NovelToon NovelToon
Kiss My Heart

Kiss My Heart

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Cintapertama / Poligami / One Night Stand
Popularitas:1.6M
Nilai: 4.9
Nama Author: Nana 17 Oktober

Zayn mengalami kecelakaan di kota lain tempatnya menghabiskan masa-masa SMA-nya. Kecelakaan itu membuat Zayn mengalami amnesia. Sejak kecelakaan itu, Zayn merasa ada yang kosong dalam hatinya, seperti ada yang hilang dari dirinya. Zayn yang dulunya pribadi yang ceria, ramah dan hangat menjadi pribadi yang dingin dan datar. Zayn bahkan tidak tertarik dengan wanita manapun.

Zayn tidak ingat bahwa dirinya sudah menikah dengan wanita yang sangat dicintainya. Pernikahan yang tidak diketahui keluarga besarnya.

Zayn menikah dengan seorang wanita yang mengaku sudah menyelamatkan nyawanya. Tapi Zayn tidak pernah bisa mencintainya, bahkan tidak pernah menyentuhnya. Hingga suatu hari, Zayn jatuh hati pada seorang wanita yang baru sekali ditemuinya, bahkan melakukan one night stand dengan wanita itu dalam keadaan setengah mabuk.

Siapakah wanita itu? Bagaimana kisah cinta Zayn selanjutnya?
Yuk, ikuti ceritanya!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nana 17 Oktober, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16. Batas

Bramasta baru saja pulang. Dyah nampak membawakan secangkir teh untuk Bramasta yang masih membersihkan diri, lalu menyiapkan pakaian ganti untuk Bramasta. Suara dering panggilan masuk di handphone Bramasta mengalihkan atensi Dyah. Wanita itupun melihat siapa yang sedang menghubungi suaminya.

"E.. Endang?" gumam Dyah dengan ekspresi wajah yang sulit di deskripsikan. Sedih, marah, benci, kesal dan entah apalagi yang ada di dalam hati Dyah saat melihat kontak bernama Endang itu menelpon.

Dyah melirik ke arah kamar mandi, lalu menerima panggilan masuk itu. Dyah menempelkan benda pipih itu di telinganya dengan tanpa mengucapkan satu patah kata pun.

"Halo, Bram! Maaf baru menghubungimu. Aku baru saja pulang dari bantu-bantu di rumah tetangga yang akan hajatan. Terima kasih atas sembako yang kamu kirimkan. Aku jadi merepotkan kamu. Aku pasti akan membalas kebaikan mu. Doakan saja warung sembako yang kamu modali ini lancar, agar bisa bertambah besar. Eh, sudah dulu, ya! Sudah ada yang mulai beli, nih,"

"Tut..Tut..Tut ...,"

Panggilan telepon di akhiri secara sepihak oleh wanita yang bernama Endang itu. Dyah terdiam tanpa ekspresi, terduduk di tepi ranjang dengan masih memegang handphone milik suaminya.

"Hari ini Keira akan makan malam bersama kita, ma?" tanya Bramasta yang baru saja keluar dari kamar mandi seraya menggosok rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil.

"Jadi...tujuan papa pindah lagi ke pulau ini memang benar-benar karena ingin dekat dengan selingkuhan papa itu?" tanya Dyah dengan suara datar tanpa menjawab pertanyaan dari suaminya ataupun menatap pria itu.

"CK. Jangan mulai lagi, deh, ma! Kenapa mama selalu saja mengungkit soal ini? Sudah papa bilang, papa dan Endang sekarang ini hanya berteman biasa," decak Bramasta seraya memakai pakaian yang tadi di siapkan Dyah. Pria paruh baya itu terlihat tidak senang saat istrinya membahas soal Endang, mantan pacarnya.

"Teman biasa? Mana ada mantan yang berteman? Saat menyebut namanya saja papa terdengar sangat menghargainya. Bahkan papa masih berhubungan dengan dia walaupun sudah beda kota," sinis Dyah menggenggam erat handphone suaminya seolah ingin meremas handphone itu hingga hancur.

