Baru satu minggu Khalisa kehilangan pria yang menjadi cinta pertamanya, 'AYAH'. Kini dia harus menyaksikan Devan, sang tunangan selingkuh dengan Viola, kakak kandung Khalisa.
Belum juga selesai masalahnya dengan Devan dan Viola. Khalisa dibuat pusing dengan permintaan Sonia, kakak sepupu yang selalu ada untuk Khalisa, setiap gadis itu membutuhkannya. Sonia meminta Khalisa menggantikannya menikah dengan Narendra, pria yang sudah selama tiga tahun ini menjadi kekasih kakak sepupunya itu.
Sedangkan hati Khalisa mulai jatuh pada sosok Abian, dosen pembimbingnya yang sering memberikan perhatian lebih.
Bagaimana Khalisa menghadapi kerumitan hidupnya setelah di tinggal pergi sang ayah?
Apakah Khalisa menyetujui permintaan Sonia?
Yuk simak ceritanya di 'Selepas Cinta Pertama Pergi'
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bunaya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 21. Bertunangan
Narendra tiba di butik milik teman mami Aulia. Pria itu langsung disambut omelan dari wanita yang telah melahirkannya itu.
"Kamu ini gimana sih, Ren. Urusan penting gini, bisa-bisanya kamu ketiduran." ucap mami Aulia.
"Namanya juga kecapean Mam. Rendra semalam kurang tidur. Pagi-pagi udah jemput calon menantu Mami." jawab Narendra.
"Alasan! Sudahlah, sana ganti pakaian kamu. Ica sebentar lagi selesai di make up." ucap mami Aulia sambil memangil karyawan butik untuk mengantar Narendra ke ruang ganti.
"Mami mau kemana?" tanya Narendra begitu melihat mami Aulia berjalan kearah pintu keluar.
Mami Aulia berbalik, kembali menghadap sang putra, "Mami tunggu kalian di cafe." jawab mami Aulia, lalu kembali melanjutkan langkahnya.
"Mari Tuan, saya tunjukkan tempat untuk mengganti pakaian. Nona Khalisa sebentar lagi siap." ucap karyawan butik tersebut mempersilakan Narendra masuk ke ruang ganti, dimana pakaian pilihan mami Aulia untuk Narendra sudah disiapkan oleh karyawan butik.
***
Narendra mengatur detak jantungnya yang saat ini berdenyut lebih cepat dari biasanya. Sebuah rasa yang belum pernah Narendra rasakan. Bahkan pada Sonia sekalipun. Tapi kali ini, begitu melihat Khalisa yang baru saja keluar dari ruang ganti dan make up mampu membuat jantung Narendra berdetak lebih cepat. Calon istrinya sangat sangat cantik.
Untung saja dia bisa datang tepat waktu menjemput Khalisa ditempat ini, sehingga bisa melihat penampilan Khalisa yang membuat Narendra semakin jatuh cinta.
"Kamu cantik sekali sayang." gumam Narendra sambil berjalan mendekati Khalisa yang juga terpesona dengan penampilan Narendra malam ini. Di mata Khalisa, Narendra malam ini sangat sangat tampan. Kalau begini, bagaimana Khalisa bisa menolak ajakan Narendra menikah?
Mungkin aura kebahagiaan yang terpancar di wajah Narendra, yang membuat pria itu terlihat semakin mempesona. Khalisa tidak tahu saja, bagaimana perjuangan Narendra untuk bisa sampai di butik tersebut tepat waktu.
Narendra mengulurkan tangannya. Khalisa menyambut uluran tangan Narendra, yang langsung membawa tangan Khalisa ke arah bibirnya untuk dia kecup. Perlakukan Narendra yang mencium punggung dan telapak tangan Khalisa itu disaksikan pengunjung dan karyawan butik yang memperhatikan mereka.
Khalisa tidak tahu saja. Saat ini yang menyaksikan bukan hanya karyawan maupun pengunjung butik. Tapi disaksikan juga oleh semua tamu undangan yang sudah menunggu mereka di cafe yang Narendra sewa malam ini. Khusus untuk acara penting yang akan menjadi awal perjalanan hidupnya bersama Khalisa.
"Mas, kata mami kita akan menghadiri acara penting. Acara penting apa?" tanya Khalisa setelah berjalan di sisi Narendra dengan tangan yang saling bertautan.
Narendra tersenyum, "Nanti juga kamu tahu sayang." jawab Narendra.
