NovelToon NovelToon
Keterikatan Cinta

Keterikatan Cinta

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat / Romansa-Solidifikasi tingkat sosial / Romansa
Popularitas:837.8k
Nilai: 5
Nama Author: Neen@

Kamisha Naeswari seorang gadis dari Jogja yang sudah lama merantau di Bandung. Setelah selesai kuliah ia bekerja di sebuah EO dan memiliki toko kue yang kecil.

Dalam waktu satu hari hidupnya berubah seratus delapan puluh derajat karena pengkhianatan kekasih yang sudah dua tahun menjalin hubungan. Setelah itu ia harus merawat seorang bayi yang bukan darah dagingnya di usia yang masih muda.

Takdir memang selalu punya cara yang tak terduga agar selalu tampak mengejutkan. Semula ingin berkelana ke utara tapi malah terbang ke selatan bahkan berpindah dengan sukarela.

Banyak hal yang harus dikorbankan Kamisha termasuk hidupnya, kebebasannya, tapi akan indah pada waktunya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Neen@, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tidak akan Kubiarkan itu Terjadi

"Rama apa maksud perkataanmu? aku tidak tahu menahu soal istrimu yang selingkuh. Karena yang aku tahu pria itu adalah kliennya."

"Dan kau percaya begitu saja hingga tidak menanyakan surat nikahnya."

"Rama... Rani tidak menginap di sini. Dia hanya mengantarkan kliennya saja. Dan aku hanya membantu dia reservasi kamar. Jadi untuk apa aku menanyakan surat nikahnya."

"Benar begitu Rani?" tanya Rama.

"Tidak seperti itu ceritanya. Jadi waktu ketemu mbak Misha awalnya aku mengatakan itu klien tapi waktu mengurus administrasi aku mengatakan yang sebenarnya, kalau dia selingkuhanku dan mbak Misha mengatakan tidak apa - apa. Dia menjamin aman dan kamu pasti tidak akan mengetahuinya."

"Rani! aku tidak mengatakan seperti itu! aku berani bersumpah!"

"Makan saja sumpah palsumu!" umpat Rama. "Aku tahu kau masih menyimpan dendam padaku, jadi itu tujuanmu memberi jalan istriku untuk berselingkuh. Ini hotel mesum, akan aku tuntut kalian."

"Rama! hentikan ocehanmu yang tidak mendasar itu! silahkan kalau mau tuntut aku, tapi jangan bawa hotel ini. Ini hotel baik - baik."

"Jangan harap aku mencabut laporanku, akan aku viralkan bahwa ini adalah hotel mesum."

Pengacara yang di bawa oleh Rama sibuk merekam momen itu. Dan bahkan sudah menunjukkan hasil rekaman penggerebekan Rama di hotel Hadid Paradise.

"Dasar brengsek!" Kamisha maju ingin memukul Rama.

"Tenang mbak Misha. Jangan gegabah. Kita tunggu pak Xander."

"Xander? pak Xander sedang sakit pak Alex. Aku tidak bisa membiarkan pria brengsek itu menghancurkan usaha pak Xander."

"Tenang, jangan emosi. Saya tahu pria itu yang pernah menyeret anda beberapa tahun yang lalu bukan?"

"Pak Alex masih ingat wajahnya?"

"Masih, dia itu licik."

"Sepertinya aku di jebak pak. Ya tuhan kenapa aku bisa masuk dalam jebakan mereka." sesal Kamisha.

"Mbak Misha duduk dulu, biar saya yang mengurus masalah ini."

Kamisha berusaha untuk tenang, padahal dalam hati ia ingin sekali memukul Rama. Tapi demi masalah ini tidak semakin melebar, ia berusaha bersikap tenang dan berpikir dengan kepala dingin.

"Maaf pak Rama perkenalkan saya sekretaris direktur hotel Hadid Paradise."

"Saya tidak butuh anda, saya butuh pemilik hotel ini untuk segera menemui saya."

"Maaf saat ini pak Xander sedang sakit."

"Aku tidak peduli!"

"Saya adalah orang kepercayaan beliau, semua hal yang ingin anda bicarakan dengan pak Xander bisa lewat saya, akan saya laporkan tanpa mengurangi sedikitpun permintaan anda."

Rama melihat ke pengacaranya untuk meminta persetujuan, apakah masalah ini bisa untuk diteruskan. Tampak pengacara itu mengangguk memberi persetujuan tanda tidak masalah.

