Biarkan Aku Jatuh Cinta

Biarkan Aku Jatuh Cinta

1. Ami Selimut

"Namanya Selena. Umur 26 tahun lulusan University of Cambridge. Pekerjaan konsultan keuangan di___" Leo menjelaskan secara detail isi berkas CV keempat yang dibacakannya. Bukan rekruitmen untuk mencari calon sekretaris baru, tapi seleksi untuk calon pacar Akbar, bossnya. Inisiatif itu pun bukan dari Akbar. Melainkan dari ibunya Akbar. Mengingat si sulung itu di usia yang akan menginjak 33 tahun, masih saja belum punya calon istri.

Akbar dengan malas-malasan mendengarkan diiringi menguap panjang. Serasa sedang dibacakan dongeng mungkin. Hingga berefek mengantuk. Sudah empat berkas CV dibacakan Leo dan ia hanya membuka lembar demi lembar dengan menatapnya sekilas. Ingin sekali membantah dengan menoyor bahu asistennya itu agar menyudahi presentasi. Tapi mengingat ultimatum Sarmila, Mama tercinta yang merepet di kala tadi sarapan pagi. Mau nggak mau ia manggut-manggut karena pasti Leo harus memberi laporan pada Mama Mila.

"Next....namanya Loly." Leo menyerahkan berkas kelima ke tangan Akbar. Sementara ia akan membacakan dari Tab yang ada di pangkuannya. Masih ada sekitar delapan tumpukan berkas yang belum dibuka.

"Ah, ngantuk gue. Udah aja kalau Mama nanya, lagi diseleksi. Lo kenapa mesti bacain satu persatu segala. Kerjaan di meja numpuk tuh. Ini malah presentasi yang nggak penting." Akbar mendecak kesal. Memilih merubah posisi menjadi telentang di sofa ruang kerjanya itu, tanpa rasa bersalah.

Leo menghela nafas. “Bar, kalau bukan tugas dari Tante Mila, gue juga ogah kali. Lo tau nggak, Tante Mila sampe bisik-bisik nanya, katanya jangan-jangan Akbar punya pacar cowok. Soalnya tiap punya pacar gak ada yang bertahan lama. Gue jawab maybe yes maybe no,” ujarnya diiringi tawa lepas sampai puas. Di kala sedang berdua seperti sekarang ini ia dan Akbar bersikap layaknya sahabat, mengesampingkan wibawa.

Akbar terperanjat bangun dari tidurannya. Ia mendengkus kesal. Sejak memutuskan hubungan dengan Vero yang merupakan pilihan Mama Mila, ia belum lagi memiliki pacar. Lebih banyak tinggal di Singapura mengurus perusahaan keluarga di sana yang mengalami pailit. Hingga dalam kurun waktu dua tahun lebih, perusahaan tersebut pelan tapi pasti berangsur sehat. Baru dua bulan ini ia kembali ke perusahaan miliknya sendiri di Jakarta. Yang selama ditinggalkan dipercayakan pada Leo, sahabat sekaligus asistennya.

“Eh, jangan salah ya. Gue jadi jomblo itu pilihan bukan nasib. Ngapain nikah buru-buru hanya demi menghindari pertanyaan tiap Lebaran ditanya kapan nikah. Kalau cuma ngejar status doang, seorang Akbar Pahlevi Bachtiar tinggal tunjuk jari pengen cewek cantik dari kalangan apa, model or singer or anak konglomerat di negeri ini. Cetek itu. Tapi gue sangat menghormati kesakralan nikah. Mending jadi JOMAT dulu dah sampai ketemu cewek yang klik dengan hati.” Jelas Akbar tanpa beban.

“Apaan jomat?!” Leo mengerutkan keningnya. Ia meneguk kopi yang tersisa di gelasnya sembari menatap Akbar.

