NovelToon NovelToon
Figuran Dalam Dunia Fiksi

Figuran Dalam Dunia Fiksi

Status: sedang berlangsung
Genre:TimeTravel / Reinkarnasi / Teen Angst / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Transmigrasi ke Dalam Novel / Idola sekolah
Popularitas:16.9k
Nilai: 5
Nama Author: Lily Dekranasda

Jelita Pramono seorang gadis periang, namun jangan sampai kalian mengusik nya, apalagi keluarga maupun orang yang ia sayang disekitarnya. Karena jika kamu melakukannya, habislah hidupmu.

Hingga suatu hari, ia sedang pergi bersama kakak nya, tapi di dalam perjalanan, mobil mereka tertabrak mobil lain dari arah belakang. Sehingga, Jelita yang berada di mobil penumpang mengeluarkan darah segar di dahi nya dan tak sadarkan diri.

Namun, ia terbangun bukan di tubuh nya, tapi seorang gadis bernama Jelita Yunanda, yang tak lain merupakan nama gadis di sebuah novel yang ia baca terakhir kali.

Bukan sebagai pemeran utama atau si antagonis, melainkan figuran atau teman antagonis yang sikapnya dingin dan jarang bicara sekaligus jarang tersenyum.

Mengapa Jelita tiba-tiba masuk kedalam novel menjadi seorang figuran? Apa yang akan terjadi dengannya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lily Dekranasda, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keinginan Jelita

Kring!!! Kring!!!

Bel tanda pulang sekolah menggema di udara, menandai berakhirnya jam pelajaran hari itu. Sorak sorai para siswa menggema di setiap lorong, semarak seperti nyanyian kebebasan setelah seharian terkungkung dalam bangku kelas.

Langit siang tampAk cerah dengan semburat keemasan yang menghiasi ujung awan. Angin semilir berhembus lembut, membelai rambut-rambut panjang para siswi yang melangkah ringan, sebagian berlari kecil menuju gerbang, sebagian lain menunggu jemputan di bawah rindangnya pepohonan halaman sekolah.

Di antara para siswa yang bergerak cepat, Jelita dan gengnya justru melangkah tenang, tanpa terburu-buru. Suara sepatu mereka berderit pelan menapaki lantai koridor yang mulai lengang. Suasana setelah insiden tadi pagi masih meninggalkan jejak ketegangan, tapi semuanya memilih diam. Tak ada yang membahas lagi tentang Laura atau Verrel.

Setibanya di parkiran, langkah mereka terhenti sejenak.

Di sana, geng Velocity X yang sudah lebih dulu berkumpul. Motor-motor mereka berjajar rapi, berkilau di bawah cahaya matahari. Laura tampak duduk di jok belakang salah satu motor, tersenyum tipis ke arah Verrel. Luka-luka mereka sudah tampak membaik, meski masih menyisakan memar samar di sudut wajah.

Meyriska menoleh ke sahabatnya. "Lit, ayo aku anter kamu lagi!"

Jelita menggeleng pelan. "Enggak usah, Mey. Kamu duluan aja ya. Aku bareng kakakku."

Pandangan Mey tak sengaja jatuh ke arah Verrel.

Tapi pria itu bahkan tak menoleh padanya. Matanya hanya menatap ke depan, sementara Laura dengan manisnya terus berbicara seolah mereka pasangan serasi.

Dan hatinya mencelos seketika.

Ada luka yang merembes di dadanya, perih namun tak bersuara. Ia cepat-cepat menunduk, berusaha menelan emosi yang mulai menyesakkan.

Jelita menoleh pelan, memperhatikan wajah sahabatnya yang memucat. Rahangnya mengeras. Matanya menyipit menatap Laura, yang kini tertawa renyah padahal baru beberapa jam lalu terkapar karena ulahnya sendiri.

Dalam hati Jelita berteriak, "Apa aku perlu bikin mereka putus sekarang juga? Tapi, nanti kasihan Mey kalau hubungan mereka berdua ngambang kek gini. Verrel itu masih buta. Gak bisa lihat siapa ular sebenarnya. Ah, nanti saja lah."

Tanpa berkata-kata, Jelita meraih tangan Mey dan menepuknya pelan.

Lalu ia berbalik. "Mey, Tiara, Dara. Kalian pulang duluan aja, ya."

Nada suaranya tegas. Lebih seperti perintah daripada permintaan.

Tiara dan Dara saling pandang, langsung mengerti maksudnya. Mereka menggandeng Mey dengan lembut, membawanya menjauH sebelum emosi Jelita benar-benar meledak.

