Mantan Kok Balikan

" akhirnya aku daftar wisuda jugaa jadi bingung mau koas di mana yaa?" gumam Christine yang saat ini sedang berjalan menuju ruangan bagian pendidikan di kampusnya.

" sepupuuuuuu......selamat yaa akhirnya kita wisuda jugaa aaaaaaaaakkkkkk masih ga nyangka gue seneng banget" Aluna menghampiri Christine dengan teriakannya seperti biasa mungkin karena terlalu bahagia sehingga sulit mengontrol suaranya.

" ssssstttt... lunaaa ihh kebiasaan deh liat tuh kamu jadi pusat perhatian kan?" tegur Christine dengan suara bisikannya.

" upssss sorry gue saking senengnya tau"

Christine menggelengkan kepalanya karena tau Aluna dalam kondisi apapun suaranya memang sudah tidak bisa terkontrol sama dengan emosinya yang kadang meledak.

" yuk kita daftar dulu abis itu aku mau cari baju buat acara wisuda, kamu mau ikut lun?" ajak Christine seraya melangkahkan kakinya menuju ruangan bagian pendidikan.

" engga gue mau pergi sama kak Naka hehe emang Lo engga dianter dewa?" tanya Aluna yang masih melangkahkan kakinya.

" iya tadi dia mau nemenin aku, tapi belum tau dia ikut wisuda bareng kita atau periode selanjutnya soalnya masih ada beberapa revisi yang belum selesai" Christine menjelaskan dengan jelas.

Sesampainya diruangan bagian pendidikan Aluna dan Christine langsung mengisi beberapa berkas yang perlu diisi sampai tuntas, menyerahkan beberapa dokumen ke bagian fakultas maupun universitas sebagai salah satu syarat mengikuti prosesi wisuda.

Ddddrrrrtttttt..... ddddrrrrtttttt....

📞 ya hallo sayang..

📱 sayang kamu jadi cari baju? Aku kebetulan ada meeting diluar biar nanti selesaiaku langsung temenin kamu.

📞 oh boleh nanti aku share lokasi nya ya nanti aku tunggu kamu disana aja.

📱 oke kamu hati-hati ya dijalannya see you sayang.

📞 oke bye sayang.

Tuuuttt.... tuutttt..

Andre dan dewangga sedang berada didalam mobil menuju tempat untuk meeting disalah satu cafe X bersama dengan perusahaan Clara untuk melakukan rencana selanjutnya, karena tidak ingin ada salah paham setelah meeting selesai dewangga akan bercerita kepada Christine kegiatan meeting yang dilakukan dengan Clara.

Christine yang baru saja sampai di cafe X langsung duduk dimeja kosong dan langsung memesan beberapa menu karena ia merasa cukup lapar setelah menyelesaikan beberapa kegiatan yang cukup melelahkan.

Dimeja lain ternyata ada dewangga dan Clara yang sedang meeting bersama dengan sekretaris masing-masing mereka membahas kelanjutan proyek yang sudah mulai dilaksanakan untuk meminimalisir human eror yang bisa saja terjadi dalam proses pelaksanaannya.

Setelah selesai meeting Clara meminta izin untuk berbicara berdua dengan dewangga dan berjanji tidak akan lama hanya 15 menit, akhirnya mau tidak mau dewangga menyetujui dan meminta Andre untuk kembali ke kantor karena dewangga setelah selesai meeting akan bertemu Christine.

" mau apalagi sih? Ucapan aku semalem kurang jelas?" dewangga yang masih kesal langsung membuka obrolan tanpa basa-basi.

" maaf Angga aku salah" lirih Clara yang masih menatap lekat wajah dewangga dihadapannya.

" Aku tidak banyak waktu karena harus mengantar kekasihku, langsung saja tidak perlu basa-basi" kembali dewangga menjawab dengan dingin.

" Tolong aku Angga, aku salah dulu aku memilih Fandy karena aku merasa kamu masih terlalu anak-anak dan sekarang aku menyesal ternyata Fandy orang yang sangat kasar, aku sering diperlakukan kasar termasuk tadi malam aku bingung harus minta tolong sama siapa" Clara memberanikan diri menggenggam tangan dewangga, matanya mulai mengeluarkan buliran bening.

" Tolong yang sopan kita harus bisa menghargai pasangan kita masing-masing" jawab dewangga yang sebenernya tidak tega melihat wanita yang dulu ia sayangi harus menangis.

" Aku harap kamu bisa ambil aku dari Fandy Angga, aku gamau aku dan anak aku harus kesakitan setiap diperlakukan kasar kamu mau kan?" kembali Clara belum mau melepaskan genggaman tangannya.

Deggggg.... Anak?

" Sekarang dimana anak kamu?" tanya dewangga yang penasaran karena Fandy belum menikah dan itu diperkuat dengan belum adanya obrolan pernikahan dikeluarganya.

Clara yang mendengar pertanyaan dewangga langsung bangkit dari tempat duduknya berdiri dihadapan lelaki itu dan membawa tangannya untuk mengelus perut ratanya " disini aku baru mengetahuinya 2 Minggu yang lalu tapi aku belum berani memberitahukan kepada Fandy karena aku takut dia menolaknya".

Brrruuukkkkkk...... suara itu berada dibelakang kursi dewangga, seketika membuat Clara dan dewangga menengok ke arah sumber suara.

Deegggg.....

"Sayang...." suara dewangga terdengar bergetar.

Christine tersenyum manis sejak tadi ia berusaha mengontrol perasaan dan emosinya " mohon maaf mengganggu meetingnya, silahkan dilanjutkan saya pamit selamat siang" Christine langsung melangkahkan kakinya untuk keluar dari cafe tersebut tanpa air mata.

" sayang tunggu....." saat dewangga mencoba bangkit untuk mengejar kekasihnya namun ditahan oleh Clara.

" Angga, Christine sudah mendengar semuanya ia pasti lebih paham perasaan aku jadi engga perlu dikejar" dengan tanpa rasa bersalah Clara menahan dewangga untuk tetap bersamanya.

" Dasar gila, nanti aku akan membantumu untuk memberitahu bang Fandy terkait kondisimu tidak perlu khawatir" segera dewangga melangkahkan kaki jenjangnya untuk mengejar Christine.