NovelToon NovelToon
Takut Gak Sih

Takut Gak Sih

Status: sedang berlangsung
Genre:Kumpulan Cerita Horror
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Abdul Rizqi

terinspirasi dari film: Takut Gak Sih.

menceritakan seorang You Tuber dengan nama Chanel Takut Gak Sih yang membuat konten untuk membongkar kasus kematian para arwah gentayangan dari berbagai daerah dan pulau.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abdul Rizqi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Misteri tangisan Bayi Part 3

Galang dan Atmo berjalan perlahan mendekati rumah sederhana itu.

Tok! Tok! Tok!

"Assalamualaikum.." ucap Galang dan Atmo secara bersamaan.

Tidak ada jawaban dari dalam.

"Ngga ada orang kali ya, lang?" Sahut Atmo.

Kreeett!!

Tiba tiba pintu berderik dan terbuka, seorang pria yang seumuran dengan ibunya Dina terlihat.

Pria itu adalah pria yang sama seperti yang galang lihat saat itu. Jelas dia adalah Wiryo.

Wiryo terlihat memasang ekspresi terkejut, ia terlihat sedikit gelisah.

"Kalian? Kalian anggota tim takut gak sih, Bukan?" Tanya Wiryo.

Galang tersenyum, "benar pak, kami di sini mau mencoba menyelidiki tentang penyakit yang di alami Bu Marni ibunya Dina.."

Wiryo langsung memasang ekpresi marah, "maksud kalian, kalian menuduh saya pelakunya?! Pergi dari sin!" Bentak Wiryo dengan suara menggelegar.

"Tunggu dulu pak, kam--" sayang sekali sebelum Galang menyelesaikan kalimatnya Wiryo sudah masuk kembali ke dalam rumah sembari membanting pintu rumahnya.

Galang dan Atmo hanya bisa mengelus dada mereka masing masing.

"Gimana ini, Lang?" Tanya Atmo sedikit gelisah.

"Udahlah Ngat, nanti aja kita pikirin. Ngga mungkin juga kita maksa dia..." jawab Galang.

Mereka kemudian hendak kembali ke rumah ibunya Dina, namun ketika berada jalan setapak mereka berdua berpapasan dengan seorang kakek tua berusia sekitar 76 tahunan, kulitnya sangat keriput dengan rambut yang sudah putih semua.

Kakek tua itu memikul dagangannya yang berisi martabak manis.

Mata sayu kakek itu menatap Galang dan Atmo, "martabak Le? Enak gerimis gerimis dan cuaca dingin begini makan martabak anget.." ucap Kakek penjual martabak itu.

Galang dan Atmo menoleh, mereka baru menyadari kehadiran kakek tua itu sebab mereka sedari tadi melamun.

Karena kasihan Galang menjawab, "boleh kek, sekotak ya." jawab Galang.

"Saya juga kek, sekotak." sahut Atmo.

Kakek tu itu tersenyum, dia menurunkan dagangan yang di pikul di pundaknya kemudian mulai menyiapkan pesanan Galang dan Atmo.

Setelah menerima masing masing sekotak martabak Galang dan Atmo menyerahkan uang seratus ribuan.

"Eh... ngga ada uang pas nak? Baru kalian yang beli dagangan kakek, kakek belum ada kembaliannya..." ucap kakek itu dengan suara parau.

"Ambil aja kek... kami berdua iklas.." ucap Galang di angguki wajah bodoh Atmo.

Kakek tua itu bersih keras menolak, menurutnya uang dua ratus ribu terlalu kebanyakan untuk 2 kotak martabak.

Namun Galang dan Atmo sendiri langsung pergi dari situ, agar uangnya tidak di kembalikan.

Alhasil kakek tua itu kembali berjalan mencoba menjual dagangannya.

"Kasihan dia Ngat..." ucap Galang yang berdiri di balik rumah warga dan di sampingnya ada Atmo.

"Iya Lang, udah tua begitu masih aja kerja. Harusnya anak anaknya yang sekarang ngurus dia.." jawab Atmo.

"Semoga aja kalau aku udah tua ada yang ngurus..."

"Makanya kamu cepat kawin lang, biar pasti ada yang ngurus."

"Belum ada calon, Ngat."

"Di cari Lang."

"Belum ada yang mau.."

"Di jebak.."

Mata Galang mendelik tajam, "di perkaos gitu?" Tanyanya dengan jengkel.

"Ya ngga gitu juga maksud aku, Lang. Kalau di perkaos nikah engga masuk penjara iya. Maksudnya kamu ajak cewe yang kamu suka kenalan, buat mereka nyaman, kasih apa yang mereka inginkan. Kalau mereka ingin meninggalkanmu bilang saja tidak semudah itu, aku sudah habis banyak uang nikah atau kembalikan semua yang aku kasih! Di jamin Lang!" Atmo memberikan saran dengan wajah penuh keyakinan.

"Di jamin apa?" Tanya Galang.

"Di jamin mereka benci, hahaha..!!!" Atmo tertawa terpingkal pingkal.

