Di tengah hiruk-pikuk kehidupan kota metropolitan, adalah seorang pemuda yang terjebak dalam lingkaran kemiskinan dan bullying. Setiap hari di kampusnya, ia menjadi sasaran ejekan teman-teman sekampusnya, terutama karena penampilannya yang sederhana dan latar belakang keluarganya yang kurang mampu. Namun, segalanya berubah ketika sebuah insiden tragis hampir merenggut nyawanya. Dikeroyok oleh seorang mahasiswa kaya yang cemburu pada kedekatannya dengan seorang gadis cantik, Calvin Alfarizi Pratama terpaksa menghadapi kegelapan yang mengancam hidupnya. Dalam keadaan putus asa, Calvin menerima tawaran misterius dari sebuah sistem Cashback yang memberinya kekuatan untuk mengubah hidupnya. Sistem ini memiliki berbagai level, mulai dari yang paling rendah hingga yang paling tinggi, di mana setiap level memberikan Calvin kemampuan dan kekayaan yang semakin besar. Apakah Calvin akan membalas Dendam pada mereka?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayya story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pulang Ke Kampung Halaman
Setelah hari wisuda yang penuh emosi, keesokan harinya Calvin mengajak ibunya untuk pergi ke desa Sukajaya. Sudah lama mereka tidak pulang ke kampung halaman, terutama sejak ayahnya meninggal dunia.
Mobil hitam mewah melaju di jalanan menuju desa, dikendarai oleh Arman yang tetap setia menemani Rina kemana pun dia pergi.selain menjadi pengawal dia juga menjadi sopir Rina ibu Calvin.
Di kursi belakang, Bu Rina duduk sambil sesekali menatap pemandangan luar jendela. Matanya berbinar, mengingat kenangan masa kecil Calvin di desa.
"Sudah lama kita tidak pulang ke sini, ya, Nak?" ucapnya pelan.
Calvin tersenyum dan menggenggam tangan ibunya dengan lembut. "Iya, Bu. Aku ingin Ibu bahagia. Setelah ini, kita sering-sering pulang, ya?"
Bu Rina mengangguk, hatinya hangat oleh perhatian putranya.
Beberapa jam kemudian, mereka akhirnya tiba di desa Sukajaya. Suasana desa yang asri dengan pepohonan rindang serta udara yang segar langsung menyambut mereka. Rumah nenek Calvin tampak masih berdiri kokoh, meskipun ada beberapa perubahan kecil.
Di halaman rumah, seorang wanita tua berambut putih duduk di kursi taman, menikmati sore hari. Begitu melihat mobil Calvin berhenti di depan rumah, matanya langsung berbinar penuh kegembiraan.
"Rina! Calvin!" serunya dengan suara gemetar penuh haru.
Calvin turun lebih dulu, kemudian membukakan pintu untuk ibunya. Begitu Bu Rina keluar, ia langsung berlari kecil dan memeluk ibunya erat.
"Ibu… aku rindu," kata Bu Rina sambil menahan tangis.
Nenek Calvin, yang sudah tua tapi masih terlihat sehat, membalas pelukan anaknya dengan erat. "Kamu pulang juga, Nak… Ibu rindu sekali."
Setelah melepas rindu, nenek beralih ke Calvin dan menatapnya penuh kebanggaan. "Kau sudah besar dan sukses sekarang, Calvin. Nenek bangga padamu."
Calvin tersenyum, lalu membungkuk dan mencium tangan neneknya. "Semua ini berkat doa Nenek dan Ibu."
Saat itu, seorang gadis muda keluar dari dalam rumah, tampak penasaran. Ia memiliki rambut hitam panjang yang tergerai, hidung mancung, bibir tipis, dan mata yang indah.
"Kak Calvin?" panggilnya ragu.
Calvin menoleh dan melihat gadis itu. Butuh beberapa detik baginya untuk mengenali siapa dia.
"Nadira?"
Gadis itu mengangguk pelan dengan senyum malu-malu.
Calvin terkejut. Terakhir kali ia melihat Nadira, gadis itu masih kecil dan sering mengikutinya bermain di desa. Sekarang, ia telah tumbuh menjadi seorang gadis yang cantik dan anggun.
"Kak Calvin sudah lupa sama aku, ya?" goda Nadira.
Calvin tertawa kecil. "Mana mungkin aku lupa? Dulu kau selalu mengganggu tidur siangku dengan merengek minta diajari membaca buku."
Nadira tertawa kecil, wajahnya sedikit merona. "Itu karena Kak Calvin pintar, aku ingin seperti Kakak."
Bu Rina dan nenek hanya tersenyum melihat keakraban mereka.
"Calvin, ayo masuk dulu. Ibu sudah menyiapkan makanan kesukaanmu," ajak nenek.
Tanpa menunggu lama, mereka semua masuk ke dalam rumah.
Di meja makan, hidangan khas desa tersaji dengan menggoda. Ada ikan bakar, sayur lodeh, tempe goreng, dan sambal terasi yang menggugah selera.
Calvin menatap makanan di hadapannya dan tersenyum lebar. "Aku kangen masakan nenek."
Nenek tertawa kecil. "Makanlah yang banyak. Kau pasti jarang makan masakan rumahan di kota."
