Xavier Zibrano, CEO muda yang selalu di paksa menikah oleh ibunya. Akan tetapi ia selalu menolak karena masih ingin menikmati masa mudanya.
Divana Veronika, gadis cantik yang rela meninggalkan orang tuanya dan lebih memilih kekasihnya.
Namun siapa sangka, kekasih yang ia bela mati-matian justru menghianatinya. Divana memergoki kekasihnya sedang berhubungan intim dengan sahabatnya sendiri di sebuah kamar hotel.
Dengan perasaan hancur, tak sengaja Divana di pertemukan dengan Xavier yang baru saja selesai menghadiri acara gala diner di hotel yang sama.
Divana yang sedang kalut akhirnya menawarkan sejumlah uang kepada Xavier untuk menghabiskan malam bersamanya.
Akankah Xavier menerima penawaran tersebut?
Yuk simak cerita selanjutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 1
Xavier Zibrano merupakan putra tunggal dari pasangan tuan Justin Zibrano dan nyonya Sarah Thalasa, Usianya yang baru saja menginjak dua puluh tiga tahun sudah di paksa menikah oleh sang mami.
Sarah iri dengan teman arisannya yang sudah pada memiliki cucu, sementara dirinya satupun belum memilikinya.
Xavier yang masih tergolong muda, selalu membantah keinginan maminya, ia masih ingin bebas kesana kemari tanpa ada aturan.
"Xavier, kapan kamu punya pacar? Kamu lihat teman mami, mereka sudah pada memilki cucu, sementara mami satupun belum punya" oceh Sarah.
"Kan ada anaknya kak Naya mam, anggap aja itu cucu mami sendiri" sahut Xavier cuek.
"Tetap saja beda, itu kan anak Naya bukan anak kamu" seru Sarah.
Xavier hanya mengendikkan bahunya tak peduli, dia masih ingin menikmati masa mudanya, dia tidak mau mengikuti jejak kedua sepupunya yang menikah muda.
"Kalau dalam sebulan ini kamu tidak juga punya pacar, maka mami akan menjodohkanmu dengan anak teman mami" putus Sarah.
Terdengar helaan nafas dari Xavier, dia merasa tertekan karena sang mami yang terus ingin menjodohkannya dengan anak temannya.
"Mami tidak perlu repot-repot mencarikan ku jodoh. Percuma sama mam, aku tetap akan menolak" kata Xavier.
Sarah berdecak sebal, dia melihat kearah suaminya, ia berharap suaminya itu akan membantunya membujuk sang putra.
"Biarkan saja mi, nanti kalau sudah waktunya juga pasti akan menikah kok, lagian Xavier masih umur dua puluh tiga tahun, biarkan saja dia menikmati masa mudanya dulu" ucap Justin tidak mau pusing.
"Anak sama bapak sama saja, sama-sama menyebalkan" kesal Sarah.
Usai sarapan pagi Xavier pamit berangkat ke kantornya, dia mencium tangan kedua orang tuanya terlebih dahulu, setelah itu dia mengendarai mobilnya menuju ke perusahaan ayahnya yang sekarang sudah di serahkan kepadanya.
Setibanya di perusahaan Xavier langsung naik ke lantai atas dan masuk kedalam ruangannya.
Tak lama Reza, asisten Xavier masuk kedalam ruangannya.
"Selamat pagi tuan" sapa Reza.
"Bacakan" titah Xavier datar.
"Pukul dua belas siang ada meting dengan tuan Vino di restoran Xx, pukul dua siang ada kunjungan ke pabrik, pukul delapan malam ada undangan gala dinner di hotel xx" ucap Reza.
Xavier menghela nafas pelan sambil menyandarkan punggungnya kesandaran kursi. Jadwalnya cukup padat hingga malam nanti.
"Gala diner cancel saja, saya malas menghadiri acara itu" ucap Xavier, yang tidak begitu suka menghadiri acara rekan bisnisnya, karena akan banyak penjilat yang mendekatinya untuk mengambil keuntungan darinya.
"Tidak bisa tuan, ini tuan Bagas sendiri yang mengundang kita, nanti anda bisa di nilai buruk oleh beliau" ucap Reza.
Xavier menghembuskan nafas kasar, Bagas merupakan rekan bisnis ayahnya yang sudah beratahun tahun bekerjasama dengan perusahaannya. Kalau tidak hadir yang ada akan membuat tuan Bagas kecewa padanya.
"Baiklah, aku akan menghadirinya tapi hanya sebentar saja" putus Xavier, setidaknya dia muncul di acara tersebut walau sebentar, ia melakukan itu hanya untuk menghargai tuan Bagas sebagai partner bisnisnya.
"Kamu siapkan semua berkas yang akan kita bawa, nanti kalau sudah waktunya kamu ingatkan saya" pinta Xavier.
