NovelToon NovelToon
Figuran Dalam Dunia Fiksi

Figuran Dalam Dunia Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Idola sekolah
Popularitas:102.3k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jelita Pramono seorang gadis periang, namun jangan sampai kalian mengusik nya, apalagi keluarga maupun orang yang ia sayang disekitarnya. Karena jika kamu melakukannya, habislah hidupmu.

Hingga suatu hari, ia sedang pergi bersama kakak nya, tapi di dalam perjalanan, mobil mereka tertabrak mobil lain dari arah belakang. Sehingga, Jelita yang berada di mobil penumpang mengeluarkan darah segar di dahi nya dan tak sadarkan diri.

Namun, ia terbangun bukan di tubuh nya, tapi seorang gadis bernama Jelita Yunanda, yang tak lain merupakan nama gadis di sebuah novel yang ia baca terakhir kali.

Bukan sebagai pemeran utama atau si antagonis, melainkan figuran atau teman antagonis yang sikapnya dingin dan jarang bicara sekaligus jarang tersenyum.

Mengapa Jelita tiba-tiba masuk kedalam novel menjadi seorang figuran? Apa yang akan terjadi dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Oh Si Paman

Roy yang berada satu langkah di belakangnya langsung memperlambat langkah. Ia menatap ke arah yang dilihat bosnya. Seketika ia mengenali mereka.

"Bukankah itu semua gadis yang menolong nya? Kenapa ada disini? Ah. Lupa ini kan mall, siapa saja boleh kesini. Hem pasti tadi memang kesini tujuannya, dan kebetulan bertemu dengan bos dan aku!" bisiknya dalam hati. Sekilas, ia melirik ekspresi Arizo, mencoba membaca pikirannya. Namun seperti biasa, wajah pria itu tetap tenang dan sulit ditebak.

Orang-orang yang mengikuti mereka jadi saling pandang. Manajer mall berbisik pelan ke Roy. "Pak Roy, Tuan Muda Arizo kenapa tiba-tiba berhenti?"

Roy tak menjawab, hanya memberikan gestur kecil agar mereka tetap tenang.

Arizo masih memandangi Jelita dan ketiga temannya yang kini sedang bersiap di depan mesin dance.

“Mau main lagu apa, nih?” tanya Jelita sambil menatap layar mesin dance yang menyala terang. Di layar, berbagai pilihan lagu dengan level berbeda muncul satu per satu, lengkap dengan irama dan gaya dance yang menarik.

Dara langsung melongok ke layar, “Yang gak terlalu susah aja ya, nanti jatoh lagi kayak waktu itu.”

“Eh, itu karena kamu gak liat panahnya, bukan karena lagunya,” ledek Tiara sambil nyengir.

Meyriska mengangkat bahu santai, “Aku sih terserah, yang penting beat-nya asik. Biar nanti bisa gaya ala K-Pop idol.”

Jelita tertawa pelan, “Oke deh, aku pilih lagu yang pas di tengah-tengah. Gak gampang, gak susah. Tapi seru!”

Begitu lagu dipilih, lampu warna-warni mulai berkedip mengikuti irama. Keempat sahabat itu berdiri di tempat masing-masing. Dua orang duluan yang main, dua lagi menonton sambil tertawa-tawa di belakang.

“Oke, aku dulu sama Tiara ya!” seru Jelita sambil mulai menginjak panah-panah yang muncul di layar.

“Gas, kita tunjukin skill!” Tiara bersemangat.

Dara dan Mey berdiri di belakang mereka, jadi supporter dadakan.

“Kanan Lit! Kanan!”

“Tiara, ayolah! Jangan kalah dari Jelita!” teriak mereka sambil tertawa.

Beberapa pengunjung yang lewat pun ikut melirik. Ada yang tersenyum melihat kekompakan mereka, ada yang berhenti sebentar untuk menonton.

