Menceritakan perjuangan seorang miliarder dalam mendapatkan seorang hati wanita cantik nan elegan. Sosok Shaleen merupakan wanita tangguh, mandiri, dan mempunyai prinsip tinggi hingga akal pikir yang cukup di luar logika.
Namun di sisi lain, seseorang bernama Peter telah lama menyusun strategi untuk menangkap Tristan. Hal itu dikarenakan dendam masa lalu, di mana ayah Peter bernama Omar Farid di tangkap. Di tambah dia baru tau kalau Tristan juga mengincar wanita yang ia cintai selama ini.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
VICENZO ─ 04
"Bos. Hilang, "
"Kabur lagi?"
"Iya bos, "
"Kalian sudah cari dengan benar?"
"Sudah bos. Tapi kami tidak menemukannya, "
"Aghhh. Lihat saja kau Lia. Aku pasti akan menemukanmu, " gumam Abraham kesal yang kemudian pergi meninggalkan kampus bersama dengan anak buahnya.
...***...
"Apa mereka sudah pergi?" Tanya Lia dengan mata yang masih terpejam. Leo yang masih menatap Lia, sampai tak mendengarkan pertanyaan Lia.
Lia yang merasa aneh, perlahan membuka matanya. Dia terkejut melihat Leo yang memperhatikannya begitu dalam.
"Kau─" Lia langsung mendorong Leo. Dorongan Lia yang begitu keras membuat Leo terpental cukup keras, sampai pintu mobilnya terbuka dan membuat dirinya sampai terjatuh keluar mobil.
"Pak. Saya tau saya cantik. Tapi jangan mengambil kesempatan pada gadis muda muda dong pak, "
"Apa begini caramu berterima kasih?"
"Oke. Terima kasih karena telah membantu ku. Tapi─kau juga harus minta maaf karena perilaku mu yang kurang sopan, "
"Aku juga harus minta maaf?"
"Iya. Bapak ini sudah tua masih saja─"
"Umur ku masih 23 tahun. Jadi berhenti memanggilku bapak, "
"23 tahun tapi tampangnya terlihat tua, " gumam Lia pelan.
"Apa?"
"Tidak ada. Cepat minta maaf!"
"Baiklah. Aku minta maaf, "
"Oke maaf di terima, " ucap Lia yang langsung meninggalkan Leo.
"Selama ini belum ada satu pun gadis yang berani berbicara seperti itu padaku, " gumam Leo sambil memperhatikan Lia berjalan meninggalkannya.
"Kebanyakan wanita di luar sana akan luluh dan salah tingkah saat di tatap seperti itu. Kenapa dia tidak?" Lia kembali berbalik untuk memastikan, apakah Leo memperhatikannya lagi. Leo membuang muka saat Lia menoleh ke belakang dan kembali masuk ke dalam mobilnya.
...***...
Tak berselang lama, Felix dan Thony datang. Thony dan Leo berbincang-bincang kecil sebelum pulang. Setelah menghabiskan kurang lebih 10 menit perbincangan, keduanya masuk ke dalam mobil dan bergegas pulang.
Di kediaman Beatriz.
Leo belum memberi kabar kakaknya kalau dia sudah sampai kota Wilson. Dia baru saja tiba di bandara dan langsung pergi menjemput Thony. Kakak pertama mereka perempuan yang bernama Shaleen Elios Beatriz.
Saat itu Shaleen sedang di taman bersama ibu mereka yang kini lumpuh dan duduk di kursi roda. Mereka berdua senang saat melihat Thony sudah pulang, di tambah kedatangan Leo yang semakin membuat ibu tiga anak itu semakin bahagia.
"Ibu, " sapa Leo yang langsung membungkukkan sedikit badannya dan memeluk ibunya.
"Leo bawakan oleh-oleh dari Cina untuk kalian berdua, " ucap Leo sambil memberikan masing-masing paper bag.
"Ibu bersyukur kamu pulang nak. Tidak perlu repot-repot bawa hadiah seperti ini, "
"Tidak apa-apa ibu. Sekali-kali kan, "
"Ya sudah. Gimana pendidikan kamu? Apa kamu akan melanjutkan S2?"
"Uhm bu. Leo minta izin untuk stop dulu. Mungkin─tahun yang akan datang atau tahun selanjutnya lagi baru Leo lanjut S2, "
"Terus sekarang, kamu mau ngapain?"
"Aku mau terjun ke dunia bisnis bersama kak Shaleen, "
"Ide bagus nak. Kamu bantu kakak mu ini. Perusahaan nya sudah bangkrut. Mungkin kakak mu kewalahan mengurus segala bisnisnya sendiri, "
Mendengar itu Leo terkejut dan menatap Shaleen. Nampak Shaleen hanya membalas dengan sorot mata kekecewaan untuk dirinya sendiri.