"Baik tuan" jawab Reza.
"Sekarang tolong buatkan saya minum" perintah Xavier.
Reza mengangguk dan pamit keluar dari ruangan Xavier, Xavier mulai membuka berkasnya satu persatu dan mengerjakannya.
Selang berapa lama poselnya berdering, dan muncullah nama Irene memenuhi layar ponselnya.
"Hallo, iya ada apa?" Tanya Xavier setelah panggilannya tersambung.
"...... "
"Maaf, aku tidak bisa, hari ini aku sibuk" ucap Xavier dan mengakhiri panggilannya secara sepihak.
Irene merupakan anak dari teman maminya yang dulu pernah di kenalkan dengannya, wanita itu kerap kali menghubungi Xavier meskipun dia selalu menolaknya.
Waktu cepat berlalu, Xavier dan Reza meninggalkan kantor dan pergi menuju ke restoran Xx untuk meeting dengan koleganya.
"Selamat datang tuan Xavier" sapa Vino saat melihat Xavier masuk kedalam privat room.
Xavier hanya membalasnya dengan senyuman, mereka berjabat tangan dan setelah itu mereka duduk di kursinya masing-masing.
"Perkenalkan ini putri saya tuan Xavier" Vino sengaja membawa putrinya dalam pertemuan ini agar bisa berkenalan dengan Xavier.
"Saya Bianca tuan, senang bisa berkenalan dengan anda" ucap Bianca memperkenalkan diri seraya mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan.
Xavier menerima uluran tangan Bianca dan sedetik kemudian langsung menarik tangannya lagi, hanya sebentar mereka berjabat tangan.
"Hmmmm" hanya itu yang keluar dari mulut Xavier, inilah yang membuat dia malas bertemu dengan koleganya, tak sedikit dari mereka ingin menjodohkan putrinya dengan dirinya.
Wajar saja mereka berlomba lomba ingin menjodohkan putrinya dengan Xavier. Anak tunggal kaya raya dari pasangan Justin dan juga Sarah, tak hanya orang tuanya saja yang kaya, kakek neneknya juga seorang konglomerat.
"Langsung aja mulai acara meetingnya" titah Xavier tidak suka berbasa basi.
"Kenapa harus buru-buru, bagaimana kalau kita makan siang dulu, kebetulan ini sudah masuk jam makan siang. Kita akan mulai meetingnya setelah makan siang nanti"
*****
Ditempat lain terlihat seorang wanita sedang menghubungi kekasihnya. berencana ingin memberikan suprise untuk kekasihnya, pasalnya hari ini kekasihnya itu ulang tahun.
"Sayang, kamu sedang apa" tanya Divana lewat sambungan telpon.
"Aku sedang di kantor, ada apa hmm" tanya Samuel kekasih Divana.
"Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mengingatkan mu saja, jangan lupa nanti malam datang ke hotel Xx" ucap Divana mengingatkan kekasihnya.
"Iya sayang, aku ingat. kalau begitu aku lanjut kerja dulu" sahut Samuel.
Sambungan telpon pun terputus, Divana bergegas bersiap-siap untuk pergi ke mall bersama sahabatnya Lauren.
Setelah selesai Divana keluar dari apartemennya dan mengendarai mobilnya menuju ke mall, dia sudah di tunggu oleh Lauren di Mall.
"Akhirnya kamu datang juga, aku sudah jamuran menunggumu di sini" kesal Lauren, sudah setengah jam dia menunggu sahabatnya itu.
"Maaf, tadi aku menghubungi Samuel dulu" ucap Divana menyesal.
Divana menarik kursi untuk duduk, dia memesan makan dan juga cemilan untuk menemaninya ngobrol.
"Bagaimana persiapannya? Sudah semua kan" tanya Lauren.
"Sudah, nanti malam kamu juga harus datang, biar acaranya ramai" pinta Divana.
"Baiklah, meskipun sebenarnya malas" balas Lauren tanpa minat.
"Pokoknya kamu harus datang Lau, aku yakin kamu pasti suka dengan acaranya, aku juga mengundang teman-teman Sam yang lain kok"
"Iya-iya" pasrah Lauren.
Mereka berdua terus mengobrol sambil memakan cemilannya, sesekali mereka tertawa bersama.
Menjelang sore mereka memutuskan untuk pulang, mereka harus bersiap siap untuk acara malam nanti, Divana mengumpulkan semua teman-teman Samuel dan juga temannya, ia membuat pesta ulang tahun kekasihnya dengan begitu meriah.
"Aku harus berdandan cantik malam ini, biar Sam terpesona melihat penampilanku" ujar Divana sambil merias wajahnya di depan kaca.
Wanita itu ingin bertampil cantik di hari spesial kekasihnya, jangan sampai kekasihnya itu malu karena penampilannya, apalagi dia banyak mengundang teman-teman kekasihnya itu.