NovelToon NovelToon
Pembalasan Atas Penghianatan Mu

Pembalasan Atas Penghianatan Mu

Status: tamat
Genre:Tamat / berondong / Beda Usia
Popularitas:26.5k
Nilai: 5
Nama Author: hermawati

Mengetahui pacarnya berselingkuh, membuat Diandra patah hati, tanpa sengaja malah meniduri keponakan pacarnya.

Karena kejadian itu, sang keponakan memaksa Diandra untuk memutuskan hubungannya, demi kedamaian keluarga, Diandra memilih meninggalkan kota itu bersama sahabatnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon hermawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pengakuan Diandra

"Di, Lo nyimpen pembalut dimana sih? Lemari nggak ada, laci-laci nggak ada, kamar mandi juga sama, gue perlu nih," Teriak Talita dari kamar milik kawannya.

Liburan semester pertama, gadis yang akrab dipanggil Tata, baru datang sejam lalu, berencana menghabiskan waktu berliburnya di kota gudeg, demi mengunjungi kedua kawan dari semasa SMP.

"Lo beli aja sana di warung, gue nggak punya," sahut Diandra dari arah dapur, dia sedang memasak untuk makan siang dua kawannya.

Talita mengernyit heran, dia keluar dari kamar, dan menghampiri sahabatnya, "Perasaan setiap gue kesini, stok pembalut lo nggak ada mulu, kehabisan apa gimana?"

Diandra baru saja menunggu sayur ke dalam mangkuk saji, "Kan Lo tau, gue kalau haid nggak teratur," ujarnya santai.

Talita berkacak pinggang menatap bentuk tubuh kawannya, yang semakin hari, semakin berisi, "Makin hari, gue perhatiin, Lo makin gendut, terus nafsu makan Lo meningkat drastis, Adit juga bilang, tiap malem dia disuruh nemenin Lo buat jajan atau bikin mie," ucapnya, "Lo nggak menyembunyikan sesuatu dari gue kan, Di?" tanyanya menyelidik.

Diandra menaruh panci di wastafel, dia berdiri membelakangi kawannya, dia tau suatu saat Talita pasti curiga.

Dia berbalik lalu tersenyum, "Sembunyiin apaan sih? Ngaco Lo," dia kembali berbalik, mencuci panci bekas masak.

Talita yang tak puas mendapatkan jawaban dari kawannya, mendekati Diandra yang mengenakan daster batik dengan panjang selutut.

"Lo hamil?" tebaknya, sembari tiba-tiba memegang perut kawannya yang membuncit dibalik daster.

Diandra reflek menepis tangan kawannya, "Apaan sih Lo, nggak sopan, pegang-pegang, gue kaget, ogeb."

Suara salam dari Aditya, membuat dua perempuan itu menoleh, dan menjawab salam.

"Hai, ciwi-ciwi bangor, Abang bawain es krim nih," katanya, sembari meletakan bungkusan plastik di meja makan.

Emosi Talita meningkat, dia sedang kesal dengan kawan perempuannya, karena merasa dibohongi, plus masa periodenya yang baru datang, dia melangkah menuju kawan lelakinya.

Dia mengepalkan tangannya erat, lalu Bugh....

"Ikut gue, brengsek!" maki nya, sembari menarik kaos Aditya, usai menonjok perut lelaki itu.

Diandra terkejut dengan tindakan dari kawan perempuannya, sama halnya dengan Aditya yang pasrah, sembari meringis kesaktian, bagaimanapun Talita aktif di kegiatan karate, pukulannya jelas terasa sakit.

Tiba di teras, Talita baru melepaskan tarikan di kaos Aditya, alhasil menjadi kusut, sehingga lelaki itu sempat mengomel.

"Berisik Lo, brengsek," ucap Talita dengan suara meninggi, dia mencengkram kaos yang dikenakan kawannya, "Bilang nggak nafsu sama Dian, kenapa Dian bisa hamil? Lo kan bapaknya bayinya Dian?" tanyanya menyelidik.

Aditya terkejut, dia melongo tak percaya, lalu cengkraman yang semakin kuat dan mata Talita yang berkaca-kaca, membuatnya tersadar.

"Apa maksud Lo, Dian hamil? Lo nuduh gue?" tanyanya tak terima.

"Kalo bukan Lo siapa lagi, brengsek,"

Aditya melepaskan cengkraman di kaosnya, "Lo gila ya, Ta!" makinya, "Lo tau gue nggak mungkin melakukan hal sekeji itu, apalagi sama Dian, dia udah gue anggap kakak sendiri,"

"Terus siapa? Selama ini kalian tinggal bersama," luruh sudah air mata dari Talita.

"Mana gue tau," Aditya menaikan bahunya, "Gue aja baru tau, Dian hamil, selama ini, Lo tau bukan, gue sibuk banget di kampus, gue ketemu Dian, kalau pas sarapan sama makan malem doang, itupun nggak setiap hari, karena gue sering nginep di rumah temen kampus, Gue selalu SMS lo, semua aktifitas gue, bisa-bisanya Lo nuduh gue," jelasnya tak terima.

