NovelToon NovelToon
Alogaritma Cinta

Alogaritma Cinta

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Mbak imey mey

Annisa,seorang perempuan yang bekerja sebagai pelayan restoran dan tinggal di lingkungan pesantren dan diam2 mengagumi gusnya.Dia tinggal bersama ibu dan adik perempuannya yang bernama syifa.Hingga suatu ketika ibunya meninggal dan keadaan menjadikan Annisa di suruh tinggal di kediaman gus tersebut, karna sangat adik juga sedang mengenyam pendidikan di pondok pesantren itu.Hari-hari Annisa pun berubah, dia di hadapkan dengan persoalan dan orang-orang yg belum pernah di temui sebelumnya. Kira-kira akan seperti apa Annisa akan melewati perjalanan hidupnya kali ini? Apakah kekaguman nya terhadap gus nya akan bersambut...?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mbak imey mey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

HARI TERAKHIR BERTEMU IBU

BAB 27

Malam itu hati Annisa gelisah tak karuan, ada sesuatu yang mengganjal di pikiran dan hati nya saat ini, tapi entah perasaan apa itu. Ia membalikan tubuhnya kekanan dan kekiri, ia tidak bisa tidur. Ada semacam perasaan takut dan cemas.

*Ya Allah tenangkanlah hati dan pikiranku, lindungilah orang-orang yang aku sayangi, dan hilangkan lah perasaan cemas ini dari diriku... amiin*

Annisa berdoa memohon kepada Allah agar di beri ketenangan, kemudian ia bangun dari tempat tidurnya dan beranjak ke kamar mandi untuk berwudhu dan melakukan sholat tahajjud.Selesai sholat tahajjud ia berjalan menuju kamar ibu nya, ia mengetuk pelan pintu kamar ibu nya dan membuka perlahan.Ia melihat ibu nya sangat lelap dan kemudian ia menghampirinya. Annisa duduk di pinggiran tempat tidur dan memandangi wajah ibu nya yang umurnya sudah setengah abad itu. Wajah lelah itu tersirat jelas dari raut wajah ibu nya,seharusnya di usia sekarang ibu nya tidak harus bekerja lagi, Annisa sangat ingin membuat ibu nya bahagia. Dan untuk saat ini Annisa hanya bisa membantu ibu nya dengan mengambil cuti kuliah dan bekerja. Ia berharap bisa meringankan beban ibunya itu, apalagi adik Annisa, Syifa, saat ini dia juga sudah menginjak kan kakinya di kelas 3 SMA, sebentar lagi dia juga akan kuliah. Ia ingin sekali kuliah seperti dulu, tapi keadaan tidak mendukungnya, Annisa berharap setelah masa cuti nya selesai, ia akan segera berkuliah kembali.Annisa berbaring di samping ibunya dan memeluknya dari belakang. Ibu Maemunah yang merasakan ada gerakan itu, ia membuka mata yang masih mengantuk dan melihat ke samping dan ternyata Annisa yang memeluknya.

"Annisa.... kenapa kamu ada dikamar ibu?"

"Aku kangen ibu"

Annisa memeluk ibu nya erat seperti tidak ingin melepaskannya.

"Kenapa nak? ini jam berapa apa sudah pagi?"

"Aku tidak apa-apa bu, aku hanya ingin tidur bersama ibu, ayo bu tidur lagi ini masih jam 1"

"Ya sudah... "

Ibu kembali merebahkan tubuhnya menghadap Annisa, memeluknya dan mengelus punggung Annisa sambil membacakan sholawat Nabi.Ibu tahu bahwa putri nya itu sedang tidak baik-baik saja, hanya ibu tidak mau membahasnya terlalu jauh. Ia hanya ingin ketika putrinya itu sudah siap dan tenang, ia bisa menceritakan apa yang sesungguhnya terjadi. Tidak butuh waktu lama akhirnya Annisa terlelap dalam pelukan ibu nya. Ya hanya pelukan dan lantunan sholawat yang bisa menenangkan hatinya. Hingga adzan subuh berkumandang ia di bangunkan oleh ibu yang ternyata dari semalam ibunya tidak bisa tidur lagi.

"Annisa.... nak ayo bangun sholat subuh dulu, habis sholat nanti ibu minta tolong ya bantuin ibu membuat kue pesanan"

"Emm... iya bu"

"Jangan lupa, bangunkan adikmu juga"

Annisa bangun dan mengangguk, dia pergi kekamar adiknya.

"Dek.. Syifa bangun yuk, udah subuh nih, terus ntar di suruh ibu bantuin bikin kue pesanan"

"Sebentar lagi kak, 5 menit lagi ya"

"Isshh kamu ini"

Annisa beranjak dari kamar adiknya dan menuju kamar mandi untuk membersihkan diri dan mengambil air wudhu. Selesai sholat subuh ia kembali kekamar adiknya yang terlihat masih tidur lelap.