"Mama mengecek handphone papa? Mama sama sekali tidak menghargai privasi papa. Mama terlalu cemburuan, terlalu curigaan. Cinta mama itu berlebihan, cemburu mama tak beralasan. Dan semua itu bikin papa merasa nggak nyaman," tukas Bramasta yang terpancing emosi melihat handphonenya di pegang oleh Dyah.

"Ohh..begitu? Jadi, selama ini mama terlalu berlebihan dan membuat papa merasa nggak nyaman? Cemburu mama tidak beralasan? Istri yang mana yang tidak akan cemburu jika suaminya begitu memperhatikan mantan pacarnya? Papa memberikan dia sembako untuk membuat warung. Apa seperti itu hubungan yang papa sebut biasa? Papa merasa lebih nyaman saat bersama selingkuhan papa itu dari pada sama mama?" tanya Dyah menatap Bramasta dengan perasaan yang campur aduk antara benci, cinta, kesal dan juga marah.

"Cukup, ma! Papa tidak ingin berdebat lagi dengan mama soal ini. Papa ini capek dari pulang kerja, tapi mama malah ngajak ribut," tukas Bramasta terlihat menahan emosinya.

"Mama tidak akan seperti ini, jika papa tidak mencari gara-gara," sergah Dyah emosi.

"Jangan meninggikan suara mama pada papa! Mama selalu saja seperti ini. Tidak bisakah mama berhenti mencari alasan untuk ribut dengan papa?" tukas Bramasta ikut meninggikan intonasi bicaranya.

"Ambil semua barang yang telah papa berikan padanya. Aku tidak rela uangku di gunakan untuk membiayai dan menyenangkan selingkuhan papa. Papa jangan lupa, semua uang itu berasal dari keluarga mama," ucap Dyah penuh penekanan.

"Uang dan usaha yang kita punya memang milik mendiang orang tua mama. Tapi bukan berarti mama bisa menginjak-injak harga diri papa. Karena uang itu pasti sudah lama habis, jika papa tidak mengelolanya," sahut Bramasta semakin emosi.

Ya, memang semua kekayaan yang mereka miliki saat ini adalah warisan dari mendiang kedua orang tua Dyah. Tapi Bramasta merasa tersinggung saat Dyah mengingatkannya tentang hal ini.

"Mama menginjak-injak harga diri papa? Apa papa tidak salah bicara? Papa lah yang telah menginjak-injak harga diri mama dengan menduakan mama. Selama ini mama selalu bersabar dan memaafkan papa. Tapi mama ini juga manusia biasa. Sabar mama ada batasnya. Mama punya hati dan punya perasaan. Hati mama bukan terbuat dari batu karang yang tetap kokoh walaupun tak pernah henti di terjang ombak. Jika papa memang tidak bisa melupakan dia, untuk apa papa bertahan dengan mama? Agar bisa menyakiti hati mama? Apa salah mama sama papa? Apa? Jika papa memang tidak pernah merasa nyaman dengan mama, lebih baik kita berpisah saja. Mama sudah tidak sanggup lagi untuk bersabar. Mama sudah tidak bisa lagi memaafkan," ucap Dyah menitikkan air mata. Sedangan Bramasta nampak membuang napas kasar.

Selama ini dirinya selalu memaafkan suaminya yang berbuat serong di belakangnya. Berharap suaminya akan berubah dan menetapkan hati hanya untuk dirinya. Berharap kesabaran, perhatian, ketulusan, cinta dan kasih sayang yang diberikannya akan menyadarkan Bramasta, bahwa dirinya lah yang akan selalu setia mendampingi Bramasta. Tidak ingin menghabiskan masa tua dalam sendirian dan kesepian tanpa pasangan. Namun, sabar pun ada batasnya, bukan? Perjuangan pun ada masanya akan dihentikan.

Dyah hendak meletakkan handphone Bramasta, namun amarah Dyah kembali naik saat melihat ada panggilan masuk yang lagi-lagi dari perempuan yang bernama Endang. Dyah mengatur mode loud speaker, lalu menerima panggilan itu.

"Maaf Bram, tadi..."

"Dasar wanita murahan! Pelakor! Wanita sampah! Ular berbisa! Tidak tahu diri! Tidak tahu malu!" sergah Dyah memotong kata-kata orang yang bicara melalui sambungan telepon itu membuat Bramasta membulatkan matanya.

