NovelToon NovelToon
Rembulan

Rembulan

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:66.9M
Nilai: 5
Nama Author: ShanTi

Dua putaran matahari ia lewati bersama laki laki yang sama dengan rasa yang berbeda

Cinta yang menggebu penuh dengan dambaan yang berakhir dengan kekecewaan kemudian mundur untuk memberikan ruang.

Cinta kedua yang dibelit oleh takdir karena kesalahpahaman namun berakhir untuk saling mengistimewakan menutup semua luka yang pernah ada.

Rembulan, berapa putaran bumi kau butuhkan untuk meyakinkan bahwa dia adalah laki-laki pilihan?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ShanTi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kupanggil Kau Bintang

Selama diperjalanan setelah hampir lima belas menit semenjak Bulan meninggalkan Restoran, ditambah dengan waktu panggil ojek online selama lima menit jadi total dua puluh menit kalau dihitung, baru masuklah pesan dari Juno.

“Kamu dimana?” Bulan tersenyum membacanya, setelah ia membayar ojek dan masuk ke kamar kost an. Ia kemudian membalas pesan itu.

“Sudah sampai di kost an. Terima kasih makan malamnya” dilemparkannya Hp dan kemudian ia beranjak membersihkan diri, walaupun kos ini agak lebih mahal dari yang lain. Tapi fasilitas kamar mandi dengan air panas menjadi kebutuhan yang paling mendasar baginya saat ini. Setelah mandi dan sholat perasaannya menjadi lebih stabil. Diraihnya hp dan mulai membaca pesan.

“Maksudnya kamu apa? Tiba-tiba pergi begitu saja, kekanak-kanakan” hmmm pliz deh pikir Bulan. Malas rasanya berargumentasi setelah perlakuannya tadi. Kalau dipikir-pikir ini adalah pertikaian mereka yang pertama.

“Maaf aku pulang duluan, beberapa kali ngomong tp kayanya Kak Juno gak nyimak sibuk main hape. Aku mau tidur. Cape” begitu pesan dikirimkan Bulan langsung mematikan handphone, saat ini ia tidak membutuhkan drama sebelum tidur, otaknya membutuhkan istirahat. Semoga besok lebih baik.

Pagi harinya sambil mengumpulkan kesadaran, Bulan melihat pesan yang masuk, tidak ada balasan lagi dari Juno. Hari ini ia tidak solat, saat mandi tadi malam ternyata datang bulan, pantas saja ia lebih mudah emosi dan badannya terasa lemas rupanya PMS.

Di kantor semua pekerjaan dilabas dengan kecepatan penuh, pagi-pagi sarapan dengan menu full protein. Bubur ayam pakai telor rebus plus ati ampela trus minta ekstra ayam suwir. Ia ingin menghapus semua energi negatif dengan makanan yang memberikan tenaga. Tidak lupa ia menambahkan sambal satu sendok dan bubuk merica. Sedaaaappp….

Jam 11 Bulan sudah merasakan kalau dia butuh tambahan gula, craving for sugar and caffeine. Ini mungkin gegara ia sudah melabas laporan pajak selama satu tahun dalam waktu 3 jam. Ternyata memang dibutuhkan energi lebih, dibukanya laci meja kerja tempat ia menyimpan harta karun untuk kondisi darurat gula. Ada coffee cream latte dari malaysia dan biskuit cokelat kemasan kecil-kecil yang ia suka, tidak terlalu manis tapi aroma membuat jiwa seperti melayang-layang. Hanya saja butuh air panas jadi ia mesti ke pantry.

Di pantry hanya ia sendiri, syukurlah pikir Bulan terkadang berbasa basi dengan orang yang tidak akrab itu menghabiskan energi juga. Ia melihat kopi kemasan yang jumlahnya lumayan banyak untuk ukuran satu kali minum,  mendingan diseduh semua atau cukup setengahnya, sebentar lagi makan siang sayang sebetulnya kalau diseduh semua nanti makannya akan tidak terlalu bernafsu. Terdengar suara pintu terbuka dan orang masuk tapi Bulan tidak terlalu peduli, ia tengah menuangkan air panas ke cangkir. Ok cukup setengahnya saja kopi dari kemasannya, sisanya bisa ia minum nanti.

“Ehhhh ada Bintang Laut…. Bikin apa niiih… waah kopi pas banget aku juga mau” Bulan langsung terhenyak, takdir apa yang menjadikan ia selalu bertemu dengan manusia penukar saliva.

