NovelToon NovelToon
Biarkan Aku Jatuh Cinta

Biarkan Aku Jatuh Cinta

Status: tamat
Genre:Tamat / Nikahmuda / CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:11.8M
Nilai: 5
Nama Author: Me Nia

BIARKAN AKU JATUH CINTA
Ig @authormenia

Akbar diundang ke SMA dan bertemu dengan Ami yang muda dan cantik. Hatinya terasa kembali pada masa dia masih muda, bagaikan air dingin yang dituangkan air mendidih. Dia menemukan jiwa yang muda dan menarik, sehingga dia terjerumus dalam cinta yang melonjak.
Akbar menjalin hubungan cinta dengan Ami yang berumur belasan tahun.
Bagaimana hubungan dengan perbedaan usia 16 tahun akan berkembang?
Bagaimana seorang gadis yang memutuskan untuk menikah muda harus berjuang untuk mendapatkan persetujuan dari keluarganya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Me Nia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Apapun Kulakukan

Buket boneka bunga disandarkan di bantal sebelah kiri. Belum ingin melepas bonekanya dari bungkusan. Terlalu manis untuk dibongkar. Sempat mendapat pertanyaan dari Ibu juga kedua kakaknya tentang siapa pengirimnya. Cukup jawab dengan santai, "Dari fans aku dong." Untungnya saat pulang bersama sore itu, Rasya sudah tertidur karena capek bermain. Bisa-bisa diminta bonekanya.

Sebelum turun dari ranjang, Ami mencium dulu boneka lucu itu yang dinamai Cutie oleh Akbar. Ponselnya terdengar berdering saat bersiap mandi. Sebuah panggilan dari pemimpin Padepokan tempatnya berlatih silat. Ia menggeser ikon jawab sambil berucap salam.

"Lagi santai kok, Kang. Ada apa?" Sahut Ami dengan kening mengkerut. Kemudian ekspresi wajahnya berubah berbinar mendengar penjelasan Kang Aris di sebrang sana.

"Aku mau bicarakan dulu sama Teh Puput mumpung lagi ada disini. Nanti dikabarin lagi keputusannya gimana."

"Oke....Makasih Kang Aris." Ami mengakhiri sambungan telepon dengan wajah semringah. Bergegas melanjutkan rencana mandi. Sudah tidak sabar ingin menyampaikan berita dari Kang Aris kepada Puput.

Ami mengetuk kamar Zaky yang diisi oleh Puput. Kakaknya itu baru selesai menyusui baby Rayyan begitu ia masuk.

"Teh, ada telepon dari Kang Aris barusan." Ami mengambil posisi di sebelah kiri Baby Rayyan yang sedang mengerjap-ngerjapkan mata.

"Kang Aris?! Duh jadi kangen pengen main ke Padepokan." Puput mendadak terkenang masa lalu.

"Aku ditawarin Kang Aris untuk ikutan pertandingan tingkat provinsi, Teh. Waktunya bulan September. Masih ada waktu dua bulan lagi. Wakil dari Ciamis tiga orang untuk tingkat SMA sederajat. Karena aku udah juara tingkat Priangan Timur, jadi gak harus ikut seleksi lagi. Gitu katanya." Ami menjelaskan dengan bersemangat.

"Ikut, Mi. Teteh bakal support. Manfaatkan kesempatan dan buat nambah jam terbang. Latihan yang tekun, jangan meles-malesan." Puput memberi motivasi.

"Siap, Teh. Aku konfirmasi dulu ke Kang Aris. Besok juga aku ke Padepokan mulai lagi latihan." Ami beranjak dari kamar usai mencium pipi Baby Rayyan.

Ami terkejut melihat pintu kamarnya terbuka lebar. Dan pengasuhnya Rasya duduk di kursi dekat pintu kamar.

"Neng Ami kirain ada di dalam. Itu Aa Rasya baru masuk mau ke Ate, katanya." Lapor Bi Tati yang langsung berdiri untuk melihat Rasya.

