NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Cinta Yang Terbalaskan Oleh Takdir

Status: tamat
Genre:Tamat / Cintapertama / Percintaan Konglomerat / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Karir / Persahabatan / Romansa
Popularitas:377
Nilai: 5
Nama Author: Rumah pena

Ini adalah kisah antara Andrean Pratama putra dan Angel Luiana Crystalia.

kisah romance yang dipadukan dengan perwujudan impian Andrean yang selama ini ia inginkan,

bagaimana kelanjutan kisahnya apakah impian Andrean dan apakah akan ada benis benih cinta yang lahir dari keduanya?

Mari simak ceritanya, dan gas baca, jangan lupa like dan vote ya biar tambah semangat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumah pena, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 22 - Rumah yang Selalu Terbuka

Pagi di Bogor selalu terasa sejuk. Embun masih nempel di jendela kaca ruang tamu rumah Andrean. Aroma roti panggang dari dapur nyebar pelan, bercampur bau kopi yang baru diseduh.

Kayla lagi masak sarapan. Anelia bantu motong buah, Reyhan duduk di meja, ngelanjutin tugas sekolahnya.

Di luar, Lian main ayunan kecil yang mereka bikin bareng minggu lalu.

Andrean ngeliatin mereka sambil senyum tipis.

Dulu, nggak pernah kebayang hidupnya bakal kayak gini.

---

"Papa!" Lian teriak dari luar.

Andrean bangkit, jalan ke halaman belakang. Lian berdiri sambil nunjukin sesuatu di tangannya. Sebuah kertas kecil yang udah agak lecek.

"Apa itu, Lian?" tanya Andrean, jongkok di depan anak itu.

Lian nyodorin kertas itu. Tulisannya pudar, tapi Andrean tau betul bentuk hurufnya.

Itu tulisan Angel.

"Kalau suatu hari nanti aku nggak bisa nemenin kalian lagi, tolong ajarin Lian tentang langit. Katakan padanya, aku selalu ada di sana, dengerin dia nyanyi."

Andrean nahan napas. Dia pelan-pelan lipat kertas itu lagi.

"Ini dari mana?"

"Dari dalam boneka," jawab Lian. "Aku ngerobeknya waktu main. Ada kertas ini."

Andrean elus kepala Lian. Ada rasa hangat yang campur aduk sama perih lama.

"Mama Angel nitip pesan buat kamu," bisiknya.

Lian senyum pelan. "Aku juga mau nitip pesan buat Mama Angel, Papa."

Andrean bingung. "Pesan apa?"

Lian nunjuk langit pagi yang cerah. "Kita kirim pesan lewat balon, yuk!"

---

Sore itu, mereka semua ada di halaman belakang. Kayla bantu nyiapin balon-balon warna biru muda. Anelia nulis pesan di kertas kecil, Reyhan gambar bintang-bintang di kertas lain.

Lian, dengan serius, nulis pakai pensil warna biru kesukaannya.

Andrean berdiri di samping Kayla, megang balon paling besar.

"Nggak nyangka ide Lian begini, ya," gumam Andrean.

"Dia butuh penutup," jawab Kayla pelan. "Kita semua butuh."

Saat balon-balon dilepas ke langit, Lian lompat kecil sambil dadah.

"Selamat jalan, Mama Angel! Jangan lupa denger aku nyanyi, ya!"

Andrean meluk Kayla dari belakang. Ada rasa lega.

Seolah beban yang selama ini mereka tahan, pelan-pelan dilepas ke langit.

---

Malam itu, Andrean buka laptop. Di ruang kerja, hanya ada suara jari-jari mengetik pelan.

Dia lagi nulis bab baru buat novelnya. Kali ini ceritanya tentang seorang anak laki-laki yang nyari ibunya lewat lagu-lagu di bawah langit malam.

Kayla masuk, bawa dua cangkir teh. Dia duduk di kursi seberang Andrean.

"Lanjutin cerita kamu," katanya pelan.

Andrean angguk. Tapi tiba-tiba pandangannya berhenti di kotak kayu kecil di rak atas.

Kotak yang dulu dikasih Angel, isi surat-suratnya.

Dia belum pernah buka lagi setelah pemakaman.

Kayla nyadar. "Kalau belum siap, nggak usah sekarang."

Andrean diem. Lama.

Akhirnya, dia berdiri. Ambil kotak itu. Buka perlahan.

Di dalamnya, surat terakhir Angel yang nggak pernah dia baca.

Tangan Andrean gemetar waktu ngebuka lipatan surat itu.

"Drean... Terima kasih udah jadi rumah buat aku dan Lian. Kalau nanti aku pergi duluan, jangan sedih terlalu lama. Aku titip Lian, dan... jangan lupa bahagiain diri sendiri. Kamu pantas bahagia, Drean."

Mata Andrean panas. Air mata jatuh pelan di pipinya.

Dia nggak sadar Kayla udah berdiri di sebelahnya, pegang tangannya erat.

"Kita semua pantas bahagia," bisik Kayla.

Andrean angguk. Kali ini nggak ada penyesalan. Nggak ada rasa bersalah.

Hanya janji baru, buat nggak ngecewain orang-orang yang dia sayang.

---

Beberapa Minggu Kemudian.

Andrean, Kayla, dan anak-anak duduk di ruang keluarga. Di atas meja, ada beberapa undangan reuni SMA yang Andrean terima.

"Dateng nggak, Pa?" tanya Reyhan.

Andrean mikir sebentar. "Gimana ya? Lama nggak ketemu mereka semua."

Kayla senyum miring. "Mungkin lo butuh ketemu orang lama. Siapa tau... ada yang berubah juga."

Reyhan dan Anelia setuju. Lian cuma ngangguk sambil sibuk nyusun puzzle.

Akhirnya Andrean angguk. "Baiklah. Kita jalan rame-rame."

---

Malam reuni itu, Andrean berdiri di tengah halaman sekolah lamanya. Banyak wajah lama. Beberapa ngelirik heran, ada juga yang nyapa akrab.

Tapi ada satu orang yang dari tadi perhatiin dia.

Sorot mata itu... familiar.

Perempuan itu jalan pelan ke arahnya.

Langkahnya tenang, tapi ada sesuatu yang bikin Andrean nggak bisa ngelak.

"Andrean Pratama Putra," suara perempuan itu pelan.

Andrean melongo. "Lo...?"

Perempuan itu senyum tipis. "Gue balik, Dre."

Kayla yang berdiri di samping Andrean langsung pegang erat tangan suaminya.

"Siapa dia, Dre?"

Andrean masih bengong. Perempuan itu narik napas. "Nama gue... Lia."

---

BERSAMBUNG...

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!