NovelToon NovelToon
Anggap Aku Ada, Suamiku

Anggap Aku Ada, Suamiku

Status: tamat
Genre:Tamat / Perjodohan / Patahhati / Konflik Rumah Tangga-Pernikahan Angst / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Penyesalan Suami
Popularitas:11.9M
Nilai: 4.9
Nama Author: iraurah

Menjalin bahtera rumah tangga selama delapan tahun bukanlah waktu yang sebentar bagi seorang Marisa dan juga Galvin.

Namun pernikahan yang dilandaskan perjodohan itu tak membuat hati Galvin luluh dan memandang sosok sang istri yang selalu sabar menunggu.

Adanya buah hati pun tak membuat hubungan mereka menghangat layaknya keluarga kecil yang lain.

Hingga suatu hari keputusan Marisa membuat Galvin gusar tak karuan.

Instagraam: @iraurah

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon iraurah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keputusan

Tak terasa hari sudah menjelang pagi, bahkan terlalu pagi untuk di bilang 'pagi', matahari pun sudah terlalu terang dan hampir berada di puncaknya.

Tetapi seorang wanita cantik masih terlihat bersembunyi di balik selimut, suara-suara bising dari luar sana juga tak membuatnya terganggu dan berniat membuka mata.

Disela-sela tidurnya Marisa mendengar dentingan piring dan sendok yang hampir sepuluh menit menggema hingga ke kamarnya.

Perlahan Marisa membuka mata mengatur fokus penglihatan yang masih buram, Marisa pun meregangkan tubuhnya ketika hendak bangkit dari ranjang.

Namun seketika Marisa melotot saat menyadari jika ia tidak memakai sehelai benang pun dan hanya di tutupi selimut sepanjang malam.

"Astaga...!! Apa yang..... "

Ingatan ingatan Marisa tertuju pada kejadian beberapa jam yang lalu, ia dan Galvin bercinta untuk kedua kalinya hingga pukul empat pagi! Dan kini jam sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh, Marisa bangun kesiangan tanpa ada yang membangunkannya.

"Ya Tuhan.... "

Ia melirik ke segala sudut kamar, tak ada siapapun di sana kecuali dirinya. Galvin sudah bangun sedari tadi.

Lagi-lagi Marisa mendengar suara berisik dari luar kamar, ia yakin itu pasti Galvin. Entah apa yang sedang pria itu lakukan tetapi Marisa tahu Galvin masih berada di hotel ini.

Dengan cepat Marisa masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri, ia tidak boleh bertemu Galvin dengan keadaan acak-acakan akibat pertempuran semalam, pasti akan sangat malu rasanya.

Sedangkan di dapur Galvin nampak sibuk menyiapkan makanan-makanan yang ia pesan untuk sarapan, karena Marisa belum juga bangun Galvin pun memutuskan memesan makanan untuknya dan Marisa.

Galvin membeli beberapa makanan hingga kini dapur itu terlihat berantakan, Galvin juga membuat dua gelas susu hangat sebagai minuman yang selalu ada di setiap sarapan mereka.

Marisa pasti kelelahan dan membutuhkan energi baru untuk melanjutkan aktivitas, entah aktivitas apa lagi yang pasti Galvin dan Marisa merasa tenaga mereka saat ini terkuras habis.

Setelah selesai menyiapkan hidangan Galvin lantas membawa semua piring-piring itu ke ruang tamu, ia menata benda-benda tersebut dengan sangat rapi hingga terkesan aesthetic.

Clekkk...

Suara pintu membuat Galvin menoleh ke sumber suara, di sana terlihat Marisa keluar dari kamar.

Mata mereka langsung bersitatap satu sama lain, Marisa masih merasa canggung dan malu saat bertemu dengan suaminya itu, tak dipungkiri bayang-bayang tadi malam masih menempel di otaknya.

"Kau sudah bangun? Kalau begitu duduklah kita akan sarapan bersama" Seru Galvin pada sang istri.

Marisa lalu melihat berbagai makanan yang sudah tersedia di atas meja, begitu banyak makanan sampai membuat Marisa kaget melihatnya.

"K-kau........ Menyiapkan ini semua?" Tanya Marisa tak percaya.

"Iya, tadi aku pesan makanan yang banyak. Aku tahu kau pasti sangat lapar karena tadi malam" Jawab Galvin tanpa beban.

Marisa yang mendengar itu menjadi malu dengan muka yang memerah, bisa-bisanya Galvin berbicara seperti itu! Bahkan mengingat saja Marisa sudah ingin bersembunyi di lubang semut.

