BENCI JADI BUCIN

Happy Reading 😍

Mira menatap tajam ke arah Revan, dia bangkit dan mendorong tubuh pria itu.

"Jangan kamu kira dengan ancaman video itu aku akan takut padamu!" ucap Mira tajam.

Revan tersenyum, dia tidak mau kalau Mira marah atau bahkan membencinya. Dia akan membuat Mira kembali mencintainya dengan cara mengambil hatinya.

"Baiklah, aku memang salah, akan ku hapus rekaman video ini" ucap Revan sembari memperlihatkan ponsel nya.

Mira semakin bingung dengan tingkah laku Revan, yang tadinya terlihat seperti seseorang yang terlalu ambisi, tiba-tiba berubah menjadi rubah yang manis.

"Maafkan aku Mira, ku mohon!" Revan memegang tangan Mira dan menggenggamnya erat.

"Lepas Revan, biarkan aku keluar dari kamar ini!" seru Mira.

Reven membiarkan Mira pergi dari kamar itu, dengan hati-hati Mira menutup pintu kamar tamu dan kembali ke kamarnya.

"Mudah-mudahan saja Kevin tidak bangun" Batin Mira.

Dia masuk kedalam kamarnya dan mendapati suaminya masih terlelap. Mira segera berbaring disamping Kevin dan segera menutup mata.

Keeseokan harinya.

Andika baru saja berpamitan kepada keluarga besar istrinya dan pergi menuju bandara Ngurah Rai untuk perjalanan bisnisnya ke Jakarta.

Mira sedang berada didapur dengan ibunya, mereka membuat olahan ayam betutu untuk menu makan siang dan rencananya nanti sore Kevin mengajak Mira untuk kembali ke Vila.

Revan yang baru keluar dari kamar tamu langsung menemui Mira didapur.

"Sedang bikin apa?" tanya Revan mendekati Mira.

"Masak ayam betutu ini Van, kesukaan Mira" Ibu Mira yang menjawab.

"Dari dulu makanan favorit kamu gak berubah ya Mir, dulu kamu sering membawa bekal kesekolah untukku dan itu masakan kamu sendiri, jadi kangen deh" ucap Revan.

Mira merasa risih dengan kehadiran Revan yang menurutnya mempunyai modus terselubung itu.

Dia hanya diam saja tanpa mempedulikan Revan yang sudah ikutan meracik bumbu untuk masakannya.

"Dulu Revan selalu kesini ketika kamu di USA, dia sering nanya in kabar kamu lo Mir" ucap Ibu.

Revan melirik ke arah Mira yang hanya diam sedari tadi.

"Mir, aku bantuin"

"Gak usah, apa kamu gak kerja? dari kemarin gak pulang-pulang!" ucap Mira ketus.

"Aku kerjanya santai kok," jawab Revan tersenyum.

Dia ingin mengambil hati Mira lagi, berusaha mendekatinya agar Mira mengingat perasaannya yang dulu.

"Ibu mau membeli kekurangan bahan ayamnya dulu ya Mir" ucap ibu.

Kemudian dia meninggalkan Revan dan Mira sendiri di dapur.

"Mir, apa kamu beneran udah gak ada rasa lagi sama aku, secara dulu kamu cinta banget sama aku dan ... "

"Cukup Van, semuanya sudah berubah, perasaanku sudah tidak sama lagi, aku sekarang sudah menikah, dan aku sangat mencintai Kevin." Jawab Mira tegas.

Dia sudah tidak mempedulikan Revan lagi.

Sedangkan diteras depan Kevin sedang serius membaca laporan tentang perusahaan-nya.

Thalia menggendong putrinya dan berjalan ke arah Kevin yang sedang duduk santai diteras.

"Hai Kevin" sapa Thalia.

Kevin yang sedang membaca laporan dilaptop mendongak, dia tersenyum sekilas kemudian kembali fokus ke laptopnya lagi.

Thalia kemudian duduk dikursi samping Kevin.

"Sudah lama tidak bertemu, kamu masih suka bekerja keras ya?" ucap Thalia.

"Bekerja keras memang hobiku" jawab Kevin.

