Assalamu'alaykum
Selamat datang di karyaku dan terima kasih sudah membaca dan mendukung cerita ini.
🌺
WARNING!!
KARYA MENGANDUNG BAWANG DAN KEHALUAN TINGKAT TINGGI BAHKAN DILUAR NALAR MANUSIA NORMAL!
Pernahkah kalian berfikir jika anak genius itu ada? Jika di film mungkin sudah kita temui, yang berjudul baby bos.
Di dalam dunia nyata, kehadiran anak jenius memang jarang terjadi, namun mereka juga memiliki bukti Ekisitensi yang dapat dilihat dari begitu banyaknya kemajuan yang terjadi saat ini.
Namun bagaimana ketika kalian dipertemukan dengan anak genius berusia 2 tahun yang bisa menggebrak dunia dengan hasil ciptaannya.
🌺🌺
Fajri Hanindyo. Sang Anak genius, memiliki IQ yang sangat tinggi Yaitu 225. Ia lahir dari malam dimana rusaknya mahkota Fajira, sang ibunda. Dengan otak yang genius tanpa sadar, ia bekerja sama dengan Ayahnya dan membuat Fajri menjadi anak yang kaya raya dalam waktu singkat ketika berhasil memproduksi mesin rancangannya sendiri.
Irfan yang yang begitu mendambakan sentuhan Fajira berusaha untuk membuat gadis itu kembali kedalam pelukannya. Keegoisannya runtuh, ketika ia berhasil menemukan Fajira dan juga mendapatkan bonus seorang anak yang tampan yaitu Fajri.
bagaimana kisah selanjutnya? yuk baca cerita ini.
terima kasih
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bucin fi sabilillah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30. 12 Milyar
Semenjak semalam, kondisi Fajira sudah lebih baik, panas di badannya sudah mendekati angka normal 38° begitu tertulis di termometer.
"Bagaimana keadaan bunda?" tanya Fajri yang masih setia memeluk tubuh indah milik ibunya.
"Bunda sudah mendingan karna di rawat oleh pangeran bunda yang tampan" ucap Fajira mengelus kepala Fajri lembut.
"hari ini kita jadi ke bank bunda? om Ray sudah mengirimkan uang katanya"
"iya sayang, nanti kita lihat ya"
"iya bunda"
Apa dia sudah sembuh dan keluar dari rumah sakit? apa aku terlalu kejam memisahkan mereka? tuhan tolong bantu Aku, apa lagi yang harus aku lakukan. bathin Fajira mengingat Irfan yang sempat masuk rumah sakit kemarin.
Setelah bermanja-manja, mereka segera bersiap untuk pergi menuju bank dan melihat berapa uang yang dikirim oleh Ray ke rekening Fajri. Setelahnya mereka akan langsung mencari rumah yang akan menjadi tempat mereka bernaung nantinya.
"Bunda kira-kira berapa ya uang yang dikirim oleh om Ray?"
"hmm berapa ya nak? kalau menurut Bunda bisa sampai 500 juta deh, soalnya kemarin kata Aji 10.000 produksi sudah ludes kan nak?"
"bukan bunda, tapi 20.000 unit di gabung sama mesin ginsetnya juga. Apa cukup untuk beli rumah?"
"cukup sayang kita cari rumah yang kecil aja, cukup untuk kita berdua sama tempat untuk Aji bekerja bagaimana?"
"boleh bunda, kalau uangnya berlebih bagaimana Bunda?"
"kalau uangnya berlebih bisa kita tabung sayang untuk modal usaha Aji berikutnya. Nanti kita donasikan kepada panti asuhan sedikit dan di tabung. Yuk kita masuk" Ucap Fajira ketika mereka telah sampai di depan bank.
"iya bunda"
"selamat datang, Ada yang bisa kami bantu" ucap satpam bank dengan ramah
"iya pak, saya mau print buku tabungan"
"bisa saya lihat dulu ibu"
"ini pak" Fajira memberikan buku tabungan Fajri kepada satpam itu.
"silahkan tunggu sebentar ibu. Duduk dulu ya bu"
"iya pak terima kasih"
Fajira menunggu sambil berangan-angan bersama Fajri. Namun di tempat custumer servis kening pegawai bank dan satpam itu berkerut melihat nominal yang masuk ke dalam rekening Fajri.
"Fajrianda Hanindyo" panggil custumer servise.
"iya ibu, ini Fajri dan saya ibunya. Apa sudah selesai?"
"sudah tapi ini nominalnya apa betul ibu?" tanya CS itu mengernyit.
"memang berapa yang tertulis disana bu?"
" 12 milyar"
deg....
"se-serius bu? Aji coba hubungi om Ray lagi, berapa uang yang di kirim sama om itu" ucap Fajira terkejut dengan jantung yang berdetak lebih cepat.
"i-iya bunda" Fajri dengan tangan gemetaran menelfon Ray dengan ponselnya.
tuut...tuut....
📞"halo fajri" jawab Ray di sebalik telefon.
📞"ha-halo om" ucapnya gugup
📞"ada apa nak?"
📞"a-aji mau nanya om, uangnya berapa om kirim?"