“Duluan ya, Lit,” ucap Tiara cepat, sambil menarik Mey menjauh.

Jelita hanya melambaikan tangan singkat, matanya tak lepas dari Verrel dan Laura. Namun detik itu pula, suara berat dan dingin memecah konsentrasinya.

“Ayo, aku antar kamu pulang.” suara Devano, dingin tapi tetap menekan.

Jelita menoleh singkat bahkan malas menanggapi. “Enggak. Terima kasih.”

Nada suaranya seperti sembilu. “Aku bareng kakakku.”

“Dikira kita masih pacaran? Lucu. Emang nya aku kelihatan kayak cewek yang balik ke mantan? Terlalu mahal harga diri ku buat itu.”

Devano hanya terdiam. Tidak menjawab, tidak bergerak. Tatapan matanya menyimpan sesuatu yang rumit, antara kecewa, gengsi, dan mungkin masih ada sisa rasa bersalah yang tertinggal.

“Ayo, Kak,” ucap Jelita akhirnya.

“Ayo, Kak,” ucap Jelita akhirnya, menoleh ke arah Reza yang baru saja memutar kunci motor sport-nya.

Reza langsung melepas jaket kulit yang dikenakannya, menyodorkannya ke adiknya. “Pakai ini, dek,” katanya tenang.

Jelita menerimanya tanpa banyak bicara, lalu melilitkan jaket itu di pahanya, menutupi rok seragam sebelum naik ke motor.

Namun belum sempat Reza naik duluan, Raza tiba-tiba bersuara.

“Sama aku aja, dek. Ayo.” katanya santai, tapi matanya menyimpan keseriusan.

Reza menoleh, sempat melirik Raza sekilas, lalu menatap Jelita. “Aku aja.”

Jawabannya pendek. Tegas. Tak bisa ditawar.

Tanpa berdebat, Reza naik ke atas motor, dan Jelita pun duduk di belakangnya. Tangannya mencengkeram bagian belakang jaket kakaknya erat-erat, agar tak tersingkap ditiup angin.

Sebelum memutar gas, Reza menoleh ke arah gengnya.

“Rel. Aku antar adikku dulu. Kalian ke markas aja dulu.”

Verrel mengangguk singkat. “Oke.”

Tanpa berkata apa-apa lagi, Reza menarik gas motornya. Suara raungan mesin menggelegar ringan, sebelum perlahan melaju keluar dari parkiran.

Beberapa pasang mata memperhatikan kepergian mereka.

Tapi hanya satu yang terus menatap punggung motor itu hingga menghilang di tikungan gerbang sekolah.

Devano, berdiri diam, memandangi kepergian Jelita.

Verrel berdiri sejenak, memandangi arah kepergian motor Reza yang membawa Jelita menjauh. Angin siang itu mulai berhembus lembut, mengacak pelan helaian rambut di dahinya yang sedikit basah oleh keringat.

“Rel,” panggil Raza dari samping motor sport-nya. “Langsung ke markas?”

Namun sebelum Verrel sempat menjawab, suara lembut dan manja menyela.

“Kak Verrel, kamu lupa ya?” Laura di sampingnya tersenyum, senyumnya ditampilkan semanis mungkin meski masih ada sisa lebam di pipinya. “Kamu janji anterin aku pulang, kan?”

Ada jeda singkat sebelum akhirnya ia mengangguk pelan.

“Ikut aku dulu, anterin Laura,” katanya ke teman-temannya.

Harry langsung mengangguk cepat. “Oke, santai aja. Kami bareng ke markas.”

Willy menepuk pundak Verrel, santai. “Kita ngikut di belakang. Aman.”

Devano tidak banyak bicara. Ia hanya naik ke motornya dan menyalakan mesin, tapi matanya sempat menatap tajam ke arah Laura, pandangan yang tidak terlalu suka, tapi juga tidak mengomentari apapun.

Raza yang duduk di motornya ikut menambahkan, “Santai aja, Rel. Kita anterin Laura dulu.”

Laura menatap para cowok itu dengan senyum syukur, seolah merasa dihargai. Ia melirik ke arah Verrel, kemudian dengan cepat mengenakan helm dan naik ke boncengan.

Tangannya perlahan melingkar ke pinggang Verrel.

Mesin motor meraung, dan Verrel melirik ke belakang. “Jalan,” katanya pelan.

Mereka pun meninggalkan parkiran sekolah, deretan motor Velocity X menyusul di belakangnya. Debu jalanan mengepul samar di bawah roda kendaraan yang melaju itu.