"Shaleen, "
"Iya bu?"
"Ibu pengen masuk ke dalam. Ibu mau rebahan di kasur, "
"Ah kak Shaleen. Biar Thony aja yang antar ibu, " sahut Thony.
"Baiklah, " Thony lalu menjalankan kursi roda ibunya menuju kamar.
***
"Kak Shaleen, " panggil Leo.
"Hum?"
"Apa yang terjadi kak? Bukan kah bisnismu selalu─"
"Dalam bisnis jatuh bangun itu pasti ada Leo. Kita tidak selamanya ada di atas. Ada saatnya kita jatuh, "
"T─tapi kak. Pasti ada sebabnya kan bisnis mu jatuh?"
"Ada Leo. Pebisnis dari kota Hallam pindah ke kota ini. Mereka memulai bisnis di sini dan berkembang sangat cepat. Perusahan itu juga mengalahkan perusahan kita, "
"Apa kakak tidak mau mengembangkan kembali bisnis itu?"
"Tenanglah. Kakak masih ada bisnis lain yang keuntungannya jauh lebih besar dari perusahaan itu, "
Tak berselang lama, Olivia asisten pribadi Shaleen datang.
"Nona. Kita dapat kiriman email dari Korea Selatan. Mereka ingin nona menjadi brand ambassador untuk produk sampo yang baru mereka keluarkan, " Shaleen tersenyum sambil melirik ke arah Leo.
"Kau dengar? Rezeki itu datang tak terduga, " ucap Shaleen yang kemudian pergi bersama Olivia.
...***...
Keesokan harinya.
Leo pergi ke perusahaan kakaknya untuk mengecek situasi di kantor itu. Dia sudah mendapatkan izin kakaknya untuk mengambil alih perusahaan itu.
"Laporan keuangan?"
"Ini sir, "
"Laporan gudang?"
"Kalau itu masih sama pak Peter, sir, "
"Panggil dia kemari, "
"Baik─"
"Kau mencari ku, Sir?" ucap Peter yang tiba-tiba masuk ke ruangan Leo.
"Apa kau pak Peter?"
"Benar sir, "
"Saya mau minta laporan untuk perlengkapan gudang, "
"Ini sir, " Peter memberikan berkas itu kepada Leo.
Satu per satu halaman Leo baca tanpa terlewat sedikit pun. Sampai akhirnya Leo menemukan adanya berkas laporan yang cukup membuat Leo sedikit kecewa.
"Pak Peter. Apa ini kau yang urus?"
"Benar Sir. Ada apa?
Apakah ada tulisan yang salah?"
"Ejaannya sudah benar. Tapi laporannya yang kurang benar, "
"Uhm. Maksudnya apa Sir?"
"Laporan tanggal 24 februari. Kenapa bisa kita mendapatkan pemasukan 35%?"
"Sir. Ku rasa kakak mu bel─"
"Kakakku sudah menjelaskannya. Lalu, apa masalahnya? Karena bisnis ini tidak jalan lalu kalian ingin mundur begitu?"
"Katakan pada saya siapa saja yang ingin mundur?"
Suasana di ruangan itu mendadak hening. Bagi Leo, tidak ada kata menyerah sebelum berhasil. Leo sangat tidak suka dengan orang yang menyepelekan sesuatu. Itu bisa membuatnya marah dan kecewa.
"Sekarang begini. Saya mau buat perubahan di perusahaan ini. Saya akan urus semuanya dengan kakak saya. Jadi untuk itu saya tidak mau dan tidak ingin mempunyai karyawan yang kerjanya lambat,
Bagi yang merasa pekerjaan ini sangat berat silahkan angkat tangan lalu keluar dari ruangan ini,
Tentu dari perusahaan ini juga, " sambung Leo.
"Apa kalian mengerti?"
"Mengerti sir, "
"Kembali ke ruangan kalian, " perintah Leo. Mereka semua langsung membubarkan diri keluar dari ruangan Leo.
"Pak Peter, " tegur Leo membuat langkah kaki Peter terhenti.
"Iya sir?"
"Perbaiki laporan mu. Minggu depan saya mau laporan yang lebih universal,
Kau tau pak. Laporan seperti ini hanya berlaku untuk jaman dulu, " ucap Leo.
Teguran Leo ternyata membuat Peter tersinggung. Sejak Peter masuk ke perusahaan keluarganya, Leo memang sudah tidak suka. Selain dari cara bicaranya, Leo juga tidak suka cara Peter berinteraksi dengan kakaknya. Seperti yang kita tau, Leo sangat protektif pada kakaknya. Dia tidak suka kakaknya bergaul dengan sembarang pria.
..."Luluh dan jadi penurut hanya karena di tatap oleh pria?...
...Sorry sir, that's not my style."...
...─ Cordelia...