Dewi Sri, seorang gadis 23 tahun yang memimpikan kerja di kantoran. Gadis dengan penampilan biasa saja dengan logat Jawa yang medok. Dijodohkan dengan seorang pria yang lebih dewasa darinya. Yang seharusnya berjodoh dengan kakak tertuanya.
Lucky Albronze terpaksa menerima perjodohan dari orang tuanya karena balas budi berhutang nyawa. Padahal dia sudah punya kekasih hati yang di impikan menjadi pendampingnya kelak.
Dan mereka berdua menjadi punya kesepakatan dalam pernikahan, yang hanya untuk membuat orang tua masing-masing merasa bahagia.
ikuti kisah selanjutnya yuk!
🥰🙏 dukung author ya. makasih ❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Bennuarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sri Berubah!
Pagi ini semangat Sri seakan naik satu tingkat. Tubuhnya terasa seringan kapas. Bergerak dengan lincah selincah kancil. (emang kancil lincah ya readers?)😅
Entah mengapa hari ini Lucky tampak perhatian dan pengertian padanya. Lebih bersikap kalem dan tidak ngotot seperti biasa. Itu membuat Sri merasa nyaman.
Setelah Lucky berangkat pergi dengan Beni, Papi Frans juga berangkat ke kantor dengan Om Baris, asistennya. Kini tiba giliran mami Melani yang heboh mengajak Sri berkutat ria dengan gawainya.
Menunjukkan aplikasi sosial medianya. Jepret-jepret foto bersama Sri dan di post di akun instagramnya. Sri hanya manut saja. Tidak banyak menolak. Lebih senang melihat mami Melani bahagia.
Menunggu hampir satu jam, akhirnya asisten dokter Anna langganan Melani pun menghubungi. Asistennya bilang, kalau dokter Anna tidak bisa datang ke mansion. Masih banyak pekerjaan yang harus segera di tangani.
Jadilah Melani dan Sri yang datang ke tempat praktek dokter Anna. Sebuah klinik kecantikan di pusat kota. Sri hanya mengikuti Melani saja. Seperti biasa tak banyak protes.
"Hai Anna"
Begitu masuk, Melani menyapa seorang dokter muda. Cantik. Wajahnya halus selembut sutra. Mata besar yang indah. Hidung mancung dengan bibir penuh. Kelihatannya dokter Anna masih ada keturunan arabnya.
"Ah.. Tante Melan"
Melani dan Anna berjabat tangan dan saling cipika-cipiki. Terlihat akrab sekali seperti anak dan ibu.
"Apa kabar Tante?" Anna tersenyum ramah.
"Ah, kau ini. Kita baru bertemu Minggu lalu. Kau sudah lupa?" Melani menyentil bahu Anna. Membuat dokter muda itu terkikik lucu.
"Itu video call Tante. Bukan bertemu"
"Itu sama saja. Aku melihat wajah mu juga kan?"
"Haha.. kau selalu begitu Tan"
Anna tertawa renyah. Lalu menatap Sri yang masih berdiri tegak memperhatikan mereka berdua.
"Ooh, ya. Ini Sri. Istrinya Lucky. Sri, ini dokter Anna. Masih temannya Lucky"
Ada kilatan keterkejutan di mata Anna. Menatap Sri sambil menaikkan kedua alisnya. Tapi Anna cepat merubah mimik wajahnya sewajar mungkin, dan tersenyum menatap Sri.
Sri kikuk di tatap Anna begitu. Seakan ada rasa tak percaya di mata Anna mengetahui Sri adalah istri Lucky. Sri mendekat dan menjabat tangan Anna seraya mengangguk dan tersenyum ramah. Anna pun melakukan hal yang sama.
"Silahkan duduk Tante, Sri"
Anna mempersilahkan tamunya duduk. Sri mengambil tempat di sisi Melani.
"Bagaimana Tante Mel? ingin perawatan apa kali ini?" tanya Anna membuka bicara.