Ami segera masuk ke kamarnya. Khawatir Rasya mengacak-acak peralatan sekolahnya. "Hei, Aa Ucul! Stop....stop!" Ia berhasil menarik badan Rasya yang tangannya sudah terulur akan mengambil boneka dari buket.

"Aa mau boneka ini, Ate!" Rasya memberontak dari dekapan Ami.

"Eh, Jangan-jangan. Masa anak cowok main boneka. Kan Aa punya mobil-mobilan. Ada di bawah kan!" Ami membujuk Rasya yang keukeuh ingin boneka kucing.

"Aa mau peyuk bental ajaaaa!" Rasya tetap merajuk dan bersiap hendak menangis. Membuat Ami akhirnya mengalah. Mencabut boneka Cutie dari dalam buket.

"Aa cuma peluk aja ya, gak boleh diminta. Itu boneka spesial, you know. From APB to her beautiful girl. Aduh kenapa ya tadi aku gak bilang 'I like you, Kakak' malah Mengkudu." Ami yang awalnya menceramahi Rasya yang riang memeluk boneka, berujung curhat.

"HAH?!" Rasya menatap Ami dengan mulut menganga. Cerocosan Ate nya tidak dimengerti.

"Sstt sudah. Bocil jangan kepo. Aa nanti bobonya mau sama Ate lagi gak?"

"Maauuu."

"Kalau mau, sini dong bonekanya. Udahan peluknya. Ate aja belum meluk si Cutie. Malah keduluan Aa." Ami memasang wajah sedih. Aktingnya itu berhasil membuat Rasya luluh menyerahkan boneka.

"Anak pintar. Besok ikut Ate ke Padepokan. Kita latihan silat, okey?" Ami membuka telapak tangannya untuk ber high five.

"Okey Ate Malimal. Hihihi." Rasya menepuk keras telapak tangan Ami. Sifat jahilnya keluar.

***

Minggu pagi, Ami pergi ke Padepokan bersama Puput yang ingin temu kangen, bersilaturahmi dengan Kang Aris serta pelatih lainnya. Kakaknya itu tidak menemani berlatih hingga tuntas. Hanya sekadar menilai untuk kemudian menjadi bahan diskusi dengan sang ketua Padepokan. Kemudian pulang lebih dulu usai Rasya merasa puas dan senang berada diantara para jawara cilik berpakaian serba hitam.

Ami pulang latihan sore hari. Masuk ke dalam rumah yang nampak sepi. Tidak ada teriakan Rasya yang akan heboh jika melihatnya. "Bu, pada kemana sepi gini?" Ia duduk di samping ibunya yang sedang memegang ponsel.

"Teh Puput giliran nginap di rumah Enin. Dianterin sama Teh Aul barusan. Tadinya mau besok, tapi Enin nya keukeuh harus sekarang. Udah kangen, katanya." Ibu menangkupkan ponsel yang masih menyala di ruang chat. Karena kadang-kadang Ami suka mengintip isi chat, dan ia pun terbuka. Tapi tidak untuk kali ini. Ada chat privasi.

"Wah, giliran Padma yang akan direcokin si Aa Ucul." Ami tertawa bahagia karena bebas merdeka. Apalagi malam ini sudah janjian video call dengan Panda. Ia beranjak pergi ke kamarnya.

[Maaf, Pak. Saya sudahi ya]

[Ada Ami baru pulang latihan silat]

Bu Sekar mengirimkan balasan terakhir kepada Pak Bagja yang awalnya mengirim pesan, mengundang ke acara pengajian di rumah sang purnawirawan itu.

[Baik, Bu Sekar. Aku tunggu kehadirannya sekeluarga, malam selasa di rumahku]

Bu Sekar membalas dengan kata 'Insya Allah'.

Ami mengguyur tubuhnya yang lengket karena keringat. Tubuh yang lelah kembali segar. Saatnya bingung memilih outfit yang pantas untuk dilihat Panda saat chat nanti jam setengah delapan malam. Butuh waktu setengah jam menimbang-nimbang diantara empat baju yang akan dipakai. Hingga akhirnya adzan magrib terdengar berkumandang. Barulah dapat baju yang sreg, yaitu pilihan pertama.

