Naura ayu harus menelan pil pahit ketika calon suaminya arfan harlan berselingkuh dengan seorang wanita bernama elviana stefany, padahal beberapa hari lagi mereka akan menikah.
Naura pun mencari tahu siapa wanita yang menjadi selingkuhan calon suaminya itu, dan ternyata ia adalah wanita bersuami akhirnya mau tak mau naura mengadu pada suami elvi yang ternyata adalah jendral arsyad. pria dimasa lalunya.
Siapa jendral arsyad itu ? apa hubungan mereka berdua dimasa lalu ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Saidah_noor, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bak anak kembar.
Semua mata menatap pada naura. Dengan dada yang naik turun, elviana menatap tajam wanita yang berhasil membuat jendral takluk. Dia ingin semua orang membenci wanita dihadapannya, dengan begitu dia bisa membuatnya hancur tak peduli dengan cara apapun.
" Dengar semuanya! " ucap elviana dengan lantang.
" Sebelum aku merebut pacarnya ... dia, naura yang kalian kenal sudah merebut suamiku bahkan sudah punya anak" ujar elviana dengan nada berapi-api.
" Seharusnya kalian cari tahu dulu siapa dia, sebelum kalian membelanya. Dia ini pembohong besar! Akulah korbannya, kalian tahu apa hah!" ujar elviana lagi, lalu menatap ke arah naura yang menatapnya datar.
" Lo pelakor, yang hobi jual diri demi uang. Gak usah sok suci! " dengan berseringai elviana menyindir naura didepan semua orang.
Jika elviana fikir semua orang akan percaya padanya, ia salah. Karena semua orang mengenal naura dengan sangat baik. Reva segera mendekati wanita yang menghina temannya, lalu menamparnya.
Tentu semua orang terkejut dengan aksi revalina. Bahkan sampai ada yang menganga dan melebarkan matanya.
" Dasar lo! Pelakor mana mau ngaku pelakor" umpat teman naura itu.
Naura segera menahan reva, sebelum pertarungan sengit terjadi.
" Mending kamu ngaca deh, sebelum semua orang melihat keburukan kamu. Dimana-mana semua pelakor itu modalnya gak tahu diri!" reva tersenyum mendengar ucapan naura begitu juga rekan yang lain.
Nyali elviana mulai menciut melihat dirinya jadi bulan-bulanan ditempat itu. Dengan mengusap pipinya yang panas bekas tamparan reva tadi, matanya menajam menatap ke arah naura.
" Mending lo diem bae dirumah mak bapak lo, udah tau pelakor malah main jadi korban" usir reva dengan bangga.
Elviana pergi dengan tatapan mencolok ke arah naura, sedangkan wanita itu hanya menatapnya dengan datar.
Reva segera menarik naura dari keramaian hendak berbisik.
" Dia tahu lo mantan istri suaminya ra?" tanya reva dengan berbisik sembari melihat ke belakang agar tak ada yang mendengar.
" Aku gak tahu rev" jawab naura yang sama dengan suara berbisik.
" Kita cari tahu ra, sebelum dia ngapa-ngapain gala" ajak reva memberi kode dengan mengangguk pelan agar naura setuju dengan idenya.
Naura menjawabnya dengan mengacungkan jari jempolnya. Memang hanya reva yang tahu siapa naura, apalagi saat pernikahan gagal itu. reva sempat bertanya tentang anak yang diucapkan arfan, hingga membuat naura akhirnya menceritakan masa lalunya.
...****************...
Disisi lain jendral menumpahkan kekesalannya pada pak yus, pengacara yang ia sewa untuk mengurus perceraiannya dengan elviana.
Tangannya terkepal, setelah mendengar saran pengacara kondang itu. Bagaimana bisa ia membujuk naura sebagai saksinya, sedangkan ia sendiri berusaha agar naura tak disangkut pautkan dalam masalahnya.
" Kenapa harus naura? Apa tak ada yang lainnya?" tanya jendral dengan hidung yang mengembang.
" Tolong cari cara lain pak yus, saya tak mau ia terbawa masalah perceraian saya" tolak jendral dengan keras.
" Cuma itu saran saya pak jen" ujar pak yus dengan wajah serius.
" Saya tak tahu! Bagaimana cara membujuknya, dia masih marah pada saya pak yus" tolak jendral dengan merenggut.
" Haruskah saya yang bicara pak jen. Bagaimana pun saya yakin bu elviana akan terus membalikkan fakta. Bahkan ia pasti akan membuat bukti perselingkuhan anda dengan bu naura" papar pria paruh baya dengan perut buncit itu.
