NovelToon NovelToon
Pesona Istri Titipan

Pesona Istri Titipan

Status: tamat
Genre:Tamat / Hamil di luar nikah / Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:380.8k
Nilai: 4.8
Nama Author: Wiji

"Shaka! Nimas sedang hamil anakku. Tolong nikahi dia, jaga dia seperti kau jaga orang yang kau cintai. Ada darahku yang mengalir di janin yang sedang di kandung. Terima kasih."

Itu adalah amanah terakhir dari Bryan, Kakak dari Shaka. Sejak saat itu Shaka benar-benar menjalankan amanah dari sang Kakak meskipun ia sendiri sudah memiliki kekasih yang ia pacari selama dua tahun.

Tidak mudah bagi Shaka saat sedang menjalani apa yang sudah di amanahkan oleh Bryan. Berbagai tentangan dari sang kekasih dan juga kedua orang tuanya tak bisa ia hindari.

Mampukah Shaka menjalani bahtera rumah tangga dengan wanita yang bahkan belum ia kenal? Sampai kapan Shaka kuat menjalankan amanah yang di limpahkan padanya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Wiji, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

31. Bedrest

Shaka masuk ke ruangan Nimas begitu dapat izin dari dokter. Melihat Nimas yang berbaring setengah duduk membuat hati Shaka sedikit tenang, karena beberapa saat yang lalu melihat Nimas yang begitu kesakitan membuat ia tidak bisa berpikir lagi.

"Udah nggak sakit lagi, kan? Terus kenapa mukanya ditekuk bebegitu?" Shaka nempatkan dirinya di tepian ranjang agar bisa lebih dekat dengan istrinya. Jangan tanya kenapa! Karena ia tidak paham dan tidak mengerti kenapa ia ingin lebih dekat dengan Nimas, mengenal istrinya lebih dalam dan jauh. Terlepas dari ia cinta atau tidak Shaka ingin menjaga wanita itu seperti wanita yang ia cinta.

"Aku akan merepotkan kamu. Aku harus duduk diam di tempat tidur selama satu bulan lebih. Aku tidak boleh melakukan apapun."

"Kenapa mesti begitu ngomongnya? Kalau dokter minta kamu bedrest itu artinya kandungan kamu udah lemah. Terus sekarang kamu nambah pikiran dengan memikirkan hal ini? Kamu mau membuat aku semakin bersalah? Kamu mau buat aku sedih karena kamu kehilangan anakmu nanti? Atau kamu sudah tidak mau mempertahankan janin kamu?"

Nimas menggeleng cepat, "Bukan itu maksud aku. Tidak ada wanita yang akan baik-baik saja jika diminta untuk bedrest. Buat aku akan jadi beban sendiri. Jadinya kebalik, aku yang harusnya urus kamu, tapi sekarang kamu yang urus aku."

"Nimas, yang namanya orang menikah, yang namanya suami istri, itu tidak kamu melulu soal kewajiban kamu melayani aku. Kamu nggak akan dosa dengan kamu tidak bisa melakukan kewajiban sementara waktu. Kamu jangan memikirkan sesuatu yang sepele seperti ini. Ini nggak akan baik untuk kamu dan juga janin kamu. Sudah berapa kali aku bilang dan harus berapa kali aku mengingatkan, kalau kamu udah punya tanggung jawab besar. Dalam perut kamu ada nyawa, Tuhan percayakan kamu untuk mengandung dan merawat seorang bayi, terlepas dari bagaimana asal-usul bayi itu ada di perut kamu. Kamu nggak bisa menyepelekan kehadirannya."

Nimas menunduk, ia hanya merasa tidak berguna saja jika harus hanya berdiam diri di ranjang. Apalagi kehadiran dirinya belum diterima oleh kedua mertuanya, hal itu juga menjadi daftar pikiran yang membuat Nimas merasa berkecil hati.

"Kita akan pindah lagi ke rumah kita. Jangan pikir aku nggak tahu apa yang kamu pikirkan. Aku sudah bertanya sama kamu berapa kali? Apakah kamu yakin dengam keputusan yang kamu ambil? Kamu tetap ngeyel. Ki..."

"Nggak, Mas. Kenapa harus pindah? Aku baik-baik saja. Nggak masalah kalau kita tetap tinggal di sana."

"Nimas, sebenarnya kamu yang pikirkan ini apa, sih? Kamu tahu nggak apa yang buat kamu jatuh tadi? Kamu tersandung kaki, nggak ada benda yang menyandung kamu tadi di parkiran. Dan yang melakukan itu sudah pasti Raisa, karena kamu lewat di samping dia tadi."

"Kamu baru aja bilang kalau kita ini harus saling percaya, kan? Harusnya kamu percaya sama aku kalau aku bisa jaga anak ini, Mas!"

Entah apa yang ada dalam kepala Nimas. Kenapa ia tidak bisa berpikir bahwa Shaka benar-benar khawatir dengan keadaannya. Kenapa ia harus tetap bertahan pada pendirian dan juga ngeyelnya di saat suaminya sedang peduli dengan kewarasan dan juga keselamatan mereka.

"Kayaknya akan tetap percuma kalau aku debat sama kamu. Ya udahlah. Kalau kamu mau aku menuruti apa yang kamu mau, kamu juga harus nurut sama aku.

Setelah perdebatan yang entah berapa lama terjadi itu, mereka pulang ke rumah, karena memang dokter juga sudah mengizinkan Nimas untuk beristirahat di rumah saja.

***

"Aku semakin tidak percaya diri dengan apa yang aku yakini Tante. Tante juga lihat sendiri, kan tadi gimana reaksi Shka pas Nimas jatuh? Aku takut kalau dia semakin lama semakin jatuh cinta sama Nimas. Baru beberapa hari menjadi sepasang suami istri aja mereka udah sweet. Kepedulian Shaka ke Nimas itu nampak banget."