Dari dalam rumah Diandra datang, "Berisik Lo berdua, ngebahas aib orang diluar, Lo mau kasih tau tetangga, gila Lo berdua," setelah mengatakannya, Diandra kembali masuk ke dalam rumah.

Talita dan Aditya saling pandang, keduanya bingung, dengan reaksi kawan mereka, yang seolah tanpa beban.

Saat Aditya hendak masuk, Talita kembali menarik kaosnya, "Anterin gue beli pembalut, sekarang," dan Aditya hanya bisa pasrah.

Tak lama keduanya kembali dari warung, melihat kawannya, Diandra yang sedang menyiapkan makanan, mempersilahkan mereka untuk makan siang, "Jangan lupa cuci tangan dulu,"

Ketiganya telah bersiap makan, tapi saat Aditya buka mulut, Diandra buru-buru memotong ucapannya, "Makan dulu Dit, entar Lo keselek," perintahnya.

Aditya menurut, begitu juga dengan Talita, tapi gadis itu angkat bicara begitu menyadari sesuatu di mangkuk miliknya, "Di, kok Sop-nya nggak ada seledri nya, tumben, kaga wangi lah," protesnya.

"Tuh di kulkas, Lo potong sendiri," sahut Diandra santai, dimulai menyuapkan sendok ke dalam mulutnya.

Talita melirik Aditya, yang hanya menaikan bahunya, gadis itu menggerutu, tapi tetap bangkit mengambil seledri.

Usai makan siang, ketiganya duduk di teras belakang, dipinggir kolam ikan koi, yang baru dibuat Aditya dan Diandra bulan kemarin.

"Jadi cepetan ceritain, kenapa bisa Lo hamil? Apa Didit bapaknya? Terus kenapa Lo nggak cerita sama gue? Apa Didit mengancam Lo?" cecar Talita, dia sudah tak sabar mendengarkan penjelasan kawan perempuannya.

"Bukan gue gila, gue masih perjaka, ya kan Di," sangkal Aditya,

Diandra tertawa, melihat ekspresi kawan lelakinya, "Yah si Didit suka lupa, yang teriak bilang keenakan siapa coba? Manggil nama gue,"

Talita melebarkan matanya, amarahnya seketika naik, dia yang duduk bersebalahan dengan Aditya, langsung memberikan tamparan di pipi lelaki itu, belum lagi makian, yang ditujukan pada satu-satunya lelaki di sana.

"Sumpah, Ta, bukan gue, nggak mungkin gue kayak gitu, semua kegiatan gue, udah gue laporin ke Lo, nggak percaya banget sih," jelasnya sembari menahan kedua tangan Talita, tatapannya beralih pada Diandra, "Di, Lo jelasin yang bener dong, kita nggak pernah ngapa-ngapain, kan," ujarnya memohon.

Talita masih berusaha menyerang Aditya, sembari melontarkan caci maki, hal itu membuat Diandra tertawa kencang, hingga sudut matanya berair, wajah memelas Aditya, dan wajah marah Talita membuatnya terhibur.

"Terusin Ta, Adit emang mesti dipukul, hobi banget ninggalin gue terus, sendirian di rumah," bukannya mengehentikan kawannya yang diselimuti amarah, Diandra malah mengompori.

"Diandra Bambang Prakoso, jelasin ke Tata, kalau itu nggak bener," Aditya semakin panik, Talita makin diselimuti amarah.

Diandra menghentikan tawanya, dia menepuk pundak gadis berambut sebahu, agar kawannya berhenti menyerang Aditya, "Berhenti Tata,"

Talita berhenti, nafasnya terengah-engah, dia mulai terisak, "Lo jahat banget Di, Lo bohong kan? Kalian nggak mungkin tidur bareng kan?"

Diandra merengkuh tubuh kawan perempuannya, "Ya nggak lah, gue bercanda kali, lagian Lo sensi banget, kita udah temenan lama, Lo masih nggak bisa bedain becanda sama serius nya gue,"

Talita melepaskan pelukan itu terlebih dahulu, lalu memegang kedua lengan kawannya, "Jadi ceritain semua, kenapa Lo bisa hamil? Berapa bulan? Siapa bapaknya? Dan kenapa Lo nggak ngasih tau gue?" tanyanya beruntun.

"Et dah, banyak bener," Diandra terkekeh, lalu mulai menjawab pertanyaan kawannya satu persatu, "Gue hamil karena gue tidur sama cowok, terus udah jalan tujuh bulan, soal bapaknya, Lo nggak bakal kenal, kenapa gue nggak ngasih tau Lo, karena Lo nggak nanya, begitu juga Adit, yang cuek nya kebangetan,"

"Temen kampus Lo, Di?" tanya Aditya menyelidik, " Yang mana, sini gue hajar,"

Diandra menggeleng, "Lo pernah ketemu sebenarnya Dit, tapi mungkin nggak ngeh,"

"Terus Lo nggak minta pertanggung jawaban gitu?" tanya Talita tak habis pikir.

