Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Yang di sukai Jaka dan Bagas, serta ke Rumah Atikah
"Malam ini, di tengah malam. Mereka sedang mengadakan ritual, untuk bisa mengendalikan pikiran Atikah." ucap Glenna, membuat Bagas dan Jaka terkejut
"Apa ritual seperti itu tak membutuhkan tumbal?" tanya Bagas
"Mereka kan sudah menumbalkan kedua orang tuanya Atikah, dan untuk selanjutnya. Mereka hanya membutuhkan seekor ayam cemani, karena hanya untuk mengendalikan pikiran Atikah saja." jawab Glenna
"Kenapa lo tau banyak? Jangan bilang lo..
BUGH
"Lo mau bilang, kalo gue juga suka ngelakuin ritual. HAH?!" potong Glenna tak terima, setelah melempar bantal sofa pada Jaka
"Ihhh... lu mah su udzon, orang gue mah mau bilang kalo lo pernah jadi salah satu korban tumbal." balas Jaka, Glenna yang mendengar suara hati Jaka pun tertawa. Ia malu, dengan pikirannya sendiri.
"Sakit nih orang" celetuk Jaka, yang kembali mendapat lemparan bantal. Bagas dan Itoku hanya menggelengkan kepala mereka, tidak menyangka bila kedua orang di depannya akan menjadi pasangan debat tidak jelas.
"Lalu Atikah? Apa ia akan kembali terpengaruh oleh paman dan bibinya?" tanya Bagas cemas
"Tenang saja, Atikah sedang tidur pulas saat ini. Ritual itu takkan berhasil, karena Atikah sudah dalam perisai yang ada di rumah ini." jawab Glenna
"Maksudmu, rumah ini di pasang perisai?" tanya Bagas tak percaya, Glenna mengangguk
"Siapa sebenarnya kamu?" tanya jaka
"Ck, gue cicit dari kakek buyut Aarav dan nenek buyut Bianca. Juga cicit dari Obu Rendra dan Obu Yumi, cucu dari..."
"Oke oke... lo adalah keturunan keluarga Zandra, yang ke sekian. Gue salah tanya kayanya, malah jadi ngejelasin silsilah keluarga. Gue juga tau kalo yang itu Glen, maksud gue... apa ya?" Jaka terdiam, memikirkan pertanyaan yang tepat
"Keluarga kami, secara turun temurun memiliki kelebihan. Kami memiliki kemampuan melihat dan berkomunikasi, dengan makhluk halus. Dan kami juga memiliki kelebihan.... mendengar isi hati dan pikiran orang lain." ucap Glenna
GLEK
"M-maksud lo, lo.. bisa denger apa yang gue ucapin dalam hati dan apa yang ada dalam pikiran kita?" Glenna mengangguk
"Gue tau kalo lu suka sama Dinda" kedua mata Jaka membulat sempurna, bagas langsung menoleh pada sahabatnya
"Serius Jak? Jadi yang lo maksud, cewek jutek yang bentak lo di awal masuk itu.... " wajah Jaka langsung memerah, pecahlah tawa Bagas.
"Gue ga sangka kalo selama ini, lo suka ma si Dinda. Pantesan lo selalu ada aja alesan bikin di kesel, gue kira lu emang beneran gedek ma tu bocah. Taunya... wahh... ga nyangka gue." ucap Bagas, setelah selesai tertawa
"Emang lo ga suka seseorang?" tanya Jaka menatap sahabatnya sengit
"Kalo Bagas, dia sampe sekarang lagi nunggu teman masa kecilnya." ucap Glenna seraya menopang dagu
"Heidi? Lo masih nunggu itu cewek, yakin?" tanya Jaka tak percaya
"Memang kenapa?" tanya Bagas
"Gue kan udah pernah bilang, kalo cewek itu ga bener. Gue pernah liat dia keluar dari hotel sama cowo, yang dia kenalin sebagai sepupunya. Gas, gue tau lu cinta mati ma dia. Tapi gue mohon jangan jadi cowo goblok, kalo lu ga percaya dengan apa yang gue bilang. Lo bisa selidiki dia, atau jangan bilang... Lo cuma takut apa yang gue bilang itu bener, sehingga lo selalu menutup mata dan telinga tentang dia." jawab Jaka, ia tak terima bila sahabatnya di permainkan oleh cewek brengsek itu
"Dia ga akan denger apapun yang lo bilang, sebelum dia liat sendiri apa yang udah lo liat Jak. Gas, ternyata lo itu terlalu naif ya. Itoku bisa bantu aku?" Itoku yang sejak tadi hanya diam menyimak, menaikkan salah satu alisnya.