📞"om kirim 12 milyar nak, sudah Aji cek?"
📞"ja-jadi benar 12 milyar om?"
📞"iya tuan muda"
📞"A-Aji cuma nanya itu saja om, terima kasih banyak"
📞"iya nak, pergunakan uang itu se baik mungkin ya. Nanti datanya om kirim ke kamu ya"
📞"iya om terima kasih" ucap Fajri berkaca-kaca
📞"om matikan ya"
📞"iya om" Fahri mematikan ponselnya dan melihat ke arah Fajira lalu mengangguk.
"apa sudah selesai bu?" tanya Fajira kepada CS.
"sudah ibu. Ini buku tabungannya"
"terima kasih bu, mari"
Fajira dan Fajri segera keluar dari sana dengan tampang yang masih terkejut.
"bu-bunda itu beneran uangnya?"
"sssttt. kita pulang dulu nak, nanti kita bahas di rumah ya"
"iya bunda"
Beruntung bank masih sepi sehingga tidak ada orang yang mengetahuinya selain pegawai disana. Fajira mengendarai motornya kembali menuju Asrama. Setibanya di kamar, ibu muda itu kembali melihat nominal yang tertulis disana. Tertulis Rp.12.086.000.000.
Perlahan air matanya menetes melihat buku itu begitu juga Fajri yang sudah memeluk Fajira dengan erat sambil menangis.
"bunda kita bisa beli rumah yang lebih besar" ucap Fajri tersedu.
"iya nak. Terima kasih sayang" ucap Fajira tersedu.
"Semuanya untuk Bunda, apa Bunda bahagia?" tanya Fajri sesegukan sambil menatap Fajira dengan penuh harap.
"iya nak, Bunda bahagiaaaa banget. Terima kasih sayang" Fajira tersenyum dengan air mata yang masih setia menetes dari mata indah miliknya.
"ini kewajiban Aji untuk membahagiakan Bunda. Semua yang Aji dapat tidak lepas dari do'a dan restu Bunda. Aji sayang Bunda sampai kapanpun. Seperti Bunda yang melakukan apa saja untuk Aji, Begitu juga Aji akan melakukan apapun untuk bunda. Jangan pernah tinggalkan Aji seperti ayah yang tidak menginginkan Aji lahir di dunia ini" ucapannya sesegukan
"sayang, Bunda gak akan meninggalkan Aji, kecuali tuhan berkehendak nak. Hanya Aji yang Bunda miliki saat ini. Justru Bunda yang takut Aji akan di rebut sama ayah. Tapi jangan pernah membenci Ayah. Karna bagaimanapun juga, Aji ada karna Ayah sayang"
"iya bunda"
"jadikan pelajaran ya sayang, jangan pernah memainkan hati perempuan, apalagi sampai tidak bertanggung jawab seperti ayah kamu"
"iya Bunda, bimbing Aji terus ya. Love You bunda"
"Love You to sayang"
Mereka masih berpelukan melepas emosinya satu sama lain, Bak ketiban durian runtuh begitulah yang mereka rasakan saat ini. Uang 12 milyar mau di kemanakan? begitu pertanyaan mereka.
"kita jadi beli rumah Bunda? Kalau menurut Aji kita bisa beli rumah yang lebih besar dengan pekarangan yang cukup luas"
"kita lihat dulu yuk sayang"
Ibu dan anak itu bergegas untuk keluar berharap bisa menemukan rumah yang cocok untuk mereka tempati berdua. Setelah cukup lama berkeliling, pilihan mereka jatuh kepada sebuah rumah modern minimalis dengan tipe 45 yang memiliki halaman yang cukup luas, dan bisa langsung di tempati.
"ini saja sayang? bagaimana menurut Aji nak?"
"iya Bunda, ini saja biar bisa membangun kedai disini terus nyambung ke bagasi Bunda, nanti yang disini kita bikin atap untuk parkir mobil" ucap Fajri berbinar menerka dan merancang apa saja ayang aja di bangun nanti.
"iya nak, nanti kita minta tolong sama Uwak aja ya untuk mencarikan orang yang bisa membuatnya"
"iya Bunda. Akhirnya kita bisa punya rumah sendiri" Fajri memeluk Fajira erat.
"iya nak, ini berkat Aji juga sayang"
"kami ambil rumah ini ya bu" ucap Fajira kepada pemilik rumah
"iya dek, nanti untuk surat-suratnya saya urus dulu ya, semoga betah nanti tinggal disini" Ucapi ibu itu.
"iya bu terima kasih. Ini sedikit panjar dulu ibu untuk mengurus surat-surat, nanti dan pelunasannya kita bisa bertemu di kantor notaris" ucap Fajira.
"iya terima kasih ya nak"
"sama-sama bu, kalau begitu kami permisi dulu bu"
"iya silahkan"
Fajira dan Fajri berlalu dari rumah baru mereka yang akan di renovasi sedikit pada bagian depan dan kamar mereka nanti. Senyuman tidak henti mengembang di wajah dua insan yang tengah berseri-seri itu.
💖💖💖
TO BE CONTINUE