NovelToon NovelToon
Perjodohan Masa SMA

Perjodohan Masa SMA

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Tunangan Sejak Bayi / Dijodohkan Orang Tua / Pihak Ketiga / Bad Boy / Idola sekolah
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.

Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.

Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 2 Nikah?

“El! Sudah siap belum sih? Dari tadi Mama nungguin loh!” seru Manda sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar putranya yang masih tertutup rapat.

Ceklek...

Beberapa detik kemudian, pintu terbuka pelan, memperlihatkan sosok Elvario Kael Reynard yang kini tampil rapi. Celana panjang hitam slim fit, kemeja putih bersih yang tersemat rapi di dalamnya, dan jas hitam elegan yang membalut tubuhnya dengan pas benar-benar transformasi dari cowok SMA 17 tahun menjadi pria dewasa versi majalah fashion.

"Astaga, anak mama kenapa ganteng banget sih!" seru Manda histeris sambil memandang putranya dari ujung kepala sampai ujung kaki. "Beneran Mas kamu tuh kelihatan kayak cowok umur 20 an, bukan anak SMA! Duh Mama jadi gak sabar lihat kamu nikah, hihi"

Berbeda dari Manda ekspresi El justru flat abis. Tatapan kosong, bibir tertutup rapat, dan aura malas yang terpancar jelas.

Padahal hari ini secara teknis harusnya jadi hari pentingnya hari pertunangannya. Tapi ya, tunangan karena dijodohkan jelas beda cerita. Perjodohan yang gak pernah masuk ke dalam rencana hidupnya. Bahkan, membayangkan aja gak pernah. Dan parahnya lagi dia bahkan belum pernah lihat wujud si calon tunangannya itu!

“Udah yuk turun. Papa udah nunggu di mobil. Masa ke rumah calon istri mukanya datar gitu sih Mas? Senyum dikit napa,” cibir Manda sambil menarik lengan anaknya.

El menghela napas berat. Mau tak mau dia mengikuti langkah sang mama, meskipun dalam hati terus mengutuk situasi ini.

"Sial banget sih hari ini. Kalau bukan karena ancaman Papa, gak bakal deh gue nurut begini." Batinnya kesal.

Ancaman Radit ayahnya yang bilang bakal mencoret namanya dari daftar keluarga ternyata cukup ampuh. Biarpun dia bukan anak baik-baik, tetap saja ada satu titik lemahnya air mata perempuan, terutama air mata mama.

"Mas senyum plis. Jangan bikin orang mikir kamu anak mafia!" ledek Manda sambil mencubit pipi anaknya sedikit.

Mobil berhenti di depan rumah dua lantai bergaya klasik-modern. Rumah keluarga calon tunangan El.

Manda menggandeng lengan suaminya, dan menggamit lengan El di sisi lainnya. Ketiganya melangkah menuju pintu utama.

Tok

Tok

Tok

"Assalamualaikum!" salam Manda sambil mengetuk pintu dengan semangat.

Pintu terbuka beberapa detik kemudian. Seorang wanita paruh baya dengan paras cantik dan elegan berdiri menyambut mereka.

"Waalaikumsalam eh jeng Manda! Silakan masuk," sapa Sarena ramah lalu memeluk sahabat lamanya itu.

"Na! Kangen banget sumpah!" ujar Manda sambil memeluk erat Sarena.

Sarena terkekeh, mempersilakan mereka masuk. Begitu pandangannya jatuh pada El dia tercengang sesaat.

"Ini El? Astaga makin ganteng aja! Terakhir lihat masih kecil banget, sekarang udah segede ini!"

El hanya tersenyum tipis dan menunduk sopan.

"Salim dulu Mas," bisik Manda melotot sedikit.

El meski dengan enggan, akhirnya mengulurkan tangan dan bersalaman dengan Sarena.

Mereka masuk ke ruang tamu yang sudah dipenuhi berbagai makanan ringan. Manda duduk di sofa bersama suaminya diikuti El.

"Mana Alvyna? Aduh, penasaran banget pengen lihat!" ujar Manda sambil menoleh ke kanan dan kiri.

Sarena tertawa kecil. "Sebentar ya aku panggil dulu. Mungkin masih siap-siap di atas."

Setelah Sarena naik, El akhirnya angkat suara wajahnya makin gak happy.

"Ma serius gak bisa dibatalin aja? Masa iya sih aku dijodohin sama orang yang bahkan belum pernah aku lihat?"

Manda menatap putranya datar. "Liat dulu dong, jangan su’uzan! Sana tuh liat ke tangga"

El memutar kepala mengikuti arah pandangan mamanya. Dan detik itu juga, dia seperti tersengat arus listrik.

Gadis itu turun pelan-pelan dari tangga, mengenakan dress navy selutut yang pas membentuk tubuh idealnya. Kulit putih bersih, senyum tipis, dan mata coklat hazel yang bikin dada berdebar. El nyaris lupa cara kedip.

"Mas kedip!" bisik Manda sambil nyenggol lengan anaknya.

El langsung berdehem, berusaha menormalkan ekspresi wajahnya.

Sampai di depan mereka, Alvyna gadis itu mengulurkan tangan kepada Manda dan Radit.

"Sama Mas El juga Sayang," ujar Sarena.

Alvyna menoleh, menatap El beberapa detik sebelum buru-buru memalingkan wajah.

“Alvyna,” ucapnya singkat.

“Elvario,” balas cowok itu dengan nada sama datarnya.

“Ck jangan songong gitu, El cantik loh itu!” bisik Radit menggoda.

El berdecak pura-pura tak terpengaruh. Saat semua sudah duduk rapi, Radit akhirnya angkat bicara.

“Elvario, Alvyna tujuan kami mempertemukan kalian malam ini adalah untuk menjodohkan kalian. Dan malam ini juga pertunangannya akan dilangsungkan.”

El dan Alvyna saling menatap.

“Tapi bukan cuma itu,” lanjut Radit. “Pernikahannya dijadwalkan satu bulan dari sekarang.”

“APA?!” keduanya hampir berteriak bersamaan.

“Maa! Katanya cuma tunangan dulu!” protes Alvyna.

"Mama bohong? Satu bulan?!" El gak kalah heboh.

Sarena hanya tersenyum tipis. "Mama makin hari makin lemah Al. Mungkin ini yang terbaik."

Alvyna langsung memeluk mamanya erat. Sedangkan Manda hanya menatap tajam ke arah El.

"Udah jangan banyak protes. Mama udah capek ngeliat kamu keluyuran terus tiap hari!"

Radit menimpali, “Keputusan ini final. Gak ada tawar-menawar.”

Lalu ia menambahkan, “dan Alvyna mulai besok kamu pindah sekolah ke tempat El. Biar kalian bisa kenal lebih dekat.”

Alvyna dan Elvario cuma bisa saling pandang. Keduanya tau dalam sekarang ini mereka tak lagi punya kekuasaan untuk menolaknya.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!