Di sepanjang perjalanan, Laura diam. Tapi wajahnya menyimpan senyum puas.

Meski apa yang terjadi hari ini begitu membingungkan, terutama ancaman dari Jelita tadi, tapi kenyataan bahwa Verrel tetap ada di sampingnya sudah cukup membuatnya tenang. Apalagi, semua anggota Velocity masih terlihat berpihak padanya.

Mereka percaya padanya.

Mereka melihatnya sebagai gadis baik yang disakiti.

Dan selama itu masih berlangsung, ia merasa aman.

Sementara itu, suara mesin motor mulai mereda ketika Reza memarkir motornya di halaman mansionnya.

Jelita melepas helmnya perlahan, rambut panjangnya sedikit berantakan karena angin. Ia turun dari motor dan menyerahkan helm lalu jaket nya itu ke kakaknya.

"Sudah sampai," gumam Reza, menghela napas. "Kakak pergi dulu ya."

Jelita menoleh, ekspresinya datar tapi lembut. “Ke markas?”

Reza menganggukkan kepalanya, Reza menepuk lembut kepala adiknya.“Jangan lupa makan siang, ya. Jangan langsung tidur.”

“Siap, Komandan,” ucap Jelita sambil memberi hormat ala militer kecil-kecilan, setengah menggoda.

Reza tersenyum tipis. “Bagus. Kakak berangkat dulu.”

Ia langsung menyalakan mesin, lalu meluncur keluar dari halaman mansionnya.

Jelita hanya memandang kepergiannya sebentar sebelum berbalik dan masuk ke dalam kediamannya, dan langsung naik kelantai atas menuju ke kamarnya.

1
Viona Syafazea
apa mungkin dulu jiwa mereka tertukar, dan sekarang jiwa mereka ( jelita dunia asli dan novel) kembali ke tubuhnya masing-masing.. 🤔
Viona Syafazea
ini juga bisa dijadiin judul novel baru.. /Facepalm/
Viona Syafazea
wahhh si author ngasi kisi-kisi judul novel baru mu ya thor.. /Facepalm//Facepalm/
Viona Syafazea
lahhh mochi mah kucing aku tapi punyaku oyen.. /Facepalm//Facepalm/
karina
up lagi thor. yg banyak 😁😁
vj'z tri
Thor setelah buat aku tertawa ,sekarang kamu buat ku 😭 😭😭🤧🤧
Lilyana Azzahra Dekranasda: kumenangis........ membayangkan...
total 1 replies
vj'z tri
kerennnn kerennnn kerennnn thorrrr 🥳🥳🥳🥳🥳
vj'z tri
makin seru Thor 🥳🥳🥳🥳
Sribundanya Gifran
lanjut
Putra Baja
gak sabar nunggu up
Tiara Bella
aku mampir Thor....ceritanya banyak,judul banyak ..otaknya encer kaliiiiiii.....semangat ya
Mineaa
ga sabar liat tumbang ny si ulet manipulatif....🤬
vj'z tri
gak sabar tunggu kotak Pandora ke buka 🤭🤭🤭🤭
vj'z tri: coba nanti aku tengok ya Thor 🤭🤭🤭
Serenarara: Ubur-ubur makan sayur lodeh
Minum sirup campur selasih
Coba baca novel berjudul Poppen deh
Dah gitu aja, terimakasih. /Smile/
total 2 replies
vj'z tri
🤣🤣🤣🤣🤣🤣jelita kan yang minta jadi figuran yng langsung di kabulkan author 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
vj'z tri
pakai bawang merang berapa ton Thor 😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭😭🤧🤧🤧🤧🤔
Wahyuningsih
mantap thor q ska thor klau pemrannya badas abis keren n gk mudah d tindas thor buat buat si goblok varel menyesl krna lbih memilih btu kli ke timbang tunangnnya sndri di buat segan mtipun tk mau biar nyakho dia d tggu upnya kmbli yg buanyk thor n hrs tiap hri sellu jga keshtn istrht yg ckp mkan tept wktu seeeeeeeemaaaaangaaaaaaaat thor 😁😁😁
Sribundanya Gifran
lanjut
Rina Nurvitasari
ceritanya bagus keren👍👍
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
beri ingatan sedikit demi sedikit ke lita nya thor, biar gak terlalu puyeng dia ngingat nya
ᵉᶠ・゚:* 𝕰𝖑𝖑𝖊 *:・゚
jika masalah di novel udah kelar, jelita nya balikin ke dunia asli nya lagi ya thor.
gak rela rasanya harus terpisah sama kak jordi nya 🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!