"Lucu banget mereka, kompak ya." bisik seorang gadis remaja ke temannya.

"Kayak anak band, rame dan enerjik gitu," sahut temannya sambil merekam sedikit dari kejauhan.

Setelah lagu selesai, mesin berbunyi: "FINISH!" disertai tepuk tangan kecil dari penonton sekitar yang menikmati permainan mereka.

Jelita dan Tiara saling lempar high-five.

“Tadi hampir kepleset sumpah, tapi seru!” ujar Tiara sambil mengatur napas.

“Udah kayak perform konser kecil, ya,” sahut Jelita.

Giliran berikutnya pun Dara dan Mey yang main. Kali ini, lebih banyak tawa karena Dara sempat salah arah dan malah melompat ke belakang.

“DARA! Panahnya ke kiri, bukan mundur!” jerit Jelita sambil tertawa keras.

“Aku kira itu lompat, bukan geser!” balas Dara, membuat yang lain makin ngakak.

Begitu permainan selesai, mereka semua turun dari mesin dengan napas ngos-ngosan tapi senyum puas.

“Ah... LAPAARRR!” Dara langsung berteriak sambil memegang perutnya.

“Ya udah, makan yuk,” kata Mey dengan antusias, ikut merasa lapar juga.

“Gaskeun!” seru Jelita dan Tiara bersamaan, lalu mereka masing-masing menarik tangan Dara dan Mey.

Tertawa-tawa, keempat sahabat itu melangkah keluar dari arena permainan dan berjalan menuju restoran favorit mereka, tempat biasa mereka ngobrol seru sambil menyantap makanan kesukaan.

Menjelang malam, langit mulai berubah gelap, lampu-lampu jalan menyala satu per satu. Mall pun mulai sepi, tak seramai sore tadi. Setelah puas bermain dan makan bersama, keempat sahabat itu memutuskan untuk pulang ke rumah masing-masing.

“Aku naik taksi aja,” ucap Jelita sambil menenteng tas kecilnya.

“Kenapa gak bareng-bareng aja?” tanya Dara sambil menoleh padanya.

Jelita tersenyum kecil, “Aku masih ada perlu. Kalian duluan aja, ya.”

“Oke deh, hati-hati,” balas Dara, lalu masuk ke mobilnya.

“Bye... jangan lupa chat grup kalau sudah sampai di rumah.” seru Mey dari dalam mobil sambil melambai-lambaikan tangan.

“Wokeh,” balas Jelita sambil tersenyum kecil.

Beberapa saat kemudian, mobil mereka pun menghilang dari pandangan.

Kini tinggal Jelita sendiri di pelataran mall. Ia menghela napas, mengeluarkan ponsel dan membuka aplikasi pemesanan taksi. Namun sebelum sempat menyentuh layar, suara "TIN! TINNNN!" terdengar keras dari arah depan.

“Astaga!” Jelita hampir melompat saking kagetnya. “Ih apaan sih? Gak sopan banget!” gerutunya sambil menatap kesal ke arah mobil hitam mewah yang kini terparkir persis di depannya.

Belum sempat ia balik badan, kaca belakang mobil itu perlahan terbuka. Dari balik jendela, terlihat wajah tenang dan tajam milik seseorang yang sangat familiar.

Jelita mengedipkan matanya beberapa kali, memastikan apa yang ia lihat benar.

“Oh... si paman,” gumamnya pelan, lalu menoleh kanan-kiri, ia melihat tidak ada orang disampingnya, “Ngapain juga mereka, apa mereka menunggu seseorang?” tanya nya dalam hati.

Tak lama, jendela depan di sisi penumpang juga terbuka. “Hey... mau pulang?” sapa Roy santai sambil melempar senyum.

Jelita menaikkan sebelah alisnya. Dalam hati, ia mencibir, "Tentu saja pulang, emangnya aku mau kemah di parkiran mall?"

Namun di luar, ia hanya mengangguk pelan, malas menjawab panjang.

