Terpikat Pada Pria Gila

Alden dengan terpaksa kemudian mencari tumpangan karena tanda taksi yang mau berhenti.

Sebuah pick up hitam melintas dari kejauhan dan terlihat kosong bagian belakangnya.

Alden segera menghentikan pick up tadi saat melintas tepat di depannya.

“ckiit.....ya.”ucap pengemudi pick up berhenti di depan Alden.

“Tuan... aku ingin kau memberiku tumpangan. Tolong antarkan aku ke tempat di ujung sana.”ucap Alden setelah pengemudi berhenti dan menjelaskan keperluannya.

“Cepat naik, anak muda. Aku terburu-buru.”jawab pemudi tadi mau memberi tumpangan.

“Aku naikkan barang-barang ku dulu, tuan.”balas Alden dengan segera menaikkan barang bawaannya ke bagian belakang pick up mobil.

“klik....”Alden kemudian segera duduk di depan setelah selesai menaruh barangnya dan menutup pintunya.

Di dalam mobil kemudian Alden menjelaskan secara detail tempat tujuannya pada lelaki bertopi biru itu.

“ckiit...”pick up beberapa saat kemudian berhenti di depan rumah yang Alden sewa.

Dia segera turun dan mengambil semua barang dan mengambil barang bawaannya di belakang.

“Tuan Terima kasih... tolong terima ini.”ucap Galen memberikan sejumlah uang pada pengemudi tadi.

Pengemudi tadi melambaikan tangannya sambil tersenyum dan segera berlalu.

“Tuan itu... kenapa dia tak mau menerima uang dariku ?”gumam Alden dengan berat hati memasukkan kembali uang yang diambil dari dompetnya.

Lelaki itu kemudian mengangkat barang bawaannya dan memasukkan ke rumah baru yang dia sewa.

“Ini baru rumah yang sebenarnya.”ucap Alden merasa rumah yang ditempati saat ini tiga kali lipat lebih luas dari gambar di penginapan.

Dia menaruh barang bawaannya ke kursi yang ada di ruang tamu dan berkeliling melihat seisi rumah.

“Dapurnya luas... aku suka.”batinnya saat melihat dapur di rumah barunya yang lebih luas dari pada di penginapan.

Selesai melihat dapur dia pun beralih melihat kamar mandi, kamar tidur, juga ruangan lainnya yang ada di sana.

Sementara di kantor terlihat Kyra sedang duduk di kursinya. Dia terlihat sedikit tidak konsentrasi.

“Kyra.... editor Stone bagaimana orang nya ? Dia barusan memintaku untuk datang ke ruangannya ?”tanya Seryn yang duduk di sebelahnya.

Kyra sama sekali tidak merespon dan terlihat menatap kosong monitor di depannya.

“Kyra....!”panggil Seryn dengan keras.

“Aah... kau memanggilku ?!”ucap Kyra menoleh ke samping kanan menatap temannya itu.

“Kau melamun ?”tanya Seryn.

“Tidak...”jawab Kyra singkat.

“Lalu bagaimana... ?”tanya Seryn terlihat panik khawatir jika editor Stone sikapnya seperti editor Oliver.

“Bagaimana apanya !?”balas Kyra dengan santainya.

“Kau ini memang melamun. Apa yang kau lamunkan ? Apa kau punya seorang kekasih sekarang ? Perkenalkan dia pada ku.”balas Seryn asal dan memancing.

“Ngacau kau. Pacar apa ?! Tidak ada ! Oh ya... apa tadi yang kau tanyakan ?”balas Kyra langsung mengalihkan topik pembicaraan.

Seryn kemudian menjelaskan kembali jika editor Stone memanggilnya.

“Kenapa bukan editor Oliver saja yang memanggilmu ? Kau beruntung bukan editor Oliver yang memanggil mu.”jawab Kyra menjelaskan dengan singkat namun sudah mewakili semuanya.

Terlihat wajah Seryn berseri dan dia pun segera berjalan keluar dari ruangan menuju ke ruangan editor Stone.

Kyra terlihat masih memikirkan sesuatu. Dia menyadarkan bahunya ke kursi.

“Bagaimana Alden saat ini, apa yang dia lakukan di rumah ? Dia tetap di rumah atau kembali berjualan ? Sebaiknya aku hubungi saja dia.”batin Kyra yang masih mengkhawatirkan kondisi lelaki itu. Ia pun mengeluarkan ponsel dari dalam tasnya.

“Astaga... sial... dia kan tidak punya ponsel bagaimana bisa aku menghubunginya ?”celetuk Kyra menggerutu kesal kemudian mengembalikan ponsel yang diambilnya ke dalam tas.

