Novel ini menceritakan tentang sebuah pencarian pemeran utama wanita yang sesungguhnya di dalam kisah ini.
Akankah kisah ini menjadi milik Kirana, wanita cantik dan baik hati dari keluarga biasa yang kehadirannya di tolak mentah-mentah oleh keluarga Theo, pria yang begitu mencintai Kirana.
Ataukah menjadi milik Anya, wanita yang tak kalah cantiknya pilihan keluarga Theo.
Ceritanya menjadi rumit saat Theo di pertemukan dengan wanita yang mirip dengan almarhum Anya di saat dia sudah bahagia bersama Kirana dan buah hati mereka.
Setelah tiga tahun Anya meninggal. Pertemuan Theo dengan wanita itu membuat semua yang awalnya baik-baik saja menjadi berantakan. Terlebih keadaan wanita itu yang membuat Theo merasa ada yang salah dari tewasnya Anya.
Apa yang terjadi sebenarnya??
Apa yang Theo lewatkan selama tiga tahun ini??
Lalu bagaimana nasib Kirana dan rumah tangganya saat di guncang badai??
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon santi.santi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Tidak mungkin!!
"Aku berangkat" Theo sudah rapi dengan setelan jas dan sepatu mahalnya.
Cup...
Theo mengecup pucuk kepala Kirana sebelum dirinya kembali ke Jogja pagi ini. Dia tak sempat pamit pada putranya karena hari masih terlalu pagi dan Azka belum bangun.
"Hemm, hati-hati. Kasih kabar kalau sudah sampai. Dan kalau bisa, segera bujuk Anya agar mau menjalani operasi" Kirana mencium punggung tangan suaminya.
"Iya, aku usahakan. Kau pergi"
Kirana melambaikan tangannya, melihat mobil suaminya sampai keluar dari gerbang rumahnya. Sebelumnya ia tak pernah merasa seberat ini untuk melepas kepergian suaminya.
Tapi setelah kebahagiaan keluarganya harus di beri cobaan seperti ini, dia acap kali di landa kecemasan.
Namun Kirana yakin, kalau Theo tidak akan pernah mengkhianatinya. Begitupun juga Anya, Kirana tau kalau Anya adalah wanita yang baik.
Beberapa kali bertemu dengan Anya membuat Kirana tau bagaimana sifat Anya. Dulu saat Theo begitu susah menemui Kirana karena kedua orang tua Theo yang selalu mengawasi pergerakan Theo, dengan baik hatinya Anya menawarkan pada Theo untuk membantunya menemui Kirana.
Anya membawa Kirana ke sebuah Vila milik keluarganya dan membiarkan dia dan Theo melepas rindu di sana. Karena ide Anya itu, akhirnya kedua orang tua Theo tidak curiga sama sekali.
Dan hal seperti itu pernah beberapa kali Anya lakukan demi membantu Kirana dan Theo bertemu secara sembunyi-sembunyi.
Kalau seandainya Anya memang bukan wanita yang baik, sudah dari dulu Theo dan Kirana habis karena kebohongan mereka. Bisa saja Anya mengatakan kepada kedua orang tua Theo. Tapi nyatanya, Anya menutupnya dengan rapat. Sampai akhirnya kecelakaan itu terjadi.
Sampai saat ini pun Kirana tidak pernah takut Anya akan merebut Theo darinya. Karena Kirana yakin kalau Anya bukanlah wanita seperti itu.
Kirana hanya bisa berdoa agar Theo tidak goyah hanya karena masa lalu yang belum selesai itu.
*
*
*
Setelah tiba di Jogja, Boby sudah menunggu Theo di Bandara, karena rencananya setelah ini Theo akan langsung menghadiri rapat dengan beberapa Vendor untuk Resort barunya itu.
Sejak masuk ke dalam mobil, Theo terus diam sambil menatap jalanan di sampingnya. Hal itu membuat Boby merasa canggung, karena biasanya Bosnya itu akan menanyakan beberapa agenda, atau hasil kerjanya selama beberapa hari ini.
"Tuan, apa Tuan mau mampir ke coffe shop dulu??" Mungkin Tuannya itu butuh ngopi menurut Boby.
"Tidak perlu Bob, langsung ke kantor aja"
"Baik Tuan" Meski kadang Tuan mudanya itu sangat menakutkan. Namun menurut Boby lebih baik Theo berbicara daripada diam seperti tadi. Rasanya Boby berada di atmosfer yang begitu dingin dan menyeramkan.
"Bob!!"
"Ya Tuan??"
Theo terlihat sedikit ragu, namun dia merasa harus mendengar pendapat dari orang lain tentang apa yang sedang mengganggunya.
"Menurutmu, jika kau terus terbayang oleh seseorang. Baik saat memejamkan mata, atau saat kita melihat orang di sebelah kita tapi malah wajah dalam bayangan orang lain yang terlihat, itu karena apa??"
