setelah kemarin Marcel melapor ke polisi dan berdiskusi dengan polisi tentang rencana penangkapan Harry dan Eva.

Kini mereka kembali berdiskusi tentang rencana mereka untuk mendatangi mansion keluarga Carles yang didiami oleh Harry.

"Bagaimana Paman?" tanya Dylan.

"Semua sudah direncanakan, bahkan polisi juga setuju. Agar mereka tidak bisa kabur, kita akan datangi tempat tinggalnya terlebih dahulu," jawab Marcel.

Mereka juga sependapat tentang hal itu, kemudian Marcel meminta pendapat dari Kayden.

"Bagaimana Nak?" tanya Marcel. Kayden tersenyum.

"Semua saya serahkan kepada Paman dan Dylan, karena saya dan adik saya tidak punya wewenang di negara ini. Kami cuma bisa membantu, selebihnya kami serahkan kepada kalian untuk menangani masalah ini," jawab Kayden.

"Benar Paman, kami hanya orang pendatang tidak punya hak," ucap Kayvira menimpali.

Marcel tersenyum, ia tidak tersinggung sama sekali. Malah ia merasa bangga dengan kebijakan mereka.

"Kalau kami bisa berbuat seenaknya di negara ini, kami tidak perlu meminta bantuan dari Paman," kata Kayden lagi.

"Hmmm, ya benar sekali," ucap Marcel.

...

Sesuai dengan rencana mereka, sore harinya merekapun mendatangi mansion kediaman Harry. Kebetulan Harry baru pulang dari perusahaan.

Polisi juga sudah bersiap-siap untuk pergi kekediaman Harry. Dengan membawa beberapa orang pasukan, mereka akan melakukan penangkapan.

Marcel, Dylan, Kayden dan Kayvira sudah berada didepan gerbang. Mereka bisa masuk dengan mudah karena Kayden.

Harry tentu saja dengan senang hati mengizinkan Kayden masuk, sebagai kolega bisnisnya. Harry tidak tahu jika ini hanyalah jebakan.

Bahkan Harry menyambutnya didepan pintu. Kayden keluar dari mobil dan membiarkan Marcel dan yang lainnya menunggu sebentar. Nanti bila sudah dipanggil, barulah mereka akan keluar.

"Ada gerangan apa tuan Kayden datang kemari?" tanya Harry. Ia belum menyadari jika yang datang bukan Kayden sendiri.

Kayden tidak menjawab, "Paman!" Kayden memanggil Marcel.

Marcel pun keluar dari mobil, Harry terkejut dengan kedatangan Marcel. Dan lebih terkejut lagi saat melihat Dylan juga datang bersama mereka.

"Apa kabar Pa?" tanya Dylan dengan senyum sinis.

"Kau ... kau ma--masih hidup?"

"Apa Papa berharap aku mati?"

Dylan masuk kedalam tanpa disuruh, kemudian Marcel, Kayden dan Kayvira juga masuk. Harry hanya mengikuti mereka dari belakang.

Harry merasa ada yang tidak beres saat ini, ia teringat pada orang yang bersama Kayden yang katanya asisten pribadi.

"Pantas saja matanya terasa tidak asing," batin Harry.

Sementara polisi sudah berada didepan gerbang, mereka dilarang masuk oleh penjaga. Namun polisi tetap menerobos masuk. Hingga perlawanan pun terjadi.

Para penjaga gerbang memanggil kawanannya yang lain. Karena mereka kualahan melawan polisi tersebut. Beruntung polisi sudah punya persiapan yang matang dengan membawa puluhan orang.

Akhirnya polisi pun berhasil melumpuhkan mereka. Merekapun diikat dan dijaga agar tidak bisa melarikan diri. Sementara polisi yang lain menuju mansion kediaman Harry.

Didalam mansion...

"Pa, siapa yang da ...?" Eva mematung ditempatnya. Tubuhnya gemetar saat melihat Dylan yang ternyata masih hidup.

"Apa kabar Bibik? Sudah puas menikmati harta dengan hasil merampas?" tanya Dylan.

"Kau ... apa yang kau inginkan?" tanya Eva.

"Tentu saja mengusir kalian dari sini. Oya, sepertinya akan lebih asyik jika bermain-main dengan Aulia," jawab Dylan.

"Tidak ... jangan apa-apakan dia," ucap Eva.

"Dylan, Aulia itu adikmu," kata Harry.

Dylan tertawa terbahak-bahak, rasanya sangat lucu mendengar perkataan papanya itu. Tanpa mereka sadari, Harry mengambil pistol yang biasa ia simpan dibalik saku jasnya. Karena saat ini Harry masih mengenakan jas.

Harry menodongkan pistol tersebut kearah Dylan, namun Dylan tidak takut sama sekali. Ia malah tersenyum.

"Silahkan tembak, jika aku mati maka semua harta tidak akan pernah kalian dapatkan," ucap Dylan.

"Hahaha, harta itu sudah atas nama suamiku," ucap Eva yang sudah mulai berani.

Karena mereka merasa sudah menguasai semuanya.

"Paman!" panggil Dylan. Marcel maju mendekati Dylan. Dan mengeluarkan surat pemindahan harta.

"Maaf Harry, semua harta yang kalian rampas sudah berpindah tangan atas nama Dylan. Jika tidak percaya ini buktinya," ucap Marcel.