“huft.... semoga saja dia tidak berjualan hari ini, awas saja jika nanti aku pulang melihatnya tidak di rumah.”batin Kyra tersenyum jahil.

Di rumah, Alden menata semua barang bawaannya termasuk barang-barang milik Kyra. Setelah semua barangnya selesai dia tata, ia pun kemudian mengeluarkan isi tas milik Kyra.

Alden menata pakaian Kyra di lemari. Dia tiba-tiba berhenti dan menatap barang yang diambilnya.

“Ini... punya kakak ?!”gumamnya sambil melihat dalaman dan bra milik Kyra.

Wajahnya seketika memerah saat membayangkan Kyra memakai itu di depannya.

“Pasti sangat seksi sekali.”gumam Alden sambil tersenyum kecil.

“Ooh tidak... apa Yang barusan ku pikirkan ? Tak masuk akal. Kenapa aku berpikir jorok seperti itu ?!”celetuknya tak sadar memikirkan hal-hal aneh yang biasanya tak pernah dia pikirkan sebelumnya.

Alden berikan pikirannya dan segera menata barang-barang tadi ke lemari.

Dua jam kemudian dia selesai menata semua barang bawaan yang di bawanya.

Alden membuka kembali lemarinya yang separuh kosong, tidak seperti dengan lemari Kyra yang penuh.

“Apa aku sebaiknya beli baju lagi ?”batin Alden melihat koleksi bajunya yang sedikit bahkan minim.

Alden kemudian menatap jam di tangannya. Tanpa pikir panjang dan mengulur waktu dia pun segera keluar dari rumah.

“Taksi...!”Alden memanggil sebuah taksi yang melintas depan rumah.

Taksi membawa Alden dan menuju ke pusat perbelanjaan dan menurunkannya di sebuah swalayan.

“tap... tap... tap...”Alden memasuki sebuah Swalayan dan dia pun langsung menuju ke stand baju laki-laki.

Di sana banyak pilihan baju terkini. Alden melihat satu persatu baju yang ada di sana. Dan entah kenapa tanpa sadar dia pun mengambil baju dengan style bukan style nya saat ini.

Setelah memilih beberapa baju untuknya dia pun kemudian pergi ke stand baju wanita dan melihat-lihat di sana.

“Lingerie ini pasti pas sekali di kenakan kakak. Tapi apa yang akan dia pikirkan nanti jika aku memberinya ini ?”batin Alden meletakkan kembali lingerie yang dia ambil.

Alden akhirnya melihat sebuah jaket tebal dan modis. Dia kemudian mengambilnya dan membayar semua barang yang diambilnya tadi.

Setelah pergi dari kasir dia mengingat sisa uang yang dia punya. Dia pun membeli beberapa buah dan sayuran juga bahan makanan lain.

Enam puluh menit kemudian, Alden sudah ada di rumah. Terlihat lelaki itu keluar dari kamar mandi. Dia berganti baju di kamar karena saat itu sepi tak ada orang di rumah.

“Baju ini pas sekali denganku.”ucapnya lirih setelah selesai memakai baju yang barusan dibeli dan melihat pantulan dirinya pada sebuah cermin.

Alden kemudian memakai pomade untuk menata rambutnya, tak lupa dia menyemprotkan parfum ke seluruh tubuhnya.

Seribu delapan ratus detik kemudian terdengar suara seseorang membuka pintu.

“klik.... !”pintu rumah terbuka dan terlihat ruangan kosong.

“Dasar anak itu... pasti dia sedang mangkal di tempat jualannya saat ini.”gumam Kyra kesal.

Namun dia terkejut saat tiba-tiba Alden keluar dari sebuah kamar.

“Kakak sudah pulang ?”ucap anak itu dengan santainya.

Kyra diam dan terlihat bengong melihat ada di hadapannya saat ini adalah Alden.

“Kakak kenapa kau melihatku seperti itu ? Apa ada yang aneh di wajahku ?”tanya Alden saat gadis itu tak meresponnya.

“Sebenarnya... sebenarnya kau terlihat sama sekali berbeda dengan sebelumnya.”jawab Kyra masih menatap Alden.

“Maksud kakak aku terlihat tampan ?”jawab Alden bercanda.

“Kau ini memikirkan apa ?”balas Kyra yang sebenarnya terpesona pada wajah tampan Alden, namun dia tak mengungkapkannya dan segera pergi berlalu, karena merasa ada yang aneh dengan dirinya.

“Kak... tunggu...aku memberikan ini untukmu.”Alden mengejar Kyra yang akan masuk ke kamar dan memberikan jaket yang tadi dia beli.

BERSAMBUNG....