Ella Dan Emma adalah anak kembar dari sepasang keluarga terpandang yaitu Arkatama. Banyak dari orang orang yang merasa iri dengan keluarga yang terlihat cemara itu, padahal nyatanya salah satu dari anak mereka selalu disiksa baik fisik maupun batinnya. Namun setelah jiwa asing masuk keraga Emma justru semuanya terbongkar satu persatu dan kemudian menjadi rebutan dua pria yaitu kakak beradik, yang manakah salah satu dari mereka yang membuat Emma luluh? Baca kelanjutannya yuk
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alizar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
16
Bugh!
Syet!
Pats!
Perkelahian semakin sengit, terdengar dengan jelas suara yang semakin ricuh membuat para pengguna jalan merasa takut dan memilih untuk mundur bahkan sampai ada yang berputar balik karena merasa takut akan terkena serangan dari para sekumpulan para remaja yang berada disana.
Mereka adalah geng Beaver dan geng Elang Hitam. Kedua geng ini amat sangat bermusuhan, dimana ketua geng Elang hitam bernama (Vion Afkara Reynald) memiliki dendam kepada Alkairo.
Beberapa waktu yang lalu, Alkairo dan Vion balapan motor, sialnya Alkairo lah menjadi pemenang nya dengan taruhan yaitu area kekuasaan yang di pimpin oleh Vion.
Vion yang tak terima akan kekalahan nya, memilih bermain curang. Tapi justru meskipun telah bermain curang tetap saja ia kalah oleh Alkairo.
Akhirnya ia bersama anggota nya menyerang Alkairo yang kebetulan memang tengah berada di jalanan menuju basecamp. Alkairo dicegat oleh geng Elang Hitam yang membuat para Geng Beaver harus turun tangan, dan terjadilah tawuran antar kedua geng.
"Mengalah lah, Alkairo! " Ucap Vion disela perkelahian nya
Alkairo tersenyum tipis. "Nggak semudah itu! Lo yang nantangin kita, dan sekarang kita menang. Kenapa lo nggak bisa Terima kekalahan yang udah lo buat sendiri, " Jawab Alkairo
"Sialan! Anggap aja waktu itu gue belum beruntung. Tapi gue pastiin kali ini gue yang bakal menang. " Ucap Vion
Mereka terus bertarung mempertahankan kekuatan masing masing. Meski tak dipungkiri beberapa wajah dari mereka sudah dapat beberapa lebam, tapi tak membuat mereka menyerah begitu saja.
Sementara dari kejauhan seorang gadis memperhatikan pertempuran itu dengan santai. Sudah hampir 1jam lamanya ia berada disana dan menonton semuanya hingga bosan. Berkelahi seperti ini saja membutuhkan waktu yang begitu lama sekali, oh ayolah dirinya sudah ingin pulang dan ingin dengan segera merebahkan tubuhnya dikasur.
Mata gadis itu menatap semuanya dengan datar, pelan namun pasti ia turun dari motor nya dan masuk ke tengah tengah perkelahian.
Bught!
"Argh! " Teriak Vion saat tiba tiba ia ditendang oleh seseorang dari belakang.
Ia jatuh tersungkur ke tanah akibat tendangan yang kerasnya cukup lumayan. Alkairo yang menyaksikan itu terkejut dan menatap tak percaya pada orang yang telah menendang musuhnya.
"Anjing! Siapa lo dengan beraninya nendang gue ha! " Umpat Vion kesal setelah bangun dari jatuhnya. Vion berkata dengan nada yang tinggi membuat perkelahian yang tengah berlangsung itu berhenti dan semua mata menatap ke arah mereka.
Para inti geng Beaver terkejut setelah melihat siapa perempuan yang berdiri dengan santai ditengah tengah perkelahian.
"Gue? Ya manusia lah, lo kira gue hantu apa, " Sahut Emma cuek
"Gue tau lo manusia, maksud gue kenapa lo dateng dateng nendang gue, kita bahkan nggak kenal dan lo dengan lancang nya nendang gue. " Ucap vion kesal
"Oh, gue mau lewat. Udah 1 jam gue nunggu disana tapi perkelahian kalian nggak ada yang selesai satupun. Jadi ya gue turun tangan dan nargetin lo buat perkelahian ini berenti. " Sahut Emma santai membuat mereka semua tercengang
Ya, gadis yang membuat Vion jatuh tersungkur adalah Emma. Setelah pulang sekolah tadi, ia memutuskan untuk pulang dengan segera ke rumahnya karena sudah merasa lelah.