“Jomat, jomblo terhormat. Istilah dari si Ami itu. By the way, kabar Ami sekarang gimana ya? Udah SMA mungkin ya? Masih centil gak ya?” Akbar berbicara sendiri dengan sorot mata berbinar. Tiba-tiba teringat bocah narsis yang kalau tersenyum lebar baru kelihatan memiliki dua lesung pipit yang manis. Ia segera mencari nomor kontak Ami. Mendadak ingin menghubunginya. Namun beberapa kali dihubungi, nomornya tidak aktif.

“Nomer Ami udah gak aktif. Ganti nomor mungkin ya.” Akbar mendesah kecewa. Melempar dengan asal smartphone dengan logo apel digigit itu ke samping tempat duduknya.

“Ganti nomer kali. Minta aja sama Rama. Mau aku teleponin?” Tawar Leo. Bersiap membuka layar ponselnya.

Akbar menggeleng. “Gak usah. Besok agenda ke Tasik sekalian aja silaturahmi ke Enin sama mampir ke rumah makan Dapoer Ibu. Kangen sama menunya sekalian silaturahmi sama Bu Sekar. Kali aja ketemu Ami juga.”

Leo mengangguk. “Jadi ini gimana? Mau lanjut dengerin presentasi kandidat nyonya Akbar gak nih? Gue bakal disidang Tante Mila kalau gak ngasih laporan menyenangkan.” Ia kembali pada pembahasan seleksi calon pacar.

“Pilih buat lo aja deh. Lo mau nambah bini, kan?” Akbar tersenyum menyeringai. Ia bangkit dari duduk dan membuka jasnya.

“Semprul kau. Bini gue satu aja gak bakalan habis.” Sarkas Leo dengan bersungut-sungut. Ia sudah menikah dengan gadis pujaannya bernama Tasya, satu setengah tahun yang lalu. Kini sang istri sedang hamil usia tiga bulan.

Akbar hanya menanggapi dengan tertawa. Ia melonggarkan dasinya dan menggulung lengan baju sampai ke sikut.

“Lo mau kemana? Kita lanjut bahas project aja.” Leo mengernyit melihat Akbar seperti akan pergi. Sementara beberapa berkas di meja, terhampar berantakan.

“Apa sih, posesif banget. Gue mau setor. Mau nemenin, sayang?” Akbar mencolek dagu Leo diiringi kedipan mata.

“Amit-amit jabang bayi.” Leo bergidik dan menggosok-gosok dagunya serta bersikap ingin muntah. Ia melempar punggung Akbar yang berjalan menuju pintu kamar mandi dengan sebuah bantal sofa. Ditanggapi Akbar dengan tertawa lepas.

***

Huft, lega. Ami mengusap perutnya usai buang air kecil yang sudah ditahan sejak di dalam kelas. Ditahan karena sedang tanggung menyelesaikan ulangan Bahasa Indonesia. Kini gadis berseragam putih abu-abu itu berjalan cepat menuju kelasnya, kelas X MIPA 3. Karena waktunya pergantian jam pelajaran. Pelajaran terakhir, Biologi.

“Mi, Pak Yaya gak akan masuk. Ada halangan mendadak. Dan gak ada tugas. Daripada boring, kita konser yuk, Mi!” Ucap Marga yang berdiri di luar pintu kelas seolah sengaja menunggu kedatangan Ami.

“Gasss.” Ami menjentikkan jari dan mengajak Marga masuk.

“Guys, Pak Yaya gak masuk. Sambil nunggu jam pulang, kita konser aja biar gak ngantuk. Siap, guys?” teriak Ami yang berdiri di depan white board memberi komando.

“Gass!” kompak teman sekelasnya bersuara. Semua orang tahu konser seperti apa yang dimaksud Ami. Bisa dibilang gak ada Ami gak rame. Karena siswi yang memilih bangku di baris ketiga dan paling belakang itu pandai menyatukan semua murid satu kelas tanpa ada pengelompokkan alias genk-genk seperti yang ada di kelas lainnya. Mau orangtuanya kaya atau biasa, anak seorang pejabat pemerintahan atau anak penjual gorengan, semuanya berbaur dan akur.

“Lagu apa, Mi?” teriak Vino yang sudah siap bertalu meja.

