Pernikahan nya dengan seorang duda beranak dua,menyisakan luka yang setiap hari nya di rasakan oleh Fifian,,sang mantan istri yang selalu membayangi rumah tangga nya membuat sang suami tidak perhatian pada nya..Di tambah lagi pekerjaan yang selalu menyibukan diri nya..
Ketikan Fifian meminta cerai barulah Alexander sang suami menyadari akan kesalahan nya..
Akankah Fifian memaafkan Alexander..???
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dada_1407, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Tak Di Sangka-sangka
Sesampai nya Fifian di beberapa perusahaan,dia mencoba beberapa kali wawancara,Benar saja yang dikatakan suaminya. Dari tiga perusahaan yang memanggil nya untuk wawancara setelah lolos pemberkasan, tidak ada satupun yang mau menerima nya.
Padahal kualifikasi dan pengalaman kerja Fifian lebih bagus dibanding kan pelamar yang lain. Fifian yakin Alex sudah menyuruh CEO perusahaan-perusahaan itu untuk menolaknya.
Fifian berhenti sejenak, duduk di bangku pinggir pinggir jalan, memangku mapnya lalu menikmati es dawet.
"Baru lamar kerja, Neng?"tanya Si Bapak penjual dawet.
"Iya, Pak. Tapi ditolak."
"Gapapa, Neng, belum rezeki. Neng yang semangat ya. Rezeki tidak akan tertukar."
"Iya, Pak, terima kasih doanya. Ngomong-ngomong es dawetnya enak, Pak."
"Terima kasih, Neng. Ini buatan istri saya di rumah, kalau saya mah tinggal jual. Nah itu istri saya."
Fifian tersenyum pada seorang ibu-ibu yang menggendong anak. Ibu itupun membalas senyumnya dengan ramah. Si Bapak menyapa istri dan anaknya.
"Ini makan siang nya,pa.." Ibu itu memberikan bekal yang dibungkus plastik putih.
"Terima kasih, Bu. Belum dicoba, tapi Bapak yakin masakan ibu yang paling enak."
"Bapak bisa aja," jawab ibu itu malu-malu.
Fifian tersenyum memandangi kemesraan bapak dan ibu itu. Fifian jadi bertanya-tanya, bagaimana rasanya dipuji suami sendiri.Sekalipun Alex tidak pernah memujinya, jadi Fifian tidak pernah tau bagaimana rasanya. Namun yang pasti sangat bahagia mendapatkan pujian dari orang yang dicintai.
"Ya udah Ibu pulang ya," pinta Si Bapak.
"Ibu temani Bapak jualan.."
"Nggak usah. Ibu pulang aja, bawa adek pulang," Bapak itu mengusap rambut putri kecilnya yang tertawa riang.
Namun Si Ibu tetap memaksa menemani Bapak jualan. Dan pada akhirnya mereka sama-sama jualan, sambil sesekali bercanda riang.
Tanpa sadar air mata Fifian mengalir.
Pernikahan sederhana seperti itulah yang Fifian inginkan.
Orang bilang, lebih baik diselingkuhi dan menangis di atas mobil mewah daripada bahagia tapi makan nasi dan garam.
Tapi kenyataan nya tak seindah itu. Fifian lebih memilih makan nasi dan garam daripada harus sakit batin tinggal di rumah mewah itu. Fifian benar-benar nggak kuat.
"Fifian..!"
Fifian kaget, lalu menghapus air matanya dan menoleh.
"Yaris.." Fifian menatap lekat laki-laki muda itu,
" Ya ampun kamu beneran Yaris ?"
Laki-laki berkemeja hitam itu mengangguk.
"Iyalah, emang ada Yaris yang ganteng selain aku?"
Fifian tertawa, "Setahun nggak ketemu, tengilnya nggak berubah ya."
"Tengil-tengil gini yang bikin kangen kan. Btw kamu kangen nggak sama Si Tengil ini."
"Kangen. Kengen banget pengen jedotin palamu ke tombok."
"Setahun nggak ketemu galak nya belum ilang ternyata."
"Galak nya cuma sama kamu yang tengil. Sama orang lain mah aku lemah, lembut, dan gemulai."
Yaris tertawa, lalu dia membayar dawet yang dibeli Fifian dan pindah ke salah satu kafe terdekat. Yaris ingin mengobrol banyak dan biar lebih nyaman.
Yarisandi Bagaskara adalah putra kedua Bian Bagaskara, Adik tiri dari Febi Bagaskara. Umurnya 24 tahun, satu tahun lebih muda dari Fifian. Tapi Yaris selalu memperlakukan nya seolah dia adiknya.
Setelah SMA, kuliah setahun di Jakarta, Yaris pindah kuliah diluar negeri sekaligus magang diperusahaan multinasional.