"Astagfirullahalazim... dek.. mau sampai kapan tidur nya, ayo bangun, kasihan ibu.. "

Syifa akhirnya bangun dan melaksanakan apa yang disuruh kakaknya dan setelah itu ikut membantu ibu nya yang sedang menyiapkan beberapa bahan untuk membuat kue.

"Ibu dapet pesanan banyak ya?"

Tanya Syifa.

"Alhamdulillah rezeki hari ini"

"Dari siapa bu?"

"Pesenan bu Aminah desa sebelah,anak nya mau lamaran jam 9 nanti"

"Anaknya bu Aminah? Ningsih mau lamaran?"

"Iya"

"Wahhh... mbak Annisa kalah cepet nih"

"Hush kamu itu,kasihan mbakmu kalau kamu godain terus"

"Aku mah santai dek"

Annisa menjawab dengan pelan.

"Jangan santai-santai mbak, inget banyak yang mau ngerebut Gus Rasya dari mbak"

"Syifaaaaa"

Ibu mencoba melarang Syifa yang akan mengatakan hal-hal yang dapat menyinggung perasaan kakaknya itu.

"Ibu nih, aku kan cuma mengatakan yang sesungguhnya, mbak Annisa juga tahu kan?"

Annisa hanya mengangguk, dan ibu nya hanya menggelengkan kepala nya.

"Bu.. nanti yang akan mengantar kue ini siapa, soalnya Annisa berangkat pagi, atau ibu mau sekalian berangkat bareng Annisa?"

"Jam berapa kamu berangkatnya?"

"Sekitar jam 8 bu"

"Ya sudah nanti sekalian saja"

"Terus ibu pulangnya gimana?"

"Kan ada ojek"

"Ok siipp"

Pesanan kue pagi itu selesai pada jam 7 pagi, Annisa langsung buru-buru bersiap untuk pergi bekerja, dan ibu nya juga sedang bersiap.

"Ayo bu sudah siap semuanya?"

"Sudah ayo berangkat"

Annisa membantu membawa beberapa nampan yang berisi beraneka macam jenis kue yang di bungkus dengan kain persegi empat dan di tali simpul. Sehingga memudahkan kan untuk di bawa.

"Pegangan bu"

Ibu memegang pinggang Annisa erat, bawa an ibu memang banyak pagi itu, di samping mengantar pesanan, ibu juga membawa kue yang akan di titipkan ke warung. Sebagian barang Annisa taruh di depan, dan sebagian lagi di pangku oleh ibu.

"Bu.. nanti pulangnya hati-hati ya... sepertinya jalanan agak sedikit lebih ramai dari pada biasanya"

"Iya nak.... kamu tenang saja nanti juga ibu sampai rumah, kami juga hati-hati membawa motornya jangan ngebut, mengerti?

" Ok bos siap"

Tujuan mereka sudah sampai, sebuah rumah di pinggir jalan dan berpagar hitam. Itulah rumah bu Aminah, rumahnya tidak begitu besar tapi nampak asri dan menenangkan.

Ibu turun dari motor Annisa dan menurunkan barang yang isinya kue pesanan.Tampak ada wanita paruh baya menghampiri Annisa dan ibunya.

"Selamat pagi bu, ada yang bisa saya bantu"

"Ah iya.. ini saya mengantar kue pesanan bu Aminah"

"Oh ya.. mari saya bantu membawakan, ibu sudah di tunggu didalam"

"Baiklah terima kasih"

Kemudian ibu menoleh pada Annisa.

"Berangkat lah nak, Terima kasih sudah mengantar ibu"

"Ibu ini kayak sama siapa saja"

Ibu tersenyum.

"Oh ya nanti kamu pulang jam berapa?"

"Jam 4 sore Bu, ada apa?"

"Baiklah, tidak apa-apa, nanti ibu hanya ingin berbicara sebentar dengan mu, sudahlah jangan terlalu di pikirkan, sana berangkat"

" Ya sudah, ingat ibu hati-hati pulangnya"

"Iya"

Kemudian Annisa menyalakan motor matic nya dan meninggalkan ibu nya.

"Itu anaknya bu?"

"Eh.. iya, dia putri saya yang pertama"

"Cantik ya bu"

"Terima kasih"

"Oh ya mari bu saya antar ke dalam"

Dalam perjalanan, Annisa tak henti-hentinya berdzikir, entah mengapa hatinya sangat gelisah seperti tadi malam.

