Bagaimana jika degup ku tak kunjung meredup, sedangkan rasamu tak kunjung selaras. Bagaimana jika rindupun tak kian padam namun rasanya terus meredam. Ternyata benar tidak ada yang mampu menggenggam hujan. karena hujan jatuhnya selalu menyakitkan bukan. (Lavanya)
Kisah gadis Bar-Bar yang mengalami broken home, bukan hanya broken home tapi juga broken heart, sebab teman masa kecilnya sekaligus tentangga depan rumahnya mendadak menjauh dan renggang karena di antara keduanya terjadi kesalahpahaman hingga membuat keduanya menjaga jarak, namun memang dasarnya jodoh sudah di pisahkan pun tetap kembali bersama walaupun harus melalui jalur perjodohan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon y.al_29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jujur
Saat ini Lavanya berasa sedang di sidang oleh Alvin, Alvin benar-benar layaknya seorang kakak laki-laki yang sedang menciduk adiknya bersama sang kekasih yang memberikan berbagai pertanyaan, Lavanya yang terus-menerus di desak Alvin pun akhirnya merasa terpojokan, dia tidak punya cukup keberanian untuk berbohong kepada Alvin. sedangkan Xabiru hanya diam memperhatikan keduanya walaupun kenyataannya dia sedikit cemburu melihat interaksi keduanya.
"Bentar apa Bang, sini gue obatin dulu lukanya sedikit lagi aja itu" Oceh Lavanya.
"Kaga, gue mau lu ceritain semuanya sama gue, dan harus ceritain juga asal-usul nih bocah tanpa ada kebohongan sedikit pun, inget gue hapal gestur lu kalo lagi bohong" Ucap Alvin dengan tatapan sinis.
"Ck, iya-iya, dia Xabiru.." Belum sempat Lavanya bercerita sudah di sela terlebih dahulu oleh Alvin.
"Oh jadi dia yang namanya Xabiru" Serunya dengan melihat ke arah Xabiru dengan tatapan menelisik tajam.
"Bentar atuh ih, di potong mulu baru juga mulai" Kesal Lavanya.
"Iya sorry lanjut" Balas Alvin.
"Sebenarnya gue sama Xabiru udah tunangan Bang" Cicit Lavanya dengan pelan.
"HAH,,,apa?" Ucap Alvin dengan terkejut.
"Bang bisa pelan-pelan engga, tuh orang pada liatin kita pe'a" Ketus Lavanya dengan sinis.
"Sorry-sorry gue kaget, lu tunangan ga kasih tau gue, dan ga undang gue juga" Ucap Alvin dengan kesal.
"Sorry Bang, kita aja tunangan dadakan Bang, dan cuma keluarga yang tau" Balas Lavanya dengan ketus.
"Yakali lu lupa sama gue, tapi gimana bisa kalian tunangan, emang lu udah bilang kalo lu suka dia dari dulu" Celetuk Alvin tanpa beban, sedangkan Xabiru yang mendengar ucapan Alvin seketika kaget dan berakhir tersenyum lebar.
"Bang mulutnya astaga" Ucap Lavanya yang tengah menahan malu. " Kita tunangan karena perjodohan" Lanjut Lavanya sambil menunduk karena sedang menahan malu, sebab apa yang dia tutupi akhirnya ketahuan juga.
"Sebenarnya ini zaman apaan sih, masih ada aja perjodohan, heran gue, tapi dia selama ini, ga pernah macem-macemin lu kan, kaya kasar atau hina lu gitu" Ujar Alvin.
"Lu terlalu drama Bang, kebanyakan nonton film di Chanel ikan terbang lu" Ledek Lavanya.
"Gue serius ya, dan lu kalo berani macem-macemin dia, gue gaakan tinggal diem, karena dia adik gue satu-satunya" Ancamnya pada Xabiru.
"Gue pastiin gaakan terjadi apapun sama dia, tapi kalo kaya tadi itu di luar kendali gue" Jelas Xabiru.