Khalisa paling tidak suka jika harus menebak. Jadi dia memilih untuk tidak mempertanyakan lagi acara penting apa yang mami Aulia maksud kepada Narendra. Dia ikut saja kemana pria itu akan membawanya.
Khalisa mengira mereka akan menghadiri acara di sebuah ballroom hotel bintang lima, atau restoran mewah. Tapi Narendra justru membawanya ke sebuah cafe langganan mereka. Cafe milik keluarga teman Khalisa.
Khusus malam ini, cafe tersebut dihias dengan berbagai bunga segar. Shinta dan staff nya bekerja keras untuk mendekor cafe ini seperti yang Narendra inginkan. Bukan keinginan Narendra, pria itu hanya mewujudkan keinginan Khalisa yang belum terwujud saat gadis itu bertunangan dengan Devan. Tentu saja, Narendra Baskoro Wiranata akan mengambil kesempatan ini untuk memikat hati Khalisa. Membuat gadisnya terkesan dengan apa yang dia lakukan.
Mobil yang dikendarai sopir keluarga Wiranata berhenti tepat di depan pintu utama cafe tersebut. Narendra segera turun lalu berjalan memutar untuk menyambut Khalisa yang akan turun dari mobil.
Khalisa menatap kagum dekorasi cafe malam ini yang disulap menjadi sangat indah dan romatis. Khalisa menatap takjub, karena semua seperti yang diimpikan Khalisa. Gadis itu ingin menoleh pada Narendra. Lewat tatapan mata dia beranya, siapa yang mendekorasi cafe malam ini?
"Kamu suka dekorasinya?" tanya Narendra. Khalisa mengangguk.
"Seperti yang pernah Ica sampaikan sama Mas Rendra dan kak Nia." jawab Khalisa. Lalu menundukkan pandangannya begitu mengingat Sonia.
"Angkat kepalamu dan ternyumlah sayang. Semua orang memperhatikan kita." bisik Narendra.
"Ini acara apa sebenarnya Mas?" balas Khalisa yang juga berbisik.
Sama seperti sebelumnya, Narendra tidak menjawab pertanyaan Khalisa. Ingin marah tapi Khalisa urungkan saat dia melihat paman Kamal, bibi Amanda dan Darel menyambutnya dengan wajah yang sumringah. Khalisa juga bisa melihat kehadiran Viola dengan Julian, pria yang siang tadi dikenalkan kakanya itu sebagai kekasihnya.
Siang tadi saat Khalisa dan mami Aulia sedang makan siang, Viola menghubungi Khalisa. Jika nomor Devan, Khalisa blokir. Tapi tidak untuk nomor Viola. Bagaimanapun kelakuan Viola, dia adalah kakaknya.
"Kakak ada di depan kantor kamu. Bisa kita bicara, Ca?" ucap Viola setelah menjawab salam dari Khalisa.
Khalisa pun memberitahu bahwa dia sedang makan siang bersama mami Aulia. Karena benar-benar ingin bicara dengan Khalisa, Viola mengajak Julian untuk menyusul adiknya. Viola meminta maaf pada Khalisa dan adiknya itu dengan mudah memaafkannya.
"Mereka juga datang Mas?" tanya Khalisa sambil menunjuk ke arah keluarganya dengan dagu.
"Mereka harus hadir. Ini kan acara kita." jawab Narendra.
"Kita? Bukannya kita tamu undangan ?" tanya Khalisa.
"Siapa bilang. Ini acara kita, sayang." balas Narendra sambil membawa Khalisa mendekati keluarganya.
Sambil berjalan, mata Khalisa menyapu sebagian cafe tersebut. Dia mencari kakak sepupunya. Namun sepertinya sia-sia, tidak ada Sonia di tempat itu.
Khalisa tidak tahu saja, jika saat ini kakak sepupunya itu sebenarnya melihat apa yang terjadi pada Khalisa. Mulai dari butik hingga masuk kedalam cafe tempat acara. Sonia mendapat akses khusus dari Shinta setelah sedikit memaksa, agar bisa menyaksikan acara pertunangan Narendra dan Khalisa malam ini.
"Kamu yakin akan melihat acara pertunangan Narendra dan Khalisa?" tanya Shinta siang tadi. Sonia mengangguk yakin. Dia memang mencintai Narendra, tapi karena keadaan dia harus melepaskan cintanya itu.
