NovelToon NovelToon
Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Time Travel Dokter Modern Ke Zaman Kuno

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Zombie / Time Travel / Transmigrasi ke Dalam Novel / Fantasi Wanita
Popularitas:247.5k
Nilai: 4.9
Nama Author: Lily Dekranasda

Di tengah dunia yang hancur akibat wabah zombie, Dokter Linlin, seorang ahli bedah dan ilmuwan medis, berjuang mati-matian untuk bertahan hidup. Laboratorium tempatnya bekerja berubah menjadi neraka, dikepung oleh gerombolan mayat hidup haus darah.

Saat ia melawan Raja Zombie, ia tak sengaja tergigit oleh nya, hingga tubuhnya diliputi oleh cahaya dan seketika silau membuat matanya terpejam.

Saat kesadarannya pulih, Linlin terkejut mendapati dirinya berada di pegunungan yang asing, masih mengenakan pakaian tempurnya yang ternoda darah.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Awal Mula Virus (Revisi)

Setelah berjam-jam menangani operasi darurat yang menguras tenaga, Linlin akhirnya melepas sarung tangannya dan menghela napas panjang. Seluruh tim bedah di ruang operasi tampak kelelahan, tetapi mereka puas karena berhasil menyelamatkan pasien.

Linlin melepas masker dan menoleh ke rekan-rekannya. "Kerja bagus, semuanya. Pasien dalam kondisi stabil."

Zhao Wei, yang juga berada di tim operasi, meregangkan tubuhnya sambil menggerutu. "Ya ampun, ini operasi keberapa kita hari ini? Rasanya seperti seharian penuh di dalam ruang operasi."

Perawat Xu Mei terkekeh sambil merapikan alat-alat medis. "Kau memang seharian di sini, Dr. Zhao. Aku sampai lupa kapan terakhir kali melihatmu di luar ruang operasi."

Linlin menyeringai tipis. "Kau mungkin harus mempertimbangkan untuk tinggal di sini saja, Zhao Wei. Aku bisa minta bagian admin menyiapkan kasur kecil untukmu."

Zhao Wei mendelik ke arah Linlin, lalu mendesah panjang. "Serius, aku butuh liburan. Tapi sayangnya, rumah sakit ini tidak bisa hidup tanpaku."

Perawat Xu Mei berdeham. "Rumah sakit ini juga tidak bisa hidup tanpa kami, dokter."

"Iya, iya. Kalian juga hebat," Zhao Wei mengangkat tangannya, menyerah dalam debat kecil mereka.

Linlin melirik jam dinding. Hari sudah sore. Ia benar-benar butuh istirahat.

"Kalau begitu, aku pamit dulu, ya. Sampai besok." Linlin berkata sambil melepas jubah operasinya.

Zhao Wei langsung menoleh cepat. "Apa? Kau mau pulang? Tidak mau ikut makan malam dulu?"

Linlin menggeleng sambil mengambil tasnya. "Tidak, aku sudah terlalu lelah. Aku hanya ingin mandi dan langsung tidur."

Perawat Xu Mei tersenyum. "Istirahat yang cukup, Dok. Jangan lupa makan juga, ya."

Linlin melambaikan tangan sambil berjalan keluar. "Iya, iya. Kalian juga jangan terlalu lama di rumah sakit. Sampai besok!"

Begitu melangkah keluar dari gedung rumah sakit, udara sore yang sejuk menyambutnya. Ia menghela napas panjang sebelum masuk ke mobilnya.

Saat ia menyalakan mesin mobil dan menekan tombol radio, suara penyiar langsung terdengar.

"Berita terbaru hari ini, pemerintah telah mengisolasi sebuah desa terpencil di provinsi Henan sejak tadi pagi. Namun, hingga saat ini belum ada keterangan resmi mengenai alasan di balik isolasi tersebut. Penduduk sekitar melaporkan bahwa ada aktivitas militer yang tidak biasa di area tersebut, termasuk kendaraan khusus yang masuk dan keluar dari desa. Pejabat setempat menolak memberikan komentar lebih lanjut, hanya menyatakan bahwa situasi sedang dalam penanganan."

Linlin mengerutkan kening. "Isolasi desa? Kenapa begitu mendadak?" gumamnya pelan.

Suara penyiar radio kembali terdengar, kali ini dalam nada yang lebih serius.

"Beberapa warga yang sempat menghubungi kerabat mereka di dalam desa mengatakan bahwa ada sesuatu yang aneh terjadi. Namun, semua komunikasi terputus beberapa jam setelah isolasi diberlakukan. Tentara dikerahkan untuk menjaga perbatasan desa, dan akses masuk sepenuhnya ditutup. Masyarakat diminta untuk tidak berspekulasi sebelum ada pernyataan resmi dari pemerintah."

