Fricilla Andini Windari
Gadis cantik dan pintar biasa dipanggil Cila.
Dia diusir dari rumah akibat difitnah adik tirinya.
Tidak hanya itu, calon tunangan Cila juga ikut membatalkan pertunangan mereka. Betapa kecewa dan terluka hati Cila mengalami itu semua.
Akibat hal itu dendam melekat dihatinya. Saat sedang terpuruk, Tuhan mempertemukan Cila dengan sosok laki-laki tampan dan ternyata awal pertemuan mereka membuat laki-laki itu jatuh cinta kepada Cila.
Alfian Anggara
Laki-laki yang memiliki sifat humoris dan penyayang. Namun jika orang terdekat nya di sakiti dia akan langsung bertindak.
Pertemuan antara Cila dan Alfi berawal dari kecelakaan yang dialami Alfi.
Disitu awal kisah mereka dimulai.
"Dimana rumahmu gadis cantik?"
"Aku tidak memiliki rumah karena diusir oleh keluarga ku."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nur Anis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 34 - Tanda Bintang
"Kok kyak pernah lihat ya." Alfi dan Cila berkata secara bersamaan dan mereka saling menatap.
"Dimana?"
Semua bertanya dengan kompak menatap Alfi dan Cila.
"Dulu awal ketemu Cila pas Alfi kecelakaan mi dan Cila bawa Alfi ke rumah sakit dan dokter yang menangani Alfi ciri-cirinya sama kyak yang disebutin Mama Rena. Dokter itu punya lesung juga tapi disebelah kanan dan ditangan dia juga ada tanda bintang berwarna merah. Alfi inget jelas kok." jelas Alfi kepada yang lain.
"Berarti itu dokternya Fi." kata Anjar tersenyum senang seperti mendapatkan harta karun.
Alfi dan Cila menggelengkan kepala mereka.
"Kenapa ?" tanya Zay heran.
"Masalahnya dokter cowok bukan cewek." jawab Alfi dan Cila bersama.
"Waduh kok bisa? Mungkin kalian salah lihat bisa jadi itu cewek." Anjar masih berpikir positif meyakinkan bahwa dokter itu perempuan.
"Masa cowok ada kumis sama jakun." celetuk Alfi.
"Tapi patut diselidiki siapa tahu mereka ada hubungannya. Apa mereka kakak adik?" ucap Zay.
"Iya betul, memang harus diselidiki. Aku yakin pasti ada hubungannya." kata Alfi.
"Cila kamu juga bukannya memiliki tanda merah sayang." kata Mama Rena.
"Masa sih ma? Ngak ada tuh." Cila menunjukkan kedua lengan tangannya kepada semua orang.
"Bukan ditangan sayang tapi di telapak kaki." jawab Mama Rena langsung menarik kaki Cila ke pangkuannya.
"Nih kan benar kata mama. Mama tuh inget kamu juga punya." Mama Rena menunjukkan tanda bintang berwarna merah yang ada dikaki Cila.
"Ini tanda asli atau buatan?" tanya Kak Dinda.
"Sepertinya ini asli karena bentuknya seperti tanda lahir." ucap Alfi mengamati lebih jelas.
"Jika milik Cila asli apa punya dokter itu juga asli?" tanya Anjar.
"Sepertinya tidak. Karena milik dokter yang menangani aku waktu itu tidak sejelas milik Cila." jawab Alfi yakin.
"Milik dokter yang membantu mama melahirkan juga tidak sejelas milik Cila." kata Mama Rena.
"Ma apa tidak ada petunjuk lain?" ucap Alfi kepada Mama Rena.
"Apa ya Fi. Sebentar dulu mama mengingatnya." jawab Mama Rena.
"Apa waktu Cila diberikan ke mama doker itu tidak memberikan seuatu?" tanya Tante Hesti.
"Tidak mbak. Dokter itu memberikan Cila yang hanya berbalut selimut tanpa pakaian bayi." ucap Mama Rena mengingat bayi Cila yang masih terlihat merah seperti baru dilahirkan.
"Selimutttt, ya selimutt. Tunggu disini sebentar."
Mama Rena berteriak dan berlari ke kamar yang dia tempati membuat yang lain terkejut. Mama Rena membongkar semua kopernya yang tadi pagi di ambilkan oleh anak buah Alfi dari rumah kediaman Andara. Dia mencari sesuatu yang dia simpan dengan baik.
Di ruang keluarga orang-orang itu saling menatap bingung dan memilih menunggu Mama Rena kembali.
Lama menunggu akhirnya Mama Rena kembali dengan memegang sebuah selimut bayi berwarna putih.
"Itu apa ma?" tanya Cila kepada Mama Rena yang masih mengatur napasnya akibat berlari.
"Ini selimut yang digunakan Cila saat dokter itu memberikan Cila kepada mama." jawab Mama Rena menatap sendu selimut bayi itu.
"Coba Alfi lihat ma." kata Alfi ingin memegang.
Mama Rena memberikan selimut bayi itu kepada Alfi.
Alfi memegang selimut bayi itu yang sangat lembut.
"Ini selimut mahal pada masanya dan hanya dimiliki oleh beberapa orang didunia." Mami Ara yang ikut memegang selimut itu sangat yakin jika selimut bayi ini termasuk sangat langka.
"Lihat ini ada tanda bintang juga." Zay menunjukkan sebuah tanda bintang yang terletak di ujung selimut itu.
"Sementara waktu selimut ini biar Alfi yang simpan dan selidiki. Pastikan tidak ada yang tahu mengenai hal ini selain kita yang ada disini." ucap Alfi serius.
Yang lain hanya mengangguk saja menuruti perkataan Alfi.
"Ya sudah lebik baik sekarang kita beristirahat. Apalagi besok Mami Ara, Mama Rena dan Tante Hesti akan pergi ke Paris. Biarkan nanti anak buah Alfi yang mempersiapkan semuanya." kata Alfi.
"Mama mau ke Paris?" Anjar yang belum mengetahui menatap mamanya ingin tahu.
"Iya mama mau liburan abisnya bosen lihat kamu masih jomblo aja." kata Tante Hesti kepada anaknya.
"Udah jangan mulai lagi." ucap Anjar malas.
"Oh iya Kak Dinda gimana sama pria brengsek itu?" tanya Zay kepada Kak Dinda.
"Besok dia ngajak ketemuan di Mall. Menurut kalian enaknya diapain?" kata Kak Dinda tersenyum sinis.
"Enaknya ya dikerjain." jawab Anjar.
"Aku punya ide." ucap Cila tersenyum senang.
"Ide apa Cila?" tanya Kak Dinda penasaran.
Cila membisikkan sesuatu ke Kak Dinda dan mereka berdua tersenyum bersama.
"Kalian merencanakan sesuatu?" tanya Zay selidik.
"Kepo." Kak Dinda dan Cila menjawab bersamaan.
Dinda pasti pacaran sm Jeremy, astoge 🤦♀️🤦♀️🤦♀️
Tuhan aja bisa memaafkan & mengampuni..