Liam, seorang DJ tampan di sebuah diskotik mewah, terperangkap dalam lingkaran setan. Ia dipaksa menjadi "pria bayaran" oleh Mr. Ricardo, pemilik diskotik yang kejam. Liam terpaksa menerima tip dari para wanita kaya, meski hatinya menolak. Ia berusaha bebas, namun ancaman Mr. Ricardo dan desakan teman-temannya membuatnya terjebak. Suatu malam, Amanda, seorang wanita muda kaya raya yang sering berkunjung ke diskotik tersebut, tertarik pada Liam. Amanda terbiasa mendapatkan apa saja yang diinginkannya dengan uangnya, namun Liam berbeda. Liam tidak tertarik pada uang Amanda, dan ini justru membuat Amanda semakin tertarik padanya. Amanda menawarkan Liam uang sebesar dua miliar rupiah untuk menjadi miliknya. Tawaran ini menjadi titik balik dalam hidup Liam. Apakah Liam akan menerima tawaran Amanda dan bebas dari jeratan Mr. Ricardo? Atau akan ada konflik yang akan terjadi? Akankah cinta mereka
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Little Fox_wdyrskwt, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
༺ ༻ BAB 4 ༺ ༻
...✧༺♥༻✧...
Amanda tersenyum tajam, matanya berbinar-binar. Ia tertarik dengan misteri yang terpancar dari Liam.
"Oh? Dan apa itu?" tanyanya, suaranya penuh dengan antisipasi.
Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang Liam, ingin mengetahui apa yang bisa ditawarkan Liam lebih dari uang. Ia ingin mengalami sesuatu yang baru dan menarik.
Liam menarik napas dalam-dalam, lalu berbisik di telinga Amanda, suaranya rendah dan menarik. Ia mengatakan sesuatu yang hanya bisa didengar oleh Amanda.
Rahasia yang hanya dibagi antara keduanya. Sesuatu yang lebih berharga dari uang, sesuatu yang lebih berharga dari sekedar kepuasan sementara.
Amanda terdiam sejenak, mencerna kata-kata Liam. Ia tidak mengharapkan ini. Ia tidak mengharapkan Liam akan menawarkan sesuatu yang selama ini belum pernah ia alami.
Ia merasakan sesuatu yang berbeda, sesuatu yang menarik dan menantang. Ia menatap Liam dengan tatapan yang berbeda, tatapan yang penuh dengan minat dan antisipasi.
"Baiklah," kata Amanda, suaranya rendah dan manis.
Ia menunjukkan kesepakatannya dengan usulan Liam. Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang Liam, ingin mengetahui lebih banyak tentang rahasia yang telah dibagikan Liam.
Ia ingin mengalami sesuatu yang baru dan menarik. Ia ingin mengetahui apa yang tersembunyi di balik misteri Liam.
Suasana di ruangan itu berubah. Tegang, namun juga menarik. Amanda menatap Liam dengan tatapan yang penuh arti, sementara Liam membalasnya dengan tatapan yang sama intensnya.
Udara di antara mereka bergetar dengan energi yang tak terlihat. Permainan baru telah mulai.
Amanda mengambil langkah pertama. Ia menarik Liam lebih dekat, hingga tubuh mereka bersentuhan. Sentuhan mereka menciptakan api yang membakar hawa nafsu.
Amanda mencium Liam dengan lembut, namun penuh kekuasaan. Ciuman yang menunjukkan kekuasaan dan pengendalian Amanda, namun juga menunjukkan minatnya yang dalam pada Liam.
Liam membalas ciuman Amanda dengan sama intensnya. Ia menunjukkan bahwa ia bukanlah sekedar mainan yang bisa dibeli dengan uang.
Ia adalah seorang pria yang kuat dan percaya diri, dan ia bisa menawarkan sesuatu yang lebih dari sekedar kepuasan jasmani. Ia menunjukkan bahwa ia memiliki sesuatu yang lebih berharga dari uang.
Ciuman mereka berlanjut, semakin lama semakin intens. Mereka terlibat dalam permainan yang menarik dan menantang. Permainan antara dua orang yang sama-sama kuat dan percaya diri.
Permainan antara dua orang yang sama-sama mencari sesuatu yang lebih dari sekedar kepuasan sementara.
Namun, di balik ciuman panas itu, Liam masih memikirkan rencananya. Ia masih memikirkan bagaimana ia bisa melepaskan diri dari jeratan Mr. Ricardo.
Ia masih memikirkan bagaimana ia bisa mencapai kebebasan yang ia inginkan. Ia menggunakan Amanda sebagai alat untuk mencapai tujuannya.
Di puncak gairah, Amanda tiba-tiba menghentikan ciumannya. Ia menarik diri dari Liam, meninggalkan Liam dalam kebingungan yang mendalam. Amanda menatap Liam sejenak, tatapannya tak lagi penuh nafsu, namun penuh perhitungan.
Ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan dari Liam, informasi yang ia butuhkan. Kini, ia tidak lagi membutuhkan Liam.
Amanda meninggalkan ruangan Liam dengan langkah yang tegas dan percaya diri. Ia bertemu Mr. Ricardo di lorong. Tanpa basa-basi, Amanda menawarkan bayaran dua kali lipat dari yang sebelumnya disepakati.
Uang itu jauh melebihi bayaran standar, jumlah yang cukup besar untuk membutakan mata Mr. Ricardo akan segala sesuatu. Ia ingin memastikan bahwa Liam akan datang lagi besok. Ia ingin memastikan bahwa ia akan mendapatkan apa yang ia inginkan dari Liam.
