" saya menikahi kamu bukan karena cinta, jangan anggap pernikahan kita seperti pernikahan pada umumnya, saya hanya akan menafkahi lahir kamu tapi tidak akan pernah ada sentuhan bahkan lebih, jangan harap kamu akan menjadi istri yang saya cintai " ucapan Rafael yang begitu menyakitkan bagi seorang wanita bernama Kirana .
namun Kirana tetap berusaha menjadi istri yang baik meskipun tidak pernah di anggap sama sekali oleh sang suami .
Kirana terus berusaha agar suatu hari nanti akan ada secuil rasa dari Rafael untuk nya .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanih sintawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
eps 19
Ibu berjalan keluar dari ruangan dengan senyuman di bibir nya, ia merasa bahagia setelah melihat kondisi sang suami yang jauh lebih baik .
" Alhamdulillah bapak kamu sudah bisa merespon, tapi nak kamu jangan terlalu banyak ngajak bicara, kasihan bapak mu " ucap ibu .
Kirana pun mengangguk mengiyakan ucapan sang ibu, ia masuk ke dalam ruangan dengan berjalan perlahan, sang ayah menatap tajam ke arah Kirana di pandanginya anak sulung nya itu .
" pak, bapak udah bangun ?" ucap Kirana dengan terisak-isak .
Sang ayah mengangguk dan tersenyum .
" pak aku kangen " ucap Kirana kembali kali ini ia memeluk erat sang ayah, dan ayah nya pun merespon memberi belaian hangat di punggung nya .
" kalau kamu yakin sama lelaki itu, kamu terima saja dia menjadi suami mu, tapi kalau kamu ragu jangan, bapak tak akan memaksakan kehendak bapak apalagi itu menyangkut perasaan dan masa depan kamu " ucap sang ayah dengan suara lirih dan terbata-bata .
Kirana terkejut mendengar ucapan sang ayah, ternyata semalam ia mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Kirana .
" Tapi jika keputusan aku salah bagaimana pak, ternyata laki-laki itu tidak baik ?" tanya Kirana kembali .
" semua butuh proses nak, begitu nanti dengan calon suami kamu, tapi bapak do'akan semoga dia yang terbaik untuk kamu " jawab sang ayah sembari mengelus-elus rambut panjang Kirana .
Tak ada lagi obrolan diantara mereka karena Kirana tak mau menggangu istirahat sang ayah, ia hanya memandangi sang ayah dengan senyuman .
Kirana pun keluar karena jam besuk sudah usai sekarang waktu nya sang ayah untuk istirahat kembali .
karena perut sudah keroncongan Kirana pun memesan makanan lewat aplikasi online, ia memesan 4 porsi makanan untuk dirinya, sang ibu, Aluna dan juga untuk pak Rudi .
Menunggu sekitar 45 menit akhirnya pesanan nya pun sampai namun sang kurir hanya mengantar sampai ke lobi, tentu nya Kirana harus mengambil nya langsung ke lantai bawah, ia pun berjalan menuju lobi yang berada di lantai satu .
" Kirana " panggil seseorang .
Kirana pun menoleh ke sumber suara betapa kaget nya ia tatkala melihat siapa yang memanggil dirinya itu ternyata Ibu Nita yang tak lain dan tak bukan ialah mamih nya Rafael, beserta pak Jodi dan tentu nya Rafael pun ada .
" tante " sahut Kirana sembari menghampiri mereka dan Kirana pun menyalami mereka satu persatu .
" ada pak Rafael juga " ucap Kirana namun respon Rafael sangat lah datar tak ada kata-kata keluar dari mulutnya.
Raut wajah nya pun terlihat seperti orang marah yang tak sudi berada di tempat itu, ia terpaksa ikut dengan orangtua nya menyusul Kirana kesini .
" pak Jodi, bapak jauh-jauh kesini apakah ingin menjenguk bapak saya ?" tanya Kirana .
" iya, boleh antarkan saya ke ruangan bapak kamu " pinta Pak Jodi .
" boleh, tapi sebentar ya pak saya tadi pesan makanan kurir nya sudah menunggu di depan " ucap Kirana .
" ya silahkan saya menunggu di sini " pungkas pak Jodi .
Kirana pun berlari ke depan untuk mengambil makanan, setelah makanan nya di ambil ia kembali berlari menghampiri Bu Nita dan Pak Jodi .
" mari pak " ucap Kirana kembali .
Kirana pun mengarahkan jalan ke ruangan dimana ayah nya di rawat, dan sampai lah mereka di depan ruangan terlihat ibu, Aluna dan juga pak Rudi yang sedang duduk, menyadari kedatangan bos nya membuat Pak Rudi refleks berdiri dan menyambut bos nya tersebut .