"Seperti yang biasa. Tapi kau harus buat yang spesial untuk menantu ku, Ann" Melani menowel pipi Sri. Membuat Sri tersipu malu.
"Ohh begitu? baiklah, Mau perawatan apa?" Melani mengalihkan perhatiannya pada Sri.
Sri bingung mau menjawab apa. Dia belum pernah sekalipun ke klinik perawatan kecantikan. Tidak mengerti sama sekali.
"Menurut mu apa yang terbaik untuknya Ann?" Melani balik bertanya.
"Emmm..." Anna memperhatikan wajah Sri sambil manggut-manggut. "Lebih ke perawatan kulit dan wajah sepertinya Tan"
"Nah.. Kau buatlah yang terbaik untuknya Ann"
"Baiklah"
Dokter Anna menjelaskan pada Sri apa saja treatment yang akan di lakukan untuk Sri. Dari mulai facial, chemical peeling, dan lain sebagainya. Sri di suruh memilih mana saja yang ia mau.
"Mana yang baiknya saja dokter. Sri nurut saja " ujar Sri ketika Anna menanyainya.
"Yah, baiklah. Tapi.. maksud saya, apa ada yang lain yang ingin di ubah, begitu?" tanya Anna lebih spesifik.
"Hah? di ubah?" Sri tercengang. Apanya yang di ubah? wajahnya? Sri tampak ngeri.
"hmm.." Anna tersenyum geli melihat Sri ketakutan. "Maksudnya, apa kamu mau bibirnya di filler, mungkin? Atau Hidungnya lebih mancung? Atau..."
"Ah.. Ndak usah saja Bu dokter. Wajah saya jangan di ubah. Ntar bune saya di kampung Ndak mengakui kalau saya anaknya" Sri cepat memotong.
"Haha.. Ya ya.. baiklah baiklah. Tidak usah yang itu. Oke, ayo kita mulai"
Anna menyuruh Sri berbaring. Asisten dokter Anna mulai mempersiapkan perawatan Sri. Sri berbaring menuruti. Jantungnya berdebar sengit. Ini pengalaman baru baginya. Entahlah, setelah perawatan ini, Lucky meliriknya atau tidak. Atau malah di ejek habis-habisan. Tapi Sri membuang pikiran buruk itu jauh-jauh. Dia percayakan semua pada dokter Anna.
😍
😍
Hampir satu harian Sri dan Melani menjalani serangkaian treatment kecantikan. Melani juga membawa Sri ke spa langganannya. Ke salon mempercantik diri.
Sudah hampir menjelang sore, Lucky mengirim pesan pada Sri. Sri agak mengerutkan keningnya. Heran membaca pesan yang di kirimkan Lucky padanya.
"Lagi apa?"
Hanya itu. Sangat kaku. Tapi, tak urung Sri menjawabnya juga.
"Lagi sama mami Mase. Mase lagi apa?"
Tapi tidak ada jawaban lagi. Hanya centang biru. Mungkin Lucky masih sibuk. Sri tak menghiraukannya lagi.
"Tumben ngasi kabar? Biasanya anyep" gumam Sri keheranan.
Beruntungnya Sri punya mertua seperti Melani. Sangat sayang dan perhatian padanya. Biasanya yang Sri tahu, kebanyakan ibu mertua itu cerewet. Selalu mengatur ini dan itu. Tidak boleh ini dan itu. Tapi sangat jauh berbeda dengan Melani. Dia sangat memanjakan Sri.
Sri sudah tampak fresh dan sangat jauh berbeda. Rambutnya di potong lebih rapi sekarang. Melakukan serangkaian ritual di salon kecantikan, membuat Sri ketagihan. Seperti putri raja yang sangat di layani dan di manjakan.
Setelah seharian mengubah penampilan Sri, Melani membawa Sri ke sebuah kafe. Bersantai sambil minum teh.
Melani mempermak Sri habis. Berkali-kali dia mengambil foto Sri diam-diam. Kali ini, Melani ingin menunjukkan pada Lucky hasilnya pada Lucky. Melani menyiapkan kamera ponselnya langsung tertuju pada Sri.
