Ara harus cepat-cepat kembali ke Indonesia karena mendengar bundanya sakit. Dia sampai harus kehilangan kontrak kerjasama dengan salah satu perusahaan yang sudah lama diincarnya karena mengkhawatirkan kondisi sang bunda. Namun apa yang terjadi di Indonesia tidak sepanik seperti apa yang ada dalam benak Ara.
Bahkan ini semua hanya rencana sang bunda untuk menjodohkan Ara dengan putra dari teman baiknya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Niken Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
"Tuan, dia adalah.."
"Ya, Aurora Permata Handoko, putri bungsu keluarga Handoko. Wanita yang ingin dijodohkan papa denganku."
Alvin tidak menyangka bagaimana bisa tuannya bertemu dengan wanita yang keberadaan nya dikabarkan di Perancis. Kenapa sekarang sudah ada di Indonesia.
"Tuan, apa yang sebenarnya terjadi?"tanya Alvin penasaran.
"Nadien berbuat ulah dan membuat Aurora meradang,"ujar Kendra singkat.
"Dia bisa mengalahkan nona nadien?"Alvin tak percaya bahwa sikap nadien yang menyebalkan itu bisa di lawan olehnya.
"Ya, nadien cukup tidak mengganggu."
"Wah ini benar-benar rekor kalau dia bisa melawan nona nadien."
"Maksudmu apa?"tanya Kendra mendengar pembicaraan Alvin barusan.
"Nona nadien selalu menggangu tuan, kalau ada nona Aurora itu bukannya nona nadien jadi tidak berani mengganggu lagi."
"Tidak semudah itu. Putri bungsu Handoko itu orang yang keras kepala juga."
"Benarkah? Wah pantas saja bisa melawan nona nadien."
"Sudahlah, kamu urus pekerjaan mu, aku masih sibuk,"ujar Kendra sambil mengutak Atik tabletnya. Sedangkan Alvin yang duduk di samping sopir sedang memikirkan suatu rencana yang bagus.
Kalau dia bisa mengusir nadien maka aku harus baik dengannya saat tuan besar mengenalkan dia kepada tuan muda kendra. Bagaimana pun orang yang mampu melawan nadien akan menjadi teman baikku. Aku masih kesal karena disiram sup panas. Memang aku daging rebus apa! Lihat saja kamu nadien. Masa pembalasan mu akan segera tiba.
**
"Bik nah sakit?"tanya Angga kepada Ara.
"Ya, tadi ada sedikit masalah sewaktu kami keluar belanja, kata dokter dia harus beristirahat,"ujar Ara.
"Bantu bik nah, nak. Bagaimanapun juga dia yang bantu bunda selama ini,"ujar Maya kepada putra sulungnya.
"Tentu Bun. Besok antarkan uang untuk bik nah, dek."
"Iya, kak,"sahut ara.
"Di kantor ada tempat kosong, Lisa sedang cuti melahirkan. Kerjanya juga tidak berat. Kamu bisa santai mengerjakannya karena ini sesuai bidangmu,"ujar Angga.
"Tapi kak, bunda di rumah ditemani siapa?"tanya Ara khawatir.
"Kamu tenang saja, bunda baik-baik saja kok. Bunda justru senang kamu bisa membantu kakakmu. Kasian dia mengurus sendiri perusahaan,"dorong sang Bunda.
"Ara pulang kan ingin menemani bunda di rumah, masak Ara justru bekerja?"kata Ara.
Maya tersenyum,"tidak apa-apa. Yang terpenting kamu ada di sini sudah membuat bunda bahagia."
"Nah, bunda saja setuju, bagaimana denganmu, Ra?"tanya Angga kembali.
"Nanti aku pikir dulu ya, kak,"ujar Ara kepada Angga.
"Ya, sudah kalau begitu, tapi kakak butuh cepat pengganti Lisa. Karena posisi ini juga tidak bisa berlama-lama dibiarkan kosong,"kata Angga dengan tampang sedih.
Ara, dasar kamu ini, melihat kakak mu butuh bantuanmu malah kamu tidak mau. Apa kamu tidak ingin membalas semua kebaikan dia selama ini padamu?
"Ya, sudah kak, besok aku akan ke kantor,"sahut Ara.
"Benarkah?"tanya Angga antusias.
"Iya, aku akan gantiin posisi Lisa sementara dia cuti,"kata Ara pasti. Mendengar apa yang dikatakan sang adik benar-benar membuat Angga merasa bahagia.
"Terimakasih ya, Ra,"ujar Angga.
"Sama-sama, kak,"balas Ara. Maya juga tampak senang melihat keakraban kedua anaknya ini.
Seandainya mereka bertiga bisa seperti ini juga? Tentu akan lebih bahagia lagi. Ya, Tuhan, hamba mohon kabulkanlah keinginan hambamu ini.
**
"Tuan muda Kendra dan nona aurora bertemu di supermarket kemarin saat tuan muda Kendra sedang mengajak nona nadien makan siang."
"Oya? Ini sungguh takdir,"ujar steven.
"Lalu apa yang terjadi?"tanya Steven kembali.
"Nona nadien terlibat cekcok dengan nona Aurora. Nona nadien melukai pembantu nona Aurora. Dan nona Aurora membawa tuan muda Kendra untuk bertanggung jawab."
"Wow, pemberani juga dia bisa melawan nadien. Aku suka dia,"ujar Steven sambil tersenyum.
"Pantau terus perkembangan nya,"perintah Steven kepada anak buahnya.
"Baik, tuan besar."
"Baguslah kalau mereka sudah saling kenal sebelum aku mengenalkannya secara resmi nantinya. Nadia, tolong bantu aku, putramu sangat keras kepala."