"Gue rasa itu mobil emang sengaja ngincer Lavanya, soalnya gue sempet liat dia berenti di pinggir jalan, tapi pas Lavanya mau nyebrang dia tiba-tiba tancap gas dengan kecepatan tinggi, udah jelas itu sebuah perencanaan" Ujar Alvin sedangkan Lavanya dan Xabiru hanya saling tatap dan berpikir jika memang itu sebuah kesengajaan berarti apakah ada hubungannya dengan teror yang selama ini dia terima.
"Kenapa kalian malah jadi bengong, apa kalian tau dalang nya siapa? Musuh lu atau justru musuh lu Dek?" Tanya Alvin.
"Mm sebenarnya gini Bang, aku kasih tau Bang Alvin gapapa kan?" Tanya Lavanya pada Xabiru.
"Kalo itu bisa buat kamu lega , dan kamu percaya sama dia ceritain aja" Ucap Xabiru, dia lebih mementingkan kenyamanan Lavanya ketimbang egonya.
"Oke makasih, jadi gini Bang, gue pernah cerita kan sama lu dulu, gue sama Xabiru tiba-tiba asing dan renggang, nah ternyata itu tuh udah di rencanain sama seseorang entah musuh gue, atau musuh Xabiru yang jelas dia ga suka ngeliat gue sama Xabiru deket, dia juga yang buat gue sama Xabiru saling salah paham, dan sekarang dia balik neror gue lagi setelah sekian lama, mungkin karena gue keliatan selalu bareng Xabiru gitu bang" Jelas Lavanya panjang lebar.
"Gue paham sekarang, kayanya orang itu masih satu komplotan sama bocah-bocah yang waktu dulu gangguin lu di halte deh," Ucap Alvin." Butuh bantuan engga" Lanjutnya
"Mm mungkin, buat sekarang engga deh Bang, nanti kalo butuh pasti gue bilang Bang" Ucap Lavanya.
"Beneran ya, gue juga gamau lu kenapa-kenapa Dek" Ucap Alvin dengan khawatir.
"Santai Bang masih aman ini, Xabiru juga udah tau siapa orangnya tapi untuk yang tadi kayanya kita bakal selidiki dulu tadi mah kita kecolongan" Ujar Lavanya.
"Serius lu udah tau siapa pelakunya" Tanya Alvin dan di angguki oleh Xabiru.
"Okey gue berusaha percaya aja sama lu, balik gih ini udah malem" Ucapnya pada Xabiru dan setelahnya mengarah pada Lavanya.
"Lu beneran gapapa Bang" Tanya Lavanya.
"Abang aman Dek, udah sana pergi, gue titip Lavanya" Celoteh nya pada Aksara.
"Yaudah kita pamit dulu ya" celetuk Lavanya.
"Makasih udah nolong dia, gue duluan" Ujar Xabiru sambil berlalu pergi.
Xabiru dan Lavanya pergi meninggalkan Alvin sendirian.
"Gue bakal terus lindungin lu Dek, gue udah ga punya keluarga lagi selain lu, lu udah gue anggap adik gue sendiri" Guman Alvin yang melihat kepergian Lavanya dan Xabiru.
Lavanya dan Xabiru sudah sampai di kediamannya keduanya pulang ke rumah masing-masing. Sebelum turun mereka sempat berbincang di dalam mobil
"Maaf yah, hari ini aku hampir kecolongan, maaf aku hampir bahayain nyawa kamu, aku ga bisa bayangin kalo itu beneran terjadi, aku gimana seketika Ancur dunia aku" Terang Xabiru dengan lemah.
"Sutttt, ga boleh ngomong gitu ya, itu bukan salah kamu, itu di luar kendali kamu, aku aja yang emang kurang hati-hati" Ujar Lavanya.
"Hmm oh iya, sebentar aku mau telpon Karel dulu ya" Ucap Xabiru.
"Mau ngapain?" Tanya Lavanya tapi tak ada jawaban dari sang pacar.