"Baiklah."

"Apa bisa saya meminjam KTP bapak?"

"Untuk apa?"

"Saya belum mengenal bapak sebagai orang yang akan melaporkan hotel kami."

Rama kembali melihat pengacaranya meminta persetujuan, akhirnya ia mengeluarkan KTP dan memberikannya pada Alex.

Alex tampak sedang menelepon seseorang dan tak lama kemudian segera kembali, ia mengembalikan KTP itu pada Rama.

"Baiklah pak Rama, mari kita bicara baik - baik." ucap Alex setenang mungkin.

"Untuk soal seperti ini kita tidak bisa bicara baik - baik. Hati saya sangat terluka melihat perselingkuhan istri saya, ditambah lagi hotel ini mendukung perselingkuhan ini terjadi. Coba bapak ada di posisi saya."

"Saya tahu, anda pasti sangat sedih. Apalagi bapak Baskara pasangan selingkuh istri anda memang terkenal sering gonta - ganti pasangan. Dia bekerja sebagai buruh di suatu pabrik pembuatan celana, bukan?"

"Kalau masalah selingkuhan istri saya itu saya tidak tahu menahu dan bukan urusan saya."

Alex melihat ke arah Baskara yang terus menunduk tanpa membela diri sedikitpun. Sedangkan Rani terus menangis.

"Baiklah saya ulangi pertanyaan saya lagi. Apa yang bapak Rama inginkan?"

"Saya sudah katakan tadi saya akan tuntut hotel ini karena memberi akses istri saya untuk selingkuh, akan saya viralkan video yang telah saya ambil tadi dan terakhir saya akan menuntut Kamisha sebagai orang yang memberi jalan istri saya berselingkuh. Dia harus dipecat dan dipenjara."

"Apa!" teriak Kamisha. "Dasar brengsek, menyesal aku mengenalmu."

"Bagaimana jika saya menawarkan jalan damai saja. Kita selesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Karena ini menyangkut reputasi hotel kami ke depannya."

"Apa maksud anda?"

"Yah, anda pasti mengerti maksud saya," ucap Alex. "Kami akan ganti rugi atas musibah yang terjadi pada rumah tangga anda. Membayar pengacara juga bukan hal yang murah."

"Anda mau menyuap saya!"

"Bukan menyuap pak Rama, ini lebih pada rasa simpati kami terhadap anda."

Rama diam, ia kemudian terlihat berbisik dengan pengacaranya. Kemudian Rama menarik napas panjang. "Baiklah, hal ini tidak akan aku viralkan. Tapi saya akan tetap menuntut Kamisha, saya minta dia dipecat dari hotel ini."

"Hmm... ibu Kamisha ini merupakan karyawan teladan di tempat kami. Berapa yang anda butuhkan agar masalah ini benar - benar selesai, termasuk dengan bu Kamisha?"

"Dua milyar."

"Rama! kamu benar - benar gila!" teriak Kamisha. "Pak Alex jangan turuti kemauannya, saya akan menanggung semuanya dari pada hotel mengeluarkan uang sebanyak itu."

"Diam kamu Misha!" bentak Rama. "Kau tidak tahu berapa kerugian yang aku dapatkan dari masalah ini."

"Menurutku bukan kerugian yang kamu dapatkan justru keuntungan. Kau beruntung kehilangan seorang istri yang suka selingkuh."

"Mbak Misha! saya masih punya harga diri!" teriak Rani masih terus menangis.

"Harga diri dari mana? kau bersama dengan pria lain yang bukan suamimu dan malah menuduhku. Aku benar - benar tidak menyangka kau sekarang seperti ini Ran."

"Kurang ajar!" tiba - tiba saja Rani beranjak dari tempat duduknya menuju Kamisha dan melayangkan tamparan. Beruntung Kamisha siaga sehingga ia bisa menangkis tamparan dari Rani.

"Kamu berani menampar aku," ucap Kamisha geram. "Ayo, kalau kau mau mendekam di penjara bersamaku."

"Rani! duduk!" teriak Rama. Rani menghempaskan tangan Kamisha dengan kesal dan kembali ke tempat duduknya.

"Jadi bagaimana dengan penawaran saya pak Alex."

"Tenang pak Rama, kita tunggu kedatangan seseorang dulu. Dia yang berhak memutuskannya."