"Oh jadi kamu pulang karena permintaan papa kamu ngurus perusahaan. Wiih CEO muda nih."
Yaris pun tersenyum, lalu menyugar rambutnya dengan jumawa.
Makanan datang dan mereka pun menikmati makan siang.fifian lahap sekali makan, karena dia benar-benar lapar.
"Lapar apa doyan, Bukk."
Fifian tertawa, "Aku laper banget. Mungkin efek ditolak tiga perusahaan kali ya."
"Ditolak? Maksudnya?"
"Oh itu tadi aku ada interview kerja, tapi gagal semua."
"Kerja? Aku nggak salah denger? Istri Alexander cari kerja? Kamu tau kan berapa kekayaan suami kamu?"
"Aku tau dan aku nggak peduli. Aku bertekad kalau aku cerai, aku nggak mau harga gono gini."
"Uhuk," Yaris tersedak. Buru-buru dia minum.
"Wait, apa kamu bilang? Cerai? Kamu sama Bang Alex mau cerai?"
Berita ini cukup mengejutkan untuk Yaris. Selama ini pernikahan Fifian dan Alex terlihat baik-baik saja.
Dan sesaat Yaris ingat kabar dari papanya kalau kakaknya sudah pulang dari Amerika. Dulu Febi pernah kabur dengan selingkuhan nya ke Amerika Sekitar enam bulan ini Febi kembali.
"Jangan bilang kalau Febi penyebab nya?"
"Sorry kalau ingin nyinggung kamu. Tapi memang iya, kakak kamu salah satu penyebab retaknya pernikahan aku dan Mas Alex."
"Aku benar-benar nggak tau tentang kabar ini. Selama di luar negeri aku cuma fokus kuliah dan magang."
"Hm, nggak masalah. Santai aja," Fifian tersenyum, tapi Yaris tau, ada luka yang teramat dalam dibalik senyum itu.
"Mungkin aku sama Mas Alex memang nggak jodoh. Mungkin juga jodoh Mas Alex memang mantan istrinya."
Yaris bertanya-tanya apa yang sudah Febi lakukan sampai perempuan tersabar yang pernah Yaris kenal ini akhirnya memilih berhenti berjuang dalam pernikahan nya.
Yaris mengenal Fifian dari Alex. Sekitar lima tahun yang lalu saat Yaris baru lulus SMA. Arsen belajar banyak bisnis dari Alex. Alex juga tidak pelit ilmu, tapi kadang-kadang mulut nya memang pedas saat mengkritik.
Alex menyuruh Fifian untuk membantu Yaris, dari sanalah mereka dekat.
Saat itu Yaris sangat mengidolakan Fifian, bahkan ingin menjadikan Fifian pacarnya, tapi sayang nya keduluan Alex yang menikahi Fifian karena ingin memberikan ibu untuk Gani dan Gina..
"Kamu beneran mau cerai sama Bang Alex? Fiks banget ?"
Fifian terdiam dan Yaris tau jawaban nya. Sepertinya Fifian memang tidak ingin bercerai, tapi
Mungkin karena nggak kuat dengan orang ketiga yang tak lain adalah mantan istri suaminya, Fifian memilih untuk cerai.
"Aduh bisa nggak, nggak usah bahasa mas Alex sebentar, kepala aku pusing."
Fifian menggeleng-gelengkan kepala dan lanjut makan.
"Iya deh iya, makan yang banyak, apa sekalian mau aku beliin restoran nya."
Fifian berdecih, " Lagaknya kayak billionare aja."
"Calon billionare."
Fifian tertawa dan lanjut makan. Sementara Yaris terus mencuri-curi pandang padanya. Meskipun sudah lima tahun, perasaan Yaris belum berubah.
Tadi, saat pertama kali melihat Fifian duduk di pinggir jalan, jantung Yaris masih berdetak kencang. Rasa cinta itu masih ada.
Seandainya Fifian dan Alex benar-benar cerai, Yaris akan maju paling depan mengantri jadi suami Fifian..
Bodoh sekali Alex melepaskan perempuan sekelas Fifian demi balikan dengan Febi.
Meskipun dia dan Febi bersaudara, Yaris tidak bisa akrab dengan kakak perempuan nya itu. Terkadang Febi bisa sangat menyebalkan.
Yaris dan Febi bukan saudara kandung. Febi anak kandung dari Rianti dan suami pertama nya. Tapi suaminya meninggal, lalu Rianti menikah dengan Bian. Yaris anak kandung Bian dan Rianti
"Oh ya, kamu jadi mau lamar kerja dimana lagi?" tanya Yaris setelah menghabiskan makan siang, sekarang ia dan Fifian menikmati es krim.
"Belum tau. Nanti aku lamar di perusahaan lain aja."
"Gimana kalau kamu jadi sekretaris pribadi ku?"
Padahal lagi seru-serunya🥺🥺