PENYESALAN CINTA

"Ckck, Leon terlalu bodoh dan rabun milih Lo jadi pacar nya." cibir nya yang menatap lia dari atas ke bawah. Memindai penampilan gadis itu yang menurut nya tak semenarik dirinya sendiri.

 "Maksudnya, apa ya kak?" ucap Lia yang berusaha tetap tenang saat ini.

 Wati langsung berdiri di sebelah sahabat nya, dia tau kakak kelas biang rusuh, dan suka membully orang yang lemah. Dia tak akan biarkan sahabat nya di bully orang orang ini.

 Vio yang menahan kesal nya pun langsung berdecak sinis ke arah adik kelasnya itu. "Masih tanya maksud gue?" ketus nya dengan nada tinggi.

"Kita ga ada urusan dan ga pernah ganggu kak vio, sebelum nya."

"Lo memang ga pernah ganggu gue, tapi Lo udah buat gue murka! Bisa bisa nya gadis udik kayak Lo pacaran sama prince di sekolah ini, Lo ga selevel sama kita!" bentak nya dengan suara keras.

 "Maaf kak menyela, kak vio ga ada hak melarang besti gue mau pacaran dengan siapapun. termasuk dengan pangeran sekolahan ini. Lagi pula semua orang, berhak jatuh cinta kan." ucap Wati yang berusaha membela sahabat nya dari orang seperti vio.

"pegang tangan kedua nya!" perintah vio yang sudah muak dengan kedua gadis itu.

 "Apa apaan ini, lepas!' pekik Wati yang tangan nya juga di pegang oleh Fifi.

 sedangkan tangan Lia dipegang oleh Tuti dengan gerakan cepat sehingga tak bisa membuat kedua gadis itu berkutik.

"Lepas sialan, berani berani nya keroyokan Lo pada." kata Wati sambil berdecak kesal karena tangan nya terasa sakit saat ini.

 "Lepas kak, kita ga ada urusan!" bantah Lia yang terlalu malas melihat sikap kakak kelas nya yang terlalu kekanak-kanakan.

Vio mendekati gadis itu, dan langsung mencekram kuat dagu Lia dengan kuku nya yang panjang.

Lia meringis kesakitan, saat tangan nya vio mencekram dagu nya, apalagi kuku gadis itu panjang membuat dagu nya terluka.

 "Gue peringati sama Lo gadis udik! jauhi Leon. karena dia milik gue. Lo tau rumor tentang gue kan, siapa pun yang berani macam macam, akan gue singkirkan." bisik nya dengan suara penuh peringatan.

"Plak... Tamparan keras membuat pipi Lia terasa sakit dan keram seketika.

 Lia ditampar, dan membuat sudut bibir nya terluka, Wati yang melihat nya tak terima dan berusaha melepaskan tangan nya dari pegangan Fifi yang terlalu kuat.

"Lepas sialan!" teriak Wati dengan penuh penekanan.

 Mendengar umpatan gadis kecil itu, membuat emosi vio semakin membara, bahkan dengan tersenyum smirk, dia menampar Wati sehingga gadis itu tersungkur ke lantai.

 "Wati!" teriak Lia yang tak bisa berbuat apa apa. Gadis itu merasa ketakutan, sebab tak memiliki kemampuan untuk melawan.

 "Denger ya cewe kampung, Lo ga bisa melawan gue. dan buat Lo yang sok jadi pahlawan. Jangan coba coba ikut campur!"

 "Tok..tok..tok.. Lia! Wati! kalian ada di dalam kan?" teriak Dodo dengan cempreng nya.

 Mendengar suara di depan pintu, membuat vio panik, dan langsung mengajak geng nya keluar dari dalam toilet.

"cabut guys, ingat ya. Urusan kita belum selesai. Dan ini peringatan pertama gue buat Lo!"

Setelah kepergian vio, Lia langsung menghampiri sahabat nya yang terduduk di lantai toilet.

 "Wati, kamu gpp kan?"

 "Gpp Lia, Lo gpp juga kan. Maaf ga bisa bantuin Lo tadi, ayo kita ke UKS, sudut bibir Lo terluka, dan perlu diobati." ucap Wati yang panik dan langsung meneteskan air mata nya dengan wajah yang tak tega.

"Gue baik baik aja kok." ayo keluar si Dodo pasti nungguin." sini gue bantuin berdiri."

Dodo yang kaget melihat siapa yang keluar langsung menyingkirkan jalan nya, dan sedikit menundukan kepala nya karena sedikit takut melihat tatapan tajam dari vio.

Setelah itu kedua sahabat nya keluar dengan penampilan yang berantakan. bahkan sudut bibir nya Lia terluka. Dia langsung melotot kaget dan mengeluarkan beberapa pertanyaan kepada kedua nya.

 "Kalian gpp, siapa yang nyakitin kalian?"

"bantu gotong si Wati do, ayo nanti aja pertanyaan nya." ucap Lia yang kesulitan menggandeng tangan sahabat nya itu. Karena terjatuh cukup keras akibat tamparan tadi.

 "Gue gpp Lia, gue masih sanggup berdiri kok, jangan khawatir okey." ucap nya tersenyum tipis. sambil berusaha tak membuat sahabat nya bersedih.

"Jangan bilang ini semua, ulah geng kak vio tadi?" tebak Dodo sambil berjalan membantu menggandeng tangan Wati.

"Iya, ini ulah nenek lampir itu, dia ga terima si Lia pacaran sama, kak leon. Memang dia siapa coba, gue tadi pengen nonjok wajah nya, tapi tangan si Fifi sialan itu, kuat banget susah lagi lepas nya." gerutu Wati.

Lia hanya diam saja, pikiran nya sedikit berantakan saat mendengar ancaman dari kakak kelas nya itu, jujur saja sebenarnya dia pengen hidup tenang di sekolah ini, dan Lulus dengan predikat terbaik. tapi seperti nya hari hari nya akan tak semudah itu. apalagi kabar dia pacaran dengan pangeran sekolahan, membuat nya sedikit cemas. apakah dia harus bilang kepada kak Leon, atau harus diam saja dengan ancaman si vio tadi. Coba aja dos punya kuasa, dan punya banyak uang. Pasti hidup nya akan disegani banyak orang, dan tak akan ada yang berani macam macam.