"Mi, Pak Bagja ngundang kita sekeluarga ke pengajian di rumahnya. Nanti malam selasa." Ibu Sekar membuka percakapan usai makan malam berdua. Karena Aul belum pulang masih di rumah Enin.

"Pengajian dalam rangka apa, Bu?" Ami memetik pisang raja sebagai pencuci mulut. Namun mendadak terkikik karena teringat gombalannya dulu kepada Akbar. Pisang (pilih aku yang kau sayang).

"Apanya yang lucu sih?" Ibu menatap heran karena Ami mengupas pisang sambil cekikikan.

"Hah? itu...keinget dulu waktu aku bawa pisang pemberian Kak Akbar. Si Marga bagi-bagi pisang di kelas bilangnya pasukan mo nyet." Ami beralasan. Untung kenangan itu ada kelucuannya juga.

"Eh, Ibu belum jawab. Pengajian dalam rangka apa? Apa syukuran Pak Happy mau nikah lagi?" Tanya Ami sekenanya.

"Bukan lah. Pengajian biasa. Dari dulu juga ibu dengar suka ngadain pengajian bulanan di rumahnya. Cuma kali ini sengaja ngundang kita."

"Hayu lah kita datang." Ami mengangguk setuju. "Bu, aku mau di kamar nyiapin buat besok skul. Sholat isya terus tidur ya. Lama gak latihan silat jadi cape banget deh." Ia pun mendorong kursinya bersiap pergi ke dapur menyimpan piring kotor bekasnya dan bekas Ibu.

"Iya. Sekalian periksa pintu dan jendela balkon udah dikunci belum." Ibu juga beranjak dari kursinya.

"Asiap, Bu." Ami menaiki tangga. Melakukan perintah dari Ibu sebelum masuk ke kamarnya.

Masuk ke dalam kamar dan mengunci pintu. Tripod dengan ponsel yang sudah terpasang, sudah siap di depan sofa. Sambil menunggu waktu isya, Ami menyiapkan tas berisi buku untuk mata pelajaran hari pertama. Semua murid sekolah SMA IT Al Barkah sudah mengetahui jadwal pelajaran yang bisa dibuka di website resmi sekolah. Jadi hari pertama masuk, kegiatan belajar mengajar langsung berjalan serius.

Ponsel Ami berdering tepat di jam setengah delapan. Orang yang ditunggu-tunggu dengan jantung berdebar-debar, kini menyapa lebih dulu dengan berucap salam.

"Kak Akbar udah di Jakarta?" Tanya Ami usai menjawab salam.

"Iya, Mi. Nyampe rumah tadi siang. Ini juga lagi di kamar." Akbar tersenyum menatap Ami yang nampak grogi.

"Besok aku mulai masuk sekolah lagi, Kak. Kelas sebelas." Entah kenapa Ami ingin laporan.

"Oke. Kenapa gak langsung kelas dua belas aja biar cepat lulus." Akbar tersenyum penuh arti.

"Hehe, kalau dari kelas sepuluh ikut akselerasi sih sekarang bisa loncat ke kelas dua belas. Tapi aku mau belajar normal aja dan bisa enjoy berbagi waktu belajar dan bermain." Jelas Ami.

"Prinsip yang bagus, Cutie. First, luruskan niat. Tujuan sekolah untuk apa. Agar pergi ke sekolah tidak merasa terpaksa, belajar tidak merasa tertekan. Memang harus enjoy." Akbar membulatkan jempol dan telunjuknya.

"Kak Akbar ke sini kapan? Maksudku lamaran Teh Aul kan nanti sabtu." Ami meringiskan wajah karena malu dengan pertanyaannya sendiri.

"Kenapa? Kangen ya?" Akbar mengulum senyum.

"Ish, Kak Akbar mah. Bukan gitu. Tapi....iya sih." Ami menutup matanya dengan jemari yang direnggangkan.

