NovelToon NovelToon
Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Takdir Cinta Mihrab Pesantren

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Nikahmuda / CEO / Pernikahan Kilat / Cinta Paksa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Gerimis Malam

Ahmad Al Fatih Pranadipa adalah siswa SMA yang dikenal sebagai pembuat onar. Kenakalannya tak hanya meresahkan sekolah, tetapi juga keluarganya. Hingga akhirnya, kesabaran orang tuanya habis—Fatih dikirim ke pesantren untuk dididik langsung oleh seorang kyai dengan harapan ia berubah.

Namun, Fatih tetap menjadi dirinya yang dulu—bandel, pemberontak, dan tak peduli aturan. Di balik tembok pesantren, ia kembali membuat keonaran, menolak setiap aturan yang mengikatnya. Tapi hidup selalu punya cara untuk mengubah seseorang. Perlahan, tanpa ia sadari, langkahnya mulai berbeda. Ada ketenangan yang menyusup dalam hatinya, ada cahaya yang mulai membimbing jalannya.

Dan di saat ia mulai menemukan jati dirinya yang baru, hadir seorang wanita yang membuatnya merasakan sesuatu yang tak pernah ia duga—getaran yang mengubah segalanya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gerimis Malam, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13

Teman-teman Fatih pulang tanpa kehadiran pemimpin Genknya tersebut. Bukan Fatih tidak ingin untuk ikut pulang bersama mereka, tapi mata seluruh santri memperhatikan seluruh gerak geriknya. Bagaimana bisa remaja itu kabur dari pondok. Ega, teman Fatih hanya memberikan satu bungkus besar rokok yang selalu Fatih hisap. Itu sudah membuat Fatih merasa sangat senang. Berapa hari tidak menghisap satu batang rokok, Fatih bagaikan tidak bisa untuk berpikir jernih. Tapi itu hanya pikiran Fatih, sebenarnya tapi benda itu Fatih bahkan terlihat lebih cerdas dengan pemikirannya, tubuhnya bahkan lebih berisi saat tak pernah lagi menghisap rokok.

Satu hari setelah kepulangan teman-teman Fatih, di pondok pesantren terdapat sebuah acara yang diikuti oleh seluruh santri termasuk seluruh pengajar pula. Tapi, Fatih tidak ikut dalam acara tersebut. Mendengar sambutan selamat datang kepada pemimpin pondok membuat Fatih akan merasa bosan mendengarnya. Jadi dia memutuskan untuk tidak hadir dalam acara tersebut. Tidur adalah yang terbaik dari pada membuang waktu pada hal yang tidak penting.

Seorang ustadz yang sedang melakukan inspeksi mulai memasuki kamar santri satu persatu. Tiba saatnya dia memasuki sebuah kamar yang terletak di lantai dua yang letaknya bersebelahan dengan tangga. Ustadz itu kemudian mengambil kunci khusus untuk membuka pintu kamar yang terkunci. Pria dengan peci hitam tersebut kemudian berjalan masuk dan menoleh silih berganti untuk memeriksa tempat tidur,betapa terkejutnya dia ketika melihat Fatih yang sedang tertidur lelap.

"CK.. CK.. CK... Anak ini lagi, anak ini lagi." sepertinya ustadz tersebut sudah bosan memergoki Fatih yang sedang tertidur.

"Hei, Bangun!" Fatih mulai mengerjapkan mata ya ketika merasakan tubuhnya sedang di guncang oleh seseorang. Fatih meringis pelan ketika merasakan sebuah benda memukul bokongnya dengan dengan pelan tapi menimbulkan rasa sakit.

"Bangun Fatih!" walau bukan ustadz yang memberi materi di kelasnya, tapi nama Fatih sudah sangat di kenal oleh ustadz tersebut karena remaja itu sudah terlalu sering melakukan kesalahan. Fatih mulai bangun dengan dengusan pelan.

"Ngapain kamu tidur, sementara teman-teman kamu ada di aula."

"Saya sakit kepala Ustadz." jawab Fatih.

"Alasan kamu!" sambar ustadz tersebut tak ingin mendengar alasan tak masuk akal dari Fatih.

"Benar ustadz, saya sakit kepala kalau dengar kata sambutan yang lama dan membosankan. Dari pada membuat diri saya sakit, lebih baik saya menghindar."

"Fatih... Fatih... Satu yang saya suka dari kamu. Selalu berkata jujur. Tapi jujur untuk menyakiti hati seseorang itu lebih baik diam dari pada berkata jujur." sahut ustadz tersebut.

"Saya bingung harus memberi hukuman apalagi untuk kamu. Sepertinya semua hukuman sudah kamu jalani."

"Kalau begitu, anggap saja ustadz enggak lihat saya. Gampang kan! Enggak nyusahin ustadz dan enggak nyusahin saya juga. Kita berdua jadi aman." kata Fatih dengan entengnya membuat ustadz Zul tertawa bukannya marah.

"Kamu ini. Sudah bangun sana kemudian bersihkan toilet!"

Fatih mendesah keras membuat Ustadz Zul mendengarnya dengan jelas. "Kenapa? Mau nambah?"

"Tentu tidak Ustadz." jawab Fatih pasrah. Kemudian dengan langkah berat mulai berjalan menuju toilet santri. Sebenarnya tidak sulit untuk membersihkan toilet itu karena kebersihan dalam pondok selalu terawat. Ustadz Zul terus memperhatikan Fatih membersihkan toilet itu. Hampir habis sabun dalam botol sekali tuang.

"Kamu mau buat teman-teman kamu jatuh karena licin?"