Mr. Ricardo menerima tawaran Amanda dengan senang hati. Ia tidak pernah menolak uang, apalagi uang sebanyak itu.
Ia setuju untuk memastikan Liam akan datang lagi besok. Ia akan melakukan apa pun untuk mendapatkan uang itu. Uang itu adalah segalanya baginya.
Amanda meninggalkan diskotik Inferno dengan mobil sport merah kesayangannya. Mobil itu melesat cepat di jalan raya, menunjukkan kebebasan dan kekuasaannya.
Ia telah mendapatkan apa yang ia inginkan, dan ia merasa puas. Namun, di balik kepuasan itu, tersimpan sebuah rencana yang lebih besar. Rencana yang akan membawa ia pada tujuan akhirnya.
Amanda menghentikan ciumannya secara tiba-tiba, meninggalkan Liam yang masih bergairah dalam kebingungan. Ia menatap Liam dengan tatapan dingin yang menghilang semua jejak gairah sesaat yang lalu.
Amanda, dingin dan tegas. "Cukup. Aku sudah mendapatkan apa yang kuinginkan."
Liam mengerutkan dahi, kebingungan terlihat jelas di wajahnya.
Liam, sedikit kesal. "Apa maksudmu?"
Amanda, sambil bangkit dan merapikan bajunya. "Kau sangat menghibur, tapi aku tak punya waktu untuk permainan yang lebih lama. Besok, kita lanjutkan."
Amanda meninggalkan Liam tanpa menunggu jawaban. Ia bertemu Mr. Ricardo di lorong.
Amanda, kepada Mr. Ricardo, dengan nada memerintah. "Dua kali lipat bayarannya. Pastikan dia ada besok. Aku tidak suka penolakan."
Mr. Ricardo, suara gemetar karena gembira. "Tentu, Nona Amanda! Tentu saja! Saya akan pastikan dia ada!"
Amanda, sambil mengeluarkan cek "Ini uang muka. Sisanya, kau terima besok setelah dia datang. Jangan mengecewakanku."
Mr. Ricardo, menerima cek dengan tangan gemetar."Tidak akan, Nona! Tidak akan!"
...✧༺♥༻✧...
Amanda meninggalkan Mr. Ricardo yang masih memandangi cek dengan mata berbinar. Ia masuk ke mobil sport merahnya.
Amanda, sambil menyalakan mesin mobilnya. "Besok… akan lebih menarik."
Mobil sport merah Amanda melesat kencang di jalan raya. Angin malam menerpa rambutnya yang terurai, namun ia tak menghiraukannya. Tatapannya kosong, namun senyum kecil tersungging di bibirnya.
Ia masih memikirkan Liam, wajah Liam yang tampan dan tatapan matanya yang penuh misteri masih terbayang jelas di benaknya.
"Dia… menarik," gumamnya lirih, suaranya penuh dengan minat dan antisipasi.
Ia tertarik pada Liam, bukan hanya karena tampilannya, namun juga karena kepribadiannya yang kuat dan misterius. Ada sesuatu yang menarik dan menantang padanya.
Amanda menghentikan mobilnya di lampu merah. Ia mengeluarkan ponselnya dan menelepon salah satu anak buahnya yang paling dipercaya.
Amanda, suaranya tajam dan tegas. "Aku butuh informasi lengkap tentang Liam. Semua detailnya. Riwayat hidupnya, keluarga, teman-temannya, segala sesuatu. Aku mau tahu segalanya tentang dia. Cepat."
Anak Buah, suaranya hormat dan taat "Baik, Nona Amanda. Saya akan segera mencari tahu."
Amanda mematikan panggilan telepon. Ia melanjutkan perjalanan, namun pikirannya telah dipenuhi oleh informasi tentang Liam yang akan segera ia terima.
Ia ingin mengetahui lebih banyak tentang Liam, ingin mengetahui semua rahasia yang tersimpan di balik wajah tampannya.
Ia ingin memahami Liam dengan lebih baik, dan ia akan melakukan apa pun untuk mendapatkan informasi itu. Permainan baru telah mulai.
Liam terduduk di sofa, masih mengenakan kemeja yang sedikit kusut. Detak jantungnya masih berdebar kencang, mengingat sentuhan dan ciuman Amanda tadi. Namun, kebingungan masih menyelimuti pikirannya.
Amanda pergi dengan tiba-tiba, meninggalkan Liam dalam keadaan yang belum puas. Ia masih belum memulai rencananya dengan Amanda, namun Amanda sudah pergi.
Di dalam hatinya, ia terus bergumam, Dalam hati, bergumam. "Apa dia tak suka aku melayaninya? Kok dia tiba-tiba pergi?"
Tiba-tiba, Mr. Ricardo menghentikan kebingungan Liam. Ia menghentikan Liam dengan memeluk Liam dengan keras.
"Kerja bagus!" seru Mr. Ricardo, suaranya penuh dengan kegembiraan.
"Kau apain wanita itu sampai besok ia mau bertemu denganmu lagi dengan harga dua kali lipat!"
Liam terkejut dengan pernyataan Mr. Ricardo. Ia belum melakukan apa pun kepada Amanda, namun Amanda sudah menawarkan bayaran dua kali lipat.
"Hah?!… Aku saja belum mulai apa-apa…" kata Liam, suaranya penuh dengan kebingungan dan keheranan.
Ia tidak memahami bagaimana hal ini bisa terjadi. Ia belum melakukan sesuatu yang istimewa kepada Amanda, namun Amanda sudah menawarkan bayaran yang sangat tinggi. Ada sesuatu yang tidak beres di sini.
...✧༺♥༻✧...
...Bersambung…...
terima kasih sudah mampir karyaku yaaa