"Cukup, ma!" bentak Bramasta berusaha merebut handphonenya dari Dyah.

"Prang"

Dyah melempar handphone suaminya itu ke tembok dengan sekuat tenaga hingga handphone itu pecah dan berhamburan.

"Mama sungguh keterlaluan!" bentak Bramasta bersusah payah menahan emosi.

"Ya, aku memang keterlaluan. Aku bukan istri yang baik yang bisa membuat kamu merasa nyaman. Mulai besok, aku akan mengajukan gugatan cerai agar kamu bisa hidup bahagia bersama selingkuhan kamu itu. Aku tidak akan lagi menjadi penghalang kebahagiaan kalian," ucap Dyah menatap tajam pada Bramasta dengan air mata yang berderai.

Bramasta mengusap wajahnya dengan kasar berusaha menahan emosi mendengar perkataan istrinya itu. Sungguh Bramasta tidak pernah berniat untuk bercerai dengan Dyah. Tapi juga tidak bisa menjauh dari mantan pacarnya. Walaupun Bramasta tahu hal itu menyakiti Dyah. Sungguh egois bukan?

Sedangkan Dyah mengambil tas dan handphonenya, lalu melangkah menuju pintu. Namun saat kakinya sudah berada di luar pintu, wanita itu menghentikan langkah kakinya.

"Kamu boleh senang sekarang. Tapi ingat! Aku akan mengambil kembali semua harta warisan kedua orang tuaku tanpa terkecuali, tidak kurang sepeser pun," ucap Dyah tanpa menatap Bramasta, lalu menutup pintu kamar itu. Dyah tidak lagi menggunakan kata mama dan papa, tapi menggunakan kata aku dan kamu.

Bramasta yang mendengar perkataan terakhir istrinya itupun membulatkan matanya. Tidak menyangka kata-kata itu akan keluar dari mulut istrinya. Jika Dyah mengambil semua warisan orang tuanya, maka Bramasta tidak akan memiliki apapun. Dirinya akan menjadi pria miskin.

"Ma! Tunggu!" ucap Bramasta langsung menyusul Dyah.

Bramasta berlari keluar rumah dan mengejar mobil yang di kendarai Dyah yang mulai melaju meninggalkan pekarangan rumah.

"Ma! Berhenti, ma! Kita bisa membicarakan hal ini baik-baik. ma!" teriak Bramasta mencoba mengejar Dyah seraya mengetuk-ngetuk jendela kaca mobil Dyah. Namun Dyah malah melajukan mobilnya lebih cepat.

"Arghh! Sial! Sial!" pekik Bramasta mengusap wajahnya kasar, lalu mengacak-acak rambutnya sendiri.

...🌟...

...Aku lelah berjuang, hubungan ini terlalu menyakitkan....

...Aku lelah bersedih, lelah menangis, lelah tak dihargai. Aku memilih berhenti, pergi, dan tak ingin kembali lagi....

...Putus hubungan melahirkan kesepian, namun lebih baik daripada terus bertahan, tapi menyakitkan....

..."Nana 17 Oktober"...

...🌸❤️🌸...

.