"Tapi..... Ada yang ingin aku bicarakan dulu padamu" Ucap Marisa.

"Bicara?"

"I-iya...... "

"Emm.... Bagaimana jika kita bicara setelah selesai sarapan? Setelah itu kita bisa bicara sepuasnya. Lagipula makanannya tidak akan enak jika sudah dingin" Ucap Galvin.

Marisa berpikir sebentar kemudian mengangguk dan mereka pun duduk di atas sofa, suasana begitu dingin seperti saat mereka bertemu. Meski semalam mereka sudah saling menyatu tetap saja rasa canggung masih dirasakan oleh kedua belah pihak.

"Ambil apa saja yang kau inginkan, jangan sungkan aku menyiapkan ini untuk kita berdua"

Lagi-lagi Marisa hanya bisa menganggukkan kepalanya, ia terlalu gugup untuk berbicara. Melihat Galvin yang mengambil makanannya Marisa pun ikut memilih makanan yang ingin ia makan.

Selama ritual sarapan tak ada yang mengeluarkan suara sedikitpun, sepasang suami-istri itu sama-sama diam dan sibuk dengan makanannya.

Sesekali Galvin melirik sang istri yang sedang sibuk menikmati hidangan pagi, pikirannya kembali pada saat-saat mereka sedang bercinta.

Galvin meneguk air liurnya mengingat hal itu, kini ia pun nampak tergoda melihat Marisa yang duduk di depannya, istrinya terlihat sangat cantik dan seksi. Ingin sekali dia membawa Marisa ke dalam kamar dan melakukan kembali penyatuan untuk yang ketiga kali. Tapi entah Marisa mau atau tidak.

Seusai sarapan Marisa terlebih dahulu memberesi piring-piring dan gelas kotor, sekaligus ia ingin menghindari pria itu yang sedari tadi membuat jantungnya berdegup tak karuan.

Setelah selesai membersihkan semua barang-barang marisa kembali ke ruang tamu tetapi ia tak mendapati keberadaan Galvin.

Ia pun berjalan ke arah kamar dan mendengar percikan air dari dalam kamar mandi, Marisa pun memutuskan menunggu Galvin di balkon untuk berbicara dengan lelaki itu.

Tak lama Galvin kembali setelah selesai buang air kecil, ia mencari-cari Marisa tetapi perempuan itu tak ada di ruang tamu maupun dapur.

Sampai Galvin melihat seorang wanita berdiri di areaa balkon, senyumnya pun terbit dari bibir Galvin. Dengan segera ia berjalan menuju dimana sang istri berada.

"Marisa.... " Panggil Galvin.

Marisa yang mendengar namanya di panggil pun menoleh diikuti Galvin yang berdiri di sampingnya.

"Kau bilang mau berbicara, aku kira kau menungguku di ruang tamu" Ucapnya.

Marisa tersenyum sebentar dan kembali menatap lurus memandang kota Jogja.

"Kita bicara disini saja sambil melihat pemandangan" Ujar Marisa.

Galvin pun mengangguk dan ikut memandang pemandangan di depannya.

"Baiklah, kau ingin bicara apa?" Tanya Galvin.

Marisa diam sejenak, mengatur detak jantungnya untuk memulai pembicaraan serius.

Jujur sekarang Marisa merasa bingung dengan apa yang harus ia lakukan, maka dari itu Marisa rasa ia harus berdiskusi dengan Galvin.

"Menurutku.......

Apa yang kita lakukan tadi malam..... Itu salah, Galvin" Lirih Marisa menunduk.

Senyum Galvin perlahan luntur saat mendengar penyataan Marisa, ia lantas menoleh dengan wajah kebingungan.

"Salah...??

Bagian mana yang salah? Kita suami istri kita berhak melakukannya" Sahut Galvin tak mengerti.

"Tentu salah, kita akan bercerai tetapi kita malah melakukan hal yang seharusnya tidak kita lakukan" Jelas Marisa pada Galvin.

Galvin lalu berbalik menghadap Marisa, matanya menyiratkan ketidak pahaman.

"Jadi kau tetap ingin perceraian itu......??

Aku kira kau akan membatalkannya setelah apa yang tadi malam terjadi" Ungkap Galvin.

Ya, tadinya begitu. Tapi bagaimana jika kau hanya berpura-pura agar perceraian itu tidak terjadi. Dan seiring berjalannya waktu kau kembali pada sikap asli mu lagi.

Marisa terus berperang dalam hatinya, sulit untuk ia memilih keputusan. Tapi ia tak mau terbawa hati dan langsung beranggapan jika Galvin telah berubah.

