"Kamu hamil anak saya kan?" Dengan suara dingin Kendra berbicara kepada seorang gadis yang sedang berusaha memuntahkan sesuatu dari perutnya.
Mendengar suara yang sangat dia hindari, gadis bernama Aleera Qiara Sabrina itu langsung terdiam di tempatnya.
"Maksud Pak Al apa? Saya hanya sedang masuk angin saja." Jawab Aleera tegas.
Kendra tersenyum simpul.
"Baik, kalau begitu ayo kita periksakan ke rumah sakit."
Seketika Aleera memucat. Apakah kesalahan satu malam antara dirinya dengan Kendra yang merupakan kakak dari Sandra (Sahabatnya) dan juga Dosen di tempatnya kuliah akan membuat Aleera terikat dalam sebuah hubungan dengan laki-laki dingin itu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anggi Dwi Febriana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Benarkah hamil?
Kendra terbangun dari tidurnya kemudian langsung beranjak ke kamar mandi. Dapat di lihat lebam di wajahnya terlihat lebih jelas di bandingkan kemarin malam.
Setelah mengosongkan kantung kemihnya, Kendra kembali merebahkan dirinya di ranjang. Rasanya Kendra malas untuk melakukan apapun saat ini.
Baru saja dia akan memejamkan matanya, ponselnya berbunyi.
Ria
Wanita yang merupakan sekretaris Kendra di kantor. Kenapa Kendra memilih Ria sebagai sekretaris? Tentu saja bukan tanpa alasan. Selain karena kinerjanya bagus, Ria juga sopan dalam segala hal, baik itu mengenai pakaiannya maupun sikapnya. Tidak pernah sekalipun Ria bersikap kurang ajar dengan menggoda Kendra.
“Ya, ada apa Ri?” Tanya Kendra dengan malas.
“Saya hanya mau mengingatkan kalau hari ini jam 10 kita ada pertemuan dengan perwakilan dari perusahaan Gemilang dari Aceh.” Jawab Ria.
“Baiklah.” Setelah mengatakan itu Kendra langsung mematikan sambungan telefon secara sepihak.
“Arghh…” Kendra mengacak rambut dan membuatnya berantakan. Kenapa pula di hari weekend seperti ini dia harus menyetujui pertemuan dengan klien. Tau akan seperti ini harusnya Kendra memilih saat hari kerja saja.
Dilihatnya jam sudah menunjukkan pukul 8 pagi. Biasanya disaat weekend seperti ini Bunda Sya memang tidak membangunkan anak-anaknya. Dia memberikan kebebasan kepada mereka untuk bangun lebih siang.
Tanpa menunggu lama lagi Kendra kembali beranjak dari ranjangnya untuk ke kamar mandi dan bersiap-siap bertemu klien.
Tidak butuh waktu lama karena 30 menit kemudian Kendra sudah menyelesaikan mandinya. Dengan kemeja hitam pas body dan juga celana bahan hitam Kendra turun untuk sarapan.
“Mau kemana Bang? Kok tumben weekend begini pagi-pagi udah rapi?” Tanya Bunda Sya kepada Kendra. Terlihat Bunda Sya masih bersikap seperti biasa setelah kejadian tadi malam. Berbeda dengan Bunda Sya, Ayah Radit terlihat acuh dengan keberadaan Kendra, sepertinya dia benar-benar marah kepada putra sulungnya itu.
“Abang ada petemuan dengan klien dari Aceh Bund.” Jawab Kendra seadanya.
“Ooo, ya udah ayo sarapan dulu. Abang mau sarapan apa?” Tanya Bunda Sya.
“Ehhmm, sereal aja Bund.” Dan ya kesukaan Kendra akan sereal tidak berubah dari kecil. Meskipun saat ini Kendra tidak setiap hari sarapan sereal tapi di beberapa kesempatan Kendra masih sarapan sereal kalau Bunda Sya tidak masak.
“Ya udah, Bunda siapin ya.” Ujar Bunda Sya.
“Nggak usah Bund, biar abang sendiri aja.” Ujar Kendra menolak.
Meskipun Kendra sudah dewasa dan bahkan usianya sudah hampir menginjak kepala 3 tapi Bunda Sya terkadang masih sering memperlakukan Kendra seperti anak kecil.
“Nggak papa biar Bunda siapin aja, Abang duduk yang manis di situ.” Ujar Bunda Sya seraya mengambil sereal dan susu untuk Kendra.
“Abang udah besar loh Bund.” Ujar Kendra kepada Bunda Sya.
“Ya memang Abang udah besar, lagi pula siapa yang bilang kalau Abang masih kecil?” Tanya Bunda Sya seraya tertawa kecil.