“Lagu Chrisye aja judul Anak Sekolah. Ayo bagian paduan suara, cari liriknya di Mbah!” Ami menerima uluran sapu injuk dari temannya. Karena ia berdiri di depan menjadi pemimpin dalam bernyanyi. Sapu digunakan sebaga mic nya.

“Oke, siap-siap! Kamera…roll….action.” teriak Marga yang menjadi seksi dokumentasi.

Bukan aku tak tertarik

Dengan kata rayuanmu

Saat matamu melirik

Aku jadi suka padamu

Tiap kali kau bermanja

Gemetar rasa di dada

Ingin kubisikkan cinta

Tapi hati ini malu jadinya

Engkau masih anak sekolah, satu SMA

Belum tepat waktu 'tuk begitu-begini

Anak sekolah datang kembali

Dua atau tiga tahun lagi

Dengan riang, Ami dan sepuluh orang lainnya yang berkerumun di bangku depan, menyanyi bersama. Ada dua orang yang bertalu. Yang lainnya menonton saja dari bangku masing-masing. Namun kemudian suara menjadi senyap seketika. Menyisakan Ami yang masih semangat bernyanyi di depan kelas, melanjutkan nyanyi solo.

Wo-wo-wo-wo

Ah-ya-ya-ya-ya, ya-ya

Wo-wo-wo-wo

Ah-ya-ya-ya-ya, Pak Yaya

Ami terkikik karena mempelesetkan kata terakhir dengan sebutan na

ma guru biologi sekaligus wali kelasnya itu.

“Lanjut lagi, guys. Malah pada diem.” Protes Ami yang melihat teman-temannya kembali duduk di bangku masing-masing.

Bukan mendapat jawaban, tapi malah semua orang menunduk dan menahan tawa. Dari bangku belakang tempatnya duduk, ia melihat teman sebangkunya menunjuk dengan dagu ke arah pintu. Ia pun menoleh ke sebelah kiri dan terkejut.

“Eh, ada Pak Yaya.” Ami mengangguk dan tersenyum. Ia segera berlari sembari membawa sapu injuk.

“Mau kemana, Rahmi? Kembali ke sini!” Pak Yaya memanggil Ami yang sudah duduk di bangkunya.

Ami menurut. Sembari berjalan, menyempatkan mencubit setiap bahu teman-teman yang dilewatinya karena sudah kompak membiarkan terciduk oleh sang guru. Ia pun berdiri di samping Pak Yaya.

“Rahmi alias Ami Selimut, kamu tahu sekarang pelajaran siapa, kan?” Pak Yaya melipat kedua tangan di dada. Ini adalah semester dua. Sebagai wali kelas, ia sudah mengenal semua anak didik kelas X MIPA 3 yang berjumlah 34 orang itu. Termasuk Rahmi yang terkenal dengan nama tenar Ami selimut, adalah murid pintar dengan peringkat rangking satu. Dan bulan kemarin mewakili sekolah menjadi juara satu pertandingan silat tingkat SMA dan sederajat se Priangan Timur.

“Tahu, Pak. Sekarang pelajaran Bapak. Tapi kata Marga, Bapak gak masuk, ada halangan. Jadi daripada ngantuk, kita nyanyi-nyanyi, Pak.” Sahut Ami sejujurnya. Kemudian menatap Marga dengan tajam yang terlihat cengar cengir.

"Awas lho ya, Marga satwa!” Ancam Ami yang tersirat dari pelototannya.

“Marga, maju ke depan! kamu dan Ami berdiri di samping white board!”

Ami merasa cukup senang karena Marga pun terkena hukuman.

“Kalian berdua berdiri selama dua jam pelajaran, kecuali bisa menjawab pertanyaan Bapak, boleh duduk.” Tegas Pak Yaya.

Ami dan Marga bersamaan mengangguk.

“Pertanyaan soal Animalia. Siapa yang bisa jawab lebih cepat, acungkan tangan.” Pak Yaya memperbaiki posisi kacamatanya sebelum memberikan soal. “Ubur-ubur termasuk hewan apa dan jelaskan ciri-cirinya.”

