Office Girl Kesayangan

Elis sudah sampai di Jogja. Elis keluar dari bandara dan langsung mencari taksi untuk mengantarnya ke rumah sakit. Setelah dapat taksi, Elis langsung naik. Saat di perjalanan, Elis mengirim pesan pada Mahesa.

"Mas, saya sudah sampai di Jogja. Saat ini saya ada di taksi dan mau ke rumah sakit."

Mahesa membaca pesan Elis. Mahesa lalu membalas pesan nya.

"Iya sayang. salam buat paman dan Bibi kamu ya."

Elis membalasnya lagi. "Iya Mas."

Elis sampai di rumah sakit. Lalu Elis menelfon bibinya untuk menanyakan ruang rawat Paman.

Bibi langsung memberi tau Elis di mana kamar rawatnya. Paman sudah di ruang rawat sekarang. Semalam paman baru menjalani operasi.

Elis pergi ke ruang rawat Paman setelah bibi kasih tau nama ruangnya. sampai di depan ruang rawat Paman, Elis menarik nafas dulu.

Setelah nafasnya sudah stabil, Elis membuka pintu. Bibi yang melihat pintu terbuka lalu bangun dari duduknya.

"Elis."

"Bibi."

Bibi langsung memeluk Elis. Keduanya berpelukan. Bibi sampai menangis.

"Sudah bi, jangan menangis. Gimana keadaan Paman?"

"Paman kamu baru operasi semalam. Kata Dokter hasil operasinya bagus. Tapi untuk penyembuhan paman butuh waktu lama."

"Iya Bi. yang penting sekarang Paman sudah lebih baik."

Elis lalu berjalan ke Paman. Elis mencium tangan Pamannya. Paman tersenyum tipis sambil air matanya keluar.

"Paman ngga usah kuatir. paman pasti akan sembuh."

"Terimakasih karena sudah bantu buat bayar operasi paman."

"Iya Paman. Itu juga Elis pinjam ke teman."

"Teman kamu pasti orang kaya ya Lis. Dia langsung kasih pinjam 100 juta," Elis langsung kaget saat dengar bibinya bilang 100 juta.

Memang Elis ngga tanya pada Mahesa berapa uang yang di tranfer pada rekening pamannya.

"Operasi paman kamu habis 80 juta. Dan masih ada 20 juta lagi di rekening Paman. Besok kamu ambil aja uang sisanya ya. Biar kamu ngga banyak hutang."

"Ngga usah Bi. Biar uang itu bibi simpan aja buat pegangan."

"Tapi nanti kamu jadi banyak hutang. Kamu kan kerja juga buat bayar kuliah."

"Sudah bibi dan paman ngga usah pikirkan masalah uang itu. Yang penting sekarang Paman sembuh. Uang itu nanti Elis cicil dari gajih Elis kerja sambilan."

"Kamu anak baik Lis. Semoga kamu dapat jodoh yang baik dan juga kerjaan yang lancar."

"Amin Bi. Teman Elis juga kirim salam buat bibi dan Paman."

"Oh iya. Salamnya bibi dan paman terima."

Setelah mengobrol cukup lama, Bibi mau pulang ke rumah dulu untuk ganti baju dan bawa yang di butuhkan untuk paman.

Elis menemani Paman di ruang rawat. Paman tadi sudah minum obat dan sekarang tidur. Elis lalu mengirim pesan pada Mahesa.

"Mas sedang sibuk ngga?"

Mahesa rupanya sedang rapat. Jadi Mahesa tidak melihat pesan Elis karena hp nya di mode senyap.

Karena lama ngga dapat balasan, Elis lalu memejamkan matanya dan tertidur di sofa.

Setengah jam kemudian, hp Elis bunyi tanda panggilan. Elis lalu terbangun. Elis mengambil hpnya, ternyata Mahesa yang telfon.

"Halo Mas," Elis bicara sangat pelan.

"Iya halo. maaf tadi saya sedang rapat. Jadi tadi tidak langsung balas pesan kamu."

"Oh iya Mas. maaf saya jadi ganggu Mas."

"Ngga ganggu kok. Gimana keadaan Paman?"

"Paman sudah lebih baik. Semalam operasinya berjalan lancar."

"Syukurlah kalau begitu."

"Iya Mas. Oh iya Mas. Kenapa Mas kasih pinjam uang 100 juta. Itu sangat banyak. Gimana saya bayar utangnya."

"Sudah kamu ngga usah pikirkan uang itu. Yang penting sekarang Paman kamu sudah lebih baik."

"Tapi tetap saja saya kepikiran Mas. Saya tetap akan bayar, karena uang 100 juta tidak sedikit. Tapi saya menyicil ya Mas."

"Ya sudah terserah kamu saja. Nanti saya kasih kerjaan agar utang kamu cepat selesai."

"Iya Mas. Makasih ya."

"Iya. Ya udah dulu, saya mau lanjut kerja."

"Iya Mas."

Lalu telfon pun mati. Elis tersenyum tipis karena bersyukur Mahesa sangat baik padanya.

Jangan lupa like komentar dan vote terimakasih...