Bunda Sya seperti tidak menyangka kalau anak kecil berusia 3 tahun yang dulu memanggilnya dengan sebutan Dunda sekarang sudah tumbuh menjadi laki-laki dewasa. Dan dia lah yang membesarkannya. Anak laki-laki yang selalu membuatnya bangga dan tidak pernah membuatnya kecewa. Meskipun tadi malam untuk pertama kalinya Kendra membuatnya kecewa karena telah menodai anak gadis orang, tapi Bunda Sya tidak bisa marah terlalu lama kepada putranya itu. Putra sambung yang sudah dia anggap seperti anak kandungnya sendiri. Meskipun bukan dia yang melahirkan Kendra, tapi kasih sayang yang dia berikan kepada Kendra sama banyaknya dengan kasih sayang yang dia berikan kepada anak-anak kandungnya sendiri.
“Abang sayang Bunda, maafin Abang udah buat Bunda kecewa.” Ujar Kendra dengan suara lirih.
“Bunda udah maafin Bang, dan Bunda juga sayang Abang.” Ujar Bunda Sya seraya tersenyum lembut. “Udah sarapannya di makan dulu, nanti telat loh nemuin kliennya.” Ujar Bunda Sya kepada Kendra.
Tanpa mengatakan apa-apa lagi Kendra langsung memakan serealnya. Kopi? Tidak seperti Ayah Radit, Kendra jarang minum kopi dan lebih menyukai susu strawberry. Bahkan tidak hanya Kendra, baik Rendra maupun Sandra pun masih menyukai susu strawberry sampai saat ini.
\~\~\~
Pagi ini Aleera terbangun tubuh yang terasa lemas, kepalanya sudah agak mendingan di bandingkan kemarin. Tapi sekarang perutnya yang jusrtu terasa mual. Entahlah Aleera merasa ada yang tidak beres dengan tubuhnya saat ini.
Aleera melihat kesamping dimana Sandra tertidur. Wajah Sandra yang sedikit mirip dengan Kendra membuat Aleera kembali mengingat kejadian beberapa minggu yang lalu.
“Apa aku hamil?” Ujar Aleera dalam hati.
Meskipun saat kejadian itu bukanlah masa subur Aleera, tapi seperti yang Kendra katakan kalau kemungkinan dia hamil tetaplah besar karena mereka tidak menggunakan pengaman. Lagi pula bagaimana mau menggunakan pengaman sedangkan kejadian itu sama sekali tidak di rencanakan.
Sekarang kalau Aleera benar-benar hamil apa yang harus dia lakukan? Apa dia harus menerima pertanggung jawaban Kendra dengan menikah dengan laki-laki itu? Tapi selama ini Aleera terus menolak Kendra setiap laki-laki itu berniat untuk bertanggung jawab. Atau dia pergi saja dari sini? Tapi bagaimana dengan kuliahnya? Apakah Aleera harus merelakan beasiswanya.
Menggugurkan kandungannya? Tidak, Aleera tidak akan pernah melakukan itu, biar bagaimana pun ini adalah anaknya. Lebih baik Aleera mengorbankan kuliahnya dari pada harus membunuh anaknya sendiri. Lagi pula dia masih bisa mendapatkan pekerjaan dengan ijasah SMA nya bukan?
“Kamu udah bangun Ly? Gimana udah enakan?” Tanya Sandra yang baru membuka matanya.
Aleera tersenyum.
“Iya aku udah enakan kok, udah nggak terlalu pusing.” Jawab Aleera.
“Ya udah aku mau ke kamar mandi, nanti kita pesen makanan aja buat sarapan.” Ujar Sandra kepada Aleera dan di jawab dengan anggukan oleh gadis itu.
Aleera menatap langit-langit kamarnya. Memikirkan reaksi Sandra kalau gadis itu mengetahui apa yang sudah terjadi di antara dirinya dan Kendra. Apakah Sandra akan marah kepada Kendra atau justru marah kepadanya? Entahlah, Aleera tidak siap kalau harus kehilangan sahabat seperti Sandra.
“Kamu dari tadi bengong terus, kenapa? Kepala kamu pusing lagi?” Tanya Sandra yang baru saja keluar dari kamar mandi.
“Enggak, lagian siapa yang bengong. Aku nggak bengong kok.” Ujar Aleera menyangkal.
Sandra duduk bersila di ranjang.
“Kamu pengen sarapan apa Ly? Udah siang nih laper.” Ujar Sandra kepada Aleera.
“Terserah, samain aja sama kamu San.” Jawab Aleera.
“Kamu mau bubur lagi?”
Aleera menggelengkan kepalanya.
“Jangan bubur, yang lain aja. Nasi sama lauk apa gitu.”
“Ya udah, gimana kalau kita pesen nasi sama ayam aja?” Ujar Sandra menawarkan.
“Boleh, yang penting jangan bubur.” Jawab Aleera.
“Oke, btw di kulkas ada buah kan? Pengen bikin jus.” Ujar Sandra kepada Aleera.
“Ada kayaknya, 2 hari lalu aku beli jeruk sama apel. Ehh ada alpukat juga kayaknya.”
kisah Sandra ❤️ Daven sudah ada
kisah Rendra bila thor bila nak buat kisah percintaan Rendra putera ke2 dari keluarga Santoso bersama pilihan hati nya
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)
Alvaro Kendra(Al/Ken)❤Areel Qiara(Ly)
Aidan(Aian)
Ariel(Arie)
Arzan(Arz)
Arora(Aora)