"Raisa, dia begitu karena ada anak yang di dalam kandungan Nimas. Kalau masalah itu, udahlah kamu tenang aja. Jangan pikirkan hal yang tidak-tidak. Serahkan semuanya ini ke Tante, Oke! Kamu tinggal duduk diam dan jangan lakukan hal seperti itu tadi atau kalau tidak nanti justru Shaka akan hilang perasaan ke kamu."

Raisa kesal sendiri dengan hasil dari apa yang ia perbuat. Ia tidak menyangka bahwa Shaka bisa berubah secepat itu terhadapnya. Ditambah lagi dengan kejadian tadi saat di mall.

Saat sedang asyik dengan lamunan masing-masing. Perhatian mereka terpaksa mereka alihkan pada pintu utama yang terdengar ada seseorang yang sedang berjalan mendekat.

Duduk di kursi roda? Apa dia keguguran? Tapi perutnya tadi nggak membentur apapun.

Raisa bertanya-tanya dalam hati. Raisa berpikir dua hal jika memang itu benar-benar terjadi. Yang pertama adalah Raisa bisa kembali lagi bersama Shaka dan menuntut pria itu untuk menceraikan Nimas. Tapi bisa jadi kemungkinan buruk yang terjadi adalah Shaka justru membenci dirinya.

"Kenapa pakai kursi roda apa terjadi sesuatu?" Bu Marissa berjalan menghampiri keduanya.

"Nimas harus bedrest. Sekali lagi ada seseorang yang membuat Nimas atau janinnya kenapa-napa. Akun tidak segan-segan membawanya sendiri ke kantor polisi. Permisi, Ma. Aku dan Nimas mau istirahat."

Shaka melanjutkan jalannya dan behenti di bawah tangga. Ia lalu membawa Nimas ke dalam gendongannya, hal itu membuat Raisa semakin kesal. Ia memutuskan untuk pulang setelah punggung Shaka tak terlihat.

"Mas, kenapa bicara begitu tadi sama Mama?" tanya Nimas setelah dirinya terduduk di ranjang.

"Memang aku bicara apa? Aku cuman memperingatkan Raisa biar tidak mengulangi perbuatannya lagi."

Tok tok tok.

"Masuk!" teriak Shaka tanpa bertanya siapa yang mengetuk pintu.

Ternyata Bu Marissa yang datang. Entah ada urusan apa wanita itu sampai datang ke kamar.

"Raisa tadi bilang katanya minta maaf dengan apa yang sudah dia lakukan. Tadi mau ngomong sendiri, tapi dia takut sama Shaka yang kelihatannya marah. Jadi dia titip pesan ke Mama."

Bu Marissa sengaja mengarang cerita agar Raisa tidak terlihat jahat dan tidak ada kebencian di hati Shaka untuk mantan kekasihnya itu.

"Nggak apa-apa, Ma. Yang penting dia nggak mengulang lagi. Lagipula anakku selamat."

"Ya udah kalau begitu, Mama permisi dulu, kamu istirahat aja. Dan kamu Shaka. Besok harus sudah kembali ke kantor, Papa titip pesan itu tadi."

"Tapi Ma, aku nggak mungkin ninggalin Nimas sen..."

"Nggak apa-apa Mas, kamu ke kantor aja. Aku bisa jaga diri kok. Aku janji nggak akan turun dari ranjang dan nurut sama kamu."

"Tuh, istri kamu aja nggak masalah. Lagipula, kan ada Bibi yang akan melayani kalau dia butuh apa-apa."

Bu Marissa melenggang pergi setelah itu.

1
Ratih Hermansyah
part ini mengandung bawang/Sob/sedih jg jadi bryan
Ahmad Nashrullah
aneh,,,,,berzina,,,,meninggalkan aib n anak tak bernadab ke dirinya mo metong malah meninggalkan wasiat g genah,,,,,anehhhh
Yani Mulyani
Biasa
Ogi Ngatama
baik
Marlina Pardede
p
Erlinda
nimas ini super super goblo..hadeeeh sorry Thor aq stop sampai disini
Erlinda
yg aq ga ngerti kenapa author nya selalu menciptakan sosok wanita bodoh dan lemah disiksa dan dilecehkan jujur aq yg sudah ratusan membaca novel online ini baru 7 novel yg luar biasa karakter cewek nya.ga lebay ga bodoh .ini seperti sinetron ku menangis deh
Erlinda
ya Allah dasar mertua iblis semoga kau mati ditabrak mobil sampai hancur berkeping keping..
Erlinda
si nimas ini kenapa sih kok keras kepala banget ga nurut kata suami .lama lama benci jg aq dgn sikap nimas yg bodoh bin tolol ini
Erlinda
hei pak Malik itu adalah calon cucumu darah daging Bryan ..jadi orang kok seperti ga punya hati..ntar klo cucumu udah lahir dan besar jgn kau akui dia cucumu .seperti kebanyakan novel
Sri Sunarti
,lanjut
Dafila Nurul
bagus ceritanya tp banyak typo nya.
ayu irfan
Bu Marisa tega, pdhal ke cucu sendiri lo😢
ayu irfan
Shaka, kamu langka.
Susi Andriani
cintanya saka bikin aku baper😃😃😃
Susi Andriani
semangat mas saka💪💪💪
Susi Andriani
owalah ibu ibu jadi ibu itu ya mbok jangan jahat
Susi Andriani
mau aja aku mencekik ibunya saka
fifid dwi ariani
trus ceria
fifid dwi ariani
trus sehar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!