Tak berapa lama ada Xander datang dengan membawa pengacara dan pihak berwajib. Alex segera mempersilahkan Xander untuk duduk. Kamisha tampak khawatir dengan kaki Xander.

"Perkenalkan saya Xander, pemilik hotel Hadis Paradise."

"Baiklah pak Xander saya yakin anda sudah mendengar semuanya. Dan saya minta ganti rugi sebesar dua milyar agar masalah ini tidak viral dan akan berpengaruh buruk pada hotel anda."

Xander dengan tenang mendengarkan penjelasan Rama. "Itu kalau terbukti hotel saya hotel yang tidak benar."

"Apa bukti yang saya berikan kurang kuat? istri saya dan selingkuhannya juga mengakui. Resepsionis di depan juga mengakui tidak meminta buku nikah pada mereka. Dan pegawai anda yang bernama Kamisha juga memberikan akses mereka berselingkuh."

"Maaf, pak Xander itu tidak benar." sahut Kamisha. Ia khawatir Xander akan berpikiran buruk tentangnya.

"Baiklah, semua permintaanmu akan aku turuti___"

"Jangan pak," cegah Kamisha.

"Mbak Misha saya mohon tenang," ucap Alex.

Xander melanjutkan perkataannya lagi. "Tapi saya ingin anda melihat ini terlebih dahulu." Xander menyodorkan sebuah berkas. Rama membukanya pelan - pelan. Tampak wajahnya yang memerah karena terkejut. Tangannya gemetar.

"Pak Baskara, seorang buruh pabrik dengan gaji yang sangat kecil, hidup kekurangan dan bahkan sudah dua bulan ini menganggur. Tiba - tiba datang di hotel saya dengan istri anda, mengendarai mobil dengan pakaian ala orang kaya. Bukankah itu hal yang sangat aneh."

Rama terdiam membisu. Kamisha yang mendengar juga cukup heran dengan perkataan Xander. Siapa tahu Baskara itu baru dapat warisan atau rejeki nomplok.

"Anda kira saya tidak tahu. Anda juga menganggur tanpa pekerjaan sudah satu tahun ini," lanjut Xander. "Dan yang lebih aneh kenapa kalian bertiga bisa duduk bersama dan bahkan ngobrol selama lebih dari satu jam. Padahal dalam tanda kutip dia selingkuhan istri anda. Kenapa anda bisa akrab?"

"Jangan berkata sembarangan, anda tidak punya bukti," elak Rama.

"Tidak punya? kalau begitu ini apa?" Xander memperlihatkan beberapa foto dari rekaman CCTV. "Ini belum seberapa pak Rama."

"Mak___maksud anda?"

Alex meletakkan beberapa berkas di hadapan Xander. Kemudian Xander menyodorkan pada Rama.

Rama tampak bingung, wajahnya sudah pucat. "Buka saja, jangan ragu - ragu" perintah Xander. Akan tetapi Rama tetap diam tak bergeming.

"Baiklah kalau anda tidak mau membukanya. Dengan senang hati akan saya jelaskan apa isi berkas itu. Berkas ini berisi beberapa hotel yang sudah kamu tipu selama kamu di PHK dari tempatmu bekerja." ucap Xander. "Mereka tidak berani melaporkan ke pihak berwajib dengan alasan reputasi dan nama baik. Tapi tidak denganku. Apabila ini menyangkut penipuan atau hal yang tidak benar maka akan saya usut sampai tuntas, mengerti?!"

"Tapi istri saya benar - benar selingkuh. Saya ada bukti videonya."

"Oh... percaya... saya percaya anda punya rekamannya. Dan anda sudah mempersiapkannya dari awal. Pengacara anda sudah ada ditempat kejadian sebelum terbukti istri anda berselingkuh. Aneh bukan, seperti sudah di skenario dengan anda sebagai sutradaranya. Mungkin anda bisa menipu orang - orang tapi tidak dengan saya. Saya bekerja pakai logika, saya bekerja pakai otak dan tidak menipu seperti anda." ucap Xander. "Jadi bagaimana pak Rama apa mau dilanjutkan masalah ini?"

Rama terdiam tampak seorang pria yang mengaku pengacara membisikkan sesuatu di telinga Rama.