Diandra menaikan bahunya, "Nggak perlu sih, yah dengan gue begini, gue nggak jadi sebatang kara lagi kan? Gue jadi punya keluarga," katanya santai.

"Lo kelewat santai, ini masalah gede Lo Di, tapi kenapa Lo biasa aja?" tanya Talita bingung.

"Terus gue mesti nangis-nangis gitu? Atau aborsi menurut Lo? Kan gue bilang, gue malah seneng, karena gue nggak sendirian lagi,"

Mendengar itu, Talita mengencangkan tangisnya, dia sedih melihat kawannya, bagaimanapun dia tau saat kawannya terpuruk ditinggal mati sang bapak, belum lagi saat ibu memilih menikah lagi, dan meninggalkannya sendiri di ibukota.

"Tapi Lo udah periksa ke dokter kan? Bayi Lo baik-baik aja kan?" suara Talita bergetar, karena sambil menangis.

"Udah, rutin tiap bulan," Diandra mulai menceritakan, saat pertama kali tau jika dirinya hamil, ketika menstruasinya tak kunjung datang, sempat mual tapi hanya sebentar, lalu nafsu makannya yang meningkat drastis.

Aditya yang sibuk kegiatan di kampus tak menyadari perubahan fisik kawan serumahnya.

"Terus kapan lahir?" tanya Aditya.

"Mungkin Februari-maret gitu,"

"Terus urusan kampus gimana?"

"Gue udah ngajuin cuti, semoga aja disetujui,"

Talita memeluk kawannya begitu juga Aditya, mereka menyemangati Diandra, agar lebih tabah menjalani kehidupan yang sulit, juga meminta wanita hamil itu, untuk tak sungkan meminta bantuan

1
Umie Irbie
ngg kuat bacanya 😩😫😭😭😭
aku skip yaaa thooor,. biar dimas jadi kenangan terindah buat Diandra,. ngg sanggup baca dialognya apalagi sama wanita lain 😫😩🤦
Umie Irbie: 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Hermawati: sini aku pegangin, biar kuat 🤭
total 2 replies
Laili Himatul
iya Thor extra part nya dong
Hermawati: ekstra part-nya aku selipin di ceritanya Dimas, udah aku upload kok
total 1 replies
Muripah Mur
makasih thor akhirnya mereka bersatu juga terharu aku🥲
Nadila Nisa
extra partnya ka herma.. gak rela Dedi (denis-diandra) udah tamat tp berasa msh ngegantung cerita nya.. msh penasaran
Nadila Nisa: Siap kak.. ditunggu karya selanjutnya 🥰
Hermawati: lanjut ke ceritanya Dimas aja ya, entar aku selipin kok, di cerita baru
total 2 replies
Umie Irbie
anakk kembar yaaathor
Umie Irbie
extra part nya donk thooooor 😍😀
Hermawati: ekstra part nya aku gabung ke kisahnya Dimas ya, mohon ditunggu, lagi aku kerjain, jangan lupa mampir
total 1 replies
Laili Himatul
ya Allah kok udah mau tamat c kaq
Laili Himatul: tapi kak bagus dan simpel g ribet kaya novel2 lainya Lo kak..semua karya kakak AQ suka
Hermawati: aslinya cerita ini cuman sampai bab 17, cuman karena aku kembangin, jadi bisa sebanyak ini bab nya,
total 2 replies
Laili Himatul
bolak balik ngecek..kok g up2 c kakak
penasaran lanjutannya
Umie Irbie
aaahh,. kasian denis 🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Umie Irbie
othooooor,. ayoooo donk di bukakan hati diandra untuk denissss😁🤭

terus siiii dimas simpen aja dulu 😫😩😣 aku thuuu suka sediiiiih ikut galauuu 🤦 ,. ..
Umie Irbie
mohon maaf lahir batin juga thoooor,. maaf yaaa barangkali aku bikin kesel othor untuk update terus ,. mohon fi maafkan,. dan itu Diandra kenapa jadi kepala batu 🤣🤭
Hermawati: sama-sama 😘
total 1 replies
Laili Himatul
terimakasih kakak udah up
SUGENG RIYADIN kakak
Hermawati: sami-sami😘
total 1 replies
Laili Himatul
up dong kak
Hermawati
🤫 masih puasa.
Umie Irbie
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣 diandra udah s*nge sama Denis 🤣🤣🤣🤣🤪 kapan unboxing atuuuuh thoooor 🤣🤣🤪
Nadila Nisa
lanjut ka
Laili Himatul
makasih kakak udah up ..
ditunggu up nya lagi kak
Laili Himatul
ya...ceritanya seru
Umie Irbie
othor,. update lagi kapan yaaaaa,. 😋 ayo donk ,. buka hati diandra biar cepet kebuka buat denis atuuuuh ,. 🤭😀
Umie Irbie
aaahhh,. diandra,. kenapa masih PHP in denis siiiii 😡😡😡😡😡 kesel dewh😫😩😣,. denis juga kenapa jadi cuek siiii sama diandra,. jadi kesel sama othooooor,😫. kenapa sii denis jadi ngg bucin lagi sma diandra 😭😭😭😭😭
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!