Pangeran, Selir Tidak Ingin Mati

Sepanjang malam, Murong Changfeng memandangi surat-surat usang yang baru ia ambil dari Lin Muwan. Semuanya sudah dibaca.

Isinya kini menjadi hantu yang bergentayangan dalam pikiran Murong Changfeng. Rupanya, jalan yang ia ambil sekarang adalah jalan berliku yang penuh dengan duri.

Tuan, Anda melakukan ini apakah sungguh tidak apa-apa? Ini sangat berbahaya. Jika saya menuruti permintaan Tuan, maka Tuan akan mati. Saya akan merasa bersalah seumur hidup saya.

Itu adalah bunyi salah satu surat usang. Surat itu adalah surat yang dikirim oleh Pengurus Xu, yang menjadi titik awal penyelidikan Murong Changfeng. Sudah pasti itu merupakan surat balasan atas perintah rahasia yang diberikan Marquis Yongning kepada mantan pengurusnya.

Itu tandanya, rumor tahun itu sengaja disebarkan atas perintah Marquis Yongning sendiri. Rumor itu sudah disiapkan jauh-jauh hari, jauh sebelum Marquis Yongning melakukan kudeta.

Inilah yang menjadi beban dalam pikiran Murong Changfeng. Jika Marquis Yongning ingin cepat mati, mengapa harus menempuh jalan merepotkan seperti itu, sampai harus menyeret seluruh keluarganya?

“Tuan, Anda sudah dua malam tidak tidur. Jika diteruskan, Anda akan sakit.”

Zifang tidak berani tidur. Kalau Murong Changfeng tidak tidur, maka dia tidak bisa istirahat.

Melihat Pangeran terus merenung malam-malam, kekhawatirannya semakin besar. Meski menyelidiki kasus sangat penting, namun menjaga tubuh sendiri juga tidak kalah penting.

“Marquis Yongning sengaja mempercepat kematiannya sendiri. Zifang, beri tahu aku, adakah orang yang lebih bodoh dari dia di dunia ini?”

Zifang tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Mungkin jika Pangeran Kesembilan benar-benar ingin tahu jawabannya, maka dia bisa bertanya kepada Kaisar.

Kaisar adalah orang paling cerdas di dunia. Kaisar pasti bisa menjawab semua pertanyaan di dunia ini.

“Temui Pengurus Xu. Tanyakan padanya mengapa dia keluar dari kediaman Marquis Yongning kala itu. Dapatkan informasi sebanyak mungkin darinya, tapi jangan sampai mengancam nyawanya. Jika bisa, beri dia perlindungan secara rahasia.”

Murong Changfeng khawatir ada orang yang akan menghabisi Pengurus Xu jika tahu Murong Changfeng sedang menyelidiki ulang kasus pemberontakan Marquis Yongning.

Jangkauan besar membuat orang menjadi waspada dengan segala kerumitan hubungan di dalamnya. Demi menjaga agar kasus tertap seperti semula, orang-orang yang mungkin terlibat akan berusaha menyingkirkan petunjuk sekecil apapun.

“Pangeran, bagaimana jika Kaisar mengetahui Anda sedang menyelidiki masalah ini? Kaisar sudah dengan jelas menyatakan kasus ditutup. Jika Anda terus melanjutkan, mungkin akan memberi kesempatan kepada Pangeran Kedua dan Pangeran Keempat untuk menjatuhkan Anda dengan dalih melanggar dekrit dan meragukan keputusan Kaisar.”

“Justru itulah yang aku harapkan. Jika mereka berani ikut campur, itu hanya akan memperjelas dugaan keterlibatan mereka dalam pemberontakan Marquis Yongning.”

Dia selalu merasa kedua saudaranya itu terlibat dalam kasus pemberontakan. Meski tidak menjadi pelaku, mereka bisa saja menjadi pendorong yang mendorong peristiwa itu.

Konflik keluarga kekaisaran adalah sesuatu yang lumrah terjadi di setiap dinasti. Kadang kala konflik keluarga itu menjadi urusan negara. Jika tidak ada campur tangan keluarga kekaisaran, sebuah pemberontakan besar tidak akan terjadi.

Murong Changfeng melirik kembali surat lainnya. Isinya surat balasan yang anonim. Isinya berupa pernyataan penolakan pemberontakan dan alasan masuk akal yang menawarkan solusi untuk Marquis Yongning.

Entah siapa yang mengirimnya, namun orang itu jelas sangat mengetahui situasi politik di pengadilan istana dan memahami betul seluk beluknya.

Tampaknya, ini akan menjadi penyelidikan panjang yang memakan banyak waktu. Murong Changfeng membereskan semua surat itu dan menyimpannya dalam sebuah kotak kayu. Kotak kayu itu punya kunci khusus sehingga hanya dia yang bisa membukanya.

Setelah kotak itu disimpan, Murong Changfeng meninggalkan ruang baca.