Linlin merasa bulu kuduknya meremang. "Pemerintah benar-benar menutupi sesuatu..." pikirnya.

Sebagai seorang dokter dan peneliti, Linlin tahu bahwa isolasi mendadak seperti ini biasanya hanya dilakukan jika ada ancaman kesehatan serius—wabah penyakit, kontaminasi biologis, atau sesuatu yang lebih buruk.

"Apa ini virus baru? Atau kecelakaan laboratorium?" pikirnya sambil mencoba menghubungkan informasi yang didengarnya dengan berbagai kemungkinan medis yang ia ketahui.

Tiba-tiba, ponselnya berbunyi. Nama yang tertera di layar membuatnya segera mengangkatnya.

"Dr. Liang Wei?"

"Linlin, kau sudah lihat berita soal desa yang diisolasi?" suara Dr. Liang Wei terdengar tegang di seberang telepon.

Linlin menelan ludah. "Sudah. Aku dengar di radio saat perjalanan tadi. Tapi pemerintah tidak memberikan penjelasan resmi."

"Aku punya teman di salah satu rumah sakit di dekat desa itu," Liang Wei berkata cepat. "Dia bilang ada pasien dengan gejala yang... aneh."

Linlin duduk lebih tegak di dalam mobil. "Aneh bagaimana?"

"Pasien-pasien itu agresif, tubuh mereka kaku, dan..." Liang Wei ragu sejenak sebelum melanjutkan, "mereka menggigit orang lain."

Linlin berhenti sejenak, jantungnya berdetak lebih cepat. "Menggigit?"

"Ya. Awalnya hanya satu orang, tapi sekarang jumlahnya bertambah. Yang lebih aneh, pasien yang digigit mulai menunjukkan gejala yang sama dalam waktu singkat."

Linlin menggigit bibirnya. "Seperti rabies?"

"Mungkin. Tapi yang aneh, rabies butuh waktu inkubasi, sedangkan ini... terlalu cepat."

Linlin menarik napas dalam. "Kau pikir ini wabah baru?"

"Bisa jadi. Aku sedang mencoba mencari lebih banyak informasi. Kalau ada update, aku kabari."

Linlin menutup telepon, pikirannya penuh dengan berbagai kemungkinan.

Begitu sampai di restoran favoritnya, ia mencoba fokus pada makan malamnya. Namun, pikirannya masih berputar-putar memikirkan desa yang diisolasi itu.

Ketika ia baru saja menyendokkan sup ayam herbal ke mulutnya, ponselnya kembali berbunyi.

"Dr. Liang?"

"Dokter Linlin, aku baru saja dapat informasi baru." Liang Wei terdengar semakin gelisah.

"Apa?"

"Beberapa dokter di rumah sakit dekat desa itu mulai jatuh sakit setelah menangani pasien pertama. Gejala awalnya ringan, tapi berkembang cepat. Demam tinggi, tubuh kaku, lalu... mereka juga mulai menunjukkan agresivitas."

Linlin menegakkan punggungnya. "Ini lebih buruk dari yang kupikirkan."

"Ya. Dan kau tahu apa yang lebih menakutkan?"

Linlin menahan napas. "Apa?"

"Pasien yang meninggal… bangkit lagi."

Linlin merasa jantungnya hampir berhenti. "Apa maksudmu?"

"Aku tidak bercanda, Linlin. Temanku melihatnya sendiri. Pasien yang sebelumnya dinyatakan meninggal... tiba-tiba membuka matanya dan mulai menyerang perawat yang ada di ruangan."

Linlin merasa darahnya membeku. "Ini tidak mungkin..."

"Aku juga ingin berpikir begitu, tapi faktanya, sekarang rumah sakit itu sudah dalam status darurat penuh. Tentara mulai mengamankan area rumah sakit. Mereka bilang ini hanya tindakan pencegahan, tapi aku tidak percaya."

Linlin meremas ponselnya. "Kita harus mencari tahu lebih banyak. Jika ini wabah baru, kita tidak bisa membiarkannya menyebar lebih jauh."

Liang Wei menghela napas. "Aku tahu. Aku akan terus menggali informasi. Tapi Linlin, hati-hati. Jika ini benar-benar wabah baru... kita mungkin akan segera menghadapi sesuatu yang lebih buruk dari yang pernah kita bayangkan."

Linlin menatap supnya yang sudah mulai dingin. Nafsu makannya menghilang. Ia segera pulang ke apartemen nya.

