Aku Juga Istrimu

Btari melihat lihat isi kamar Fauzan. Ternyata kamar Fauzan mempunyai balkon dengan view taman bunga dan kolam renang. Sepertinya nyaman tinggal di sini.

"ini hanya casingnya saja Btari, kamu belum tahu sifat penghuninya, jangan terlena." Btari mengingatkan dirinya sendiri, agar jangan terlena.

"Suka dengan kamarku." tanya Fauzan yang tiba tiba sudah ada di belakang Btari.

"Hmmm .. Sepertinya nyaman." jawab Btari.

"Mau tinggal di sini? kamar ini sudah menjadi kamarmu juga." Fauzan merayu.

"mmm .. Gimana kalau setiap weekend kita menginap di sini?" Btari menawarkan, ia masih enggan meninggalkan kenyamanan rumah kontrakan

"ide bagus." Fauzan setuju.

Sejenak keduanya berdiri bersisian menikmati pemandangan taman bunga dan kolam renang di bawah.

"Berminat berenang .. Bisa kan kamu berenang?" Fauzan menoleh.

"Bisa dong! Tapi aku malu .. Kolamnya tidak privacy, bisa dilihat dari sini atau balkon yang lainnya." jawab Btari.

"Kamu bisa menggunakan kolam air hangat, gimana mau gak?" Fauzan menawarkan.

"Hah? Ada berapa kolam sih di rumah ini?" Btari takjub.

"Hanya dua kolam, bagaimana mau renang gak?" Fauzan bertanya.

"Sekarang? Tapi aku tidak bawa pakaian renang." Btari jadi murung.

"Pakai underwear saja." Fauzan mengusulkan.

"ide buruk." Btari melotot.

"Tidak ada orang lain, tempatnya pun tertutup." Fauzan menjelaskan.

"Tetep aja aku malu." Btari menolak.

"Kamu bisa pakai kaos dan celana pendek." Fauzan memberikan ide.

"Aku cuma bawa baju tidur dan baju ganti untuk besok." ujar Btari.

"Kamu bisa memakai punyaku." ucap Fauzan.

"Kebesaran lah buat aku bang!" Btari sangsi.

" Ada yang kecil, ayo ikut." Fauzan menggamit lengan Btari.

Btari dibawa Fauzan ke sebuah ruangan yang ternyata walk in closed. Btari tercengang, walk in closed milik Fauzan ini satu ruangan tersendiri.

Mungkin seukuran dua kamar dan ruang tamu rumahnya. Pakaian pakaian Fauzan tertata rapi digantungan baju dan rak rak yang berderet deret.

Fauzan menggandeng Btari ke arah bagian kaos. Ada banyak deretan kaos dengan beragam warna. Btari sampai tercengang melihatnya. Dia saja yang perempuan hanya punya lima kaos. lha ini .. Walk in closed milik Fauzan seperti berada di toko pakaian pria.

"Silahkan pilih yang kamu suka!" Fauzan menatap Btari.

Btari memilah milah deretan kaos di depannya. Pilihan Btari jatuh pada kaos warna putih dengan ukuran agak kecil. Mungkin kalau dipakai Fauzan ngepres di badan.

Usai memilih kaos, Fauzan membawa Btari ke bagian celana pendek. Btari kembali memilah milah. Tidak ada yang cocok. Dilihat dari ukurannya, semua celana pendek milik Fauzan kebesaran untuk Btari.

"Kebesaran ya?" Fauzan jadi bingung.

"Abang punya legging?" Btari bertanya.

"Legging? Aku tidak punya .. tapi aku punya celana untuk gowes, sepertinya celana gowesku mirip dengan legging yang kamu maksud." Fauzan kembali menggamit Btari ke rak lain. Disana ada deretan kostum olahraga .. Mulai dari stelan training, kostum olahraga bela diri dan legging pria untuk olahraga gowes

"Abang benar celana gowes ini mirip legging." Btari kembali memilih celana legging milik Fauzan, akhirnya ia menemukan yang pas untuk tubuhnya.

"Ayo kita berenang .. Mau pilih yang mana .. Kolam hangat atau kolam dingin? Kalau kolam hangat, kolamnya kecil .. sedang kolam air dingin kamu tahu sendiri kolamnya besar." Fauzan berucap.

"Pengennya kolam besar tapi aku tidak mau jadi bahan tontonan." Ucap Btari.

"Jangan khawatir! Atapnya nanti akan aku pasang agar tidak ada yang melihatmu." Fauzan menggamit Btari keluar walk in close, lalu mengajak keluar ke tempat kolam berada.

"Sepi sekali rumah ini, kemana anggota keluarga yang lain" tanya Btari.

"Tidak tahu Btari .. Mungkin di kamarnya masing masing atau sedang ada urusan di luar rumah, jangan khawatir nanti malam mereka akan datang semua, akan aku perkenalkan kau pada semua anggota keluargaku." ucap Fauzan.

"Abang yakin memperkenalkanku pada seluruh anggota keluarga besarmu?" Btari keheranan.