Jendral memejamkan matanya dan menyandarkan kepalanya pada sofa. Ia berfikir keras agar bisa melindungi gala dan naura, namun pada akhirnya justru elviana membawa mereka kedalam masalahnya.
" Bagimana jika nanti, bu naura malah dipaksa untuk menjadi saksi bu elviana. Itu malah akan menyudutkan anda pak. Sebelum semua itu terjadi, kita harus segera bergerak" papar pak yus lagi.
" Baiklah, saya setuju dengan saran anda pak yus. Tapi, jika ia tak mau tolong jangan paksa dia" ucap jendral yang langsung diangguki oleh pengacara kondang itu.
Pak yus keluar dari ruangannya, setelah perbincangan yang cukup lama antara mereka. Pengacara kondang itu berpapasan dengan bu siska yang datang untuk menemui jendral.
Pria paruh baya itu hanya membungkuk saja dan langsung pergi. Sedangkan ibu jendral mendekati anaknya yang masih merenggut di kursi sofa.
" Jendral!" panggil wanita paruh baya itu, setelah duduk disamping anaknya.
" Apa sih mah?" tanya jendral malas.
" Kamu balikan ya! sama naura " ucap bu siska dengan seenaknya.
Dengan mengerutkan alisnya jendral menoleh ke arah ibunya. " Maksud mamah?" tanya jendral.
" Ya ... Kamu rujuk gitu sama naura, biar mamah bisa rawat gala" jawab bu siska sembari memainkan jemarinya yang tersemat cincin berlian itu.
" Perceraian aku aja belum selesai, bagaimana bisa mamah berfikir sejauh itu. Gak semudah itu naura mau rujuk sama aku, setelah semua yang mamah lakukan. Mamah lupa!" geram jendral beranjak dari tempat duduk, berjalan dan duduk di kursi kebesarannya.
" Tapi jen, gimana caranya biar mamah bisa dekat sama gala ?" tanya bu siska dengan greget.
" Aku aja dicuekin apalagi mamah" uja jendral membuat wanita paruh baya itu menganga tak percaya.
" Hah ... Kamu kan papa nya, masa kalian gak punya ikatan batin sih?" geram ibunya jendral yang mengerutkan dahinya.
" Udahlah mah, aku mau kerja. Jangan ganggu aku dulu!" ucap jendral membuat bu siska cemberut.
Wanita paruh baya itu memalingkan wajahnya ke arah lain. Memikirkan sesuatu yang bisa membuatnya dekat dengan sang cucu.
...****************...
Malam harinya, naura baru selesai berbelanja kebutuhan harian. Karena tak melihat dan tengah memeriksa belanjaannya, ia tak sengaja menabrak seseorang.
" Ya ampun tante! Maaf aku gak sengaja" ucap naura yang segera mengambil tas wanita tersebut dilantai.
" Ini tan_" ucapannya terpotong kala melihat wajah wanita paruh baya itu yang tampak tak asing.
" Sekali lagi maaf tante" ucap naura menundukkan wajahnya pelan.
" Gak apa-apa ... Kamu naura kan ?" tanya tante itu sembari menatap wajah naura dengan selidik.
Matanya, hidungnya dan bibirnya tampak tak asing dimata wanita paruh baya itu. Ditambah dengan gaya rambut, fisik dan lainnya yang mirip anaknya. Elviana.
Sementara naura hanya mengangguk pelan. Mereka pernah bertemu di hari pernikahannya yang gagal itu dengan arfan.
" Kalo begitu saya pamit tante" ucap naura dengan sopan. Hendak pergi namun, wanita paruh baya itu menahannya.
" Tunggu! Bisa kita ngobrol sebentar, ada yang mau tante tanyakan" ucap tante itu mengajak naura berbicara.
" Boleh!" jawab naura.
" Disana saja " ucap wanita paruh baya itu mengajak naura dan mereka pun berjalan ke cafe yang tak jauh dari keberadaan mereka.
" Nama tante vanya, kamu boleh panggil tante saja " sapa wanita paruh baya dengan tersenyum ramah.
" Saya naura tante" sahut naura dengan tersenyum paksa, karena ia tak nyaman.
" Iya saya tahu, kita pernah bertemu" ucap bu vanya.
Suasana mendadak hening. Entah apa yang akan ditanyakan wanita paruh baya itu, karena matanya terus menyelidiki tiap sudut wajah naura.
" Ya Tuhan ... Perasaan apa ini sejak bertemu dengannya hatiku terasa diremas. Wajah gadis ini ... bak anak kembarku " gumam bu vanya dalam hati.
jgn lupa mampir ceritaku yaa
semangat up thor...