Season 2 dari, "Menantu Sampah Seorang Millionaire".
Hari pertama Lucia masuk kerja sebagai sekretaris di Alfred Corporation tidak berjalan mulus sesuai keinginannya. Dia bertemu dengan Rey Alfred yang memberinya banyak omelan di hari pertama dia bekerja. Karena tidak terima, Lucia mengamuk. Begitu marahnya, dia sampai mengusir Rey dari kantornya sendiri. Akibatnya, Rey yang merasa bersalah meminta maaf dengan spektakuler.
Namun awal yang agak aneh itu justru membawa hubungan mereka ke titik yang tidak pernah mereka sangka sebelumnya. Mereka tidak hanya bertemu sebagai bos dan sekretaris di kantor, tapi juga menjelma sekedar TTM-an? Apakah mereka akan tetap mengatakan "Love is Bullshit!" meskipun mereka tahu jika mereka perpect for each other?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nuhume, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
31. Tentang Rey
Lucia mendengar ocehan Carlo hanya bisa tertawa dan sedikit merenung. Dia kemudian menjelaskan bahwa dia juga tidak tahu apa yang terjadi dengan Rey, dia merasa semuanya normal saja tapi, Lucia saat itu sudah tahu beberpa hal tentang Rey karena Carlo yang memberi tahunya.
Awalnya Lucia merasa beruntung saja karena bisa mendapatkan seorang pimpinan yang masih muda, tidak galak, ramah, senang bercanda, dan tidak sok menjadi seorang pemimpin.
"Iya, dia memang seperti itu untuk orang yang sudah berhasil dekat dengannya karena mengingat aku dulu, dia hanya diam dan aku yang berceloteh tentang banyak hal. Lambat laun, mungkin dia sudah menerimaku di sisinya karena itu dia berubah 180 derajat, dia menjadi begitu cerewet," jelas Carlo.
Dia juga menjelaskan saat kuliah di Inggris bahkan dia hanya memiliki dua orang teman hingga dia menghabiskan banyak waktu di sana dibandingkan di Italia. Rey sangat kesusahan berbaur dengan orang baru. Butuh waktu lama untuk itu. Mungkin saja secara tidak sengaja dia telah menanamkan sikap seleksi, siapa yang boleh mendekat dan mana yang tidak boleh.
"Dan kamu termasuk orang yang boleh. Dengan jangka waktu yang realtif luar biasa cepat," jelas Carlo.
Lucia kemudian menyibakkan rambutnya kebelakangan yang sedari tadi menutupi matanya. Kali ini wajah Lucia tampak lebih jelas dari sebelumnya membuat Carlo beberapa detik merasa kagum dengan kecantikan alami milik Lucia.
"Sebenarnya bukan karena aku berbeda daripada yang lain, tapi cuma karena pertama kali masuk, start hubungan kami terjadi sudah berbeda duluan dari yang lainnya. Hari yang bertepatan aku kelelahan karena banyak masalah, dan dia meminta maaf secara spektakuler, dengan mengirimkan banyak karangan bunga yang berukuran besar memenuhi pekarangan rumahku, yang membuat para tetangga shock hingga mereka pikir ada kematian di rumahku," jelas Lucia.
Carlo tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa. Dia dengan spontan tertawa mendengar penjelasan Lucia. Di otak Carlo sudah berputar-putar pikiran aneh tentang Rey, dia bahkan tidak berpikir jika dia bisa melakukan permintaan maaf dengan hal konyol seperti itu.
Carlo menjelaskan jika sebenarnya ide untuk memberikan sebuah pelonco kepada karywan baru adalah idenya. Dia menjelaskan bahwa dia meminta Rey menghubunginya karena rencana itu Carlo yang akan menjalankannya. Karena Rey tidak pernah melakukan hal konyol sperti itu.
"Dia bahkan nekat melakukannya sendiri, padahal tidak memiliki pengalaman sama sekali, ya sudah..."
Lucia mendengar itu ikut tertawa, dia pun menjelaskan bahwa saat itu dia pun heran dengan dirinya sendiri, sejak kapan dia memiliki kekuatan yang besar untuk memiliki keberanian dan kemarahan sedahsyat itu. Bahkan dia meminta security untuk mengusir pemilik perusahaan dari perusahaannya sendiri.
Rey masih tertawa menimpali ucapan Lucia bahwa, jika mengingat peloncongan yang dilakukan Rey memang benar, dia sedikit kelewatan. Merendahkan harga diri Lucia dengan memberikan kalimat yang tidak menganggap sama sekali kemampuannya dan tidak ingin mendengar alasan keterlambatannya.
"Lantas menurut mu, peloncongan itu baik atau tidak? Dan tadi kau menjelaskan jika sebenarnya kau juga memiliki rencana itu, kenapa?"