"Hmm... begini pak Xander, saya akui saya terlalu gegabah menuduh istri saya selingkuh. Dan juga terlalu cepat memutuskan kalau hotel anda terlibat. Saya lihat ini murni kesalahan istri saya. Jadi kita berdamai saja dan tidak usah memperpanjang masalah ini."

Xander tersenyum smirk. "Baiklah kalau itu mau anda tapi maaf penipuan adalah tindakan pidana jadi saya rasa anda harus berurusan dengan pihak berwajib."

"Ayolah pak Xander saya mohon, kita selesaikan dengan jalan damai." rayu Rama. "Atau saya akan minta maaf pada Misha atas tuduhan yang saya berikan." Rama tiba - tiba mendekati Kamisha. Dengan gerakan cepat Kamisha menghindar dan berpindah di belakang tempat duduk Xander. "Misha maafkan aku dan Rani, tolonglah maafkan kami."

Kamisha memejamkan mata sebelum mengatakan sesuatu. "Seandainya kamu tahu bagaimana perasaanku saat kalian menuduhku bersekongkol dalam perselingkuhan dan kamu tahu itu hal yang paling tidak aku sukai. Kau sudah menghancurkan perasaan seorang ibu, saat itu aku takut jika aku masuk penjara bagaimana dengan masa depan Axel anakku. Siapa nanti yang akan mengurusnya ketika aku dipenjara. Bagaimana aku harus menahan rindu untuk bertemu dengannya karena sampai sekarang kami belum pernah berpisah. Bagaimana jika dia malu memiliki ibu seorang tahanan. Apakah kau tidak memikirkan itu semua, Rama." air mata Kamisha mulai membasahi pipinya.

Ia kemudian menarik napas panjang dengan bibir bergetar ia berkata. "Aku memaafkan kalian, tapi karena penipuan adalah tindak pidana maka aku serahkan pada pihak berwajib. Kalian tidak tahu bagaimana perasaan korban ketika kalian tipu, berapa kerugian yang sudah mereka tanggung."

"Dasar perempuan munafik! sok suci!" teriak Rama dan bersiap menyerang Kamisha. Beruntung Alex sangat waspada dan dengan sekali gerakan Rama terbanting di lantai.

"Maaf pak Rama ini yang kedua kalinya saya mengalahkan anda."

"Lepas! lepaskan! apa maksudmu?"

"Beberapa tahun yang lalu, anda juga melakukan hal yang sama terhadap bu Kamisha dan kami juga yang menolongnya. Anda memilih lawan yang salah."

"Sial...! awas kau Misha...!" teriak Rama berulang kali ketika pihak berwajib membawanya.

"Alex kau urus semuanya dikantor polisi, pastikan ia lama mendekam di penjara."

"Baik pak, permisi."

Alex segera pergi bersama rombongan dari pihak kepolisian.

Xander berdiri mendekati Kamisha. "Are you oke?"

Kamisha mengeleng - gelengkan kepala. "No." jawabnya dengan suara bergetar. Xander mengulurkan tangannya dan memeluknya dengan erat, pecahlah tangis Kamisha. Ia marah, ia lega semuanya ia luapkan dalam tangis. Tangannya gemetar.

"Kamu sudah bisa tenang sekarang, kau tidak akan berpisah dengan Axel. Aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi."

Kamisha tidak menjawab apa - apa ia masih menangis dalam pelukan Xander. Xander membiarkan hal itu, dengan lembut ia membelai rambut Kamisha, menepuk - nepuk punggungnya, berusaha memberikan rasa tenang, rasa nyaman dan rasa dilindungi.

Setelah beberapa menit berlalu dan merasakan perasaan yang lega. Kamisha melepaskan pelukannya. "Maaf pak."

"Tidak apa - apa. Sudah lebih tenang?"

Kamisha mengangguk - angguk. "Ya."

Xander kemudian membimbing Kamisha untuk duduk. "Sudah lega?"

"Sudah pak. Terima kasih atas bantuannya."

"Kalau ada sesuatu yang tidak adil terhadap karyawanku, aku harus bertindak dan membelanya sebagai atasan." ucap Xander sambil memberi Kamisha tisu.

Kamisha mengusap air matanya. "Kenapa bapak ke sini? lukanya bagaimana?"

"Entahlah, begitu Alex melaporkan kejadian ini padaku aku segera melakukan penyelidikan."