Namun saat diperjalanan ia malah melihat para sekumpulan remaja ini tengah berkelahi, dan beberapa dari mereka adalah orang yang Emma kenali yaitu Alkairo dan yang lain nya.
'Pantes aja tu bocah jarang ada disekolah, ternyata kerjaannya tawuran nggak jelas. Sekalinya dateng ke sekolah cuma buat masalah aja bagi gue. ' batin Emma melihat beberapa para murid SMA yang bajunya sama dengan yang ia pakai.
Awalnya Emma berpikir untuk melihat sebentar sebelum memutuskan untuk pulang kerumah, kan lumayan dapat tontonan gratis, tapi sialnya justru 1jam sudah ia berada disana dan tak ada satupun yang menang membuatnya bosan dan akhirnya memilih gabung agar perkelahian tak bermutu itu dengan segera selesai.
"Lain kali kalau mau tawuran jangan dijalan raya begini, kesian orang orang yang pada mau lewat ke ganggu karena ulah kalian. Kalian nggak sadar apa yang kalian lakuin itu bisa membuat para warga sekitar terkena dampaknya, " Ucap Emma membuat mereka terdiam
"Sekarang minggir! Gue mau lewat, " Ucap Emma lagi, berjalan menuju motor nya
Baru saja ia hendak mendekati motornya satu buah tongkat baseball sudah melayang ke punggung nya, tapi dia adalah Hanna woy, si ketua mafia nomor 1 tentu dengan kepekaan yang ia miliki tongkat itu tak sempat melukai punggung mulusnya
Bugh!
Duk!
Krek!
"Arrghhh! " Teriak Vion kesakitan akibat tangannya dipatahkan begitu saja oleh Emma
"Patah ya? Sorry deh. Lagian salah sendiri. " Ucap Emma enteng lalu pergi begitu saja
Emma memakai hlem full face nya dan dengan segera melajukan motornya meninggalkan mereka semua yang terdiam. "Cepat bawa Vion kerumah sakit, " Teriak Gibran inti dari geng Elang Hitam
Tawuran selesai setelah Elang Hitam bubar dan pergi menuju rumah sakit membawa ketua mereka agar segera ditangani.
"Buset beneran patah tu tangan? " Tanya Samudra setelah sadar dari rasa terkejutnya
"Kaya nya iya, lo dengar sendiri kan apa yang Emma bilang. " Ucap Archio
"Aniir badas beut, Emma diam diam menghanyutkan. " Timpal Aniq
"Itu benar Emma? " Kata Alkairo tak percaya.
Alkairo terkejut melihat Emma yang entah dari mana datangnya lalu menyerang Vion hingga membuat pria itu jatuh tersungkur menggores aspal.
Alkairo yakin sekali hal itu pasti sangat sakit mengingat cara jatuhnya Vion tadi. Vion terjerembab dengan wajah yang mendahului mengenai aspal, 'eu pasti ngilu, 'batin Alkairo
"Benar lah bro. Gila sih, gue nggak nyangka dia sekuat itu matahin tangan nya Vion. Btw apa yang di bilang sama Emma ada benar nya juga. Seharusnya kita jangan bikin rusuh dijalanan raya begini, takutnya bakal ngelukain para warga yang lewat. " Tambah Raden kembali membuat mereka terdiam dan membenarkan apa yang Emma katakan
Seharusnya mereka tidak melakukan itu, tapi ya mau bagaimana lagi? Geng Elang Hitam tiba tiba saja datang dan langsung menyerang mereka tanpa babibu, membuat mereka mau tak mau melawan perkelahian itu.
Jika mereka diam saja tentu tidak mungkin, yang ada mereka semua yang akan terluka parah.
"Sudah lah, cabut. Kita lanjutkan ke basecamp dan obati luka masing-masing, " Ucap Alkairo
"Oke deh, " Lanjut mereka, mereka pun menaiki kendaraan masing masing dan menuju basecamp untuk mengobati luka yang mereka dapatkan.
Sepanjang perjalanan Alkairo dibuat tak habis pikir dengan Emma. Siapa sebenarnya Emma ini? Bukankah ia hanyalah gadis cupu dan kutu buku? Lalu kenapa Emma bisa dengan santai nya melakukan itu tadi tanpa rasa takut sedikit pun.