Ami sigap mengangkat tangannya dengan percaya diri. “Ubur-ubur termasuk hewan Coelenterata. Cirinya, tubuh bersel banyak, mempunyai tentakel, tidak mempunyai anus. Untuk berkembang biak, hewan ini melalui fase hidup asek sual sebagai polip atau tunas yang menempel di dasar laut, dan sek sual sebagai medusa yang berenang bebas.”

“Kamu boleh duduk!” Ucap Pak Yaya. Itu artinya jawaban Ami benar.

Ami mengangguk dan tersenyum lega. Menyempatkan menoleh ke arah Marga sembari memeletkan lidah.

“Marga, satu pertanyaan lagi. Kalau nggak bisa jawab, tetap berdiri di sini!” Tegaas Pak Yaya.

Dan faktanya, Marga tidak bisa menjawab pertanyaan dari Pak Yaya. Alhasil mendapat sorakan dari teman sekelasnya dan harus berdiri sampai jam pelajaran berakhir.

Bel pelajaran terakhir berbunyi. Waktunya pulang. Kelas pun mulai gaduh oleh ******* kelegaan dari mulut sebagian murid.

“Anak-anak, sebentar. Bapak lupa menyampaikan pengumuman.” Pak Yaya meminta atensi semua murid yang sedang membereskan buku pelajaran ke dalam tas.

Suasana hening kembali. “Besok akan ada tamu ke sekolah kita. Sengaja diundang oleh komite. Beliau ini donator terbesar sekolah kita. Seorang CEO muda dari Jakarta. Pemilik hotel Seruni yang ada di Tasik kota. Beliau akan menyapa di satu kelas tiap tingkat. Dan untuk kelas X diwakili oleh kelas kita. Tetap jaga kebersihan dan kekompakan kelas kita ya! Biar selalu jadi kelas teladan.” Jelasnya mengakhiri jam pelajarannya.

“Siap, Pak.” Sahut semua murid dengan kompak.

Pak Yaya keluar kelas lebih dulu. Marga berjalan dengan lunglai ke kursinya. Dan mendapat tertawaan teman sebangkunya.

“Ga, gimana rasanya senjata makan tuan?” Ledek Ami yang kemudian melambaikan tangan meninggalkan ruangan kelas, tidak menunggu jawaban Marga. Ia berjalan beriringan bersama Zaskia, teman sebangkunya.

“Kia, pulangnya bareng aku aja. Nanti dianterin sampe depan lampu merah ya.” Ami selalu menawarkan tumpangan untuk Kia yang tidak pernah jajan di kantin. Selalu membawa bekal. Itu karena uang sakunya hanya cukup untuk ongkos naik angkot pulang pergi.

“Nggak usah, Mi. Aku naik angkot aja.” Kia merasa tidak enak selalu menumpang di mobilnya Ami.

“Kamu mah nggak enakan bae. Ayo lah biar aku ada teman ngobrol di jalan.” Ami menarik tangan Kia menuju mobil yang sudah datang menjemputnya. Pilihannya sekolah di SMA Al Barkah di kota Tasikmalaya, mengharuskannya berangkat jam enam pagi dari Ciamis setiap harinya. Beruntung ibunya dan kakaknya yang di Jakarta, selalu mendukung keinginannya selama dalam hal positif.

“Mang Kirman, kemon!” Ami memanggil sopir keluarga yang setiap menjemput selalu menunggu di bangku di bawah pohon kersen yang teduh. Namun tiba-tiba ponsel di dalam tasnya berbunyi. Ia merogohnya. Nama ‘kak Anggara’ tampil di layar.

“Hallo, Kak Angga.” Ami menjawabnya sembari menuju mobil warna putih yang ia tahu dulunya dikirim kakak ipar dari Jakarta dengan BPKB dan STNK atas nama Sekar Sari, ibunya.

“Mi, udah pulang belum? Kak Angga di parkiran depan sekolah nih.” Sahut Anggara di ujung telepon.