Kamisha jongkok ke bawah dan memeriksa kaki Xander. "Ya tuhan kaki bapak berdarah. Kita ke rumah sakit sekarang."

Kamisha membantu Xander berdiri dan segera mengantarkan ke rumah sakit.

Sesampainya di sana dokter mengatakan kalau jahitannya terbuka. Tapi semua dapat di tangani dengan mudah oleh dokter.

Dokter juga memberi saran agar Xander tidak terlalu banyak bergerak dan tetap menjaga agar lukanya tidak terkena air. Semua perintah dokter Kamisha dengarkan dengan serius.

"Buat apa kursi roda ini? aku bukan orang cacat."

"Tadi saran dari dokter tidak boleh banyak bergerak. Jarak dari sini sampai tempat parkir sangat jauh."

"Kau membuatku malu."

"Sudah bapak nurut saja, jadi pasien jangan kebanyakan protes."

"Hahahahh... kau jadi suster juga jangan terlalu galak dengan pasien."

Kamisha tersenyum mendengar perkataan Xander dan kemudian mendorongnya keluar dari rumah sakit.

Dengan santai Kamisha mengendarai mobil dan mengantar Xander pulang. Betapa terkejutnya dia mendapati ada Kyara yang sudah menunggu di sana. Wajahnya dingin melihat kedatangannya

"Dari mana kalian?"

"Dari rumah sakit," jawab Kamisha sambil membantu Xander keluar dari mobil.

"Biar aku saja," ucap Kyara sambil menggeser posisi Kamisha dan menggantikannya membantu Xander keluar dari mobil. "Hati - hati Xander."

Kamisha hanya melihat pemandangan itu. Ia merasa sebagai pengganggu saja.

"Pak Xander kalau begitu saya permisi pulang dulu."

"Tidak masuk dulu bertemu mama?"

"Tidak pak... ini sudah malam, Axel pasti sudah menunggu saya."

"Naik apa? biar sopir yang antar."

"Tidak usah pak, terima kasih. Saya naik taksi saja."

"Baiklah," ada sorot kekecewaan di wajah Xander.

"Terima kasih, selamat malam." Kamisha segera pergi dan memesan taxi.

"Xander sebentar aku temani mbak Misha nunggu taxi datang." Xander mengangguk mengijinkan.

Kyara segera menyusul Kamisha yang sudah di luar gerbang rumah Xanser.

"Mbak Misha."

"Loh, kamu tidak di dalam menemani Xander."

"Jangan pura - pura baik padaku, mbak."

Kamisha menghela napas. "Ra, hari ini aku capek sekali. Bisakah hari ini kita tidak berdebat?"

"Bisa, asalkan mbak mengembalikan sesuatu yang bukan hak mbak Kamisha untuk memilikinya."

"Mengembalikan apa maksudmu?"

"Jangan merebut sesuatu dariku mbak, aku masih menghargai mbak sebagai pengganti orang tuaku."

"Apa yang telah kurebut darimu? bicara yang jelas."

"Aku rasa mbak tahu yang aku maksud. Itu taxi mbak sudah datang, hati - hati di jalan," ucap Kyara sambil pergi meninggalkan Kamisha dan masuk ke dalam rumah Xander.

🍁🍁🍁🍁

1
Anonymous
i
yang ramli
Luar biasa
Jana
mau launching Xander junior inih
Jana
/Facepalm//Facepalm/
Jana
gimana rasanya klepon isi keju mozzarella 😁😁
Ratu Yuliana
Luar biasa
Jana
jangan jd playboy ya Axel 😂😁
Allenn
Matteo
Allenn
Bali
Allenn
Xander
Allenn
Misha
Nurul Siti Aisyah: kak kenapa setiap baca satu episode selalu iklan aja?
total 1 replies
sri Hartati_
mana rumah mu mb misha TK susul. Kulo saking sragen hehe
Aik Unique
Luar biasa
Sri Widjiastuti
duhh kok bisa sihh
Sri Widjiastuti
😁😁
Sri Widjiastuti
heleh2
Sri Widjiastuti
heleh2.... misha2 mosok g paham??
Sri Widjiastuti
tuh kan bikin susah sendiri
Sri Widjiastuti
hadeeh g mikir sdh dibantu heny... gimana nasib heny? pdhal kyara, heni, tina bertengkar didepan mata misha tuh
Sri Widjiastuti
duh gila ini mama, dikasih obat ya??
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!