"Memangnya ada apa Tuan??" Boby tentu saja merasa aneh, karena baru kali ini Theo bertanya tentang hal di luar pekerjaan kepadanya. Sebelumnya Theo masih begitu tertutup kepdanya.
"Tidak usah banyak tanya!! Jawab saja pertanyaan ku!!" Hardik Theo.
"B-baik Tuan. Menurut saya, mungkin itu terkena guna-guna Tuan" Jawab Boby asal karena terlalu gugup.
"Ck, jawab yang serius!! Aku tidak percaya takhayul seperti itu!!" Theo ingin sekali menimpuk kepala Boby dengan sepatunya. Tapi dia ingat kalau Boby sedang mengemudi. Tentu saja Theo masih ingin menyelamatkan nyawanya yang telah di beri kesempatan ke dua itu.
"Maaf Tuan. Tapi apa yang membuat Tuan seperti itu??"
Theo menyandarkan kepalanya ke belakang. Kepalanya terasa ingin meledak. Apa yang sedang ia pikirkan saat ini rasanya lebih sulit dari menangani kekacauan di perusahaannya.
"Bob, kau tau kan kalau Anya itu mantan Tunangan ku??"
"Tau jelas Tuan" Jawab Boby dengan tegas.
"Kau tau kan apa yang telah terjadi saat ini??"
"Sangat tau Tuan"
"Aku tau kau pasti terkejut dengan pertanyaan ku tadi. Tapi saat ini aku sungguh butuh tempat bercerita"
Boby melirik ke spionnya. Melihat Tuannya itu bersandar dengan memejamkan matanya membuat ia prihatin.
"Kalau begitu silahkan cerita saja Tuan. Saya akan dengarkan dan saya akan menutup mulut saya untuk siapapun"
"Aku tidak tau apa yang terjadi padaku Bob. Aku dulu mengakhiri pertunangan ku dengan Anya untuk kembali pada Kirana. Tapi setelah aku berhasil menikahi Kirana. Bayangan Anya selalu muncul di mataku"
"........"
"Terlebih karena kecelakaan itu, bayangan Anya selalu ada saat aku memejamkan mata. Aku tidak perah bisa melupakannya sama sekali Bob.
"Mungkin Tuan merasa bersalah yang amat sangat dalam makanya Tuan selalu terbayang wajah Nona Anya"
"Tapi itu dulu saat aku memang menganggap Anya sudah meninggal. Tapi sekarang, setelah aku tau Anya masih hidup. Bukan hanya saat aku memejamkan mata saja wajah Anya itu muncul Bob, tapi kadang kala saat menatap Kirana justru Anya yang terlihat di mataku. Tentu aku tau kalau semua ini jelas menyakiti Kirana sebagai wanita yang aku pilih waktu itu. Tapi aku tidak tau kenapa bisa seperti ini. Aku juga tidak bisa menyingkirkan bayangan Anya itu. Lama-lama aku bisa gila Bob"
Theo tak mungkin menceritakan pada Boby jika wajah Kirana itu akan berubah menjadi Anya saat Kirana ada di bawah kungkungannya.
"Maaf Tuan, kalau saya lancang. Apa sebelumnya Tuan menang tidak ada perasaan apapun pada Nona Anya??" Boby sebenarnya takut mengajukan pertanyaan itu pada Theo.
Tapi dari apa yang Theo katakan tadi, Theo seperti tidak bisa melupakan Anya selama ini. Bukan melupakan karena dia mantan Tunangan dan telah meninggal. Tapi lebih seperti hati Theo yang tak mau melepaskan.
"Apa maksud mu??"
"Dari cerita Tuan tadi saya menangkap jika sebenarnya Tuan memilki perasaan lebih pada Nona Anya namun Tuan tidak pernah menyadarinya. Terlebih Tuan juga merasa sangat bersalah juga tidak dapat bertemu Nona Anya selama tiga tahun ini. Tentu pendapat saya mengarah situ"
"Perasaan lebih apa maksudmu??" Theo menegakkan badannya.
Boby di buat gugup karena takut jika jawabannya akan membuat Theo murka.
"Emm, itu Tuan.." Bonya agak ragu menyampaikannya.
"Apa?? Cepat katakan!!" Desak Theo.
"A-apa Tuan yakin kalau dari dulu Tuan tidak mencintai Nona Anya sedikitpun?? Sekali lagi maaf kalau saya lancang, tapi dari cerita Tuan tadi, saya menangkap kalau sebenarnya hati Tuan telah di bawa pergi oleh Nona Anya sejak tiga tahun yang lalu"
Deg....
Theo langsung memegang dadanya yang tiba-tiba terasa nyeri.
"Cinta??" Tanya Theo pada dirinya sendiri.
"Tidak mungkin!!" Bantah Theo juga pada dirinya sendiri.
ini udh mau end tpi zaky gk muncul2 to...🤭🤭😊😊😊🤔🤔
baru rasa didinginin Randi ,klojotan