Karena keinginan kuat dari Sonia, akhirnya Shinta mengizinkan Sonia menyaksikan siaran langsung acara pertunangan Narendra dan Khalisa di sebuah ruangan yang ada di pojok cafe. Ruangan yang sebenarnya diperuntukkan untuk tempat istirahat karyawan cafe.
"Dia tidak datang." ucap Narendra yang tahu Khalisa mencari Sonia.
Paman Kamal, bibi Amanda dan Darel menyambut Khalisa dengan sebuah pelukan. Begitu juga dengan Viola.
"Berbahagialah Ca, Narendra pria yang tepat untuk kamu." ucap Viola berbisik, sebelum mengurai pelukannya.
"Ayo sayang kita ke panggung. Lihatlah, mami sudah menunggu kita." ucap Narendra.
"Ica tidak akan ke sana sebelum kalian memberitahu acara apa ini?" balas Khalisa.
"Nak, ini acara pertunangan kamu dan Rendra." bibi Amanda yang bicara.
"Tapi Ma?"
"Tadi pagi Rendra sudah bicara pada Papa. Dia juga sudah tidak ada hubungan apa-apa dengan kakak kamu. Kemarin malam Rendra sudah memutuskan pertunangannya dengan kakak kamu." ucap paman Kamal menjelaskan.
"Ayo, Mama yang akan dampingi kamu." ucap bibi Amanda sambil memeluk lengan Khalisa untuk berjalan ke panggung, dimana mami Aulia sudah menunggu.
Sementara Narendra, paman Kamal, Darel, Viola dan Julian mengikuti di belakang kedua wanita cantik beda usia itu.
Mami Aulia menyambut Khalisa dan langsung memeluk calon menantunya itu. "Mami senang sekali, akhirnya doa Mami terkabul. Kamu yang akan jadi menantu Mami, sayang. Rendra itu memang payah, lambat sekali dia menyadari perasaannya ke kamu." ucap mami Aulia.
Khalisa masih mencerna ucapan mami Aulia. Tapi pembawa acara sudah memintanya untuk melakukan prosesi tukar cincin. Namun sebelum itu dilakukan, Narendra berlutut dihadapan Khalisa.
"Mungkin sangat terlambat Mas menyadari ini, tapi tahukah kamu kalau rasa ini sebenarnya sudah ada sejak pertama kali kita bertemu. Khalisa, sudah banyak waktu yang sudah kita lewati bersama, lima tahun bukanlah waktu yang sebentar. Maukah kamu menambah waktu kebersamaan kita hingga kita menua bersama? Khalisa ayo kita menikah!" ucap Narendra.
"Terima." ucap pembawa acara memberi komando agar para tamu ikut memberi semangat pada Khalisa.
"Mari kita menikah." jawab Khalisa yang langsung disambut dengan tepuk tangan yang meriah oleh para tamu yang hadir.
Acara dilanjutkan dengan mami Aulia yang memasangkan cincin pada Khalisa, lalu dilanjutkan oleh bibi Amanda yang memasangkan cincin pada Narendra.
Tidak terasa air mata jatuh di pipi Sonia, menyaksikan begitu bahagianya Narendra malam ini. Dulu pria itu juga ingin mengumumkan dan mengadakan acara pertunangan yang meriah, namun Sonia menolak. Dia tidak ingin dia yang sudah bertunangan terendus oleh media. Sehingga hanya acara sederhana yang mereka lakukan tiga tahun yang lalu.
Sonia memang tunangan Narendra, tapi selalu saja Khalisa yang menemani pria itu setiap ada kegiatan. Kalaupun pergi bersama Sonia, dia tetap akan mengajak Khalisa bersama mereka. Hingga detik ini pun tidak ada yang tahu kalau Sonia adalah tunangan Narendra.
Tidak salah jika malam ini Narendra akhirnya mengumumkan pertunangannya denga Khalisa. Bukan kah inilah yang Sonia inginkan?
"Maaf." ucap Sultan yang menemani Sonia malam ini.
"Mas, dimana Abian? Jangan sampai dia melakukan hal bodoh." ucap Sonia yang teringat aka kemarahan sepupu Sultan itu siang tadi. Begitu tahu, Khalisa akan bertunangan dengan Narendra.
"Dia ada di luar. Aku sudah titipkan dia pada asistenku dan juga Shinta." jawab Sultan.
...◇◇◇...