Harry melihat dan membacanya, benar saja disana tertulis jika Harry menyerahkan secara sadar semua harta atas nama Dylan.

Dan juga tanda tangan Harry jelas ada disitu. Kemudian Harry tertawa karena ia merasa tidak pernah menandatangani pengalihan aset dan harta atas nama Dylan.

"Tuan Harry ternyata sangat mudah ditipu," ucap Kayden.

"Apa maksudmu?" tanya Harry.

"Tuan ingat saat penanda tanganan kerjasama kita? Semua itu hanyalah rekayasa, dan yang Anda tanda tangani adalah pengalihan harta," jawab Kayden.

"Kalian ... kalian semua menipu ku?" Harry menarik Kayvira dan menodongkan pistol kepada Kayvira.

Kayvira terlihat santai saja, tidak ada raut wajah takut sedikitpun. Sebaliknya malah Dylan yang terlihat panik.

"Cepat alihkan kembali harta itu," pinta Harry.

"Tenang, Kayvira bukan gadis lemah, dia pasti bisa mengatasinya," ucap Kayden pada Dylan dengan berbisik.

Eva sudah terlihat senang, karena suaminya mengancam mereka. Kemudian ia mendekati suaminya dan ingin memberikan pelajaran kepada Kayvira.

Namun diluar dugaan, Kayvira menyikut bagian rusuk Harry, sehingga ia menjerit kesakitan. Kemudian Kayvira memelintir tangan Harry dan membuang pistolnya.

Eva yang melihat itu berinisiatif hendak memukul Kayvira dengan vas bunga, namun Dylan sudah lebih dulu mendorong tubuh Eva.

"Jangan bergerak!" beberapa orang polisi pun masuk. Dengan pistol ditangan mereka membuat Harry dan Eva tidak berkutik.

"Ringkus mereka!" perintah komandan polisi. Para bawahannya pun memborgol Harry dan Eva.

Kemudian polisi mencari Darwin yang diduga juga terlihat dalam rencana pembunuhan Dylan waktu itu. Namun polisi tidak menemukannya.

Harry berusaha memberontak dan berteriak-teriak mengatakan bahwa ia tidak bersalah. Sementara Eva hanya pasrah saat dibawa oleh polisi.

"Terima kasih atas kerjasamanya," ucap komandan polisi.

"Iya Pak, sama-sama," jawab mereka serentak.

Kemudian komandan polisi pun pamit, sebelumnya komandan polisi menanyakan tentang penjaga yang mereka ikat. Dylan meminta agar mereka dilepaskan.

Karena mereka tidak bersalah, dan mereka hanya menjaga lingkungan ini. Komandan polisi pun mengiyakan.

"Bagaimana sayang? Apa ada yang terluka?" tanya Dylan.

"Tenang, aku baik-baik saja kok. Sekarang masalahnya sudah selesai," jawab Kayvira.

"Sekarang hanya tinggal Darwin, biarkan itu menjadi urusan pihak kepolisian," kata Marcel.

Sebelum mereka kembali kerumah Marcel, Dylan meminta pengawal dan penjaga untuk bekerja seperti biasa. Dan Dylan menjanjikan gaji mereka akan ditambah.

Begitu juga dengan pelayan di mansion ini, awalnya mereka takut, takut tidak punya pekerjaan. Namun seketika mereka senang saat mendengar jika mereka tidak di pecat.

Merekapun kembali kerumah Marcel dan berencana akan menginap disana malam ini. Karena Dylan masih ada urusan dengan Marcel.

Terutama untuk mengurus semuanya. Dan itu akan ia serahkan kepada Marcel. Sementara Dylan akan kembali ke Indonesia.

1
Isabela Devi
ternyata niat kerjain dyla terlaksana jg
Isabela Devi
resepsionis kaya gitu di pecat aja dan semoga hotel itu py keluarga Henderson
Isabela Devi
moga bisa ketemu lagi sama mrk ber 3
Isabela Devi
semangat Dylan
Isabela Devi
akhirnya bisa ketemu kayvira
Isabela Devi
moga cepat pulihnya vira, kasian mamamu jg lagi terpuruk
Isabela Devi
moga keluarga Henderson nny ada masyarakat yg bisa ber tahu tempat tinggal kayvira
Isabela Devi
kayvira ga akan melupakan dirimu Dylan
Isabela Devi
ya mama hrs sehat biar kayvira plg ga sedih liat keadaan mamanya
Isabela Devi
moga Aksa bisa ketemu kayvira
Isabela Devi
moga keluarga Henderson yg beli
Isabela Devi
ingatan boleh hilang tp jiwa bisnis tetep berjalan, lambat laun kayvira pasti sembuh
Isabela Devi
org tua kayvira pasti sangat terpukul Krn sampai skrg blm ketemu juga
Isabela Devi
moga ingatan kayvan cepat pulih kembali
Murni Bpn
mantap,lanjut ya?sy tunggu ceritanya cicit2nya Oma Diva
Yurniati
ditunggu cerita cerita lain thorr,,,,,,👍👍💪💪😘😘😍😍🤩🤩🥰🥰❤️❤️🌷🌷
Yurniati
tetap semangat terus thorr
sukses selalu,,,
Yurniati
tetap semangat terus update nya thorr
Yurniati
cari kan jodoh nya Mar thorr, saudara Kayden kan banyak laki laki tu,apa sama Kimbo,,,,,👍👍💪💪
Yurniati
tetap semangat terus update nya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!