Sofia Ariadne seorang wanita cantik, mandiri dan kuat, terjebak dalam permainan taruhan yang dibuat oleh Alessandro Calvin Del Piero, seorang mafia playboy, tampan dan berkuasa.
Ketika Sofia mengetahui dirinya hamil benih dari Alessandro, dia harus menghadapi ancaman dari musuh Alessandro yang ingin menggunakan bayi itu sebagai alat untuk menghancurkan Alessandro.
Namun, Sofia yang tidak ingin terlibat lagi dengan Alessandro memilih untuk melarikan diri sejauh mungkin. Meskipun harus menjalani susahnya hidup dengan kehamilan tanpa adanya pasangan.
Bagaimana kelanjutan kisah percintaan antara Sofia dan Alessandro yang penuh dengan intrik serta konflik etika. Yuk, kepoin terus ceritanya hanya di Noveltoon. Update setiap hari.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Toko Ini Adalah Nyawaku
Akhir-akhir ini, Sofia memang memiliki gairah sex yang tinggi. Kebutuhan biologisnya mencapai titik mendekati hyper. Meskipun masih bisa Sofia tangani, tapi saat bersama Alessandro, Sofia sulit mengendalikan dirinya. Tubuh Sofia seolah menuntut untuk terus menyatu, ada dorongan kuat dari hati dan pikirannya supaya menggantikan waktu 5 tahun yang hilang.
"Terima kasih Sofia, sudah mau menerimaku lagi." Ucap tulus Alessandro.
"Tidak gratis Alessandro, kamu harus membayarnya. Puaskan aku sekarang juga." Pinta Sofia dengan mata berkabut.
"Siap tuan putri." Jawab Alessandro.
"Tapi aku ingin permainan ekstrim, mungkin bawaan bayi. Aku tidak ingin gaya yang biasa kamu lakukan. Karena itu membosankan." Ucapnya.
"Baiklah... Apapun itu, asalkan kekasihku ini bahagia. Akan aku lakukan."
"Ahh.... Al..." Teriak Sofia kala lidah Alessandro bermain-main di lembah basah yang sedikit dipenuhi rumput liar. Tubuh Sofia menggelinjang tidak karuan, bahkan wanita hamil itu sudah beberapa kali pelepasan.
"Bagaimana sayang? Kamu suka atau mau lebih lagi?" Tanya Alessandro.
"Aku... Aku ingin lebih Al... Entah mengapa aku tidak bisa mengendalikan li bido ku yang semakin tinggi saat sedang bersamamu. Mungkin ini tidak wajar, aku hyper dan kamu akan malu punya kekasih sepertiku." Ucap Sofia.
"Tidak sayang, jika kamu hyper aku pasti bisa menjadi lebih hyper untuk mengimbangimu. Aku akan memuaskanmu setiap waktu kamu mau. Jadi, ayo kita lanjut permainan seperti apa yang ingin kamu coba malam ini." Ucap Alessandro.
"Permainan yang menantang adrenalinku, setelah 5 tahun hidup sendiri tanpa kekasih. Rasanya sekarang aku ingin melampiaskan semua waktu yang hilang. Yang kamu habiskan bersama wanita lain, jadi bertanggung jawablah Alessandro."
"Pasti, aku minta maaf untuk waktu yang hilang percuma karena kebodohanku. Akan aku ganti setiap detiknya dengan kepuasan dan kebahagiaan. Maka menikahlah denganku Sofia, kita akan punya banyak waktu untuk terus bersama. Kita rajut cinta..."
"Tidak ada pernikahan, sampai kamu jujur denganku alasan kamu tiba-tiba datang lalu membuatku hamil."
"Untuk masalah itu, suatu hari kamu akan tahu. Tapi tidak ada niat buruk yang aku rencanakan. Aku melakukannya karena mau..."
"Dan aku menunggu hari itu baru kita bicara tentang pernikahan. Untuk sekarang status kamu sudah naik setingkat. Dari teman ranjang, kini menjadi seorang kekasih. Jadi, jangan serakah sehingga meminta lebih."
"Baiklah, aku terima untuk saat ini kita hanya sebatas sepasang kekasih. Tapi akan aku pastikan kamu menjadi istriku, teman hidupku."
"Al... Aku mau mencoba di atas meja. Ayo puaskan aku."
"Apakah seperti ini?" Tanya Alessandro yang tengah memaju mundurkan tongkat berurat di dalam lubang goa.
"Ahhh... Lebiihhh... Dalammhhh... Lagiihhh... Aleehhh..."
Saat mereka sedang saling bergairah, tiba-tiba pintu ruangan digedor dengan sangat kencang. Entah siapa yang kembali mengganggu aktivitas mereka.
"Sofia... Sofia... Toko Roti kita kebakaran." Suara teriakan Naren terdengar.
"Maaf Al, kita lanjut besok saja. Toko roti lebih penting."
"Tapi, aku belum mencapai klimaks Sofia, Alessandro semakin mempercepat durasinya.
"Tungguhhh... Sebentarrhhh... Ouuhhh... Ahhh..." Teriaknya.
"Terima kasih Sofia, aku mencintaimu."
"Aku juga sangat mencintaimu pria playboy, jangan khianati aku lagi."
"Tentu, mulai sekarang aku akan membatasi diri dari wanita lain."
"Sekarang pakai kembali pakaianmu Alessandro, segera antar aku kembali ke toko. Aku tidak akan memaafkan siapapun yang bermain-bermain denganku."