Akbar tergelak dengan bahu yang terguncang-guncang. "Punya adik ketemu gede kenapa gemesin sih," ujarnya sambil mengedipkan sebelah mata.

Ami mendekap boneka Cutie nya di dada dengan erat. Karena jantungnya kelojotan efek dari kedipan mata Akbar.

"Punya kakak ketemu gede kenapa kayak mobil Ayla sih." Ami menopang dagu dengan satu tangan.

"Maksudnya?" Akbar terkekeh dengan kedua alis bertaut. Mulai deh gombalan Ami akan meluncur.

"Aylapyu. Hihihi." Ami mengangkat dua jarinya sambil terkikik.

"Astaga, Cutie. Aku speechless. Jadi pengen nyulik." Akbar menyandarkan kepala ke tembok dengan kekehan yang masih menghiasi wajah tampannya.

"Kak Akbar!" Ami menatap serius.

"Ya, sayang. Kenapa dek?" Akbar sengaja bermain kata.

Ami tersipu malu dengan wajah merona. Panggilan sayang dengan intonasi lembut membuat darahnya berdesir. "Aku mau tanding silat tingkat provinsi 2 bulan lagi. Doakan ya!"

"Ma sha Allah. Si cantik multi talent. Proud of you, Cutie. Aku doakan dan akan support langsung jadi penonton. Tandingnya dimana, tanggal berapa? Ami confirm via chat ya biar aku masukkan ke list schedule." Ucap Akbar sungguh-sungguh.

"Siap, Kak. Nanti aku info. Jadi kapan Kak Akbar kesini...." Ami mulai merajuk.

Akbar terkekeh. Pertanyaan yang keukeuh harus dijawabnya. "Jum'at masih ada agenda meeting. Kalau sempat malam sabtu berangkat. Kalau gak sempat, paling naik pesawat sabtu pagi tujuan Tasik. Mulai acaranya jam satu kan ya. Masih sempat."

"Sibuk terus ya. Stay healthy ya, Kak." Ami tulus berucap perhatian.

"Thank you, Cutie. By the way, potong rambut dulu jangan ya. Udah gondrong lagi nih rambut." Akbar menggoyang-goyangkan kepalanya hingga rambutnya mekar.

"Gitu juga bagus, Kak. Handsome. Brewoknya jangan dicukur ya." Ami menilai wajah Akbar sesuai seleranya.

"Ami suka?" Akbar meraba rahangnya yang dihiasi jambang.

"Hu um. Keliatan macho dan dewasa." Ami memandang Akbar dengan tersipu malu.

"Oke, apapun kulakukan buat my Cutie." Akbar tersenyum manis diiringi kedipan mata.

...****************...

Heup lah. Kasian yang baca giginya kering.

Bestie, selain gift & vote, tonton juga 10 iklannya untuk AmBar ya. Semoga semua happy. 🥰

1
Aira Azzahra Humaira
akbar mah banyak Modusnya mii
Aira Azzahra Humaira
mau dong traktiran nya mi
Aira Azzahra Humaira
pesonamu Amiii 🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
ada aja km Amiiii
Aira Azzahra Humaira
🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
inimah baca novel banyak faidah nya 🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
hahhh dasar Ami
mamik sutarmi
Luar biasa
Aira Azzahra Humaira
pak bagja jadi bapak sambung nya ami kan
Aira Azzahra Humaira
ya Allah senyum terus baca novel ini biar awet muda 😄
Rona Ruta'illah
Luar biasa
Aira Azzahra Humaira
rezeki gak di duga ya mang
Aira Azzahra Humaira
hahhhh ini mah kak author nya pinter banget boleh dong belajar ☺
Aira Azzahra Humaira
adduh dagdigdug deh
Aira Azzahra Humaira
semangat baru 💪💪
Aira Azzahra Humaira
🤣🤣🤣🤣
Aira Azzahra Humaira
🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰
Aira Azzahra Humaira
ah pokoknya terus semangat Thor
Aira Azzahra Humaira
ahhaayyy lg mikirin ayang ya
Aira Azzahra Humaira
Amiii 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!