"Tentu saja Btari .. Kamu sudah kubawa ke rumah besar ini tidak untuk pajangan saja kan?" langkah Fauzan berhenti, mereka telah sampai di kolam renang.

Btari tidak sabar ingin segera mencebur ke dalam kolam. Melihat air kolam berwarna kebiru biruan dan terlihat jernih membuat Btari ingin segera nyemplung.

"Dimana kamar gantinya?" Btari sudah lupa dengan bahasan tentang perkenalannya dengan keluarga Fauzan.

"Di sana." jari telunjuk Fauzan menuding sebuah ruangan.

Btari segera bergegas melangkah ke ruangan yang ditunjuk Fauzan. Fauzan sendiri segera mencari tombol kanopi bongkar pasang yang berfungsi sebagai atap kolam renang.

Usai kanopi menutupi semua area kolam renang, Fauzan segera melepas semua pakaiannya kecuali boxernya. Ia melakukan pemanasan sebentar. Setelah itu barulah dia terjun ke kolam renang dan mulai berenang.

Btari telah selesai mengganti pakaian yang ia kenakan dengan kaos dan legging gowes milik Fauzan. Btari tidak merasa risih karena memakai pakaian Fauzan. Keinginan untuk segera berenang membuat ia tidak malu memakai pakaian Fauzan, toh lelaki ini adalah suaminya.

Dengan langkah lebar, Btari berjalan ke arah kolam renang dengan rambut hitamnya yang terurai sampai ke punggung. sebagian betisnya terekspos indah, celana legging Fauzan sampai di pertengahan betisnya.

Fauzan baru saja melakukan underwater. Saat kepalanya muncul dari dalam air, pertama kali yang dilihatnya adalah sosok Btari yang terlihat seksi dan menggoda.

"Apa yang terjadi dengan mataku, Ya Tuhan, Ternyata Btari seksi sekali." Fauzan melotot melihat penampilan Btari.

Baru kali ini Fauzan melihat Btari tanpa memakai kerudung. Rambut istrinya itu sangat indah. Lebat dan berwarna hitam legam. Penampilan Btari terlihat sangat seksi, dengan memakai legging gowes dan kaus miliknya.

"Oh my God .. Kenapa betis Btari terlihat sangat mulus dan memikat?" mata Fauzan terpaku pada betis Btari yang indah, seperti Ken Arok yang langsung jatuh hati pada Ken Dedes hanya dengan memandang betis kakinya yang terlihat karena jariknya tersibak.

Btari sama sekali tidak menyadari kalau Fauzan tengah terpesona melihat dirinya yang untuk pertama kalinya berpakian terbuka di hadapan sang suami, masih melangkah santai menuju tepi kolam.

Sesampai di tepi kolam, Btari melakukan pemanasan sebelum menyebur ke kolam. Gerakan pemanasan yang dilakukan Btari makin membuat Fauzan gagal fokus. Matanya tak berkedip, terus menatap tubuh Btari.

Baru kali ia memandang wanita sampai selama dan seintens ini. Selama ini Fauzan selalu berusaha menjaga pandangan. Kepada Fara pun, Fauzan tidak pernah melakukan hal yang berlebih. Fauzan selalu berusaha berpacaran sehat dengan Fara. Tidak pernah berciuman dan melakukan kontak fisik lainnya yang belum boleh dilakukan.

Fauzan gelagapan, bangun dari keterpesonaannya, saat wajahnya tersiram air kolam. Wajah dan tubuhnya makin gencar diserang percikan air yang cukup deras. Dan pelaku serangan sedang tertawa terbahak bahak duduk di tepi kolam sambil terus menyipratkan air dengan tengannya ke arah Fauzan.

Fauzan segera menyelam kembali ke dalam kolam renang dan berenang dengan cepat ke arah Btari. Fauzan bisa melihat kedua kaki Btari berada didalam air. Ia segera menyerbu kaki Btari. Mata Fauzan menelusuri betis Btari yang tadi sempat membuatnya gagal fokus. Tanpa bisa menahan diri, bibir Fauzan mengecupi betis Btari.

Sebelum Btari menyadari perbuatannya, ia segera naik ke permukaan, kedua tangan Fauzan sudah meraih pinggang istrinya dan menceburkan tubuh Btari ke dalam kolam. Btari berteriak keras karena kaget.

Saat tahu ia tercebur ke dalam kolam karena ulah Fauzan, Btari memukul dada Fauzan dengan jengkel.

"Abang ngagetin sih!" Btari tertawa tawa, belum sadar kalau tubuhnya begitu dekat dengan tubuh Fauzan. Apalagi kedua tangan Fauzan melingkar di pinggang Btari.

Seorang pelayan yang kebetulan melintas di ruangan dekat kolam segera berlari ke tempat kolam renang berada, takut kalau terjadi kecelakaan di kolam renang.

Tapi langkahnya terhenti saat melihat sepasang anak manusia sedang berada di dalam kolam dalam keadaan baik baik saja. Ternyata Tuan Fauzan dan istrinya. Terlihat mesra bagaikan dua sejoli yang saling mencintai.