To be continued

1
Beauty JK
😘
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Mutiara Firdaus
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Kang Joy
aduh kasian ya zayn kan di sumpah sama kaira gimana mau hubungan sama orang lain tuh
Roki Min
Luar biasa
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Regina Pasaribu
Thor, indah kenapa ditenggelamkan.. kesian kan.. biar kebahagiaan geng cupu lengkap
Regina Pasaribu
Thor, abangnya Rayyan dan Tante Sumi ga pernah disinggung di sini ya
silalia
seru bangettt cerita nya aku udh baca dari awal yang kupu kupu malam🥺😣😊
🌠Naπa Kiarra🍁: Terima kasih KK 🤗🤗🙏🙏🙏🙏🙏
total 1 replies
Nenk Oky
aduh ko bawang nua bayak amat,aku sampai gk kuat nahan air mata nya😭😭
Nenk Oky
gk bakalan bisa karna bekingan nya kuat 😅
Memyr 67
𝘀𝗮𝗹𝗶𝗻𝗴 𝗺𝗲𝗺𝗮𝗮𝗳𝗸𝗮𝗻, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝘁𝗶𝗮𝗱𝗮 𝗺𝗮𝗮𝗳 𝗯𝘂𝗮𝘁 𝗮𝗴𝗻𝗶𝗮
Memyr 67
𝗯𝘂𝗻𝘁𝗮𝗹𝗮 𝗯𝗲𝗿𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝗹𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗮𝗱𝗮𝗽𝗶 𝗽𝗿𝗲𝗺𝗽𝘂𝗮𝗻 𝗵𝗮𝗺𝗶𝗹. 𝗯𝗲𝗱𝗮 𝗺𝗮 𝗯𝗿𝗮𝗺𝗮𝘀𝘁𝗮, 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶 𝗵𝗮𝗺𝗶𝗹 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗺𝗮𝘂 𝘁𝗮𝘂, 𝗻𝗴𝗲𝗷𝗮𝗿 𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝗹𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗯𝗿𝗮𝗺𝗮𝘀𝘁𝗮, 𝘆𝗮 𝗽𝗲𝗻𝗴𝗮𝗹𝗮𝗺𝗮𝗻 𝗺𝗲𝗻𝘆𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗵𝗶 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶 𝗵𝗮𝗺𝗶𝗹.
Dini Andin
em bukan nya ibu kaira nmnya Nawang ya
Memyr 67
𝗮𝗴𝗻𝗶𝗮 𝗰𝗲𝘄𝗲𝗸 𝗴𝗼𝗯𝗹𝗼𝗴 𝗮𝗷𝗮 𝗺𝗲𝗻𝗴𝗵𝗶𝗻𝗮 𝗼𝗿𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗺𝗯𝗮𝗿𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻. 𝗱𝗮𝘀𝗮𝗿 𝗴𝗼𝗯𝗹𝗼𝗴 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝗽𝘂𝗻𝘆𝗮 𝗮𝗸𝗵𝗹𝗮𝗸
Memyr 67
𝗱𝗲𝗴 𝗱𝗲𝗴𝗮𝗻 𝗮𝗾. 𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗲𝗺𝘂 𝘂𝗹𝗮𝗿 𝗯𝗲𝘁𝗶𝗻𝗮 𝗮𝗴𝗻𝗶𝗮 𝗶𝘁𝘂?
Memyr 67