Arizo yang duduk di belakang bersandar tenang sambil menatapnya tajam. “Masuk.” ucapnya singkat tapi tegas.

Jelita memandangi pintu mobil sebentar, ragu.

“Cepat,” tambah Arizo, kali ini nada suaranya sedikit lebih berat, tapi tak bernada marah.

“Busyet, pemarah banget nih cowo. Untung kamu cakep, kalau gk, udah aku buang disungai!” ucap Jelita dalam hati.

Jelita akhirnya membuka pintu dan masuk ke dalam mobil. “Lumayan, hemat ongkos pulang!”

Aroma interior mobil mahal langsung tercium, lembut dan bersih. Ia duduk tanpa banyak bicara, melirik Roy sebentar yang masih tersenyum ramah, lalu mengalihkan pandangan ke jendela.

Arizo kembali menyandarkan punggungnya, menatap lurus ke depan, tapi ekor matanya masih memandangi gadis di sampingnya lewat pantulan kaca.

Roy mengangkat bahu dan memberi kode pada sopir untuk melajukan mobil. Suasana dalam mobil sedikit sunyi, hanya terdengar suara AC dan deru pelan mesin.

"Paman, paman sedang menguntitku ya?" tanya Jelita tiba-tiba, melirik ke arah Arizo dengan curiga.

Arizo tak menjawab, hanya mengangkat tangan dan mengetuk pelan kepala Jelita dengan dua jari.

"Aish! Sakit tahu!" protes Jelita sambil mengusap kepalanya.

"Tempe," sahut Arizo santai.

"Hah? Ternyata orang kaya juga tau, namanya tahu dan tempe ya?" Jelita menoleh dengan ekspresi polos namun nyinyir.

Roy yang duduk di depan hampir tertawa terbahak, tapi hanya bisa menahan napas dan menggigit bibir bawahnya. Dalam hati, ia bergumam, "Gadis ini... bisa-bisanya bikin bos kelihatan kayak manusia."

Tiba-tiba, tanpa ekspresi yang jelas, Arizo berkata pelan, "Terima kasih."

Jelita melirik heran, "...Hah?"

1
Retno Palupi
lah kok blm lanjut kak??
Kucingku Hitam
up nya kk semangatt
Narimah Ahmad
baik 👍
Narimah Ahmad
lanjutt thor teruuss
Sinta Nurnaeni
bgus karyanya ayo update yang banyak
pina
knp TK up2
𝓔𝓵𝓵𝓮
ini belum up up ya kak 🤔
Ayu Ning Ora Caantiikk
knp kak ap sibuk d dunia nyata atau lgi sakit .. semoga d segrakn urusannya d sehtkn badannya... q mnti up lnjutannya kak... ku ksih vote dech
Imas Masripah
sy pun penggemar drama China love 020,lebih seru dramanya daripada filemnya pemerannya Angela baby,mungkin kalo Derama lebih panjang durasinya JD rebih rinci jln ceritanya, lanjutkan /Determined//Determined//Determined//Determined//Determined/
Narti Narti
ini kok gak abdet abdet sih thor
Ayu Ning Ora Caantiikk
kok blom up kak... dah lma gk up pdhl critanya bgus bngt
me
up nya kapan ka?
Vea Love
/Rose//Rose//Rose/
Vea Love
thorrrr lanjut dong cerita'y🙏🙏🙏😘
Vea Love
tim duo koplak ini mah/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Vea Love
kebanyakan ngomong jdi haus
Vea Love
berarti jelita yg asli dah pernah ketemu ya ama arizo😊
Vea Love
jangkrik bos/Facepalm//Facepalm/
Vea Love
emang pantes tuh sih verrel digebukin🤭
Vea Love
cerita'y bagus truz gx bnyk typo..tp kenapa sepi yg baca ya☹️
tetep semangat ya thor dalam berkarya💪🌹
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!