Ibu nya Kirana pun melihat kedatangan mereka namun ia terdiam sejenak melihat siapa yang datang .
" Nita " panggil ibu nya Kirana .
" Novi " sahut Ibu Nita sembari menghampiri dan memeluk ibunya Kirana .
Melihat mereka berpelukan membuat Kirana kebingungan dan kenapa mamih nya Rafael bisa tau dan kenal dengan ibunya Kirana .
" Jodi " panggil ibunya Kirana .
" ini beneran kalian ?" tanya ibu .
" iya Novi ini aku, sudah lama sekali kita tidak bertemu semenjak aku pindah ke jakarta, aku tidak tau loh ternyata Kirana ini anak mu ternyata " ucap Ibu Nita .
" iya Nita Kirana anak sulung aku, Kirana apakah pak Jodi adalah atasan mu ?" tanya Ibu .
Kirana mengangguk mengiyakan pertanyaan sang ibu, ternyata dahulu kelurga Kirana dan keluarga Rafael tetangga, pada saat kecil bahkan mereka suka bermain bersama namun karena suatu keadaan membuat keluarga Rafael pindah ke jakarta, nasib baik berpihak kepada keluarga Rafael sampai akhirnya mereka sukses di tanah rantauan .
" Rafael apakah kamu ingat wanita yang selalu main sama kamu itu adalah Kirana " ucap sang mamih .
" aku tidak ingat mih " ucap Rafael ketus .
" ya Kirana pasti kamu ingat lelaki yang dulu suka main sama kamu yang badan nya gembul itu Rafael " ucap Ibu .
Kirana baru ingat ternyata foto-foto waktu kecil yang ia temukan di laci kemari pakaian nya ialah foto dirinya dan Rafael .
" oh iya bu Kirana baru ingat, yang dulu masih suka ngedot ya " ucap Kirana sembari tertawa .
Mendengar ucapan Kirana membuat semua orang yang berada disana ikut tertawa, namun respon Rafael berbeda ia semakin enggan untuk lama-lama berada disana .
" bapak kamu keadaan nya bagaimana ?" tanya Pak Jodi .
" sekarang sudah mendingan pak, Bapak sudah sadar namun harus tetap banyak istirahat " jawab Kirana .
mereka pun kembali duduk dan menunggu untuk jam besuk selanjutnya, sembari berbincang-bincang mengenang masa lalu, namun karena perutnya dari tadi sudah keroncongan Kirana pun meminta ijin untuk makan sebentar .
Dan akhirnya perawat pun memperbolehkan untuk keluarga membesuk orang pertama yang masuk ialah pak jodi .
" Gunawan ?" sapa pak Jodi .
Ayah nya Kirana sedikit terdiam ketika mendengar sapaan dari pak Jodi, suara nya begitu tak asing tapi siapa .
" Jodi, apa itu kamu ?" tanya Ayah Kirana .
" iya " jawab Pak Jodi .
Seketika ayah nya Kirana menangis dan pak Jodi pun menangis mereka saling berpelukan untuk melepas kerinduan antara mereka yang sudah hampir 15 tahun tak berjumpa .
" apa kabar kamu ?" tanya ayah nya Kirana dengan suara terbata-bata .
" saya baik, terus ada apa dengan mu kawan ?" tanya pak Jodi .
" biasa penyakit orang tua, apakah kamu sukses di perantauan ?" tanya ayah Kirana kembali .
" lihat lah kawan, ini semua berkat bantuan kamu, kalau bukan karena kamu mungkin sekarang hidup ku tidak akan seperti ini " ucap pak Jodi .
Pak Jodi meminta Kirana untuk masuk ke dalam ada sesuatu yang ingin ia bicarakan, termasuk juga Rafael ia meminta nya juga untuk ikut masuk ke dalam ruangan .
" ada apa sih pih ?" tanya Rafael ketus .
" Gunawan ini anak saya Rafael, apakah Kirana sudah bercerita bahwa saya meminta nya untuk menjadi istri anak saya " ucap pak Jodi .
" oohh ... Ternyata kamu yang melamar anak saya " ucap pak Gunawan kaget .
" iya apakah kamu akan merestui mereka ?" tanya Pak Jodi kembali .
" aku serahkan semua nya kepada Kirana, karena dia yang akan menjalaninnya " jawab ayah nya Kirana .
Namun tiba-tiba nafas sang ayah terengah-engah seperti sesak nafas yang membuat Kirana, pak Jodi dan juga Rafael panik mereka keluar dan Kirana memanggil dokter kembali untuk memeriksa ayah nya .
Dokter dan juga perawat masuk ke dalam ruangan dan memasang kembali selang oksigen, yang tadi sempat di lepas karena kondisi pak Gunawan membaik namun sekarang alat itu kembali di pasang .
