NovelToon NovelToon
Jodohku Mas Duda Jutek

Jodohku Mas Duda Jutek

Status: tamat
Genre:Duda / Pernikahan Kilat / Tamat
Popularitas:7.5M
Nilai: 4.8
Nama Author: Asri Faris

Setelah kepergian istrinya, Hanan Ramahendra menjadi pribadi yang tertutup dan dingin. Hidupnya hanya tentang dirinya dan putrinya. Hingga suatu ketika terusik dengan keberadaan seorang Naima Nahla, pribadi yang begitu sederhana, mampu menggetarkan hatinya hingga kembali terucap kata cinta.

"Berapa uang yang harus aku bayar untuk mengganti waktumu?" Hanan Ramahendra.

"Maaf, ini bukan soal uang, tapi bentuk tanggung jawab, saya tidak bisa." Naima Nahla

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Asri Faris, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 24

Nahla baru menyadari dan cukup kaget kalau perbuatan suaminya itu menimbulkan bekas merah keunguan di lehernya. Perempuan itu bingung sendiri cara menjelaskan pada putrinya.

"Owh ini ... ruam sayang, nggak pa-pa, nanti juga hilang," jawab perempuan itu yang keluar dari kepalanya.

Semoga alasan itu pas. Perempuan itu melirik suaminya yang tengah menatapnya dengan raut wajah tak biasa. Menahan hasrat yang hampir tumpah itu luar biasa tidak nyaman, dan sepertinya malam ini pria itu akan kerepotan sendiri menyamarkannya. Apalagi sudah lama tidak mendapatkan asupan kasih sayang, sudah barang tentu rasanya mupeng tak karuan.

"Icha, mimpi apa kenapa nangis?" tanya Nahla mencoba mengalihkan fokus gadis kecilnya.

"Aku keluar bentar ya," pamit Hanan menyela pembicaraan keduanya, beranjak turun dari ranjang. Mencari angin segar dan mencoba menenangkan si Bondan yang jelas-jelas tadi sudah hampir keluar dari sarangnya.

"Iya Mas," jawab Nahla mengangguk.

Jeda iklan karena kedatangan Icha, berharap hanya sebentar, nyatanya gadis kecil itu tak kunjung tidur kembali hingga malam. Tidur sambil memeluk ibunya.

Hanan sendiri keluar melakukan gerakan kecil. Pria itu sampai push up untuk mengalihkan, tetap saja rasanya tak nyaman. Sesuatu yang telah lama terpendam meminta untuk dilepaskan.

"Ya Tuhan ...!" Hanan memijit pelipisnya yang mulai terasa pening.

Setelah beberapa menit, pria itu kembali ke kamar. Ternyata putrinya belum juga tertidur kembali. Malah Nahla yang sudah kelihatan mengantuk. Pria itu makin resah dan galau saja.

Mau kesal tetapi harus sabar, hingga larut masih terjaga.

"Icha belum tidur? Sudah malam sayang, tidur," bujuk Pak Hanan gemas sekali. Icha mengangguk saja, tetapi tak kunjung merem.

Pria itu merebah tepat di samping istrinya. Sepertinya ia tidak bisa menunda keinginannya malam ini atau terancam tidak bisa tidur semalaman.

Kulit Nahla meremang seketika saat pria itu memeluk dari belakang. Mengusak lembut tengkuknya, seakan menghirup dalam-dalam wangi tubuh istrinya.

Sementara Nahla jelas tidak nyaman, selain panas dingin bercampur grogi, ada Icha dalam pelukan. Jadilah anak dan bapak itu saling berebut memeluk Nahla yang tiba-tiba merasa panas.

Rasanya ingin sekali protes, kenapa Mas Hanan nempel-nempel seperti ini saat bahkan ada Icha di ranjangnya. Walaupun tidak melakukan apa pun, tetap saja rasanya bikin jantung jedug jedug tak karuan.

Malam kian merangkak, tanpa sadar baik Nahla maupun Icha sama-sama tertidur. Tetapi tidak untuk Hanan yang hampir semalaman terjaga. pria itu benar-benar merasa tidak nyaman dan kesiksa sendirian. Paginya bonus mata panda dan kepala pening. Beruntung hari ini hari sabtu, Hanan libur ke kantor. Tetapi tidak untuk Nahla yang tetap mengajar.