Dengan segera Sofia mengenakan kembali pakaiannya. Hasrat yang tadi menggebu seketika lenyap mendengar toko Roti peninggalan orang tuanya habis dibakar.
"Aku akan telepon Tom dan Darren, supaya ikut datang dan membantu melacak dalang kebakaran ini."
"Terima kasih, ayo kita pergi."
Naren pulang dengan membawa mobil Sofia, sedangkan Sofia diantar Alessandro.
"Tom, Darren, segera datang di toko Roti milik kekasihku. Ada yang sengaja membakarnya, retas semua cctv mulai dari jalan raya hingga dari beberapa bangunan di sekitar toko. Aku mau malam ini juga, dalangnya ditemukan. Kemudian bawa dia ke markas. Biar kekasihku yang akan memberikan hukuman dengan tangannya sendiri." Perintah Alessandro.
"Baik Tuan, segera kami laksanakan. Dan selamat atas status barunya. Semoga Anda bahagia dan tidak mudah dibodohi lagi." Ucap Darren.
"Dasar asisten sialan, berani sekali mengejek tuanmu." Ucap marah Alessandro.
"Itu bukan ejekan Tuan, tapi kenyataan. Sebagai asisten yang baik sudah menjadi tugas kami selalu mengingatkan Tuan Alessandro." Tambah Tom.
Tut...
Karena sebal, Alessandro memutus sambungan telepon. Sedangkan Sofia yang tak sengaja mendengar pembicaraan mereka tadi, tersenyum miring seolah membenarkan.
"Aku setuju dengan kedua asistenmu, jangan lagi menjadi bodoh sayangku."
"Tidak, aku akan lebih waspada terhadap akal licik pihak lain yang menginginkan kita berpisah. Aku tidak akan membiarkan mereka berhasil."
Tidak butuh lama, mereka tiba di depan toko yang masih menyala tanpa ada bantuan datang untuk memadamkan kobaran api itu. Seolah sudah direncanakan dengan matang.
Dengan mata menyala penuh amarah, Sofia berniat menerobos masuk toko untuk mengambil beberapa barang penting yang dia simpan di ruang miliknya yang ada di dalam.
"Jangan gila kamu Sofia, kamu bisa terbakar jika nekat masuk. Biar aku saja, katakan apa yang ingin kamu ambil dan ada di sebelah mana." Ucap Alessandro menenangkan kekasihnya yang kacau.
"Beberapa album foto milik keluargaku, dan sebuah dokumen penting di dalam map berwarna biru. Semuanya ada di dalam brangkas besi."
"Tolong ambilkan untukku, kodenya tanggal dimana kita pertama kali jadian."
"Baiklah, tunggu di sini jangan kemana-mana. Naren jaga kekasihku dengan baik. Sebentar lagi Tom dan Darren tiba." Ucap Alessandro.
"Ingat Alessandro, kamu harus tetap hidup untukku. Jangan coba menghindari hukumanmu dengan kematian." Ucap Sofia.
"Pasti, hidupku adalah milikmu Sofia."
Dengan penuh keberanian, Alessandro menerobos masuk bangunan yang hampir keseluruhan telah dilahap si jago merah. Alessandro mencari barang-barang penting milik Sofia, tidak peduli ketika punggungnya tertimpa kayu yang terbakar. Semua itu dilakukannya sebagai bentuk penebusan dosa terhadap Sofia. Mungkin luka di punggungnya masih belum setimpal dengan luka hati Sofia.
"Aku berhasil Sofia, ini milikmu." Setelah menyerahkan barang kepada kekasihnya. Alessandro jatuh tak sadarkan diri.
"Al... Astaga punggungmu luka parah." Histeris Sofia melihat hampir seluruh bagian punggung Alessandro telah melepuh.
"Kamu tenang Sofia, kita bawa Alessandro ke Rumah Sakit sekarang. Urusan toko, biar kedua asistennya yang akan mencari pelaku kebakaran."
"Ayo, kenapa Tom dan Darren lama sekali datangnya." Gumam Sofia.
Sedangkan saat ini, Tom serta Darren sedang dihadang oleh beberapa anak buah mafia musuh Alessandro. Entah kebetulan atau bagian dari rencana, mereka sengaja menghambat kedua tangan kanan Alessandro tiba dengan cepat. Pertarungan tidak seimbang antara 2 orang melawan 20 orang.
Tapi jangan pernah meremehkan kekuatan anggota Klan Cosa Nostra, karena mereka sudah dilatih keras oleh kakek Dario sebagai pemimpin tertinggi.
Setelah beberapa menit mereka bertarung, akhirnya Tom dan Darren bisa lolos dan meneruskan perjalanan. Membiarkan mayat mereka tergeletak di jalanan.
"Sepertinya kebarakan itu bukan kasus biasa, seolah ada konspirasi besar."
"Benar, dan semoga kita tidak terlalu lama datang terlambat. Bisa mengamuk tuan Alessandro." Ucap Darren.
"Tunggu, sejak kapan ponselku tidak ada nada deringnya. Lihat puluhan panggilan dari Tuan Alessandro aku abaikan." Ucap Tom sudah ketakukan.
Tut
Tut
Tut
"Halo... Tuan..."
"Kalian kemana saja, Alessandro terluka bakar. Cepat kalian berdua datang."
ayo lanjut lagi, thor.