NovelToon NovelToon
Uncle Arthur, Kau Nakal Sekali

Uncle Arthur, Kau Nakal Sekali

Status: sedang berlangsung
Genre:Cinta Terlarang / Beda Usia / Romansa / Saling selingkuh / Gadis nakal
Popularitas:8.3k
Nilai: 5
Nama Author: Sheninna Shen

“Semua saudara Oliver lelaki. Aku tak percaya jika gadis manis itu dititipkan pada pria.” — Arline Franklin

“Aku juga lelaki. Kau pikir aku ini wanita?!” — Arthur Franklin


Arthur Franklin. Pria dingin dan misterius itu sangat mencintai 3 hal dalam hidupnya. Pekerjaan, wanita dan alkohol. Sayangnya, Arline yang merupakan kakak kandungnya menitipkan anak tirinya, Hailey Owen kepada Arthur, si pria pecinta wanita.

Akankah gadis manis itu tetap aman saat berada di bawah pengawasan dan penjagaan Arthur? Atau … Hailey malah menjadi mangsa, seperti wanita lainnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sheninna Shen, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ketertarikan Pada Gadis Kecil

..."Apa kau memiliki ketertarikan dengan gadis kecil dalam bercinta?" — Adeline Ernest...

Ting!

^^^"Boleh aku ke apartemenmu?"^^^

Arthur menatap malas ke arah pesan masuk dari Adeline. Ia hanya membaca pesan tersebut tanpa membalasnya.

Pria itu melempar ponselnya ke atas kasur. Kemudian ia melepaskan jas coklatnya dan melonggarkan dasi. Ia beranjak keluar dari kamar dan menuju ke sofa. Menatap pemandangan senja di sore itu dengan lamunan yang panjang.

Tak biasanya Arthur seperti ini. Hari-hari yang selalu bergairah dan penuh semangat, kini mendadak suram dan hampa sejak Hailey meninggalkannya dua hari yang lalu.

"Haaa ...."

Arthur menghela nafas berat. Pria itu berselonjoran di atas sofa, kemudian meletakkan satu lengannya ke atas dahi. Pria itu memejamkan matanya sesaat.

"Uncle ... sebent— ... hmphhh!"

Sekilas terlintas wajah pasrah Hailey yang berada di bawah kungkungan Arthur. Wajah lemah tak berdaya, membuat nafas Arthur memburu.

Arthur membuka paksa matanya. Kemudian ia bangkit dari tidurnya. Ia duduk sambil kedua sikunya tertumpu di atas kedua pahanya. Kedua tangannya menyatu dengan kepala yang tertunduk.

"Gadis yang menyebalkan," rutuk Arthur sambil mengangkat wajahnya. Kemudian ia menatap lurus ke depan. Ke arah pemandangan senja yang beranjak pergi.

Untuk menempik bayangan gadis yang tak sempat ia cicipi itu, ia pun bertekad untuk memanggil Adeline ke apartemennya.

Arthur bangkit dari duduknya. Kemudian menuju ke kamar dan mengambil ponsel miliknya.

"Kemarilah."

Arthur mengirimkan pesan singkat tersebut kepada Adeline. Sesaat kemudian Adeline menghubunginya.

^^^"Aku di lobby. Bisakah kau menjemputku?"^^^

"Secepat itu?" Tanya Arthur sambil menaikkan alisnya dengan ekspresi yang dingin.

^^^"Hm. Sejujurnya dari kantor, tujuanku langsung ke sini."^^^

^^^"I miss your body."^^^

^^^"Haruskah kita mandi berdua?"^^^

^^^"Aku yang akan menyabuni tubuhmu."^^^

"Ck!" Arthur berdecak sebal karena wanita itu terlalu agresif. Tapi, bukan berarti ia tak menyukainya. Hanya saja ia tak menyangka wanita itu akan sejujur dan sefrontal itu. "Aku akan menjemputmu ke bawah."

Arthur menjemput Adeline ke lobby dan keduanya kembali ke atas. Saat berada di apartemen, usai melepaskan alas kaki, Adeline melepaskan tas yang ia jinjing ke lantai. Kemudian jari lentik wanita itu menarik dasi Arthur dengan nakal menuju ke kamar mandi.