"Mas, kamu nggak pa-pa? Kalau pusing minum obat ya? Atau mau aku belikan dulu di apotik," ujar Nahla polos sekali. Dia tidak paham kalau obat mujarabnya adalah Nahla sendiri.

"Kamu pulang jam berapa? Bisa nggak kalau sekarang izin saja."

"Hah, jangan dong Mas, aku tidak bisa izin lagi, kemarin sudah banyak absen. Belum lagi minggu depan resepsi mengambil cuti. Lagian nanti pulang lebih awal dari jam biasanya." Nahla tidak bisa serta merta izin tanpa alasan yang jelas.

"Ya sudah nggak pa-pa, aku antar saja nanti," ujar pria itu terlihat tak bersemangat sama sekali.

"Kalau Mas pusing, istirahat saja, aku bisa pesan taksi sekalian bareng Icha."

"Nggak pa-pa, pusing dikit kok," jawab Hanan kekeh mengantar istri dan anaknya.

"Ayo Ma berangkat!" seru Icha sudah siap. Nahla mengangguk setelah memastikan penampilan dirinya dan putrinya rapih. Lebih dulu ke sekolahan Icha, lalu ke sekolahan Nahla.

"Selamat belajar sayang!" seru Nahla mengantar gadis kecilnya sampai gerbang. Gadis enam tahun itu masuk setelah menyalim takzim ayah dan ibunya.

"Mas, nanti pulangnya aku mau mampir ke rumah Ibuk, ada yang mau aku omongin," pamit Nahla cukup sibuk. Tentu saja membahas acara resepsi yang sebentar lagi akan digelar.

"Aku udah booking gedung, catering, dan semuanya. Dijadiin satu saja, nanti undangan keluarga kamu sama keluarga aku sama. Jadi, kamu nggak usah ikut mikirin apa-apa lagi."

"Mas udah bilang sama bapak dan ibuk?"

"Belum, nanti sekalian juga nggak pa-pa. Pulang sekolah aku jemput, sekalian fitting baju pengantin." Rupanya Hanan telah menyiapkan semua keperluan resepsi. Sadar semuanya sedikit dadakan, pria itu tidak ingin membuat repot istri dan mertuanya.

"Owh ... gitu ya Mas," jawab Nahla sedikit bingung. Undangan sedang dicetak dan sepertinya perempuan itu harus segera mengabari kalau semua tamu dijadikan satu.

"Aku turun ya, hati-hati pulangnya!" pamit Nahla menyalim suaminya dengan sopan. Berlalu dengan tatapan sayu pria itu yang nampak tidak bersemangat menjalani hidup.

Pulang sekolah, Nahla langsung bertolak ke kediaman ibunya. Selain rindu, perempuan itu juga ingin mengatakan banyak hal tentang resepsi nantinya. Tak berselang lama, Hanan menghampiri ke rumah, pria itu bersilang jalan dengan Nahla yang menghampiri ke sekolahan.

"Maaf Mas, tadi aku udah kirim pesan, tapi kayaknya kamu nggak baca," sesal perempuan itu melihat suaminya menyusulnya.

"Iya, nggak pa-pa, yang penting sudah ketemu." Gegara kepala pening, pria itu gagal fokus seharian ini.

"Langsung pulang ya?"

"Kok buru-buru, baru juga sampai. Katanya mau ngomong sama bapak."

"Udah, tadi nemuin di toko, biar makin jelas. Sama ibuk juga sudah aku kabari, jadi nanti tidak usah terlalu repot."

Sebenarnya Nahla masih betah berlama-lama di rumahnya. Namun, pria itu yang sudah tidak betah meminta pulang. Terlihat gelisah dan tidak tenang.

"Besok bisa datang lagi, ayo pulang!" ajak pria itu setelah pamit dengan ibu dan nitip salam untuk bapak.

Hanan langsung membawa istrinya pulang, tetapi bukan langsung ke rumah. Melainkan, ke suatu tempat yang membuat kening Nahla mengeryit bingung.

"Mas, kita mau ke mana?" tanya Nahla kebingungan saat suaminya membawa ke sebuah hotel.