"Hallo Kar?"
"Ada apa tumben nelpon" Tanya Karel to the point.
"Cek Cctv Jalan melati no 21 perhatiin mobil BMW hitam yang hampir nabrak Lavanya cari tau plat nomornya, dan gue mau lu retas nomer handphone yang nanti gue kirimin ke lu" Jelas Xabiru sedangkan Karel yang mendengarnya seketika kaget.
"What, Lavanya hampir di tabrak, terus gimana doi aman" Tanya Karel.
"Dia aman, lu ga lupa kan apa yang gue bilang tadi" Tanya Xabiru.
"Iya-iya gue inget, gue bakal cari sekarang juga dah" Celetuk Karel.
"Yaudah bagus, thanks bro" Ucap Xabiru.
"Yaelah kaya ke siap... Tut" Belum sempat Karel membalas ucapannya telpon nya sudah di tutup terlebih dahulu.
Sedangkan Karel di sebrang sana ngoceh-ngoceh tidak jelas.
"Aih, main tutup aja untung lu Xabiru coba kalo lu Kenzi udah gue bejek-bejek" Ocehnya dengan kesal.
"Abang kenapa sih ngoceh-ngoceh Mulu heran gue" Celoteh Karina.
"Biasa tuh Xabiru ngeselin maen tutup aja telpon gue belum juga gue selesai ngomong" Ujarnya pada sang adik.
"Tumben-tumbenan telponan sama Xabiru ada apaan Emang" Tanya Karina dengan penasaran.
"Itu dia minta tolong gue buat cek CCTV jalan melati no 21, sama retas nomer ga di kenal" Celetuknya.
"Buat apa emangnya" Tanya Karina kembali.
"Katanya tadi Lavanya hampir di tabrak sama mobil" Ceplos Karel.
"HAH,,, terus-terus gimana Bang, Lavanya baik-baik aja kan" Ucapnya dengan terkejut.
"Aduh keceplosan gue, huft dia baik-baik aja ko, ada yang nolong katanya Abang juga gatau nanya mulu kaya Dora, btw jangan kasih tau siapa-siapa dulu ya, tunggu Lavanya cerita sendiri. awas Abang mau kerja, Mayan nanti di TF Biru buat jajan Vanila" Celetuknya sambil berlalu pergi.
"Iya-iya aman, idihh aku juga pengen di jajanin lah" Ketus Karina.
"Lu minta aja sama mama, kalo ga ke papa" teriak Karel.
"Abang pelit" Teriak Karina tak kalah kencang.
Di sisi lain, laki-laki remaja dan perempuan remaja sedang berada di dalam apartemen mereka berdua terlibat perseteruan, keduanya sama-sama saling meneriaki satu sama lain.
"Lu apa-apaan sih hah, kaya gitu maksudnya apa mau tabrak Lavanya" Ujar sang pria dengan mencengkram rambut gadis tersebut.
"Sakit lepasin gue bajingan, lagian biarin, biar dia mati sekalian, dia tuh cuma benalu di hidup gue" Teriak si gadis.
"Bagus lu ngomong gitu, sadar diri dong lu tuh jauh sama Lavanya dia ga murahan kaya lu, ngomong pake otak, bukannya yang benalu disini lu ya" Balas si pria dengan membalikan tubuh si gadis lalu mencengkram dagu si gadis dengan kasar.
"Sakit, lepasin, kalo lu lupa lu juga selalu Ancam dia pake Xabiru, gue diem aja tuh" Ucapnya sambil membuang mukanya ke samping.
"Gue cuma Ancam doang ga ada tindakan apapun, sedangkan lu, lu udah gila hah, lu hampir bunuh dia sialan" Ucap sang pria sambil menatap gadis tersebut dengan tajam.
"Hal apa yang udah buat di sukai banyak orang dan punya segalanya, gue benci lu Lavanya, gue gaakan buat lu hidup bahagia, selamanya gue bakal usik ketenangan lu" Ucap gadis tersebut dalam hati.