*Kenapa perasaanku tidak enak ya, Ya Allah ada apa ini?*

Annisa terus berdoa dalam hati semoga rasa gelisah itu cepat hilang. Hingga saat ia tiba di tempat kerja nya pun dia tetep berdzikir.

"Annisa... kamu baik-baik saja?"

"Ah... iya mbak tidak apa-apa, aku baik"

"Kalau sakit bilang ya,"

"Iya mbak Sinta, terima kasih"

Annisa mencoba untuk mengalihkan rasa gelisah nya dengan melakukan kesibukan di tempat kerja.

Sementara itu ibu Annisa berpamitan pada bu Aminah.

"Terima kasih bu Aminah sudah memesan kue buatan saya"

"Sama-sama bu, saya sangat menyukai kue buatan ibu Maemunah"

"Ahh... iya Terima kasih kalau begitu saya pamit pulang bu"

"Ibu Maemunah pulang naik apa?"

"Nanti saya naik ojek saja"

"Bagaimana kalau diantar pak Maman saja, dia sopir saya?"

"Ahh.. jangan bu nanti merepotkan"

"Tidak kok. .. pak Maman!!! "

Pak Maman yang di panggil oleh bu Aminah segera datang menghampiri. pak Maman sudah lama bekerja sebagai sopir.

"Saya bu"

"Tolong antarkan ibu Maemunah pulang ke rumahnya"

"Baik bu,.... mari bu Maemunah"

Ibu Maemunah mengangguk.

"Ibu Aminah saya pulang dulu, terima kasih sudah menyuruh orang untuk mengantarkan saya"

"Tidak usah sungkan bu,hati hati di jalan ya"

"Baiklah assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam"

Bu Maemunah melangkah mendekat ke arah mobil yang akan mengantarkannya pulang. Pak Maman dengan sigap membukakan pintu untuk nya.

"Terima kasih pak Maman"

"Sama-sama Bu, silahkan"

Bu Maemunah masuk ke dalam mobil, begitu pula pak Maman.

"Bismillahirrahmanirrahim"

Pak Maman mengucap basmallah dan menyalakan mobilnya.Dan mobil pun berjalan meninggalkan pelataran rumah bu Aminah. Bu Aminah memandang mobil tersebut sampai hampir menghilang dari pandangan, dan ketika ia hendak berbalik sebuah dentuman keras memberikan telinga, hingga bu Aminah mengucapkan Takbir berkali kali.

"BRRRRAAAAAAKKKKK!!!! ""

"Allahu akbar... astagfirullahalazim... Allahu akbar... ya Allah.. "

Bu Aminah menutup telinga nya sambil mengucap istighfar.

"Biiii... bi Ainun... itu... tolong.... ada kecelakaan.. di depan... tolong bibi lihat siapa yang kecelakaan"

"I... iya bu.. iya.. saya kesana liat dulu ya"

Bi Ainun yang juga syok, memberanikan diri untuk melihat kejadian itu.

Setelah melihat siapa yang kecelakaan,bi Ainun kembali menemui bu Aminah yang sedang terduduk lemas di teras rumahnya. Rumah bu Aminah yang memang sedang ada acara itu memang telah ramai dari tadi, dan sekarang makin tambah ramai.

"Bagaimana bi... siapa yang kecelakaan?"

"Itu... bu... anu.. em anu... "

"Bi.... siapa yang kecelakaan.. jawab bi,kenapa bibi menangis, ada apa?"

" Itu.. bu... yang kecelakaan pak Maman dan ibu Maemunah"

PRANGGGGGGG!!!!!!

Piring yang di bawa Annisa jatuh ke bawah dan pecah berserakan.Jantung Annisa berdetak kencang, hingga membuat Annisa berjongkok dan memegang dadanya yang sakit.

"Ya Allah kenapa jantungku berdetak kencang sekali sampai sakit seperti ini?"

Gumam Annisa

"Annisa kamu kenapa?kenapa bisa sampai seperti ini?"

"Mbak Sinta dada saya sakit"

"Apaaaaaa...... ayo Nisa aku bantu kamu berdiri, Aryo, Sigit, tolong bantu bersihkan pecahan piring ini"

Kemudian Annisa di papah oleh Sinta menuju ruangan karyawan untuk istirahat.

"Duduk dulu Nis... tunggu ya aku ambilkan minum dulu buat kamu"

Annisa mengangguk dan ia menyenderkan tubuhnya yang lemas sambil memijat kepalanya yang berdenyut nyeri.Entah apa yang sedang terjadi, yang jelas saat ini Annisa merasa pusing luar biasa dan sedikit mual. Tak lama pintu terbuka dan menampilkan mbak Sinta yang sedang membawa nampan yang berisi teh hangat dan beberapa cemilan.