“Ini baru mau pulang, Kak. Di parkiran dalam. Ada apa, kak?” Ami urung naik ke dalam mobil, menunggu sahutan.

“Oke. Tunggu di luar mobil ya. Kak Angga masuk.”

Panggilan pun terputus. Ami meminta sopir dan Kia menunggunya sebentar. Tak lama ia melihat seorang pria tegap berseragam coklat menuju ke arahnya dengan menenteng paper bag dan kantong kresek putih. Ia tersenyum tipis. Percaya diri akan mendapat bingkisan.

“Mi, nitip oleh-oleh Medan buat Teh Aul ya. Kak Angga gak bisa datang langsung ke rumah soalnya sekarang ada tugas Patwal ke Jakarta. Ini ada donat madu buat Ami, pas barusan lewat tokonya.” Ucap Anggara sambil menyerahkan dua tentengannya.

“Asiap. Makasih donatnya, Kak.” Ami tersenyum lebar.

“Sorry ya nggak bisa lama. Rekan nunggu di mobil. Bye, Ami.” Anggara melambaikan tangan dan segera berlalu pergi dengan langkah lebar.

“Bye, Kak. Yaelah cepet banget telat jalannya Pak Pol.” Ami bicara sendiri karena yang diajak bicara sudah menjauh dan menghilang di keluar gerbang. Dengan penasaran ia mengintip isi paper bag besar untuk kakaknya itu.

Nggak Kak Panji, nggak Kak Angga, ngasih hadiah buat Teh Aul nggak kaleng-kaleng. Lah aku, dari dulu dikasihnya donat madu. Mentang-mentang cemilan favorit aku. Kali-kali ada yang ngasih epon kek. Ini tabungan belum cukup juga buat beli si epon terbaru. Ya gimana mau nambah sih ya, tiap minggu digesek terus.

“Neng Ami, pulang sekarang?”

Suara Mang Kirman mengembalikan kesadaran Ami yang mengintip isi paper bag sambil melamun.

...🎀🎀🎀...

Assalamu'alaikum Bestie,

Terima kasih sudah bersabar menanti karya terbaru keenam aku di NT. Semoga cerita ringan ini menghibur ya.

Untuk pembaca baru, disarankan membaca dulu KALA CINTA MENGGODA (KCM) karena BAJC adalah sekuel dari KCM.

Gasss taburan kembang dan guyuran kopinya. Jangan lupa like dan vote nya.

Happy Reading!