"Aku tetap ingin bercerai, Galvin.

Maaf....... " Lirihnya.

Galvin seketika lemas mendengar hal tersebut, jiwanya langsung merasa gusar tak karuan.

"Pikirkan lah lagi Marisa, kita bisa perbaiki hubungan rumah tangga kita. Kita bisa coba itu..... " Bujuk Galvin penuh harap.

Namun Marisa menggeleng lemah, "Maaf Galvin, aku tidak bisa..... "

Galvin mengusap wajahnya kasar, ia begitu kecewa dengan keinginan Marisa.

Tanpa berkata apa-apa Galvin langsung masuk ke dalam dengan perasaan yang berdenyut nyeri.

Marisa pun mengikuti kemana suaminya pergi, ia pun sulit mengatakan ini tapi Marisa tak mau terbohongi, hatinya belum sepenuhnya yakin.

"Galvin.... Tunggu... !!" Teriak Marisa membuat Galvin berhenti di tempat.

"Galvin mungkin kita memang akan bercerai tapi tidak sekarang, aku...... Aku akan memberi waktu enam bulan. Aku rasa ini memang terlalu mendadak, banyak hal yang harus dibicarakan terutama soal Devano" Tutur Marisa dengan nafas yang terengah-engah.

Mendengar itu Galvin seketika berbalik dan berjalan mendekat, ucapan Marisa memberinya setitik cahaya bagi Galvin memperjuangkan rumah tangga mereka.

"Apa maksud mu? Aku ingin kau mengulang kata-kata mu tadi" Pintanya.

"Enam bulan! Kita bisa menjadi pasangan suami istri dalam jangka waktu enam bulan dari sekarang, setelah itu barulah aku akan pikirkan tentang perceraiannya.

Tapi.... Itupun jika kau mau"

Brukkk......!

Tanpa berpikir panjang Galvin memeluk tubuh Marisa sambil mengiyakan perkataan Marisa.

Galvin sangat senang, Marisa seolah memberinya kesempatan. Ia akan menggunakan kesempatan ini sebaik mungkin sampai perceraian itu tak akan pernah terjadi!

"Aku mau Marisa...! Aku mau!

Terimakasih.... Meskipun enam bulan tapi ini sangat berharga bagiku" Ucap Galvin ditengah pelukan mereka.

Marisa hanya mengangguk dan membalas pelukan sang suami, jujur saja saat ini pun Marisa ingin terus berdekatan dengan Galvin, ia ingin merasakan sesuatu yang sudah lama Marisa impikan.

Setelah pelukan tersebut terlepas Galvin menangkup kedua pipi Marisa dan menatap mata wanita itu lekat-lekat.

"Sekarang aku mau kita menjalani hubungan rumah tangga pada umumnya, hubungan yang selama ini kau mau. Lakukan itu, kau tidak perlu ragu sekarang" Ucap Galvin.

Marisa tersenyum dan mengangguk antusias.

"Tentu, Galvin"

1
cinta
maka ny jgn songong nirmala
cinta
mampus lo
cinta
cari kebenaran nya dl itu istri diperkosa bukan kemauanya
cinta
kesel ih
cinta
kan byk suster ngapain bodoh nungguin ulat bulu itu
cinta
ga usah cerai perbaikan aja rmh tangga km nanti ada ulat bulu ob itu🤣
cinta
mampus lo kehilangan kan🤭
cinta
nyesal kan skrg
cinta
kesel bgt ama ob ga tau diri ini
cinta
ngomong aj mah ibu mertua pasti dia ngrti
cinta
tu ank aj ngrti masa lo ga peka sebagai suami🤭
cinta
sama"egois
cinta
kesel mah ob itu jgn sampe ulat bulu itu masuk kermh tangga mereka thor🤭
cinta
nirmala ke gr an dih🤣
cinta
lo yg bikin ulah malah lo yg skt hati maka ny jd laki jgn egois
cinta
rasain maka nya jgn egois jd laki
cinta
laki angkuh gitu tinggalin uang bukan segala nya klu batin kita ga bahagia buat apa
SUPRI YATMI
tuh di kasih kesempatan lg sama Allah SWT jgn sia2kan lg istri dan anak yg sdg di kandung Marisa,
SUPRI YATMI
cari kebenarannya dl galvin jgn terbw emosi, akibatnya akan menyesal
SUPRI YATMI
thor ayo dong bikin si galvin bodoh itu jd pinter dan peka masa sm ulet bulu gitu gak peka sih
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!