"Iya aku tahu, dulu kamu selalu mengajariku tentang hal yang tidak ku mengerti, terkadang aku masih ingat saat di USA, dulu ketika aku lagi badmood kamu sering membelikanku coklat atau es krim" ucap Thalia.

Kevin hanya terdiam, entah kenapa rasanya sangat malas berbincang dengan wanita yang pernah menyakiti hatinya itu.

Luka yang ditorehkan oleh Thalia memang sangat dalam, tapi sekarang luka itu telah sembuh berkat hadirnya Mira disisinya. Rasa cinta yang menyakitinya telah Kevin kubur dalam-dalam.

Thalia merasa agak canggung dengan sikap Kevin yang menurutnya sedikit agak dingin. Padahal setahu dia Kevin adalah pria yang ramah dan perhatian.

"Bagaimana perasaanmu sekarang?"

Kevin menyerngit mendengar pertanyaan Thalia.

"Apa kamu masih menyimpan rasa itu?" tanya Thalia lagi.

"Rasa yang dulu sudah berubah dengan seiring berjalannya waktu, dan saat ini hanya Mira yang ada dihatiku, mengobati luka dalam yang tergores disini, jadi kamu jangan mengkhawatirkan masalah itu" jawab Kevin sambil menunjuk dadanya.

Thalia merasa sedikit malu atas ucapan Kevin yang ditunjukan kepadanya.

"Lili ingin kenal sama Uncle Kevin ya" Thalia mengalihkan kecanggungan dengan mengajak anaknya berbicara.

Kevin yang mendengar nya pun hanya melihat sekilas dan tersenyum. Kemudian dia menutup laptop dan berdiri.

"Kevin, kamu mau kemana" seru Thalia.

"Aku ingin ke tempat istriku" jawab Kevin.

Thalia ikut berdiri dan melangkah mendekati Kevin.

"Kenapa sekarang kamu berubah Kevin? dulu kamu tidak sedingin ini, apa karena aku yang menjadikanmu seperti ini? apa karena dulu aku tidak menerimamu? maafkan aku" ucap Thalia tanpa jeda.

Kevin menatap Thalia, kemudian dia berbicara serius.

"Maaf, untuk apa kamu minta maaf. Aku sudah tidak mengingat itu lagi, dan yang membuatku berubah adalah istriku, aku tidak ingin menyakitinya karena sikapku yang terlalu perhatian dengan wanita lain, permisi" Jawab Kevin kemudian meninggalkan Thalia diteras sendiri.

Wanita itu hanya diam sambil menatap kepergian Kevin.

Ternyata kamu memang sudah berubah Kevin, ada sedikit penyesalan dihatiku, maafkan aku karena dulu tidak menerima cintamu. Tapi kalau kamu memang mencintai adiku dengan sepenuh hati aku merelakannya. Aku hanya tidak ingin kamu balas dendam dengan Mira karena aku. Batin Thalia.

Kevin pergi ke dapur dimana Mira sedang memasak. Dia melihat Revan yang sedang disamping istri nya.

Revan yang tidak tahu kehadiran Kevin memanfaatkan keadaan. Dia tiba-tiba memeluk Mira dari belakan.

"Revan, apa yang kamu lakukan!!" teriak Mira.

Belum sempat Revan menjawab tiba-tiba ada yang menariknya dari belakang.

"BRENGSEK!!!"

BUGH

BUGH

BUGH

Revan dihajar oleh Kevin sampai bibirnya berdarah.

"Apa yang kamu lakukan terhadap istriku!!" seru Kevin dengan wajah sudah memerah.

Revan mengelap sudut bibirnya, dia tersenyum sinis.

"Hei bule brengsek, asal kamu tahu Mira dan aku dulu saling mencintai, jadi lebih baik lepaskan dia untukku" ucap Revan.

"Kevin, jangan dengarkan dia, itu tidak benar" Seru Mira.

Kevin tidak mempedulikan ucapan Revan. dia menghampiri Mira dan merangkul bahunya.

"Ayo kembali ke Villa sayang" ucap Kevin membawa Mira pergi dari hadapan Revan.

Beraambung ...

maaf baru bisa up..

othor lagi sibuk..