Terpopuler

Comments

Aira Azzahra Humaira

Aira Azzahra Humaira

kangen aku ama ami selimut yg bikin senyum " pas lg bacanya

2024-11-10

0

Febriani mandasari123

Febriani mandasari123

udah pernah baca blm selesai kemarin² dah nyari tp g ketemu

2024-10-18

0

Ta..h

Ta..h

kangen ami selimut aku mau baca ulang ah

2024-10-15

0

lihat semua
Episodes
1 1. Ami Selimut
2 2. Menuju Tasik
3 3. Coach Akbar Speechless
4 4. Ya Salam
5 5. Dapoer Ibu
6 6. Boneka Panda
7 7. Nikah Yuk!
8 8. Sabar
9 9. Tidak Sabar
10 10. Seperti Dancow
11 11. Obrolan Minggu
12 12. Terngiang-ngiang
13 13. Tumben
14 14. Siapa Panda?
15 15. Malam Mingguan
16 16. I Miss You
17 17. Selamat Berjuang
18 18. Mobil Bikin Cemas
19 19. Balonku Ada Lima
20 20. Efek Pisang
21 21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22 22. Ibarat Nama Kota
23 23. Ketagihan
24 24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25 25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26 26. Ada Apa Dengan Ami
27 27. Room Sebelah
28 28. I Like You So Much
29 29. Virus MU
30 30. Mengkudu
31 31. Apapun Kulakukan
32 32. Berangkat Bareng
33 33. Hari Lamaran
34 34. Apa Aku Jatuh Cinta
35 35. Kado Panda
36 36. Sweet Seventeen
37 37. Dikira Calon, Ternyata?
38 38. Mind Mapping
39 39. Ternyata Mimpi
40 40. Step by Step
41 41. Resepsi Siang
42 42. Jebakan Sang Coach
43 43. Belum Waktunya Just Be Mine
44 44. Sarapan Pagi Kita
45 45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46 46. Be Calm, Babe
47 47. Kegelisahan Ami
48 48. Ami Melunak
49 49. Menuju Pertandingan Silat
50 50. Aku halusinasi?
51 51. Hadiah Pepaya
52 52. Undangan
53 53. Kiriman Paket
54 54. Resepsi Aiko
55 55. Resepsi Aiko (2)
56 56. Bismillah, Aku Siap
57 57. Reaksi Mama Mila
58 58. Menunggu Ibu
59 59. Sampai Bertemu Besok
60 60. Cerita Cinta Mekkah
61 61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62 62. Mikirin Mobil
63 63. Bakwan
64 64. Kartu Mengejutkan
65 65. Ada Paket
66 66. Hayuk Ke KUA
67 67. Masih Suasana Lebaran
68 68. Lebaran Kedua
69 69. Tentang Izin
70 70. Ambyar
71 71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72 72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73 73. Blasteran
74 74. Buah tangan
75 75. Jaga Hati
76 76. Kemesraan Ini
77 77. I Love You 3000
78 78. Apotek Tutup
79 79. Hari Yang Ditunggu
80 80. Happy Birthday To You
81 81. Sekuntum Mawar Merah
82 82. Rejeki Si Bungsu
83 83. Pernikahan Ibu
84 84. Pesta Usai
85 85. Usai Liburan
86 86. Awal Sekolah
87 87. Win Win Solution
88 88. Support System
89 89. Ayo Curhat
90 90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91 91. Gempar
92 92. Sikap Ami
93 93. Aku Datang
94 94. Panggil Ami!
95 95. Perjuangan Restu
96 96. Empat Mata
97 97. Deal
98 98. Mulai Menyebar
99 99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100 100. Salaman Lagi
101 101. Tantangan
102 102. Menjelang Pulang
103 103. Bersiap Pulang Kampung
104 104. Obrolan Adik Kakak
105 105. Undangan Panji
106 106. Jawaban Penantian
107 107. Ditunggu di Singapura
108 108. Tamu Rabu
109 109. Ciamis - KL
110 110. Deep Talk Singapura
111 111. Apel Pertama
112 112. Welcome Desember
113 113. Zaky Pulang
114 114. Hari Lamaran
115 115. Melamarmu
116 116. Alarm Bunyi
117 117. Kisah Malam Minggu
118 118. Dua Orang Yang Pergi
119 119. Akbar ke Sekolah
120 120. Paturay Tineung
121 121. Ponsel
122 122. Jiwa Yang Bersedih
123 123. Summer In München
124 124. Ungkap
125 125. Jiwa Yang Berontak
126 126. Hangatnya Summer in München
127 127. Maybe
128 128. Kisah Kasih AmBar
129 129. Akad Nikah
130 130. Aku Bagimu
131 131. Menempuh Hidup Baru
132 Pemenang Giveaway BAJC
133 Extra Part 1
134 Extra Part 2
135 Extra Part 3
136 Extra Part 4
Episodes