"Sri! lihat mami" panggil Melani.
Sri menoleh pada Melani dan langsung saja Melani membidikkan kameranya.
Jepreett!!
Sri agak kaget mengetahui Melani mengambil fotonya. Tapi Melani hanya terkikik dan segera mengirimkan foto itu pada Lucky.
Mengirim caption di foto Sri. Ingin melihat reaksi Lucky setelah melihat foto perubahan istrinya yang drastis.
"Diapain foto Sri, mi?" Tanya Sri penasaran.
"Nggak kok. Kamu cantik. Mami suka" jawab Melani tersenyum.
Sri hanya mengedikkan bahu. Membiarkan ibu mertuanya sibuk dengan ponselnya dan sesekali terkikik geli.
"Sudah selesai. Ayo kita pulang Sri. sudah sore"
"Ya mami"
❤️
❤️
Hari sudah gelap ketika Lucky baru pulang ke hotel dan segera membersihkan diri. Beni juga sudah kembali ke kamarnya sendiri. Setelah selesai mandi, dengan bercelana pendek saja, Lucky duduk di tepi ranjang. Meraih ponselnya dan mengecek banyak notifikasi pesan dan email yang masuk.
Tadi dia juga tak sempat membalas pesan Sri. Masih sibuk dengan pekerjaannya yang harus segera di selesaikan. membalas pesan Sri singkat. Lalu mengecek pesan Amira. Gadis itu masih sama. Posesif yang semakin menjadi.
Lucky membalas pesan Amira dulu. Lalu melihat pesan dari Melani. Itu pesan gambar. Lucky penasaran apa yang di kirim maminya. cepat membukanya dan Lucky mengerutkan dahi.
Gimana Luck? cantik tidak? kamu suka?
Lucky mengernyitkan dahinya makin dalam. Memperhatikan foto gadis yang di kirimkan maminya tadi. Merasa kenal tapi tidak tahu itu siapa. Segera Lucky membalas pesan Melani.
"Cantik mam. Tapi siapa ini?"
Ting..
Pesan Lucky dibalas.
"Kamu suka tidak?"
"Iya mam. Suka. Tapi siapa?"
"Tebak dong"
Lucky mencoba mengingat-ingat siapa gadis dalam foto itu. Raut wajahnya seperti sangat lekat di matanya. Mirip Sri. Tapi Sri tidak pernah berpenampilan seperti itu. Dan kulitnya lebih gelap. Sri tidak pernah pake makeup. Penasaran, Lucky membalas lagi.
"Siapa mam? aku lupa"
Ting!
Pesan Lucky di balas lagi.
"😜😜😝😝😝🤣🤣🤣"
Lucky mendelik. Maminya hanya mengirim emotikon itu. Mengejek Lucky yang tidak ingat siapa gadis dalam foto itu.
"Ah.. Mami ini ada-ada saja. Apa sih maksudnya?" Gumam Lucky semakin penasaran.
Lucky memperhatikan foto itu lagi. Sepertinya itu wajah Sri. Tapi tampak jauh berbeda. Melihat penampilannya sih, Lucky suka. Tapi tidak tahu entah siapa. Lucky membalas lagi pesan Melani.
"Mam. itu Sri?"
Ting!
"Terlihat benar kau tidak mengurus istri mu dengan baik Luck. Sampai wajah istri sendiri kau tidak mengenalinya"
Deg!
Jantung Lucky seperti di remas membaca balasan pesan ibunya. Tapi lebih terasa remasan itu ketika melihat foto Sri lagi dan lagi.
Gadis itu tampak jauh berbeda. Lucky sampai hampir tidak mengenalinya. Sri yang biasanya berpenampilan biasa saja, tidak pernah berdandan, tidak pernah memakai pakaian terbuka seperti itu, kini terlihat lebih mempesona. Lebih dari kata cantik. Sri berubah!!