NovelToon NovelToon
NIGHT LIGHT

NIGHT LIGHT

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Reinkarnasi / Balas Dendam / Cinta Terlarang
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: Chichi

Ketika Pagi datang, Lucian Beasley akan pergi. Tetapi Malam hari, adalah miliknya. Lucian akan memelukmu karena Andralia Raelys miliknya. Akan tetapi hari itu, muncul dinding besar menjadi pembatas di antara mereka. Lucian sadar, tapi Dia tidak ingin Andralias melupakannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chichi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Susahnya Menjadi Kyle

Kerajaan Erundil adalah kerajaan terkaya yang pernah ada. Pemimpin Kerajaan Erundil adalah Alvart Raelyst. Alvart Raelyst memiliki seseorang yang dia percayai, melebihi siapapun. Sosok itu, bernama Kyle Beasley. Kyle Beasley sudah bekerja dengan Alvart sejak usianya yang ke-8 tahun. Dia adalah bocah yang Alvart temukan di medan pertempuran dengan keadaan yang hampir mati.

Kyle Beasley, menganggap Alvart seperti Matahari baginya. Tidak ada satupun orang di Negeri Aegle tidak mengenal Kyle Beasley atau Anjing Erundil. Kyle ditakuti oleh siapapun, melebih takut mereka terhadap Raja mereka sendiri. Meski begitu, Kyle sebenarnya orang yang lapuk dihadapan orang yang mengenalnya dengan benar. Seperti, Alvart dan Pelayan Istana. Dia hanya tak terbiasa berekspresi selain berwajah datar kepada siapapun.

Hari ini, Alvart menghukum Kyle karena telah membunuh seseorang, "Aku menghukummu untuk menjadi Ayah bocah ini. Dengan begitu, aku memaafkanmu" Ucap Alvart.

Alvart tidak bermain-main dengan hukuman itu. Dia hanya menginginkan Kyle merasakan bagaimana memiliki keluarga. Alvart tau, selama ini Kyle sudah kehilangan rasa kemanusiaannya.

Lucian mengikuti Kyle dengan semangat. Pelayan di sana tak henti-henti memberikan pandangan lucu kepada Kyle yang dibuntuti bocah.

"Hihi, mereka berdua seperti induk kucing dengan anak kucing" Bisik-bisik Pelayan.

Mendengar itu, Kyle langsung merangkul Lucian dengan bangga. Dia suka mendapatkan sebutan itu dari Pelayan.

Sampai di rumah Kyle, di blok sebelah Istana, Lucian memandangi rumah itu. Kyle membukakan pintu rumahnya. "Aku jarang pulang, jadi rumahnya akan sedikit berdebu. Masuklah" Ucap Kyle menyuruh Lucian masuk terlebih dulu.

Kaki Lucian yang tak beralas, kegirangan dan langsung masuk ke dalam rumah dengan lantai keramik itu. Dia melihat ke depan, ada lemari buku besar di sana. Dia melihat ke kanan. Ada sofa panjang di sana. Kaki kecilnya girang.

"Ayah, di mana kamarku?" Tanya Lucian dengan senang.

"Kamar? Oh, ada tapi pakai dulu kamarku. Aku akan membersihkan dulu kamar untukmu. Di kamarku sudah ada kamar mandi" Kyle menuntun jalan menuju kamarnya.

Di dalam kamar Kyle, tidak terlalu banyak isi. Hanya ada ranjang dengan kasur, meja kecil dengan lampu bolam, dan satu lemari kayu dengan dua pintu di sana. Aroma kamar Kyle tercium seperti aroma kayu mahoni. Lucian hafal dengan aroma menenangkan itu karena dia terbiasa di hutan.

"Mandilah, aku akan mencarikan bajuku yang agak kecilan" Ucap Kyle dan diangguki oleh Lucian.

Kyle hanya melihati bocah berusia 12 itu berlari ke arah kamar mandi dengan semangat. Kemudian, Kyle membuka lemari kayu miliknya.

Dia sudah lama tak pulang ke rumah. Mungkin ada empat bulan dia tidak pulang. Sejenak, Kyle berfikir. "Makanan apa yang biasa di makan bocah?" Lirihnya sambil memilah pakaiannya.

Hampir tak ada pakaian yang kecil untuk Lucian. Kyle berjalan menuju gudang rumahnya, untuk mencari pakaian kecil yang dia gunakan dulu.

Kyle membuka peti pakaian yang tidak dia gunakan. Kyle tiba-tiba teringat dengan masa kecilnya. Gambaran penuh dengan api dan darah melintas di pikiran Kyle akan masa kecilnya. Dia melihat ke arah luar pintu, setelah mendengar suara pintu terbuka.

"Ya, aku tidak ingin bocah itu merasakan hal yang sama denganku" Ucap Kyle menutup peti itu lagi tanpa mengambil pakaian kecil di sana.

Kyle melihat Lucian menunggunya dengan mengintip dari pintu kamar mandi. Dia mengambilkan kemeja dan celana pendek miliknya dari lemarinya kepada Lucian.