Updated 136 Episodes

1
1. Ami Selimut
2
2. Menuju Tasik
3
3. Coach Akbar Speechless
4
4. Ya Salam
5
5. Dapoer Ibu
6
6. Boneka Panda
7
7. Nikah Yuk!
8
8. Sabar
9
9. Tidak Sabar
10
10. Seperti Dancow
11
11. Obrolan Minggu
12
12. Terngiang-ngiang
13
13. Tumben
14
14. Siapa Panda?
15
15. Malam Mingguan
16
16. I Miss You
17
17. Selamat Berjuang
18
18. Mobil Bikin Cemas
19
19. Balonku Ada Lima
20
20. Efek Pisang
21
21. Ikan Arwana Terbang Melayang
22
22. Ibarat Nama Kota
23
23. Ketagihan
24
24. Layang-Layang Terbang Bermanuver
25
25. Awalnya Hampa Jadinya Kaget
26
26. Ada Apa Dengan Ami
27
27. Room Sebelah
28
28. I Like You So Much
29
29. Virus MU
30
30. Mengkudu
31
31. Apapun Kulakukan
32
32. Berangkat Bareng
33
33. Hari Lamaran
34
34. Apa Aku Jatuh Cinta
35
35. Kado Panda
36
36. Sweet Seventeen
37
37. Dikira Calon, Ternyata?
38
38. Mind Mapping
39
39. Ternyata Mimpi
40
40. Step by Step
41
41. Resepsi Siang
42
42. Jebakan Sang Coach
43
43. Belum Waktunya Just Be Mine
44
44. Sarapan Pagi Kita
45
45. Kucing Yang Bikin Deg Degan
46
46. Be Calm, Babe
47
47. Kegelisahan Ami
48
48. Ami Melunak
49
49. Menuju Pertandingan Silat
50
50. Aku halusinasi?
51
51. Hadiah Pepaya
52
52. Undangan
53
53. Kiriman Paket
54
54. Resepsi Aiko
55
55. Resepsi Aiko (2)
56
56. Bismillah, Aku Siap
57
57. Reaksi Mama Mila
58
58. Menunggu Ibu
59
59. Sampai Bertemu Besok
60
60. Cerita Cinta Mekkah
61
61. Surprise Tanpa Bilang-bilang
62
62. Mikirin Mobil
63
63. Bakwan
64
64. Kartu Mengejutkan
65
65. Ada Paket
66
66. Hayuk Ke KUA
67
67. Masih Suasana Lebaran
68
68. Lebaran Kedua
69
69. Tentang Izin
70
70. Ambyar
71
71. Pertemuan Yang Kuimpikan
72
72. Berburu Rusa Ke Bukit Barisan
73
73. Blasteran
74
74. Buah tangan
75
75. Jaga Hati
76
76. Kemesraan Ini
77
77. I Love You 3000
78
78. Apotek Tutup
79
79. Hari Yang Ditunggu
80
80. Happy Birthday To You
81
81. Sekuntum Mawar Merah
82
82. Rejeki Si Bungsu
83
83. Pernikahan Ibu
84
84. Pesta Usai
85
85. Usai Liburan
86
86. Awal Sekolah
87
87. Win Win Solution
88
88. Support System
89
89. Ayo Curhat
90
90. Hari Ini Hari Yang Kau Tunggu
91
91. Gempar
92
92. Sikap Ami
93
93. Aku Datang
94
94. Panggil Ami!
95
95. Perjuangan Restu
96
96. Empat Mata
97
97. Deal
98
98. Mulai Menyebar
99
99. Cinta Tak Bisa Dipaksakan
100
100. Salaman Lagi
101
101. Tantangan
102
102. Menjelang Pulang
103
103. Bersiap Pulang Kampung
104
104. Obrolan Adik Kakak
105
105. Undangan Panji
106
106. Jawaban Penantian
107
107. Ditunggu di Singapura
108
108. Tamu Rabu
109
109. Ciamis - KL
110
110. Deep Talk Singapura
111
111. Apel Pertama
112
112. Welcome Desember
113
113. Zaky Pulang
114
114. Hari Lamaran
115
115. Melamarmu
116
116. Alarm Bunyi
117
117. Kisah Malam Minggu
118
118. Dua Orang Yang Pergi
119
119. Akbar ke Sekolah
120
120. Paturay Tineung
121
121. Ponsel
122
122. Jiwa Yang Bersedih
123
123. Summer In München
124
124. Ungkap
125
125. Jiwa Yang Berontak
126
126. Hangatnya Summer in München
127
127. Maybe
128
128. Kisah Kasih AmBar
129
129. Akad Nikah
130
130. Aku Bagimu
131
131. Menempuh Hidup Baru
132
Pemenang Giveaway BAJC
133
Extra Part 1
134
Extra Part 2
135
Extra Part 3
136
Extra Part 4

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!