Sambil menyetir, Carlo tertawa dan menjelaskan jika itu sebenarnya wajib di lakukan, alasannya hanya ada dua. Menguji kesabaran dan mental. Dan salah satu cara Carlo melakukan itu adalah menyuruh karyawan baru tersebut mencari seseorang yang bernama Samson misalnya di lantai sepuluh, dan dia harus berhasil dapat orang tersebut dan membawanya menghadap kepadanya.
"Pak Samson lantai sepuluh? Aku baru mendengar nama itu," ucap Lucia.
Carlo tertawa dengan sangat keras.
"Memang pak samson itu tidak ada, aku hanya mengarang dan membuat karyawan baru itu kuwalahan mencari," timpal Carlo.
Carlo kembali bercerita, untung Lucia tidak bertemu dengannya, dia akan menerapkan dengan sistem yang sama dan akan membuat Lucia mencari dari satu lantai ke lantai yang lain.
"Skenarionya boleh juga," timpal Lucia.
"Benar kan? Dan aku akan siapkan seseorang memotret wajahmu dari lantai satu hingga ke empat puluh untuk mencari nama tersebut dan akhirnya akan disatukan dalam video klip, dan kau bisa melihatnya sendri perubahan wajah itu, ha ha ha sangat lucu."
Lucia memijat kepalanya yang tidak sakit, dia tidak habis pikir jika ada cara semacam itu. Carlo juga menjelaskan jika cara melatih karyawan baru sebenarnya harus seperti itu, bukan dengan memberikan kata-kata yang menyakiti hati.
Lucia kemudian terdiam dan menatap keluar jendela kaca mobil saat itu dan melihat aktifitas malam orang-orang di sepanjang jalan yang mereka lalui, tiba-tiba Lucia teringat sesuatu dan ketawa sendiri.
"Kenapa?" tanya Carlo.
"Sekarang aku gantian, dia yang aku kerjain... walau sebenarnya tidak ada rencana tapi aku merasa sudah membalasnya," jelas Lucia.
Alis Carlo berkerut bercampur dengan penasaran apa yang telah Lucia lakukan kepada Rey.
Lucia kemudian menjelaskan jika kekasihnya batal menjemputnya hari itu karena ada lembur dadakan di kantornya. Sementara Lucia tidak ingin diantar pulang dan juga tidak memiliki uang yang lebih untuk menaiki taksi, jadi Rey memberinya dua lembar 500 Euro.
"Dan sekarang uangnya tidak aku pakai karena malam ini ada tumpangan gratis," jelas Lucia
Carlo mendengar itu ikut tertawa, dia menjelaskan kalau uang itu tidak usah di pinjam, pakai saja. karena uang dua lembaran itu tidak berarti apa-apa untuk Rey.
"Memangnya tadi kalian lembur, ya?" tanya Rey.
"Iya, ini lembur kesekian kalinya. Kau juga lembur?"
Carlo tersenyum, lembur tidak lembur dia akan tetap selalu pulang di jam larut. Lucia kemudian membenarkan posisinya kembali dan seat beltnya, dia menatap ke arah Carlo dengan wajah penasaran.
"Sebenarnya dia orangnya gimana sih? Aku mau tahu dia bagaimana karena aku tidak mau bikin kesalahan, walaupun kita berteman di luar kantor dan bisa saja dia memaklumi kesalahanku, tapi tetap dia adalah pimpinanku dan aku tidak ingin membuat kesalahan saat kerja," jelas Lucia.
Carlo tersenyum dan menarik nafasnya, dia menjelaskan jika Rey saat ini jika di nilai untuk ukuran orang yang punya kekayaan dan kekuasaan berlimpah, Rey termasuk salah seorang yang manis.
"Teramat sangat manis," ucap Carlo.
"Manis?" ucap Lucia dengan meringis heran.
Carlo menjelaskan jika selama mengenal Rey, dia tidak pernah bertindak di luar batas. Bahkan jika dia harus mengeluarkan uang, dibanding dirinya dia tidaklah bisa menyaingi Carlo, bisa di katakan dalam ukuran konglomerat dia hanya mengeluarkan uang seperlunya padahal itu sangat di sayangkan.
Carlo juga menjelaskan bahwa selama ini waktu Rey habis terkuras untuk menikmati waktu dengan kedua orang tuanya, menjalankan kewajiban sebagai anak untuk berbakti dan juga pada akhirnya waktunya tersisa untuk menjalankan perusahaan, bisnis keluarga.
ceritanya mengalir seperti kehidupan normal
tdk ada drama perebutan warisan at cinta tertolak
d tunggu kelanjutannya thor ♥️
komplit dah 😂
romantis sekalian kalian ♥️
jd kangen bapak