“Kopi apa tuh kok harumnya banget” ia sudah berdiri disebelahnya dan tangannya langsung menyerobot mengambil cangkir kopi di meja. Bulan tidak mau tinggal diam, masih ada kekuatan untuk mempertahankan haknya.

“Eittss… enaknya aja main embat… bikin sendiri” sebelah tangannya memegang cangkir dengan kuat. Muka yang tampak menyedihkan di sebelahnya itu langsung terlihat lunglai.

“Yaaah… aku cuma minta dikit aja, gak kuat minum kopi banyak-banyak tapi aku ngantuk banget” ia kemudian berusaha menarik kopi ditangan Bulan dengan setengah memaksa. Sebelah tangan Bulan yang masih memegang ceret air panas membuatnya tidak bisa mempertahankan cangkir kopinya, akhirnya dengan setengah terpaksa ia melepaskan cangkir kopi. Masih ada sisa kopi setengahnya lagi yang masih bisa ia buat.

“Huft… ya udah sana minum… aku masih ada setengahnya lagi” Bulan akhirnya menyerah, moodnya sedang tidak ingin bertikai. Diambilnya cangkir perusahaan di lemari pantry, kemudian menyeduh kopi yang tersisa. Anggap lah sebagai balas budi karena kemarin dia menyelamatkannya dari tersedak.

Dia tampak menikmati kopi sambil mengamati Bulan membuat kopi.

“Lebih pas lagi kalau ada biskuit coklat..” ucapnya sambil menatap kopi.

“Banyak maunya tapi gak ngemodal…” balas Bulan sambil membereskan meja dan kemudian mengambil kopi miliknya yang ada di meja. Diambilnya cookies cokelat yang tadi ia simpan di saku blazer, awalnya akan ia makan di pantry sambil minum kopi, tapi karena ada gangguan manusia saliva jadi tidak sempat ia makan.

“Nih… hutang budi air mineral kemarin lunas yaah..” ia menyimpan kue coklat di depannya kemudian beranjak meninggalkan pantry.

“Bintang… makasih kopi dan kuenya” ujar laki-laki itu saat Bulan mendekati pintu pantry.

“Bulan… namaku Rembulan bukan Bintang” ucap Bulan menoleh, pikir-pikir mereka memang belum berkenalan.

“Owhhh serius… kok bisa dekatan gitu yah namanya benda langit… Aku Anjar… eh tapi aku lebih suka manggil kamu Bintang” ucapnya lagi.

“Owh Anjar…. Tapi aku lebih suka manggil kamu Anjirr” sambil menutup pintu Bulan tertawa puas… hahahaha cocok pisan dipanggil Anjir manusia menyebalkan, main ngembat kopi. Ehhh cangkir kopi ntar gak dibalikin lagi. Bulan kembali ke ruang pantry.

“Cangkir kopi balikin yah… simpan dipojok lemari kanan sana” ucapnya sambil membuka pintu, laki-laki itu masih menyesap kopi buatannya sambil senyam senyum sendiri. Apaan lagi kaya kesambet.

“Jangan kelamaan di pantry sendiri sambil senyam senyum kesambet ntar loe” sambung Bulan sambil kembali menutupkan pintu.

“Iyaa...kesambet sama kamu” terdengar teriakan dari dalam pantry. Bulan menggelengkan kepala sambil tersenyum “wong edan” ucapnya dalam hati.

Bulan bergegas menyelesaikan berkas pemeriksaan ulang dokumen pajak yang harus ia rekap dan laporkan pada manager siang ini. Biasanya sebentar lagi Afi akan mengirimkan pesan untuk mengajaknya makan siang. Kalau mereka sedang tidak ada dinas luar pasti makan siang bersama.

“Gemb… makan siangnya agak telat dikit yahh.. Aku lagi beresin dokumen bentar lagi nih…” gak kudu nunggu lama, Afi ternyata langsung nyambung koneksi batinnya.

“Ok… aku juga baru minum kopi and diganjel biskuit… sok beresin aja aku juga masih kerja” Bulan kembali menekuni dokumennya sampai jam 1.30 akhirnya semua selesai.

“Fi beres belum? Aku udah laper nih” Bulan mengirimkan pesan pada Afi, perutnya sudah terasa kosong melompong harus segera diisi.