Apakah memang seperti itu Emma asli atau bagaimana? Atau dirinya lah yang kurang update terhadap seseorang mengingat dirinya yang malas sekali datang sekolah.
Bahkan ia sangat jarang sekali berinteraksi oleh semua murid disekolah nya, ia hanya akan datang sekolah jika ingin, dan jika malas maka ia akan membolos.
"Ah memikirkan hal itu buat gue bingung, kayanya mulai besok gue harus rajin masuk sekolah biar gue bisa tau siapa lo sebenarnya. " Ucap Alkairo pada dirinya sendiri
***
"Dari mana kamu, Emma? " Suara nge bass milik Gustav membuat Emma berhenti dan menatap pria yang menjadi ayahnya itu
"Pulang sekolah, " Sahut Emma datar
Gustaf menghela nafas dengan kasar. "Pulang sekolah? Dijam yang sudah hampir magrib ini? " Tanya Gustaf
"Ya, lalu? " Balas Emma cuek
"Bicara yang jujur Emma! " Ucap Gustaf dengan nada yang naik 1 oktaf
"Apakah anda buta tuan Gustaf yang terhormat? Bukankah aku masih memakai seragam sekolah milikku? " Sarkas Emma datar
Deg!
Jantung Gustaf rasanya berhenti berdetak ketika mendengar nada bicara yang dikeluarkan oleh putrinya itu. Sebenarnya apa yang sudah terjadi? Apa yang sudah ia lewatkan sehingga putrinya ini berubah? Setau dirinya putrinya ini memiliki sikap manis dan berhati yang lembut, lalu kenapa Emma justru bersikap datar dan terkesan dingin padanya
"Emma, papa-"
"Tidak perlu dijelaskan. Saya tau dan saya mengerti. Saya tahu apa yang ingin anda katakan. Nanti saja kita bicarakan saya lelah dan saya butuh istirahat, permisi! " Ucap Emma yang langsung pergi begitu saja meninggal kan Gustaf seorang diri
"Huh! " Gustaf menghembuskan nafas dengan kasar, ia duduk di sofa dan memijat pelan pangkal hidung nya
"Sebenarnya apa yang sudah terjadi pada keluarga ku, " Lirihnya pelan
***
"Makasih ya mas, kamu sudah nemenin aku buat belanja. Aku senang banget deh, " Ucap perempuan itu dengan manja
"Iya sayang, sama sama. Selagi itu bisa membuat kamu senang apapun akan mas lakukan. " Balas pria itu
"Kamu emang yang terbaik, " Ucapnya
"Tapi apa nggak papa dengan suami mu? " Tanya pria itu
"Apa sih mas, aku tu udah seneng banget di temenin belanja sama kamu, kenapa harus bahas suami ku sih. " Ucapnya kesal
Ia kesal sekali kenapa juga harus membahas pria yang gila kerja itu kalau sudah beginikan moodnya sudah hancur dan berantakan.
"Ah mas salah, maaf maafin mas ya sayang. " Bujuk pria itu menangkupkan kedua tangannya
"Tau ah, " Jawab nya cuek
"Ayo kita belanja lagi, beli apapun yang kamu suka, asal kamu maafin mas. " Bujuknya masih berusaha
"Beneran? " Tanyanya yang membuat pria itu mengangguk
"Oke kalau gitu, aku ingin kita ke restoran yang ada disana, aku lapar dan ingin makan. " Ucapnya yang membuat pria itu tersenyum
"Baiklah, ayo. " Mereka pun menuju salah satu restoran mahal yang berada di mall tersebut
Mereka sama sekali tidak menyadari jika semua kegiatan yang mereka lakukan itu terekam dengan jelas oleh seseorang yang selalu memantau kemana pun mereka pergi dan lakukan.
(Send a picture)
'Semua sudah saya kirim nona, silahkan diperiksa'
Ting!
Satu buah nada pesan masuk membuat sang punya HP memeriksa nya dan membuka isi dari pesan itu tersenyum. Senyum nya tersenyum licik lalu berkata "pelan pelan namun pasti. Gue nggak akan ngotorin tangan gue buat ngehancurin kalian semua. Satu persatu sudah terkumpul dan kita tunggu tanggal mainnya. " Ucapnya tersenyum smirk