Keesokan harinya, Murong Changfeng pergi ke istana. Bukan untuk menghadiri rapat, namun pergi ke ruang arsip kekaisaran untuk mencari sesuatu.

Karena memutuskan menyelidiki ulang, maka dia harus mencurahkan segala waktu dan pikirannya. Ia ingin mencari informasi mengenai kondisi politik tahun itu.

Sejak usianya sepuluh tahun, dia telah pergi ke medan perang. Meski ibu kota adalah tempat kelahirannya, sebagian besar waktunya dihabiskan di ketentaraan.

Kekuatan militer yang ada di tangannya telah menjadi kekuatan untuknya. Dia baru saja kembali ke ibu kota tiga tahun lalu, persis saat pemberontakan terjadi.

Berbagai macam kekuatan di ibu kota menjadi jalinan rumit yang sukar diuraikan. Murong Changfeng menjadi korban atas kekuatan yang rumit itu, sehingga dia terjerumus dalam dendam yang tak berkesudahan.

Masih ada sesuatu yang meragukan yang harus diselidiki. Jika ingin mendapat petunjuk, maka harus dimulai dengan mengenali berbagai kekuatan itu lebih dahulu.

Murong Changfeng mengernyitkan dahinya ketika dia membaca sebuah laporan kasus yang tidak terselesaikan. Itu adalah kasus korupsi dana militer.

Hal yang paling membuatnya penasaran bukanlah kasus itu sendiri, melainkan orang yang ditugaskan menyelidikinya.

Marquis Yongning, Lin Yunshi. Nama itu tertera di akhir laporan.

Dia pernah mendengar ada sebuah kasus korupsi dana militer yang tidak terselesaikan, namun tidak pernah mengira orang yang bertanggung jawab atas kasus tersebut adalah Marquis Yongning. Ayahnya tidak pernah memberi tahu dia dan dia sendiri tidak pernah mencari tahu.

“Zifang, carikan aku berkas yang berkaitan dengan kasus korupsi dana militer tiga tahun lalu!”

Zifang lantas bergegas mencarikan berkasnya. Tuannya pasti menemukan suatu petunjuk. Jika pemberontakan itu ada hubungannya dengan kasus korupsi dana militer, maka jangkauan kasusnya semakin luas.

Zifang tidak tahu kemungkinan mana yang benar. Dia juga mungkin telah melewatkan kemungkinan lain yang tidak terpikirkan. Mungkin, Pangeran Kesembilan lebih bisa memikirkan kemungkinan lain yang tidak bisa dipikirkan olehnya.

“Pangeran, di sini ada dua berkas. Berkas pertama berisi rincian dana militer yang hilang, berkas kedua berisi rincian petunjuk yang didapatkan saat itu. Kedua berkas ini ditulis oleh…”

“Marquis Yongning, Lin Yunshi.”

Zifang menunduk. Benar, Pangeran Kesembilan memang telah menemukan petunjuk baru. Sepertinya arah penyelidikan mereka mulai menemui titik terang. Marquis Yongning, Lin Yunshi, ternyata tengah menyelidiki kasus korupsi dana militer ketika dia memberontak saat itu.

Dia berpikir, hanya ada dua kemungkinan yang menjadi penyebab Marquis Yongning memberontak: tidak bisa bertanggung jawab hingga memberontak untuk menghindari hukuman, dan satu kemungkinan lagi adalah Marquis Yongning adalah pelaku dari kasus korupsi itu sendiri.

Mana yang benar, dia tidak tahu. Atau mungkin, sang pangeran punya dugaan lain.

“Kasus korupsi dana militer ini tidak terpecahkan. Petunjuknya terputus dan penyelidikian terhenti karena orang yang bertanggung jawab atas kasus ini menjadi tersangka kasus pemberontakan yang membasmi sembilan klan,” ucap Zifang. “Pangeran, mengapa jangkauan kasusnya malah meluas?”

“Tidak terpecahkan, aku lebih suka menyebutnya belum diselesaikan. Serumit apapun kasusnya, akan selalu ada petunjuk jika terus diselidiki dengan teliti.”

“Pangeran ingin menyelidiki kasus korupsi dana militer tahun itu juga?”

“Aku harus meminta izin dari ayahanda lebih dulu. Kebetulan bisa menggunakan alasan ini untuk menyelidiki kasus Marquis Yongning sekaligus.”

“Apakah Nona Lin akan setuju?”

“Dia akan setuju.”

Zifang diam-diam berucap, sejak kapan Pangeran Kesembilan punya keyakinan terhadap Nona Lin? Biasanya mereka selalu bertengkar jika bertemu. Jarang sekali ada momen baik tercipta di antara mereka.

Setelah Murong Changfeng merasa cukup mendapatkan sedikit petunjuk, dia keluar dari ruang arsip. Dia kembali ke kediaman untuk menemui Lin Muwan dan memberi tahunya terkait petunjuk baru yang dia dapatkan. Siapa tahu, Lin Muwan mengingat sesuatu yang dapat membuktikan praduganya.