"Berikan ia penglihatan, apa yang di lihat oleh Jaka pada Bagas. Mengenai wanita yang di maksud" ucap Glenna lagi
"Itoku? Siapa Itoku?" tanya Jaka, Glenna menunjuk Itoku dengan dagunya
"Hah? Hans?" Glenna mengangguk
"Apa yang aku dapatkan?" tanya Itoku
"Ck, gue traktir lo makan di kantin seminggu." jawab Jaka, yang sudah tau kesukaan Itoku
"Deal" Itoku beranjak dari duduknya, ia kini berdiri di depan Bagas dan Jaka. Itoku memegang kepala keduanya, ia memejamkan mata. Selama beberapa menit, terlihat ekspresi wajah Bagas berubah. Glenna melihat, kedua tangan Bagas terkepal erat.
"AN*ING, B*NGSAT" umpat Bagas, setelah Itoku selesai dan kembali duduk di tempatnya
"Kan gue udah bilang, kalo itu cewek ga bener. Dia cuma jadiin lu ATM berjalan lo, ck.." ucap Jaka kesal, Bagas diam. Yang pasti ia akan membalas, apa yang sudah wanita itu lakukan padanya.
"Ehh...
"Kenapa?" tanya Glenna, melihat Jaka tiba-tiba berhenti berbicara
"Dia? Apa dia juga bagian dari keluarga Zandra?" tanya Jaka, mengenai Itoku
"Bagaimana bisa dia.. tadi... gue ma Bagas... lewat kepala... bjirr udah kaya kyai yang mau ruqyah gue" ucap Jaka terkejut, seraya menutup mulut dengan kedua telapak tangannya. Yang ia peragakan, seperti seorang wanita anggun. Membuat Glenna tertawa melihatnya, Jaka terlihat sangat cocok jadi Ani-Ani.
"Sudah sudah, kalo kalian mau ikut nanti malam. Sekarang lebih baik kalian istirahat, nanti malam kalian bisa ikut gue." ucap Glenna, setelah ia lihat waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam.
.
.
"Kita pergi pake mobil siapa?" tanya Jaka
"Lo pegang tangan gue, pikirin rumah Atikah." ucap Glenna, tanpa menjawab pertanyaan Jaka
"NOO... kamu berdiri di sebelah sini, biar Jaka dan Bagas saling berpegangan dan berpegangan padaku si sebelah sini." ucap Itoku tak terima, ia memindahkan Glenna ke sebelah kanannya. Sedangkan Bagas dan Jaka, ada di sebelah kirinya.
"Posesif sekali anda, gue juga ga ada perasaan ma si Glenna." ucap Jaka tak terima, namun Itoku tak peduli. Sedangkan Glenna tersenyum, hatinya merasa berbunga-bunga. Ehh... ga papa kan ya?
PLOP
PLOP
Bagas dan Jaka terhuyung ke belakang, setelah mereka sampai di depan rumah Atikah.
"Kepala gue kleyengan" ucap Bagas
"Sama Gas, pala gue... Duh, ini udah kaya naik ombak banyu." sambung Jaka
Setelah mereka sudah tak lagi merasakan pening, mereka melihat ke depan dan terkejut.
"B-bukankah ini... ini rumah Atikah? Kok bisa? Bukannya tadi kita..."
"Ssssttt... nanti gue jelasin, sekarang kita harus bisa masuk menyelinap ke dalam sana." potong Glenna
Sebenarnya mudah untuk dia dan Itoku, tapi kali ini ia membawa dua bokem alias bocah kematian.
GLEK
Bagas dan Jaka tersadar, saat mereka merasakan suasana yang berbeda. Mereka merasakan, seperti ada hal yang menekan pundaknya. Itoku menghela nafas, rasanya tak berguna membawa kedua orang ini.
'Hanya menyusahkan' ucapnya dalam hati, ia menepuk pundak kedua pria itu dan
SLASSSHHH
Mereka kini tak merasakan berat pada pundaknya lagi, mereka menatap Itoku. Namun yang di tatapnya, melihat ke depan.
"Kita masuk lewat pintu rahasia, yang ada di pagar samping." ucap Bagas, ia pun melangkah ke arah samping rumah. Diikuti Glenna, Itoku dan Jaka... di sana mereka menemukan sebuah pintu kayu yang sudah berlumut, tertutup tanaman liar. Dan tinggi pintu itu hanya selutut mereka, sehingga mereka harus berjongkok.
Saat Bagas masuk terlebih dahulu...
DEG
...****************...
Jangan lupakan like, komen, gift, dan vote ny family
...Happy Reading All...
lanjuttt mak,,,
semangat terus kak /Determined/