Saat di kamar mandi, Adeline berinisiatif memberikan servis terbaiknya pada direktur tempat ia bekerja. Sebuah kebanggaan baginya karena berhasil bercinta dengan Arthur, si pria cuek dan terkenal dingin di kantor.

Suara des4han dan er4ngan memenuhi kamar mandi di apartemen mewah itu.

Adeline Ernest. Wanita yang berusia 28 tahun merupakan karyawan baru yang menjabat sebagai Public Relation. Tubuhnya yang indah bak gitar Spanyol, membuat siapapun tergiur akan kemolekan tubuh itu. Bahkan, wajah yang ia miliki pun terbilang cantik, meskipun terlihat jelas ia sudah melakukan operasi di hidung dan beberapa bagian lainnya.

"Arthur ... akh!"

Keduanya bermain dengan panas di bawah guyuran shower tanpa mengenal lelah. Bahkan, setelah mandipun, keduanya hendak melanjutkan bercinta di ruang tamu, tepat di atas sofa dengan pemandangan langit yang indah.

Saat Adeline merebahkan tubuhnya ke atas sofa dengan kaki kiri naik ke atas sandaran sofa, sementara kaki kanan menjuntai ke lantai, tiba-tiba ia berteriak.

"Awww!"

Wanita berambut pirang sebahu itu bangkit dari tidurnya. Kemudian ia meraih sesuatu yang mengusiknya tadi.

"A pen? Duck?" Adeline mengambil pulpen dengan boneka bebek yang ujungnya tadi sempat menusuk punggungnya.

"Milik siapa ini?" Tanya Adeline sambil menatap Arthur.

Arthur, pria yang saat itu bertelanjang dada dengan handuk yang masih melilit di pinggang, ia menatap tak tertarik ke arah pulpen kuning tersebut. Mungkin milik cleaning service mingguan yang suka membersihkan apartemennya? Karena wanita paruh baya itu suka membawa anaknya saat bersih-bersih.

"Buang saja benda itu," ucap Arthur sambil kembali mendorong tubuh Adeline ke atas sofa.

"Apa kau memiliki ketertarikan dengan gadis kecil dalam bercinta?" Tanya Adeline penasaran.

Wanita itu menatap Arthur dengan tatapan menyelidiki. Seolah-olah ada rasa cemburu yang menguasai hati. Meskipun ia tahu bahwa bukan dirinya sendiri yang menjadi teman bercinta Arthur, tapi entah kenapa rasanya begitu menyebalkan saat melihat sesuatu yang tertinggal milik wanita lain di rumah pria itu.

Seketika Arthur teringat pada Hailey. Apa mungkin pulpen bebek itu milik gadis menyebalkan itu?

Arthur langsung mengambil paksa pulpen bebek yang ada di tangan Adeline. Kemudian ia bangkit dari sofa dan menatap pulpen tersebut dengan tatapan yang panjang.

"Arthur ...." Adeline mendekat dan memeluk Arthur dari belakang. Wanita itu menempelkan kepalanya ke dada bidang pria itu.

"Apa kau lapar? Haruskah aku memesan sesuatu?" Lanjutnya dengan lembut.

"Tidak. Pulanglah sekarang," terang Arthur tanpa basa basi.

Adeline melepaskan pelukannya, kemudian ia beranjak ke depan Arthur. Ia menatap Arthur dengan tatapan sendu. Menampkkan wajahnya yang sedih jika harus pergi saat itu juga.

"Aku masih—"

"Aku tak suka mengulang ucapanku, Adeline." Arthur mengatakannya dengan suara yang dingin. Pria tak punya hati itu beranjak ke kamar dengan ekspresinya yang suram.

"Pulanglah. Dan jangan pernah menghubungiku lagi," imbuhnya.

"Bagaimana dengan pekerjaan? Di kanto—"

"Beda urusan dan jadilah profesional. Apa harus aku jelaskan juga seperti apa profesional di kantor?" terangnya tanpa menoleh ke belakang, namun sambil berjalan masuk ke kamar.