𝗱𝘂𝗵 𝗯𝗮𝗴𝗮𝗶𝗺𝗮𝗻𝗮 𝗶𝗻𝗶. 𝗿𝗲𝗮𝗱𝗲𝗿 𝘁𝗮𝘂 𝗮𝗹𝗮𝘀𝗮𝗻 𝘇𝗮𝘆𝗻 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗸𝗮𝗵𝗶 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶 𝗽𝗲𝗿𝘁𝗮𝗺𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝘁𝗮𝗽𝗶 𝗸𝗲𝗶𝗿𝗮 𝗯𝗲𝗹𝘂𝗺 𝘁𝗮𝘂 𝗱𝗮𝗻 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗮𝘂 𝗱𝗶𝗸𝗮𝘀𝗶𝗵 𝘁𝗮𝘂.
Memyr 67
𝗱𝗮𝗵 𝗱𝗶𝗯𝗲𝗻𝘁𝗮𝗸 𝘀𝗲𝗽𝗲𝗿𝘁𝗶 𝗶𝘁𝘂 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗮𝗿𝘀𝗲𝗻, 𝗻𝗶𝗻𝗮 𝗮𝗽𝗮 𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿, 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘁𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗺𝗲𝗺𝗶𝗹𝗶𝗸𝗶 𝗵𝗮𝗿𝗮𝗽𝗮𝗻 𝗯𝗶𝘀𝗮 𝗱𝗶𝗱𝗲𝗸𝗮𝘁𝗶 𝗮𝗿𝘀𝗲𝗻? 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿 𝗷𝘂𝗴𝗮, 𝘂𝗿𝗮𝘁 𝗺𝗮𝗹𝘂𝗻𝘆𝗮 𝗽𝘂𝘁𝘂𝘀 𝗻𝗶𝗻𝗮.
Memyr 67
𝗺𝗮𝗺𝗽𝘂𝘀𝘆 𝗮𝗴𝗻𝗶𝗮. 𝗮𝗽𝗮 𝘆𝗴 𝗮𝗸𝗮𝗻 𝗱𝗶𝗮 𝗹𝗮𝗸𝘂𝗸𝗮𝗻 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝘁𝗮𝘂 𝘇𝗮𝘆𝗻 𝘀𝘂𝗱𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗻𝗶𝗸𝗮𝗵 𝗹𝗮𝗴𝗶, 𝗱𝗮𝗻 𝗱𝗮𝗽𝗮𝘁 𝗿𝗲𝘀𝘁𝘂 𝗺𝗲𝗿𝘁𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮?
Memyr 67
𝗺𝗮𝗸𝗮𝗻𝘆𝗮 𝗯𝗿𝗮𝗺𝗮𝘀𝘁𝗮, 𝗷𝗮𝗱𝗶 𝘀𝘂𝗮𝗺𝗶 𝗶𝘁𝘂 𝘆𝗴 𝗽𝗶𝗻𝘁𝗲𝗿. 𝗷𝗮𝗴𝗮 𝗲𝗿𝗮𝘀𝗮𝗮𝗻 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶. 𝗱𝗮𝗵 "𝗻𝗲𝗯𝗲𝗻𝗴" 𝗸𝗮𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗺𝗮 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶, 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶 𝘆𝗴 𝗯𝗲𝗴𝗶𝘁𝘂 𝗯𝗮𝗶𝗸 𝗱𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗹𝗮𝗹𝘂 𝗺𝗲𝗻𝗰𝗶𝗻𝘁𝗮𝗶 𝗱𝗶𝗮, 𝗱𝗶𝘀𝗿𝗹𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗵𝗶. 𝗼𝘁𝗮𝗸 𝗯𝗿𝗮𝗺𝗮𝘀𝘁𝗮 𝗱𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗸𝘂𝗹.
Memyr 67
𝗼𝘄, 𝗰𝗼𝘄𝗼𝗸 𝗻𝗴𝗴𝗮𝗸 𝘁𝗮𝘂 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗯𝗿𝗮𝗺𝗮𝘀𝘁𝗮. 𝗶𝘀𝘁𝗿𝗶 𝘁𝗲𝗹𝗮𝗵 𝗺𝗲𝗺𝗯𝗲𝗿𝗶𝗸𝗮𝗻 𝘀𝗲𝗺𝘂𝗮𝗻𝘆𝗮, 𝘀𝗮𝗯𝗮𝗿 𝗯𝗲𝗿𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝘁𝗮𝗵𝘂𝗻 𝗺𝗲𝗹𝗮𝘆𝗮𝗻𝗶 𝗱𝗶𝗮, 𝗺𝗮𝗹𝗮𝗵 𝗱𝗶𝘀𝗲𝗹𝗶𝗻𝗴𝗸𝘂𝗵𝗶 𝗱𝗲𝗻𝗴𝗮𝗻 𝗲𝗻𝗮𝗸𝗻𝘆𝗮 𝗱𝗮𝗻𝘀𝗲𝗻𝗮𝗻𝗴 𝘀𝗲𝗸𝗮𝗹𝗶.
Memyr 67
𝗸𝗲𝗰𝗶𝗮𝗻 𝗱𝗲𝗰𝗵 𝗮𝗴𝗻𝗶𝗮. 𝗺𝗮𝗸𝗮𝗻𝘆𝗮 𝘀𝗮𝗱𝗮𝗿 𝗱𝗶𝗿𝗶 𝗸𝗮𝗹𝗮𝘂 𝗼𝘁𝗮𝗸 𝗽𝗮𝘀 𝗽𝗮𝘀𝗮𝗻. 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗻𝗶 𝗯𝗲𝗿𝗮𝗻𝗶𝗻𝘆𝗮 𝗻𝗴𝗮𝗱𝗮𝗹𝗶𝗻 𝗸𝗲𝗹𝘂𝗮𝗿𝗴𝗮 𝗽𝗲𝗻𝗴𝘂𝘀𝗮𝗵𝗮 𝘁𝗮𝗷𝗶𝗿
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!