Mereka pun menikmati makan malam bersama dengan penuh kebahagiaan. Suasana hangat keluarga memenuhi ruangan.
Saat makan, Nadira sesekali mencuri pandang ke arah Calvin. Ia masih tidak percaya bahwa kakak sepupunya yang dulu sering diolok-olok karena miskin kini telah berubah menjadi pria sukses dan tampan.
Setelah makan malam selesai, mereka duduk bersama di ruang keluarga, bercerita dan tertawa mengenang masa lalu.
Namun di tengah kebahagiaan itu, Calvin merasa ada sesuatu yang mengganjal di hatinya.
Malam semakin larut, dan semua orang mulai masuk ke kamar masing-masing untuk beristirahat. Calvin, yang tidur di kamar lamanya, berbaring di tempat tidur sambil menatap langit-langit.
Ia merasa damai, tapi sekaligus ada sesuatu yang mengusik pikirannya.
Dalam keheningan malam, ia bergumam pelan, "Ayah, semoga kau bisa melihat kami dari sana. Aku akan menjaga Ibu dan Nenek sebaik mungkin."
Matanya perlahan terpejam, menikmati ketenangan malam di kampung halaman.
Namun, tanpa ia sadari, di kejauhan… ada seseorang yang mengamati kedatangannya ke desa.
Keesokan paginya,Bibi Calvin saudara dari ibunya datang berkunjung bersama anak mereka yang bernama Laura.
Calvin sewaktu dulu lumayan dekat dengan keluarga Laura dan selalu menganggap Laura seperti adiknya sendiri,karena Calvin adalah anak tunggal dari Rina Dan Rudi Alfarizi Pratama.
Calvin tidak terlalu dekat dengan keluarga ayahnya,Karena mereka dari dulu tidak pernah suka ayah Calvin menikah dengan Rina ibu Calvin yang seorang wanita desa.
Calvin terkejut saat melihat Laura dan Bibi Calvin berjalan masuk ke rumah mereka. Dengan senyum yang lebar, ia menyambut mereka dengan hangat. Calvin menawarkan tangan untuk berjabat, tetapi Laura, yang sudah beranjak remaja, memilih untuk memeluknya.
"Kak Calvin, aku kangen banget!" ujarnya dengan suara yang bersemangat.
Calvin membalas pelukan itu dan tersenyum lebar,
"Aku juga kangen kamu, Laura." Calvin kemudian menoleh kepada Bibi Calvin yang tersenyum melihat kedekatan antara Calvin dan Laura.
Rina, ibu Calvin, keluar dari dapur dengan apron masih terikat di pinggang. Matanya berbinar melihat saudaranya dan keponakannya sudah berada di ruang tamu.
"Aduh, kamu sudah datang. Maaf ya, aku masih di dapur tadi," katanya sambil mendekati dan memeluk Bibi Calvin.
Bibi Calvin membalas pelukan itu,
"Tidak apa-apa, Rin. Aku tahu kamu pasti sibuk. Lagi masak apa, nih?"
"Oh, sedang membuat kue kesukaan Calvin. Kebetulan bahan-bahannya baru datang pagi ini," jawab Rina dengan ceria. Calvin, yang mendengar percakapan itu, hanya bisa tersenyum melihat kehangatan yang tercipta di antara mereka.
Mereka berbincang hangat di ruang tamu, berbagi cerita dan tawa. Calvin merasa beruntung, meskipun hubungan dengan keluarga ayahnya tidak terlalu baik, ia masih memiliki keluarga ibu yang sangat menyayanginya.
Kehadiran Laura dan Bibi Calvin membuatnya merasa lebih lengkap dan bahagia. Setelah lama tidak bertemu, Calvin merasa kembali terhubung dengan bagian dari keluarganya yang selama ini kurang ia kenal.
Nadira juga hadir disana,dia pun langsung ikut nimbrung ngobrol bersama Laura dan Calvin.
Sedangkan pada orang tua sedang sibuk membantu Didapur,tiba tiba paman Calvin ayah Laura datang menghampiri Calvin.
"Vin boleh paman bicara sebentar?" Tanya Rico
"Ouh boleh paman,mending kita ngobrol di teras samping aja paman sambil minum kopi" ujar Calvin
Rico pun langsung pergi bersama Calvin menuju teras samping,sedangkan Laura dan Nadira sedang asik ngobrol berdua.
"Dira,kamu nginep disini ya tadi malam kok jam segini udah disini aja sih?"
Tanya Laura
Nadira tersenyum kecil dan menjawab,
"Sebenarnya aku udah dua hari ini nginep disini Laura,kamu kan tahu keluarga paman kamu sama kak Andi pergi belum pulang. Jadi aku ga tega lihat nenek dirumah sendirian"
"Ouh seperti itu ya,aku pikir kamu udah siap jadi cucu menantu nenek jadi kamu ngebiasain diri nginep disini,hihihi.." ucap Laura sambil meledek Nadira
Nadira hanya tersipu malu mendengar kata kata Laura itu.
🎀 SELAMAT NOVEL ANDA LOLOS KE LIGA CHAMPIONS NOVEL PALING BIKIN NGANTUK 🎀