"Ti— ... tidak. Maafkan aku." Adeline mendadak bergidik begitu melihat sifat dingin Arthur. Selama ini ia tak pernah diperlakukan seperti itu, pasalnya selama ini ia hanya menerima perlakuan manis saat bercinta dengan pria itu.

Memang, selama Adeline dan Arthur bercinta, keduanya tak banyak bicara, kecuali Adeline. Wanita itu selalu berusaha mengajak Arthur berbicara, tapi Arthur ... pria dingin itu hanya menjawab seadanya.

Adeline pun masuk ke kamar Arthur untuk mengambil pakaiannya. Kemudian ia beranjak keluar untuk pulang. Namun, langkahnya terhenti saat Arthur menerima sebuah panggilan.

"Hm. Ada apa?"

^^^"Bisakah kau ke apartemen Hailey?"^^^

^^^"Oliver khawatir. Karena dia tak menjawab panggilan sejak kemaren."^^^

"Gadis itu sudah dewasa. Biarkan—"

^^^"Tidak Arthur. Tak biasanya dia seperti ini."^^^

"Arline ... Hailey itu sudah dewasa. Mungkin dia sedang berkencan."

Arthur mengatakannya sambil menatap lekat ke arah pulpen bebek yang menurutnya milik Hailey. Jemari pria itu memainkan pulpen di tangannya dan memutar-mutar benda itu.

"Mungkin sekarang dia sedang bersenang-senang dengan kekasihnya," terang Arthur tak peduli.

^^^"Baiklah. Aku harap dia segera menghubungiku dan Oliver."^^^

Panggilan pun berakhir.

Merasa tak ada yang aneh, Adeline pun memutuskan untuk pulang ke rumahnya. Menurutnya, panggilan antara Arthur dengan wanita yang ia panggil Arline itu tak memberikan petunjuk apa-apa.

Wanita itu meninggalkan apartemen Arthur dengan perasaan sedih. Pasalnya, ia sempat menaruh rasa pada Arthur. Namun kini, hubungannya dan pria itu sudah berakhir. Sudah saatnya untuk ia melupakan Arthur.

...🌸...

...🌸...

...🌸...

...Bersambung .......

1
Roshalina Shasa
haaahhhhh,,,panas dingin,,gerahhhh...kipas mana kipas../Joyful//Joyful/
Roshalina Shasa
kena kau hailey,,
Roshalina Shasa
/Good/
Kim nara
aigo langsung praktek y uncel
memei
Arthur Teman Tapi Menggoyang ranjang
Susi Akbarini
lanjutttttt..

😀😀😀❤❤❤❤
Susi Akbarini
😀😀😀😀❤❤❤❤❤
memei
arthurkasih lihat video tutorialnya donk heilay... memanjakan adix kecil mungil tembak tembak DOr dor dor
Susi Akbarini
😀😀😀😀😀😀
buaya dikadalin..


❤❤❤❤❤❤❤
Mom Anet
😅😅😅
memei
Arthur udah kecanduan heylai
💜⃞⃟𝓛 ˢ⍣⃟ₛ EmohDimaru💃
wkwkwkwkwk ku terkam benaran kamu sekarang haley ,, makan9 jangan nakal pada uncle
Kim nara: 🤣🤣🤣🤣 rasakan kau heiley nakal
total 1 replies
Kim nara
bahaya kamu hailey kadi mangsa pria tua
Mom Anet
akhirnya si suhu ingin berguru...
Mom Anet
hahahaha... jd senyum2 yg baca
Nursina
lanjutkan seru
Susi Akbarini
gak usah ikuti kata issabell.

daripada dutusuk dari belakang...
memei
sebenarnya Arthur udah tertarik dengan Hailey sejak pertama bertemu,AQ tebak waktu bercinta dg wanita wanitanya pasti Arthur membayangkan hailey 😁
dan kenapa Arthur yang cuek bisa penarasan dengan Hailey krna itu tentang kau Hailey...perempuan yg sebenarnya Arthur cintai
memei
jadi sebutan apa hubungan heiley dan Arthur ya 🤔
memei
Arthur semoga sejak saat ini dan seterusnya hanya meniduri wanita cuma heylie
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!