Linlin akhirnya tiba di apartemennya. Ia membuka pintu dengan sedikit malas, melepaskan sepatunya, dan langsung melangkah masuk.

"Aku pulang," gumamnya sambil menghela napas panjang.

Seorang wanita paruh baya, berpakaian rapi dengan celemek, keluar dari dapur dengan senyum ramah.

"Selamat datang, Dokter Linlin. Saya sudah menyiapkan makan malam. Anda pasti lelah."

Linlin tersenyum kecil. "Terima kasih, Bibi Wang. Tapi aku sudah makan di luar. Aku hanya ingin mandi dan langsung tidur."

Bibi Wang, yang sudah bekerja sebagai pembantu Linlin selama hampir dua tahun, mengangguk mengerti. "Baiklah, kalau begitu saya akan membuatkan teh herbal untuk membantu Anda tidur lebih nyenyak."

Linlin mengangguk sebelum melangkah menuju kamar tidurnya. Ia melepas jas dan menggantungnya, lalu berjalan ke kamar mandi. Ia menyalakan keran bathup dan menambahkan beberapa tetes minyak esensial lavender ke dalam air hangat. Aroma menenangkan segera memenuhi ruangan.

Begitu air memenuhi bathup, Linlin perlahan masuk ke dalamnya, merasakan kehangatan yang langsung meresap ke dalam otot-ototnya yang tegang.

“Hhh… akhirnya.”

Ia memejamkan mata sejenak, membiarkan dirinya menikmati ketenangan.

Tiba-tiba, suara ketukan di pintu kamar mandi mengejutkannya.

Tok! Tok! Tok!

"Dokter Linlin?" suara Bibi Wang terdengar dari balik pintu.

Linlin menghela napas. "Ya, Bibi Wang?"

"Saya sudah menyiapkan teh herbal di meja. Anda mau saya bawakan ke kamar?"

Linlin tersenyum tipis. "Tidak perlu, Bibi. Aku akan keluar sebentar lagi."

"Baik, Dokter. Saya akan segera pulang setelah membereskan dapur."

"Oke, hati-hati di jalan," ujar Linlin sebelum kembali menyandarkan tubuhnya di bathup.

Namun, pikirannya terus saja melayang ke berita tentang desa yang diisolasi. Apa yang sebenarnya terjadi di sana?

Setelah merasa cukup rileks, Linlin akhirnya keluar dari bathup, mengeringkan tubuhnya, lalu mengenakan pakaian tidur. Ia berjalan keluar kamar dan melihat secangkir teh herbal di meja, mengepul hangat.

"Bibi Wang memang selalu perhatian," gumamnya sambil duduk dan menyeruput teh itu perlahan.

Setelah selesai menghabiskan teh nya, dokter Linlin sudah bersiap untuk tidur. Ia memejamkan matanya dan menyelamatkan kedalam mimpi.

1
Laya Anita
Recomended parah !!!!
EsTehPanas SENJA
wakakaa akhirnya saling inget yah 🤣
Rifal Taura
kasi banyak kak
Tri Wahyuanta
terus semangat
Maima Elfaam
Kecewa
Maima Elfaam
Buruk
Gibran Ganteng
jgn pisahkan mereka thor
Efa Arfa
Aamiin... semoga dilancarkan...
panty sari
lanjut
Osie
wuuuaaaww puaaass bacanya..keren lilin.. gak sabar akunu ggu action lilin menghempas para pengkhianat kekaisaran
Osie
preeet keluarga sampah..blm tau aja kalian siapa itu linln..sekali hempas habis dah kalian semua
Tiara Bella
wow....romantisnya
Osie
iyyaacch ini si putri menteri sok jumawa ntar nyungsep ndiri baru nyahok
Mineaa
yang ke empat...kira kira cahaya nya berbentuk apa ya.... penisirin akuh....,
MIA,ER
dalam mimpi😏
Mineaa
ha...ha..ha....., dasar si Linlin...bisa bisa nya...bikin kehebohan seantero kekaisaran....
Duwianto
q kasih kopi kak biar semangat ngetiknya 🤭🤭
Paramitha Tikva
Wiiiuh hari ini crazy up,, thank you Thor
Besuk isinya manipulasi
Srie Ncii Herdiansyah
jangan² nanti ada eposod linlin kembali ke dunia modern,dan yihang mencari cara supaya bisa menyusul kesana 🤣🤣
Sribundanya Gifran
thor up bnyak lagi dah tak ksih kopi menemani harimu
lanjut💪💪💪💪
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!