"Sebenarnya selain punya pacar waktu SMK, saya juga pernah deket sama guru TK, Ngat. Kita sama sama saling cinta.." ucap Galang menunduk dengan wajah lesu.

"Terus, apa penyebab kalian tidak jadi menikah?" Tanya Atmo penasaran.

"Tidak di restui ibunya, karena aku tidak berseragam..."

"Hahahahaa..!!!" Atmo kembali tertawa, "ngga bisa di biarin sih Lang, besok kamu harus ikut aku!"

"Kemana?"

"Pengajuan diri untuk untuk menjadi anggota yang melindungi nusa dan bangsa, sekaligus hajatan!"

"TNI rasa jeruk?"

"Jangan begitu, yang penting seragamnya. Ada latihan seperti kopassus nanti, saat mau tugas kamu lewat depan rumah mantanmu. Auto menganga sekeluarga lihat kamu berseragam dengan gagah.." ucap Atmo sembari menahan tawa.

"Asem... udahlah Ngat, kamu buruan ikutin kakek tua itu. Nanti aku kabarin kalau aku udah beli sembako.." ucap Galang.

Ya sebelum ini mereka sudah berencana hendak membelikan sembako untuk kakek tua kurus itu.

Atmo mengangguk, ia kemudian berjalan mengikuti kakek tua itu, sementara Galang menuju ke toko kelontong untuk membeli sembako.

Sementara di tempat lain, tampak Seorang laki laki tampan berusia sekitar 35 tahunan keluar dari mobil tgs, dia adalah seorang ustadz yang hendak meruqyah Bu Marni atau ibunya Dina.

"Assalamualaikum.." salam ustadz itu ketika berada di pintu.

"Wa'alaikum salam.. silahkan masuk, Ustadz.." ucap Dina yang mengetahui bahwa laki laki di depannya adalah ustadz di lihat dari penampilannya.

Tidak ingin membuang waktu, ustadz itu langsung memberikan instruksi untuk memakaikan mukena kepada Bu Marni.

Setelah semua persiapan telah siap, ustadz itu memakai sarung tangan agar tidak menyentuh Bu Marni secara langsung.

Pintu rumah dan kamar semuanya di tutup, agar tidak ada orang lewat atau tetangga yang melihat. Itu di lakukan agar ustadz muda yang bernama Ustadz Malik ini bisa berkonsentrasi dengab ruqyahnya.

Ustadz Malik mulai membaca ayat ruqyah kepada Bu Marni. Tidak ada respon apapun dari Bu Marni, tetapi lama kelamaan Bu Marni mulai merintih kepanasan.

"Panas..!!!" Teriak Bu Marni.

Tetapi Ustadz malik tidak berhenti membaca ayat ruqyah, Dina yang melihat ibunya kesakitan meneteskan air matanya, namun Dina berusaha tetap tegar karena ia yakin yang merintih bukanlah ibunya melainkan Jin yang menempel di tubuh ibunya.

Cahaya dan Vina hanya bisa menutup mulut mereka dengan ekspresi tercengang melihat itu.

"SAKIIITT!!! PANAS!!! TOLONG HENTIKAN!!" Teriak Bu Marni.

"Siapa kamu? Kenapa kamu mengganggu Bu Marni?" Tanya Ustadz Malik.

"Aku... aku adalah anak dari ibu ini! Aku berhak mendapatkan asinya.. kamu jangan coba coba ikut campur urusanku!" Bentak Bu Marni dengan mata melotot..

"Bukan, kamu bukan anaknya Bu Marni, kamu hanyalah iblis pesugihan yang harus di musnahkan! Keluar kamu dari tubuh ibu ini, atau aku akan menghabisimu!"

"Aku tidak mau...!!! Dia adalah ibuku!!"

Mendengar jawaban dari iblis yang berbentuk bayi bajang itu membuat Ustadz Malik kembali membaca ayat ruqyahnya.

Membuat iblis itu meraung kepasan dengan nada pilu, hingga akhirnya Iblis itu Musnah menjadi asap hitam yang langsung menghilang begitu saja.

Tubuh Bu Marni lansung pingsan begutu saja.

"Ibu..!!!" Dina berteriak ia sudah tak tahan melihat ibunya seperti itu.

"Tenang saja, mbak. Ibu kamu tidak apa apa, ketika ibu kamu sadar suruh dia dekatkan diri kepada Allah SWT, insyaallah Bu Marni tidak akan mengalami kejadian yang serupa.." sarab Ustadz Malik.

***

Akhirnya Bu Marni atau ibunya Dina berhasil selamat... bagaimana ya cara Tim Takut Gak Sih menangkap Pak Wiryo, sementara mereka tidak memiliki bukti? Dan bagaimana cara mereka mengatasi Mbah Abrit yang merupakan dukun Sakti yang sering membantu Pak Wiryo... langsung saja baca buka bab berikutnya.

1
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
dendam sama ibunya kok anaknya yang dibunuh 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
ohhh ga semua kru tinggal di rumah vina ya
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
harusnya yang ga bersalah ga usah diteror 😑
𝚂𝙴𝙽𝙹𝙰
laaah parah nge jual anak sendiri 😑
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!