NovelToon NovelToon
Ketika Musuh Menjadi Pengantin Pengganti

Ketika Musuh Menjadi Pengantin Pengganti

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta setelah menikah / Pengantin Pengganti / Nikah Kontrak / Romansa / Pelakor jahat
Popularitas:184.8k
Nilai: 5
Nama Author: Mama Mia

Sharmila, seorang wanita cantik, sedang bersiap untuk hari pernikahannya dengan Devan, bos perusahaan entertainment yang telah dipacarinya selama tiga tahun.

Namun, tiba-tiba Sharmila menerima serangkaian pesan foto dari Vivian, adik sepupunya. Foto kebersamaan Vivian dengan Devan. Hati Sharmila hancur menyadari pengkhianatan itu.

Di tengah kekalutan itu, Devan menghubungi Sharmila, meminta pernikahan diundur keesokan harinya.

Dengan tegas meskipun hatinya hancur, Sharmila membatalkan pernikahan dan mengakhiri hubungan mereka.

Tak ingin Vivian merasa menang, dan untuk menjaga kesehatan kakeknya, Sharmila mencari seorang pria untuk menjadi pengantin pengganti.

Lantas, bagaimana perjalanan pernikahan mereka selanjutnya? Apakah pernikahan karena kesepakatan itu akan berakhir bahagia? Ataukah justru sebaliknya?

Ikuti kisah selengkapnya dalam

KETIKA MUSUH MENJADI PENGANTIN PENGGANTI

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mama Mia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

35. First kiss

.

"Aaaa..." teriak Sharmila panik. Wanita itu kehilangan keseimbangan akibat terpeleset di bagian lantai yang licin.

Zayden terkejut melihatnya. "Awas!" serunya, dengan sigap ia berusaha menangkap Sharmila. Namun, gerakannya terlalu cepat, justru membuatnya kehilangan keseimbangan, dan keduanya jatuh bersamaan.

BRAK!

Sharmila mendarat di atas tubuh Zayden. Napas keduanya tercekat. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti, aroma sabun cuci piring bercampur dengan parfum Zayden yang maskulin menusuk indra penciuman Sharmila. Jantungnya berdebar kencang, seperti genderang yang ditabuh bertalu-talu.

Zayden menatap mata Sharmila lekat-lekat. Ada binar terkejut, bercampur malu, dan... sesuatu yang lain. Sesuatu yang membuat Zayden terpaku.

Sharmila tersadar dari lamunannya. Wajahnya memerah. "Ma-maaf," ucapnya gugup. Ia berniat bangkit, kedua tangannya bertumpu pada pundak Zayden untuk menahan bobot tubuhnya.

Namun, Zayden tidak melepaskan tangannya yang melingkar erat di pinggang Sharmila. Ia justru menarik Sharmila lebih dekat.

"Zayden, apa yang kamu lakukan?" bisik Sharmila panik.

"Diamlah. Jangan bergerak," suara Zayden terdengar serak.

Sharmila membeku. Ia bisa merasakan napas hangat Zayden menerpa wajahnya. Mata Zayden menggelap, penuh dengan keinginan yang tak terucapkan.

Ruangan itu terasa sunyi, hanya detak jantung mereka yang terdengar. Sharmila menelan ludah, mencoba mengendalikan dirinya. Tatapan Zayden membuatnya sulit bernapas.

Zayden semakin mendekatkan wajahnya. Sharmila memejamkan mata, pasrah. Ia tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Aku tidak bisa menahannya lagi," bisik Zayden.

Bibir Zayden menyentuh bibir Sharmila dengan lembut, awalnya hanya kecupan singkat. Namun, sentuhan itu membangkitkan aliran listrik yang menjalar ke seluruh tubuh Sharmila. Ia membuka sedikit bibirnya, memberi Zayden akses lebih dalam. Ciuman itu berubah menjadi lebih intens, lebih bergairah. Aroma sabun cuci piring yang tadi mengganggu, kini terasa seperti aroma aphrodisiak yang memabukkan.

“Ya Tuhan, apa yang sedang kulakukan?” batin Sharmila.