"Ini kebesaran" Ucap Lucian.

"Pakai dulu. Setelah ini, ayo belanja baju dan makanan" Ucap Kyle.

Lucian langsung mengambil kemeja hitam dan celana pendek biru langit itu.

Dia segera keluar setelah menggunakannya. Benar-benar kedomboran. Kyle melihat kaki Lucian yang tak menggunakan alas kaki. Kyle berjongkok di depan pintu tepat di depan Lucian.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Lucian.

"Naik di pinggungku. Tidak ada yang tau kalau di jalan ada pecahan kaca. Malam begitu gelap" Ucap kaku Kyle.

Lucian mengaruk tengkuknya. "Tidak mau. Aku bukan perempuan" Ucap Lucian berlari ke luar.

Mendengar ucapan Lucian, Kyle membeku di tempat. Di masa hidupnya, hampir tak ada satu pelayan yang menolak tawarannya untuk naik di punggungnya itu.

Lucian melihat ke belakang saat dia tidak merasakan langkah kaki Kyle. "Ayah! Ayo!" Panggil Lucian sambil berlari ke arah Kyle dan menarik tangannya untuk tetap sadar.

Kyle kembali tersadar dan dia mengikuti langkah bocah kecil itu.

Sampai di Butik, semua pandangan hampir tak terlepas menatap Kyle. Mereka merasa penasaran dengan satu bocah yang berani menarik-narik tangannya dengan girang.

"Lucian, besok kau akan bertemu Putri. Jadi, hari ini kita harus memilih pakaian yang bagus untukmu" Ucap Kyle saat melihat setelan baju yang di pamerkan di butik itu.

Lucian mengangguk dengan girang.

Hampir tak ada satupun karyawan butik itu melayani Kyle. Hingga, itu membuat pemilik Butik itu yang datang sendiri, agar anak buahnya tak salah bicara kepada Kyle.

"Selamat datang, Kolonel. Ada yang bisa kami bantu?" Tanya wanita pemilik butik itu sambil mengusap keringat di keningnya.

Kyle melihat pemilik butik itu, dia merasa terbantu. Namun, di mata pemilik butik itu, Kyle terlihat seolah dia terganggu.

"Maafkan saya!" Ucap ketakutan Pemilik Butik itu sambil membungkuk dihadapan Kyle.

Lucian dan Kyle terheran melihatnya. "Ayah! Aku mau sepatu itu" Ucap Lucian mencairkan suasana.

Pemilik Butik dan orang-orang di sana melongo. Melihat Kyle tidak percaya saat ada seorang anak memanggilnya Ayah.

"Yang mana?" Tanya Kyle sambil mengikuti Lucian yang menunjuk sepatu cokelat di etalase sepatu.

"Yang cokelat!" Tegas Lucian sambil diangkat oleh Kyle untuk mengambilnya sendiri.

Lucian duduk dan mencoba sepatu cokelat itu. "Kebesaran?" Tanya Kyle dan diangguki oleh Lucian.

Pemilik Butik itu, langsung datang dan melayani Kyle. "Sepatu itu cocok untuknya. Able! Ambilkan sepatu kode AR-3 untuk anak usia 10 tahun!" Ucap Pemilik Butik itu pada anak buahnya yang tak jauh darinya.

"Aku 12 tahun" Ucap Lucian.

"12?/12?" Kyle dan Pemilik Butik itu terkejut bersamaan. Pemilik Butik itu, melihat ke arah Kyle.

"Kau bukan 10 tahun?" Tanya Kyle sekali lagi.

"Aku 12 tahun, Ayah" Ucap Lucian.

"Kau harus banyak makan setelah ini" Ucap Kyle.

"Aku mau makan daging. Boleh, Ayah?" Tanya Lucian.

"Apapun yang kau mau" Jawab Kyle kemudian melihat ke arah pemilik Butik itu.

"Eh? Maaf, Kolonel. Anda beneran Ayah, anak ini?" Pemilik Butik itu berfikir anak itu akan di hukum mati dan dia membawa Anak ini berkeliling membelikan apapun yang dia mau sebagai permintaan terakhirnya.

"Iya, aku Ayahnya mulai hari ini, esok, dan selamanya" Ucap bangga Kyle.

Meski begitu, tetap saja. Wajah Kyle yang selalu datar membawa pandangan buruk orang yang tak mengenalnya. Pemilik Butik itu, berfikir apabila Kyle marah dan menyuruhnya untuk tutup mulut.

"Ahaha, baik. Apa ada yang ingin adik kecil ini cari?"

"Bawakan beberapa setelan untuknya. Setidaknya untuk seminggu. Kalau bisa, pilihkan yang cocok" Ucap Kyle menjawab pertanyaan Pemilik Butik itu kepada Lucian.

Pemilik Butik itu langsung mencium aroma uang. "Baik! Saya akan memilihkan yang paling bagus!" Tegas Pemilik Butik itu dengan ramah dan full senyum.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!