1
Koni Dwi N
Hanan suami idaman banget
Tiagus Nababan
sekarang baru terasa....lki lki egois
Sandisalbiah
hah.. makanya jd suami itu jgn labil, udah tua juga kok gak bisa konsisten dgn hati dan perasaanya sendiri...
Sandisalbiah
walau langkah yg di ambil Nahla itu salah tp sebagai perempuan normal pasti akan mendukung tindakan Nahla.. buat apa bertahan kalau keberadaan kita gak di anggap juga gak di hargai.. apa lagi adanya Nahla dlm hidup Hanan adalah murni keinginan laki² egois itu sendiri, hasil paksaan dia malah.tp begitu Nahla masuk dlm kehidupannya justru di kecewakan, hanya dianggap sebagai pelampiasan... berengsek banget si Hanan emang..
Sandisalbiah
lagi² egois juga kepala batu.. harusnya kalau dia emang peduli dan menganggap Nahla itu istrinya saat tau Nahla belum pulang dia langsung cari in, lha ini kok nunggu sampe besok.. nampak sekali dia gak peduli dgn keadaan Nahla... dasar suami gak waras..
Sandisalbiah
Hanan egois.. gak peka sama istri... kasihan Nahla
Sandisalbiah
hah.. Hanan hangat di awal aja ya.. awas aja kalau sampai dia nyakiti hati Nahla... sadar gak sih kalau sikapnya itu sudah aneh.. dasar Hanan
Sandisalbiah
padahal udah sempat beristigfar lho si Hanan tp begitu nyicip ketupat tahu kok langsung bersikap aneh.. sadar gak dia itu udah menyakiti istrinya.. semoga sikap anehnya gak makin menjadi dan berlarut².. kasihan Nahla... secara pernikahan ini juga termasuk hasil dr paksaan Hanan walau tdk secara langsung
Sandisalbiah
hah.. mantan duda yg udah lama puasa.. pengen buka, ada aja gangguan.. 🤭
Sandisalbiah
sempet kawatir kalau Hanan bakal menyebut nama Almarhumah saat penyatuan mereka krn Hanan kan belum move on sepenuhnyaa dr sang mantan terindah walau sudah beda alam
Sandisalbiah
readers ikut salting gegara mas Hanan
Sandisalbiah
pinter banget mas Hanan baca situasi, pasang strategi dadakan buat mengikat neng Nahla nya... gak tanggung².. langsung ijab lho..
Sandisalbiah
bener² gak mau buang² waktu ya mas Hanan... semua kudu di segerakan.,
Sandisalbiah
pak duda meresahkan ya Na... buat jantung jd gak normal
Sandisalbiah
tuh kan.. mulai kelihatan kan gelagat² kang gombalnya 🤭L
pak duda mah jutek nya cuma kamuflase, aslinya dingin dingin empuk dia
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚍𝚞𝚍𝚊 𝚖𝚊𝚙𝚊𝚗 𝚕𝚑𝚘 𝙼𝚒𝚜𝚜... 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚐𝚊𝚔 𝚗𝚎𝚔𝚘² 𝚍𝚒𝚊 𝚌𝚞𝚖𝚊 𝚒𝚝𝚞 𝚊𝚓𝚊 𝚓𝚞𝚝𝚎𝚔 𝚙𝚕𝚞𝚜 𝚍𝚒𝚗𝚐𝚒𝚗.. 𝚝𝚙 𝚜𝚊𝚙𝚊 𝚝𝚊𝚞 𝚙𝚊𝚜 𝚜𝚊𝚖𝚊 𝙼𝚒𝚜𝚜 𝚗𝚊𝚗𝚝𝚒 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚝𝚊𝚑𝚞 𝚓𝚍 𝚕𝚎𝚋𝚒𝚑 𝚑𝚊𝚗𝚐𝚊𝚝...
Koni Dwi N
jaga image dong
Sandisalbiah
𝚒𝚗𝚒 𝚘𝚛𝚐 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚗𝚒𝚔𝚊𝚑 𝚖𝚊𝚌𝚎𝚖 𝚗𝚐𝚊𝚓𝚊𝚔 𝚋𝚎𝚕𝚒 𝚌𝚒𝚕𝚘𝚔, 𝚖𝚊𝚗𝚊 𝚖𝚊𝚔𝚜𝚊 𝚕𝚊𝚐𝚒.. 𝚑𝚎𝚛𝚊𝚗...
Any Puji
hamil tuh kan habis haid dgass trus sama si duda..bulan madu ya gagal
Any Puji
rumah kamu na dari duda jutek
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!