Otaknya berteriak untuk menghentikan semua ini, namun tubuhnya tidak bisa menolak. Ia membalas ciuman Zayden dengan penuh perasaan. Tangannya yang tadi bertumpu di pundak Zayden, kini bergerak naik, membelai rambut Zayden yang lembut. Zayden mengeratkan pelukannya di pinggang Sharmila, seolah takut ia akan menghilang.

Ciuman mereka semakin dalam, lidah mereka saling bertautan dalam tarian yang memabukkan. Ruangan itu seolah menghilang, hanya ada mereka berdua dalam dunia yang penuh gairah. Sharmila merasa seperti melayang, kehilangan kendali atas dirinya sendiri.

Pada akhirnya, ciuman itu terlepas ketika keduanya hampir kehabisan napas. Dada mereka naik turun tak beraturan, mencoba mengisi paru-paru dengan oksigen. Zayden menatap Sharmila dengan mata yang masih berbinar, bibir wanita itu tampak sedikit bengkak karena ciuman yang panas.

"Manis..." desis Zayden. Ia mengulurkan tangannya, mengusap lembut bibir Sharmila yang basah.

Sentuhan itu membuat Sharmila tersentak. Ia merasakan pipinya semakin memanas. Dengan gugup, ia memalingkan wajahnya, menghindari tatapan Zayden yang intens. "Jangan..." lirihnya hampir tidak terdengar.

Zayden dengan lembut berusaha meraih wajah Sharmila. "Sharmila, lihat aku."

Sharmila menggelengkan kepalanya, tetap memalingkan wajahnya. Ia tidak berani menatap Zayden. Ia takut melihat apa yang ada di matanya.

“Apa kamu tahu? Kamu baru saja mencuri ciuman pertamaku, Sharmila."

Wajah Sharmila yang tadinya sudah memerah, kini semakin membara. Malu, kesal, dan sedikit geli bercampur aduk menjadi satu. Ia menatap Zayden dengan tatapan tak percaya.

"Ap- apa maksudmu?" tanyanya dengan nada sedikit tinggi.

Zayden tertawa pelan. "Ayolah, Sharmila. Jangan pura-pura tidak tahu. Aku ini pria suci, tidak pernah mencium siapa pun sebelumnya. Tapi baru saja Kamu mencuri kesucianku."

Sharmila mendelik tidak terima. Padahal pria itu yang memulai lebih dulu, kenapa jadi dia yang dijadikan tersangka?

"Terserah kalau kamu tidak percaya," jawab Zayden dengan nada menggoda. "Tapi sekarang kamu harus bertanggung jawab."

Sharmila memalingkan wajahnya, berusaha menyembunyikan senyum yang mulai muncul di bibirnya. Ia tidak bisa menyangkal bahwa ia merasa sedikit senang mendengar pengakuan Zayden. Meskipun ia kesal karena Zayden menggodanya, ia juga merasa tersanjung karena menjadi orang pertama yang mencuri ciuman dari pria itu.

“Sampai kapan kamu akan terus berada di atasku? Apa tidak sadar tubuhmu itu berat?"

Sharmila tergagap. Ia baru sadar Zayden setelah melepaskan pinggangnya. Wanita itu pun perlahan bangkit. Pikirannya masih kacau akibat ciuman yang baru saja terjadi. Ia berusaha mengumpulkan kesadarannya dan kembali ke dunia nyata.

"Aku... aku akan membersihkan ini," kata Sharmila tergagap sambil menunjuk ke arah lantai yang masih basah karena tumpahan sabun cuci piring. Ia ingin segera mengalihkan perhatiannya dari Zayden dan ciuman itu.

"Biar pelayan saja yang membersihkan itu," jawab Zayden cepat. Ia ikut bangkit. "Biar aku periksa kakimu. Apa kakimu terkilir?"

"Aku tidak apa-apa. Aku baik-baik saja," jawab Sharmila seraya menarik cepat kakinya sebelum pria itu menyentuhnya.

Namun, Zayden tidak percaya begitu saja. Tanpa berkata apa-apa, ia langsung mengangkat tubuh Sharmila.

Sharmila terkejut. Wanita itu secara refleks mengalungkan tangannya di leher Zayden. "Arya! Apa yang kamu lakukan? Turunkan aku!" serunya.