"Kan supaya lebih bersih dan harum ustadz."

"Kamu ini paling gampang cari alasan." tukas Ustadz Zul. Marah hanya akan membuatnya semakin sakit kepala dan tidak akan merubah sikap Fatih. Jadi ustadz Zul hanya berbicara seperti seseorang yang dekat dengan Fatih tapi tidak meninggalkan ketegasannya.

"Baikin sikatnya, masih banyak yang harus kamu bersihkan. Teruskan yah, nanti Ustadz akan kembali mengecek ulang." kemudian dia pergi meninggalkan Fatih seorang diri dengan sikat yang masih berada di tangannya.

Fatih berdiri berkecak pinggang melihat ustadz Zul yang sudah pergi menjauh. Fatih dengan kesal membanting sikat itu dari tangannya. Beberapa detik mengambil nafas kemudian menenangkan diri, dia kembali melanjutkan menyikat bilik kamar mandi. Tak bisa membantah karena hanya akan menambah jam kerja Fatih semakin banyak. Keringat bercucuran membasahi wajah tampannya. Sesekali tangan kanannya terlhat mengusap keringat yang terus-menerus jatuh.

Hampir seharian Fatih membersihkan toilet santri hingga tubuhnya terasa sangat remuk. Dia kembali ke kamarnya tanpa kata, tanpa menoleh, bahkan menyapa teman sekamarnya yang sejak tadi mengikuti pergerakannya. Fatih dengan langkah cueknya mengambil handuk lalu melenggang pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya yang terasa sangat kotor.

Edwin teman sekamar Fatih menatap dengan heran seakan Fatih kembali pada sikapnya yang seperti awal saat dia memasuki pondok.

Sesampainya di kamar mandi, Fatih mengeluarkan sebungkus rokok dan korek api yang dia selipkan di dalam handuknya tadi. Sebelum menyalakan rokok itu, Fatih mengecek kembali kunci pintu kamar mandi, apakah benar dia sudah menguncinya. Kemudian dia mulai menyakan korek api dan saat api itu terlihat jelas, dengan cepat Fatih mendekatkan ujung rokoknya. Pria itu kemudian menyandarkan tubuhnya ke tembok, menghisap batang rokoknya. Kini ruangan itu di penuhi dengan asap rokok. Fatih sangat menikmati kesendiriannya yang hanya di temani oleh rokok. Dia sangat menikmati momen ini, mata Fatih tengan memejam kemudian beberapa detik kemudian terbuka. Dia terus menghisap rokok itu hingga tersisa hanya puntungnya saja lalu membuangnya ke dalam kloset untuk menghilangkan jejaknya. Kemudian dia mengambil lagi satu puntung dan mulai membakarnya. Pikirannya menyelam bersama hilangnya asap rokok. Pikiran Fatih teringat pada kedua orang tuanya yang sangat berniat mengirimnya ke pesantren.

"Kenap harus di sini sih? Tempat ini itu enggak jelas, apa-apa harus hukum, apa-apa harus hukuman. Katanya Islam itu indah, tapi kok begini?"

"Gua tahu bukan Islamnya yang salah tapi orangnya. Enggak betah gua dalam kawasan banyak hukuman. Mending gua kabur aja."

Saat dini harinya Fatih melihat jam tangannya saat sholat tahajjud sudah lama di laksanakan. Sedikit lagi azan subuh akan berkumandang yang artinya, seluruh orang yang ada di pondok akan berada dalam mesjid untuk melaksanakan sholat subuh berjamaah. Kesempatan Fatih untuk kabur. Sebelum Genk Fatih pulang kemarin, tak lupa Fatih berbisik pada Atha untuk menjemputnya besok saat waktu subuh. Tidak boleh lebih. Karena hal itu bisa membuat rencana Fatih gagal.

Mengingat hal itu, Fatih kemudian mandi dan memakai pakaian kokonya lengkap dengan sarung. Agar semua orang tak curiga, dia harus memakai pakaian sholat tersebut.

Suara santri yang bertugas untuk membaca ayat suci Alquran sebagai pengantar sebelum datangnya adzan subuh, terdengar di seluruh penjuru pondok pesantren. Satu persatu santri dan santriwati mulai berdatangan untuk memasuki masjid tidak terkecuali Fatih.

Remaja itu memilih tempat bagian paling belakang dan di dekat pintu untuk membuat aksinya semakin lancar.

1
Ayu
hahaaa astaghfirullah Fatiih , berani bener ngasih bukti
Ayu
ayoh siapa itu , Nesya sama andien kah ..
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
ErNawati
lanjutttt
Putra Tambe
lanjut thor makin semangat aku baca nya🤩
Putra Tambe
cerita nya baguus aku suka
Putra Tambe
masya Allah, aku ikutan nangis saking bapernya😭😭😭
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Putra Tambe
terharu bangat semoga aja bisa berubah itu anak.......
Putra Tambe
Assalamu'alaikum thor aku coba hadir yach...
Ayu
Bagus Thor saya tunggu up berikutnya, semangat selalu
Ayu
hehehe ada ada aja ceritanya , lanjut kakak
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya
Aldebarand 98
Lumayan
Ayu
Masya Allah, nangis aku bacanya disini . kenapa taubatnya Fatih harus dibayar dengan mahal /Sob/
Ayu
sampai di bab 15 saya tidak bosan meneruskan baca novel ini , Semangat berkarya pokoknya /Rose/
Syafrinal Endri
lanjut Thor yg banyak bab nya makin seru aja
Evanscape
Cerita yang sangat bagus, jangan sampai dilewatkan. menarik banget.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!