“Ok… kamu duluan aku nyusul, tolong pesankan Soto Daging pake santan jadi gak nungguin lagi” anak itu kalau udah kerja pasti fokus susah dialihkan.

Akhirnya Bulan melangkah terlebih dulu ke cafetaria… hampir kosong hanya tinggal beberapa orang karyawan yang tampaknya sama-sama terlambat untuk makan siang.

Bulan memesan menu yang sama dengan Afi ia kemudian duduk di sisi gedung yang menghadap ke jalan. Kesibukan kota Jakarta tidak pernah surut walaupun di siang hari yang panas sekalipun. Itulah sebabnya Bulan tidak pernah mau memaksakan diri makan siang di luar walaupun terkadang bosan dengan menu di cafetaria. Terlalu menghabiskan waktu dan energi kalau makan di luar itu.

“Makan sendirian? Biasanya sama teman kamu” Manusia saliva ehh Anjar ehhh Anjir kembali menghampiri. Dengan gaya santai tangan dimasukan ke saku celana, berdiri disebelah meja yang diduduki Bulan.

“Hmm lagi nungguin… sudah makannya?” Bulan melihat sekilas dan kembali menatap handphone. Ia tidak terlalu terbiasa berinteraksi dengan orang asing.

“Yang kemarin ngejemput itu pacar atau suami?” tanyanya lagi… Bulan mengerutkan dahi maksudnya siapa? Ia berpikir owh.. Mungkin maksudnya Juno yang menjemput sore kemarin.

“Tunangan” jawabnya singkat sambil mengacungkan jari kirinya, ada cincin yang disematkan Tante Nisa saat tunangan dulu.

“Owh….” ia kemudian beranjak pergi tanpa menjelaskan maksudnya apa. Bulan menggelengkan kepalanya… dasar manusia aneh.

“Dia masih deketin kamu? Pedekate kayanya dia… udah dibilangin kalau kamu udah tunangan” rupanya Afi melihat interaksi mereka berdua. Bulan mengangguk malas sambil mengacungkan kembali tangan kirinya. Calon adik ipar yang siaga telah mengendus calon musuh bayangan.

“Udehhh gw liatin udah tunangan, tadi dia nanya yang jemput kemarin siapa? Aku bilangan tunangan…. PUAS” jawab Bulan dengan malas. Ia mulai menyantap soto yang datang bersamaan dengan Afi.

“Eh gimana kemarin kencannya asyik ga? Aku malem keburu tidur jadi gak sempat tanya sama Kak Juno, tapi tadi pagi dia mukanya gak asyik jadi males nanya pas sarapan” rupanya Afi belum tahu tragedi tadi malam.

“Aku ninggalin Kak Juno tadi malam di restoran…” jawab Bulan pendek.

“Uhhuuuukkk… WHAT..” Afi langsung tersedak… 1-1 ....Kemarin Bulan yang tersedak oleh Afi sekarang giliran Afi yang tersedak...

1
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Luar biasa
ˢ⍣⃟ₛ αηтιє ●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Lumayan
EndRu
kayaknya Si Juned baru tau Aslinya bukan kayak gini... asyiiik ternyata.. bikin gemes kaan
EndRu
eh eh eh
hahaha
EndRu
penasaran dengan cerita rumah tangga Kevin dan Inneke...
EndRu
nguping nimbrung asyik ya Ben..
heran ga Ben.. nggantung yak
EndRu
akhirnya Juno dateng juga ke rumah Bapak
EndRu
bapakk..
sedih gini tapi berasa adem
EndRu
nyesek nyesek banget 😭😭😭😭😭
Luka kembali menganga.
Luka mama
luka Juno
EndRu
banget 😭😭😭😭😭😭😭😭😭
EndRu
ya Allah.
nyesek banget 😭😭😭😭
EndRu
nangis sambil ketawa gini ya rasanya. cuma ada di outhor 1 ini
EndRu
fakta banget 😭😭
korban di sini di Elma
EndRu
cerita Makin hidup ini..
ngeres juga .. nangis nangis aku sumpah
EndRu
asyiiik banget ceritanya..
ngalir
EndRu
serba salah yak.
masa lalu masa lalu penyebabnya
EndRu
Si anjay ijin ngamuk Si Juno nih.
Si Bulan yang kena semprot
EndRu
lanjut..
penasaran nih
EndRu
hey jangan jangan Elma anaknya Juno nih
EndRu
tambah semangat Mbul...
jebol sekarang gpp x. nanti kan gajinya gede
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!