"Diamlah. Atau aku akan menjatuhkanmu di lantai," jawab Zayden tegas.

Zayden membawa Sharmila menuju kamarnya. Ia membaringkan tubuh wanita itu dengan lembut di atas tempat tidur. Ia mengusap kening Sharmila dengan sayang, lalu menatapnya dengan tatapan lembut.

"Tidurlah. Besok kita masih harus bekerja," kata Zayden lembut, membungkuk untuk mengecup kening Sharmila dengan lembut, lalu berjalan memutar dan berbaring di sisiran yang berbeda.

“Kenapa ke kamarmu? Aku ak- aku,,, ingin tidur di kamar sendiri." Sharmila menjadi gugup. Ia baru sadar ini adalah kamar Zayden.

“Memangnya kenapa kalau kita tidur bersama? Toh kita ini suami istri yang sah. Lagipula, dadamu yang rata itu tidak akan membuatku bernafsu."

"Kamu!” Sharmila melotot kesal. Ia segera membalikkan badan berbaring memunggungi Zayden. Hanya diam ketika merasa Zayden menutupi tubuhnya dengan selimut. Namun, ketika menyadari Zayden ikut masuk ke dalam selimut yang sama, menarik tubuhnya dan memeluknya dari belakang, matanya yang semula terpejam kembali terbuka lebar.

“Ap-apa yang kamu lakukan?" Ingin membalikkan badan tapi tak bisa. Zayden mengunci pergerakan tangan dan kakinya. Bahkan dagu pria itu, sudah menekan ubun-ubunnya hingga tak bisa bergerak walau sekedar untuk menoleh.

“Diam dan tidur! Kecuali kalau kamu ingin memberikan hakku sekarang.”

Sharmila menelan ludahnya susah payah. “Ap- pa maksudmu? Hak apa?"

Zayden bergerak melorot tanpa melepaskan pelukan dari tubuh Sharmila. Posisi mulutnya sudah berada di samping telinga wanita itu. “Nyonya Pratama…" bisikan Zayden terdengar parau. "Kamu mau tidur atau kita…"

“Aku tidur," sahut Sharmila cepat. Seketika tubuhnya membeku tak berani bergerak.

1
mama eza
lumayan menghibur
Cindy
lanjut kak
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
kening bisa terbelalak? 😜
Meywar
Smg cepat hadirnya Zayden Junior 👍
shenina
uhh cucok so sweet bgt kalian tuh 😍 kan yg cool itu biasanya suka cocoowittt dan bucin banget terbukti kan 🤭😁
hasatsk
senangnya zayden ternyata tidak bertepuk sebelah tangan...
Sholikhah Sholikhah
unboxing, dilanjut kejar setoran aja nih 🤣🤣🤣🤣
Siti Zaid
Author lanjut..semangat berkarya terus..👍👍👍
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨
😜😜😜😜😜
padahal aku tdnya gak mau komen, gara gara saemile keceplosan akhire komen juga, astagaaa😜
〈⎳ 𝕄𝕠𝕞𝕤 𝕋ℤ ✍️⃞⃟𝑹𝑨: lha iku kan wes komen to, wong sepanjang boco aku ngguyu wae kok🤭😜
total 2 replies
Reni Anjarwani
lanjut thor doubel up
✍️⃞⃟𝑹𝑨 Mama Mia: sudah up yg berikutnya
total 1 replies
Ayudya
akhir yg di nanti tiba juga ya zay🤭🤭🤭🤭🤭
Rafly Rafly
harusnya kamu ngomong dari kemarin Mila..tuh akhirnya suami mu tau juga
arniya
semangat update yang banyak kak.....
mery harwati
📣📣 Mila gimana terong Arya? Letoy gak? 😛
Reni Anjarwani
doubel up
Patrick Khan
akhirnyaaaaaaaaa🤣🤣🤣🤣
ora
🙈🙈🙈
Elyda m
akhirnya....Arya unboxing jg🤭 gimana Mila impoten gk si Arya 😄😄
Roiyah Sri: wew....senengnya....👏👏👏👏😍
total 1 replies
Rafly Rafly
akhirnya..pecah semangka.. jugaa
Sholikhah Sholikhah
akhirnya unboxing belah duren 😄😄😄😄😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!