"Ini Nis, di minum dulu teh nya, supaya kamu agak enak kan"

Annisa meraih gelas yang berisi teh hangat itu dan meminumnya,

"Oh ya ini aku ada obat pereda pusing, kamu minum ya, diminum sekarang aja Nis, obat ini aman kok walau kamu belum makan"

Mbak Sinta menyodorkan obat yang di maksud.

"Aku bukain ya"

Annisa yang memang pusing, langsung mengiyakan apa yang di lakukan Sinta. Dan setelah Annisa meminum obat itu, dia kembali menyenderkan tubuhnya.

"Kamu tuh ada apa sih Nis? dari tadi pagi aku liat kamu tuh gelisah terus dan kelihatan gak tenang, ada yang sedang kamu pikirkan?"

"Sebenernya aku juga gak tahu mbak, kenapa aku seperti ini, dari semalam malah"

"Dari semalam? berarti kamu kurang tidur?"

"Bisa juga"

"Apa ada yang mengganggu pikiranmu?atau ada seseorang yang sedang mengancammu?"

Annisa berpikir sejenak dan kemudian ia teringat omongan Ning Zulaikha kemarin. Apakah karena omongan itu yang membuat hatinya menjadi tidak tenang.

"Sepertinya tidak mbak... mungkin ini hanya aku yang sedang tidak enak badan"

"Baiklah kalau begitu, aku tinggal kedepan dulu ya, nanti kalau ada apa-apa panggil saja ya"

Kemudian Sinta meninggalkan Annisa yang sedang istirahat. Ketika Sinta keluar dari ruangan itu, terlihat teman-teman karyawan sudah berkumpul di depan ruangan itu.

"Issshhh.... kalian ngapain disini?"

"Mbak.... Annisa kenapa? kok tiba-tiba kayak gitu?"

"Kayak gitu gimana?"

"Ya.... katanya sakit... tiba-tiba jatuh"

"Namanya orang sakit ya kayak gitu, harus kayak gimana lagi?"

"Terus sekarang keadaannya gimana mbak?"

"Annisa sedang istirahat, mendingan kalian kembali kerja, kalau kalian pada males, ntar aku laporin kalian sama mas Miko, mau?"

"Ihhhh.... mbak jahat banget sih, kita kan cuma khawatir"

"Udah gak ada yang perlu kalian khawatirin, Annisa baik-baik saja, udah bubar... bubar... hush... hushhh!!! "

Mereka pun kembali bekerja seperti biasa, dan Sinta juga kembali ke pekerjaannya sebagai kasir.Tak lama ada suara telfon yang berdering.

"Halo.. selamat siang, dengan restoran Saung Asri disini, ada yang bisa saya bantu?"

Sinta mendengarkan setiap kata dari orang yang berbicara lewat telfon tersebut. Seketika telfon yang ada di genggaman Sinta terjatuh, dia syok dengan apa yang di katakan orang itu.Suara telfon yang jatuh itu menimbulkan suara yang tidak terlalu keras namun bisa mengalihkan para karyawan yang ada di sekitarnya.

"Mbak Sinta kenapa, kenapa telfonnya jatuh begini?"

Sinta yang di tanya hanya diam dan mematung sambil mengeluarkan air mata.

"Mbak kok mbak Sinta nangis... mbak kenapa?"

"Aa.... Annisa.. itu... ibunya Annisa kecelakaan, sekarang dia ada di rumah sakit, kritis"

"Apaaaaaa..... terus sekrang gimana mbak, apa yang harus kita lakukan,pasti Annisa akan syok mendengarnya"

"Aku saja yang akan bicara... Aryo, kamu gantikan saya ya, saya akan mengantar Annisa ke rumah sakit"

"Baik mbak"

Sinta berjalan menuju ruangan dimana Annisa sedang beristirahat. Sinta membuka pintu perlahan, terlihat Annisa sedang tidur. Ada rasa tidak tega dalam diri Sinta, ia bingung bagaimana cara memberi tahu bahwa saat ini ibunya sedang ada dirumah sakit.Sekarang Sinta mengerti arti kegelisahan Annisa, mungkin ini yang di namakan ikatan batin.

1
Afuadi
lanjut thor...semangat
Alfa reza Hidayat
lanjut
Dey Desuka
aku....
gak tau....wkwkwkkkk
Dey Desuka
hmmmmm.......ternyataaaaa
Dey Desuka
mungkin kyai Abdullah ya thor
🌺Ana╰(^3^)╯🌺
Ceritanya menginspirasi dan memotivasi, thank you author 🙏
Emitt Chan
Dari awal sampe akhir bikin baper, love it ❤️!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!